PEMASANGAN DISTRIBUSI AWAS LISTRIK BISA MATI N UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERSYARATAN K3 PEMASANGAN DISTRIBUSI (EDITING JUNI 2016) H. SUMARSONO
Ruang lingkup pemasangan Distribusi SUTM : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan kelengkapannya serta peralatan pengaman dan pemutus. SKTM : Kabel tanah (Indoor dan outdoor termination, pelindung). Gardu Trafo : Transformator, Tiang, Pondasi Tiang, rangka tempat Transformator, Panel LV, pipa pelindung, instalasi grounding.
Konsfigurasi Jaringan sistem Tenaga Listrik SKTR dan SUTR : sama dengan SUTM dan SKTM yang membedakan adalah di dimensi. Konsfigurasi Jaringan sistem Tenaga Listrik 1. Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi) dengan konsumen tenaga listrik. Secara umum yang termasuk ke dalam sistem distribusi antara lain:
Sistem Distribusi : Gardu Induk (GI) Jaringan Distribusi Primer Gardu Distribusi (Gardu transfomator) Jaringan Distribusi Sekunder.
Gardu induk (GI) Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah pusat pembangkit tenaga listrik dan umumnya terletak di pinggiran kota. Untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat – pusat beban (konsumen) dilakukan dengan jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder.
Jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara tidak langsung maka bagian pertama dari sistem pendistribusian tenaga listrik adalah gardu yang berfungsi menurunkan tegangan dari jaringan transmisi dan menyalurkan tenaga listrik melalui jaringan distribusi primer.
Jaringan distribusi primer Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari gardu induk ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung. Sedangkan untuk sistem pendistribusian tidak langsung merupakan tahap berikutnya dari jaringan transmisi dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan menengah memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV. Seperti pada gambar di bawah ini
Sistem Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Gardu Distribusi Gardu Distribusi mempunyai dua sistem jaringan yaitu jaringan distrribusi primer(Tegangan Menengah) dan Jaringan distribusi sekunder (Tegangan Rendah). Gardu distribusi baik pasangan luar maupun pasangan dalam, dipasang trafo penurun tegangan untuk merubah tegangan menengah menjadi tegangan rendah untuk memasok beban – beban konsumen.
Jaringan Distribusi Sekunder Sifat pelayanan sistem distribusi sangat luas dan kompleks karena konsumen harus dilayani mempunyai lokasi dan karakteristik yang berbeda. Sistem distribusi harus dapat melayani konsumen yang terkonsentrasi di kota, pinggiran kota dan konsumen di daerah terpencil. Sedangkan dari karakteristiknya, terdapat konsumen perumahan dan konsumen dunia industri. Sistem konstruksi saluran distribusi terdiri dari saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: alasan teknis yaitu berupa persyaratan teknis, alasan ekonomis, alasan estetika dan alasan pelayanan yaitu kontinuitas pelayanan sesuai jenis konsumen:
Jaringan distribusi terdapat 4 Konfigurasi 1. Sistem Radial Sistem distribusi dengan pola radial ini adalah sistem distribusi yang paling sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang mensuplai gardu distribusi secara radial.
Sistem Radial
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu- gardu distribusi untuk konsumen , gardu distribusi adalah tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang. Bisa dalam bangunan beton atau dipasang diatas tiang.
Keuntungan dari sistem ini tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan sistem yang lain. Namun keadaaan sistem ini lebih rendah dibanding dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka seluruh gardu akan ikut padam, kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik / rendah , hal ini disebabkan jatuh tegangan terbesar ada di ujung saluran.
Sistem Hantaran Penghubung ( Tie Line)
Sistem Hantaran Penghubung (Tie Line). Sistem distribusi Tie Line seperti ditunjukkan Gambar , umumnya digunakan untuk pelanggan khusus yang tidak boleh padam (Bandar Udara ,Industri besar dll ).
Sistem ini memiliki minimal dua penyulang sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over Switch / Automatic Transfer Switch, dan setiap penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus tersebut sehingga bila salah satu penyulang mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di pindah ke penyulang lain.
Sistem Loop Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar dibawah ini dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu induk, sehingga dengan demikian tingkat keandalannya relatif lebih baik.
Sistem Loop
Sistem Spindel. Sistem Spindel seperti pada Gambardibawah ini adalah suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).
Sistem Spindel.
Pada sebuah sistem spindel biasanya terdiri dari beberapa penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan dihubungkan melalui gardu hubung. Pola spindle biasanya digunakan pada jaringan tegangan menengah (JTM) yang menggunakan kabel tanah / saluran kabel tanah tegangan menengah (SKTM).
Namun pada pengoperasiannya, sistem spindel berfungsi sebagai sistem radial. Di dalam sebuah penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR) atau tegangan menengah (TM).
Pemasangan Grounding Pembumian atau Grounding adalah benda logam yang di tanam dalam tanah berfungsi sebagai pelepasan muatan listrik , tanah atau bumi adalah sebuah masa yang bersifat netral dan memiliki volume yang luar biasa besar sehingga mampu untuk menyerap dan menetralkan muatan listrik sebesar apapun .
Tujuan Grounding Meniadakan bahaya tegangan atau arus kejut, Meniadakan bahaya kebakaran Meniadakan ketidakstabilan tegangan
Hal-hal yang harus ditanahkan Bagian pembuangan muatan listrik dari lightening arrester Bagian instalasi yang terbuat dari logam Titik netral dari transformator atau generator
Faktor yang mempengaruhi Tahanan Jenis Tanah Pengaruh keadaan struktur tanah Pengaruh unsur kimia Pengaruh iklim Pengaruh temperatur tanah
Sistem pentanahan gardu induk Gardu Induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer. Gardu Induk befungsi sebagai penyalur daya (KVA, MVA) sesuai dengan tegangan operasinya.
Karena peranannya yang sangat penting dalam menyalurkan daya listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer maka harus diterapkan sistem pentanahan yang memenuhi persyaratan sistem pengaman yaitu :
Kepekaan (Sensitivity) dan Keandalan (Reliability) Sensitivity : Sistem pentanahan Gardu Induk harus peka terhadap gangguan yang terjadi, dan secara proposional mampu mendeteksi gangguan dengan tepat di area atau zona yang di amankan Sistem Pentanahan Gardu Induk harus handal. Tidak boleh gagal, mampu bekerja sesuai dengan pengaturan yang diterapkan pada sistem pentanahan tersebut.
Hal – hal yang diperlukan dalam pemasangan gounding
PERALATAN KERJA 1. Toolkit Set.
2. Tang Press 3. Palu
4. Cangkul, Tali. 5. Gergaji Besi
6. Pengencang Stainless Steel
PERALATAN K-3 1. Helm Pengaman. 2. Sepatu Karet. 3. Sarung Tangan Kulit. 4. Pakaian Kerja. 5. Sabuk Pengaman 6. P-3 K
MATERIAL/ALAT BANTU 1. Ground Rod 2. BC 50 mm2 3. Klem Pentanahan 4. Pipa Galvanis 5. Stainless Steel Strap dan Stopping Buckles 6. CCO (Connector Al/Cu)
PERALATAN UKUR 1. Earth Tester
Cara kerja Earth Tester cara penggunaan earth tester: Pada switch pilih mode Ω. Tekan push button. Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke ujung volt meter, check kembali instalasi kabel. Adjust ohm meter sampai nilai voltase pada galvanometer “0 volt”. Lakukan instalasi earth tester seperti tampak jarak L adalah sebesar 5 meter. Baca nilai resistansi yang terbaca pada alat tersebut. Itulah nilai resistansi tanah.
Pemilihan Lokasi Pemilihan Bahan Penanaman Grounding Road Cara Penyambungan Grounding Road dengan Kabel Grounding Penanaman Kabel Grounding
Pemilihan Lokasi Lakukan pemilihan lokasi penanaman grounding road disekitar rumah anda, rencanakan berapa titik yang akan ditanamkan. Jika anda akan memasang beberapa buah grounding road usahakan jangan terlalu berdekatan , ditujukan supaya pembumian menyebar disekitar rumah anda. Dan juga untuk menjaga bialamana salah satu grounding rod sitim pembumiannya tidak bagus maka bisa dibumikan oleh grounding rod lainnya. Harus diperhatikan bahwa masing masing grounding road semua harus terhubung.
Lakukan pencarian tanah yang mudah ditancapkan Lakukan pencarian tanah yang mudah ditancapkan. Hindari penanaman grounding road di daerah tanah berbatu atau berpasir. Usahakan lokasi penempatan grounding road tidak terlalu jauh dari bangunan rumah, tapi harus diingat jangan sampai merusak sistim instalasi / pemipaan yang telah tertanam. Usahakan penempatan antara grounding road dalam garis lurus, tidak terlalu banyak berbelok belok.
Pemilihan Bahan Pemilihan grounding road dan kabel grounding yang akan diinstlasi harus sesuai standar , baik jenis maupun ukurannya. Grounding road yang paling bagus adalah pipa padat yang terbuat dari tembaga. Disamping sebagai daya hantar yang kuat, tembaga tidak mudah berkarat. Anda perlu memeriksa barang tersebut saat pembelian, karena kadang kadang banyak pipa yang dijual kelihatannya terbuat dari bahan tembaga padahal bagian dalamnya adalah besi biasa tapi bagian luarnya disepuh dengan tembaga. Untuk menchecknya anda bisa memotong secara diagonal maka akan kelihatan apakah asli atau tidak. Penggunaan besi biasa harus dihindari karena bahan ini sangat mudah berkarat.
Penanaman Grounding Road Lakukan penggalian tanah ukuran 30 x 30 kedalaman 50 cm Pertama coba tancapkan grounding road tersebut apakah mudah atau susah ditancapkan. Jika agak susah , buatkan bentuk lubang dimana grounding rod akan ditanamkan. Tuangkan air kedalam lubang tersebut hingga penuh Tancapkan grounding rod kedalam lubang tersebut dan tekan secara pelan pelan hingga beberap centimeter
Angkat sedikit grounding rod, dan biarkan air turun kebawah Tekan kembali grounding rod hingga beberapa centimeter dari kedalaman awal Tuangkan kembali air kedalam lubang , lalu ulangi menekan grounding rod. Sepanjang anda tidak menemukan tanah yang keras atau tanah berbatu , air akan membantu anda untuk menggeser lumpur atau pasir di dalam tancapan hingga grounding roda tertancap sampai habis. Lakukan hal tersebut secara berulang hingga grounding rod tertanam sampai habis
Cara Penyambungan Grounding Road dengan Kabel Grounding Cara menghubungkan yang paling bagus antara grounding rod dengan kabel grounding adalah dengan sistim pengelasan dengan menggunakan alat Cadweld. Setiap penyambungan harus menggunakan bubuk mesiu standar , karena pemakaian bubuk mesiu akan memepengaruhi kekuatan sambungannya. Hal ini juga dilakuan untuk penyambungan antara kabel grounding dengan kabel grounding dan juga untuk penyambungan antara kabel grounding ke plate terminal grounding.
Penanaman Kabel Grounding Lakukan penggalian tanah dari titik dimana grounding menuju masing masing titik grounding yang saling terhubung. Dan juga lakukan penggalian kea rah terminal grounding Buat galian disepanjang jalur lintasan dengan kedalaman antara 50 -60 cm
Tarik kabel grounding melalui jalur kabel tersebut, kemudian tempatkan di bawah galian. Pastikan panjang kabel sudah cukup hingga proses pengikatan dengan grounding road tidak akan susah. Jangan biarkan kabel grounding berlebih.
Setelah semua sambungan telah di koneksi dengan sistim cadwell, berikan pipa marking di tempat grounding rod tersebut. Gunakan pipa PVC 4 ‘’ dan ditutup dop pipa.
Kemudian lakukan penimbunan tanah didaerah galian sampai ketinggian 20 cm. Lalu padatkan. Kemudian beri tanda misalanya batu bata supaya dikemudian hari jika ada penggalian di sepanjang areal penanaman kabel, maka kabel akan aman. Setelah bata terpasang semua, kemudain timbun kembali hingga penuh. Lakukan penimbunan hingga betul betul padat.
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERIMA KASIH