KABUPATEN KAMPAR ANGGOTA : 1.BINTANG RAHMAD ZIKRI 2.DINA BR NABABAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HUKUM PERSEORANGAN ADAT
Advertisements

KD : 1. Mendeskripsikan sejarah dan perkembangan Islam di Indonesia.
Suku Asmat: Sosok Budaya Indonesia di Papua
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA
PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
Drs. Cyrus Ramot Marpaung
HUKUM WARIS ADAT Perkawinan, selain bertujuan memperoleh keturunan juga untuk dapat bersama-sama hidup pada suatu masyarakat dalam suatu perikatan (keluarga).
Suku Sasak Suku Sasak adalah suku bangsa yang mendiami Pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Suku ini berasal dari Jawa dan Bali. Sebagian besar masyarakatnya.
Pertemuan > Matakuliah: >/ > Tahun: 2007 Bina Nusantara Keluarga Jepang Dewasa Ini.
TUGAS SOSIOLOGI SUKU TENGGER SMA NEGERI 1 WARU 2011.
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)
Bung Tomo Tidak banyak orang Indonesia yang mampu menggerakkan massa melalui pidato-pidatonya. Selain Soekarno yang terkenal dengan julukan Penyambung.
PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO 9 & NO 8 TAHUN 2006 TENTANG   PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH.
MANAJEMEN PARIWISATA RIAU
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Menurut PERATURAN PEMERINTAH RI No 10 Tahun 1983
TATA CARA MEMPEROLEH KEWARGANEGARAAN RI
SISTEM HUKUM WARIS ADAT DI DESA TRUNYAN DAN TENGANAN BALI
KEDUDUKAN YPLP DASMEN PGRI JAWA TIMUR
KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN. DELI SERDANG
WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN
PENYIDIKAN NEGARA.
Warga Negara Pewarganegaraan.
120 menit Sejarah / program: IPA 1.
Kebudayaan Minang Pertemuan 7
Prosedur Pencatatan Pernikahan
MAKNA PROKLAMASI DAN KONSTITUSI PERTAMA
Tata Cara Penggunaan Lambang Negara Garuda Pancasila
Upacara Perkawinan Adat Banjar
Tradisi Unik di Berbagai Daerah untuk Menyambut Puasa
PROSEDUR PERKAWINAN OLEH: PUTU SAMAWATI, S.H.,M.H.
WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Maria Walanda Maramis Maria Yosephine Catharina Maramis atau yang lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dari.
PINTU MASUK DAN SALURAN PENYEBARAN AGAMA ISLAM
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
3. Kebijakan Pemerintah dalam bidang keagamaan
SEJARAH PERADABAN ISLAM 2
SEMINAR PROPOSAN KKN-PPM STIE-I DESA PULAU GAJAH
Perkembangan Arsitektur
WARGA NEGARA HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
Diskripsi Keberagaman Bangsa Indonesia
Jakarta Selayang Pandang
PENCEGAHAN dan PEMBATALAN PERKAWINAN
Maria Walanda Maramis XI IIS 2
DESA BATU PAPAN KECAMATAN BATANG CENAKU KABUPATEN INRAGRI HULU
BAB 9 TERBENTUKNYA NEGARA DAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Proses Masuknya Pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia.
Tugas ICT INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S
Presented By: Lailatul Hikmah
PENCEGAHAN dan PEMBATALAN PERKAWINAN
ADOPSI ANAK.
PESERTA PEMILIHAN Pasangan Calon yang diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik dan telah memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai peserta.
PAHLAWANKU BY: pasha 5D AKBAR 5D.
Sejarah Ekspedisi Bangsa Inggris
MAYA INDAH .S IKHWANUL MUSLIMIN.
Sejarah Unsrat Nama tokoh pahlawan nasional Dr. G.S.S.J. Ratulangi dipilih sebagai nama lembaga perguruan tinggi negeri di Provinsi Sulawesi Utara.  Dr.
SISTEM KEKERABATAN Dasar kekerabatan masyarakat Asmat adalah keluarga inti monogami, atau kadang-kadang poligini, yang tinggal bersama- sama dalam rumah.
Hak dan Kewajiban Warga Negara
PRESENTASI PPKN Anggota Kelompok : - Elizabeth M P (8B/9)
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS.
TATA CARA PEMBERIAN CUTI PNS (PP 11/2017 & Peraturan BKN 24/2017)
REVOLUSI INDONESIA.
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Universitas Negeri Jakarta
PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NO. 24 TAHUN 2017 TENTANG
Jakarta Selayang Pandang
PENGHAKIMAN ATAS BABEL
Agama Bahá’i.
TRADISI MAANTAR PATALIAN/JUJURAN PADA MASYARAKAT ADAT BANJAR OLEH: ARIE SULISTYOKO.
Transcript presentasi:

KABUPATEN KAMPAR ANGGOTA : 1.BINTANG RAHMAD ZIKRI 2.DINA BR NABABAN 3.SAID FARHAN HAIKAL 4.RIZKI DWI PUTRI 5.SANAYA NAFA 6.THANIA NABILA KABUPATEN KAMPAR

SEJARAH KABUPATEN KAMPAR

ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA Pada zaman belanda pembagian wilayah secara Administrasi dan Pemerintahan masih berdasarkan persekutuan hukum adat, yang meliputi beberapa kelompok wilayah yang sangat luas yakni : Desa Swapraja meliputi : Rokan, Kunto Darussalam, Rambah, Tambusai dan Kepenuhan yang merupakan suatu landschappen atau Raja-raja dibawah District loofd Pasir Pengarayan yang dikepalai oleh seorang Belanda yang disebut Kontroleur (Kewedanaan) Daerah / Wilayah yang masuk Residensi Riau. Kedemangan Bangkinang, memawahi Kenegerian Batu Bersurat, Kuok, Salo, Bangkinang dan Air Tiris termasuk Residensi Sumatera, Barat, karena susunan masyarakat hukumnya sama dengan daerah Minang Kabau yaitu Nagari, Koto dan Teratak. Desa Swapraja Senapelan/Pekanbaru meliputi Kewedanaan Kampar Kiri, Senapelan dan Swapraja Gunung Sahilan, Singingi sampai Kenegerian Tapung Kiri dan Tapung Kanan termasuk Kesultanan Siak ( Residensi Riau ). Desa Swapraja Pelalawan meliputi Bunut, Pangkalan Kuras, Serapung dan Kuala Kampar (Residensi Riau )

ZAMAN PEMERINTAHAN JEPANG Saat itu guna kepentingan militer, Kabupaten Kampar dijadikan satu Kabupaten, dengan nama Riau Nishi Bunshu (Kabupaten Riau Barat) yang meliputi Kewedanaan Bangkinang dan Kewedanaan Pasir Pengarayaan. Dengan menyerahnya Jepang ke pihak Sekutu dan setelah proklamasi kemerdekaan, maka kembali Bangkinang ke status semula, yakni Kabupaten Lima Puluh Kota, dengan ketentuan dihapuskannya pembagian Administrasi Pemerintahan berturut-turut seperti : cu (Kecamatan) , gun (Kewedanaan) , bun (Kabupaten), Kedemangan Bangkinang dimasukkan kedalam Pekanbaru bun (Kabupaten) Pekanbaru.

ZAMAN KEMERDEKAAN Setelah proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, atas permintaan Komite Nasional Indonesia Pusat Kewedanaan Bangkinang dan pemuka-pemuka Masyarakat Kewedanaan Bangkinang meminta kepada Pemerintah Keresidenan Riau dan Sumatera Barat agar Kewedanaan Bangkinang dikembalikan kepada status semula, yakni termasuk Kabupaten Lima Puluh Kota Keresidenan Sumatera Barat dan terhitung mulai tanggal 1 januari 1946 Kewedanaan Bangkinang kembali masuk Kabupaten Lima Puluh Kota Keresidenan Sumatera Barat serta nama kepala wilayah ditukar dengan sebutan Asisten Wedana, Wedana dan Bupati. Untuk mempersiapkan pembentukan pemerintah propinsi dan daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, maka komisariat pemerintah pusat di Bukit Tinggi menetapkan peraturan tentang pembentukan Kabupaten dalam Propinsi Sumatera Tengah yang bersifat sementara, dengan pembagian 11 (sebelas) Kabupaten, yakni :

Kabupaten Singgalang Pasaman dengan Ibukota Bukit Tinggi. Kabupaten Sinamar dengan Ibu Kota Payakumbuh Kabupaten Talang dengan Ibu Kota Solok. Kabupaten Samudera dengan Ibu Kota Pariaman. Kabupaten Kerinci/Pesisir Selatan dengan Ibu Kota Sei. Penuh. Kabupaten Kampar dengan Ibu Kota Pekanbaru, meliputi daerah Kewedanaan Bangkinang, Pekanbaru, kecuali Kecamatan Singingi, Pasir Pengarayaan dan Kecamatan Langgam. Kabupaten Indragiri dengan Ibu Kota Rengat. Kabupaten Bengkalis dengan Ibu Kota Bengkalis, meliputi daerah Kewedanaan Bengkalis, Bagan Siapi—api, Selat Panjang, Pelalawan kecuali Kecamatan Langgam dan Kewedanan Siak. Kabupaten Kepulauan Riau dengan Ibu Kota Tanjung Pinang. Kabupaten Merangin dengan Ibu Kota Muara Tebo. Kabupaten Batang Hari dengan Ibu Kota Jambi

Berdasarkan pembagian tersebut, diketahui bahwa tanggal 1 desember 1948 adalah proses yang mendahului pengelompokan wilayah Kabupaten Kampar. Pada tanggal 1 januari 1950 ditunjuklah Dt. Wan Abdul Rahman sebagai Bupati Kampar pertama dengan tujuan untuk mengisi kekosongan pemerintah, karena adanya penyerahan Kedaulatan Pemerintah Republik Indonesia hasil konfrensi bundar. Tanggal 6 februari 1950 adalah saat terpenuhinya seluruh persyaratan untuk penetapan hari kelahiran, hal ini sesuai ketetapan gubernur militer sumatera tengah no: 3/dc/stg/50 tentang penetapan Kabupaten Kampar, yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri. Sejak tanggal 6 februari tersebut Kabupaten Kampar resmi memiliki nama, batas-batas wilayah, rakyat/masyarakat yang mendiami wilayah dan pemerintah yang sah dan kemudian dikukuhkan dengan Undang-undang nomor 12 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom Kabupaten dalam lingkungan daerah Propinsi Sumatera Tengah.

Secara yuridis dan sesuai persyaratan resmi berdirinya suatu daerah, dasar penetapan hari jadi Kabupaten Kampar adalah pada saat dikeluarkannya ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah no : 3/dc/stg/50 tanggal 6 februari 1950, yang kemudian ditetapkan dengan peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kampar no : 02 tahun 1999 tentang hari jadi daerah tingkat II Kampar dan disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau no : kpts .60/11/1999 tanggal 4 februari 1999 serta diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah tk. II Kampar tahun 1999 no : 01 tanggal 5 februari 1999. Dalam perkembangan selanjutnya sesuai dengan perkembangan dan aspirasi masyarakat berdasarkan Undang-undang nomor 53 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (lembaran negara tahun 1999 nomor 181) tanggal 4 oktober 1999, Kabupaten Kampar dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabupaten yaitu Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Rokan Hulu.

Tokoh-tokoh kabupaten kampar MAHMUD MARZUKI ( Tokoh Pejuang Utama ) A. Kelahiran Dan Pendidikannya Mahmud Marzuki dilahirkan dikampung  Kumantan, Bangkinang dalam daerah provinsi Riau pada tahun 1915. Ayahnya bernama Pakih Rajo, bekerja sebagai Andemar dan disamping itu anggota partai Serikat Islam. Ia berasal dari Kubang Putih-Bukittinggi. Ibunya bernama Hainah, pekerjaan dagang beras dipasar Bangkinang. Mahmud Marzuki adalah anak tunggal yang hidup dalam kesederhanaan. Ayahnya meninggal dunia sewaktu ia berumur dua tahun. Masih kecil Ia telah yatim.

B. KARIERNYA Setelah ia menamatkan sekolahnya pada tahun 1936, berangkatlah Mahmud Marzuki meninggalkan India menuju Indonesia. Sesampainya di Bangkinang, ia disambut baik oleh bekas gurunya dulu yakni H. Abdul Malik, seraya mengangkat Mahmud Marzuki menjadi muptis atau penilik sekolah bagi sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah yang telah banyak berdiri dikenegrian Air tiris dan Kuok. selain Mangku penilik sekolah agama, maka untuk perbaikan masyarakat ia bertindak sebagai juru dakwa. Demi belanda memperhatikan bahwa pengaruh mahmud marzuki ini semakin besar,menyebabkan ia curiga, maka jejak langkahnya selalu diikuti oleh reserse belanda. Sekali peristiwa, belanda mencoba menjebak Mahmud Marzuki. kepada kepala negeri Bangkinang diperintahkan untuk mengundang Mahmud Marzuki dalam rangka memberikan uraian Isra’ dan Mi’raj. Justeru ada alasan bagi Belanda untuk menjerat lehernya. seTelah selesai pertemuan itu, kontler Belanda memanggil Mahmud Marzuki kekantornya dan menasehatkan agar Mahmud Marzuki jangan terlalu banyak berpidato. Mengingat oleh karena itu sempitnya jalan memberikan pengajian didaerah Bangkinang pada masa itu, maka Mahmud Marzuki lebih mengarahkan dakwahnya kedaerah Airtiris. Lagipula disini banyak teman seperjuangannya seperti ; H. Mhd. Khatib, H.Jaafar, Engku Malik Yahya, Engku Mudo Hamid dan pemimpin-pemimpin Muhammadiyah lainnya. Mahmud Marzuki sangat tertarik kepada Muhammadiyah karena amal bakti dibidang : Sosial, Agama dan Pendidikan yang diselenggarakan dalam organisasi ini. Justeru itu penghujung tahun 1939 ia diangkat menjadi ketua Muhammadiyah cabang kewedanaan Bangkinang.

Dalam kegiatan selanjutnya, pada tahun 1940 Mahmud Marzuki mendirikan sekolah Muhammadiyah di Kumantan Bangkinag. Tapi sayangnya, usaha beliau tersebut kurang mendapat sokongan dari masyarakat kampungnya itu. Pada tahun 1941 Mahmud Marzuki pidah ke Payakumbuh, disamping sebagi guru ia berfungsi sebagai mubaligh sambil terus mendalami ke Muhammadiyahannya, ia bertabligh keberbagai negeri di Sumbar seperti : Payakumbuh, Sliki, Solok, Sulit Air, Pariaman, Bukittingi dan Padang Panjang. Semakin lama namanya semakin tenar dan sangat digemari orang, sehingga jadilah ia seorang mubakigh yang ulung. Hampir diseluruh Sumatera Barat namanya dikenal orang, lebih-lebih karena isi pidatonya menarik hati, tata bahasanya sederhana dan mempunyai falsafah yang dalam. Adapun teman-teman seperjuangannya di Sumbar ialah : Buya Zulkarnaini, Buya Alimin dan Buya Rasyid. Akan kedudukannnya di Payakumbuh itu tidaklah menyebabkannya mengabaikan tugasnya didaerah Bangkinang (Riau).

Kemudian oleh karena situasi dan keadaan masyarakat di kewedanaan Bangkinang menghendaki tenaganya, maka Mahmud Marzuki diminta kembali kedaerah Limo Koto, kiranya beliau berkenan dan dengan aktif mencurahkan tenaganya. Dengan demikian Muhammadiyah yang tadinya terdiri dari beberapa ranting, sekarang semenjak dibawah pimpinannya dalam waktu relatif singkat telah menjadi 47 ranting, meliputi daerah Limo Koto, terutama di Airtiris, Bangkinang dan Kuok. Hanya sebagai partnertnya yang ideal dibidang politik, Mahmud Marzuki selalu didampingi oleh H. Mhd. Amin yang pernah menjabat sebagai ketua partai Muslimin indonesia (Parmi) dan kemudian beliau disebut-sebut sebagai salah satu seorang perintis kemerdekaan RI didaerah Kampar. Namun, karena pengurusan untuk mendapat pengakuan resmi dari kantor sosil (yang berwenang memberikan gelar itu), maka sampai saat ini kepada Buya Mahmud Marzuki maka dapat disandangkan prediket “ Perintis Kemerdekaan ” itu. Menyadari hal yang demikian, waktu belakangan ini, anak dan sanak keluarganya, sedang berupaya aktif mengurus pencapaian gelar Perintis Kemerdekaan RI bagi Mahmud Marzuki.

C. Perjuangan Dibidang Politik dan Fisik Kedatangan tentara Jepang memasuki daerah Bangkinang tidkalah menggemparkan masyarakat, karena Jepang jauh sebelumnya telah memberikan bukujan dan janjji-janji yang muluk-muluk kepada pihak kita Indonesia. Seakan-akan ia tidak hendak memusihi kita, malah hendak bekerja sama dalam menghadapi tentara sekutu, termasuk Belanda yang sedang menjajah kita. Akan tetapi, setelah memperhatikan bahwa janji Jepang yang muluk itu kenyataannya busuk. Katanya bekerja sama, tapi prakteknya kontra bahkan telah memperlihatkan sikap zalimnya karenanya. Pemimpin-pemimpin didaerah Kampar mulai mengadakan perlawanan lewat organisasi Muhammadiyah, antara lain dengan memberikan Latihan Keterampilan Kepanduan (HW) dan lain-lain. Dalam hal ini Mahmud Marzuki terus menjalankan perlawanannya. Dapat kita kemukakan bahwa sewaktu penjajahan Jepang ini ada suatu badan yang bernama Cu saniin. Badan badan ini beranggotakan  200 orang Ulama dan berkantor di Pekanbaru. Sebagai mewakili ulama dari daaerah Limo Koto, Ninik-Mamak menunjuk Mahmud Marzuki. Dengan jatuhnya bom atom di Hirosima dan Nagasaki Jepang mengaku kalah kepada tentara sekutu. Maka pada tanggal 17 agustus 1945, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan. Oleh karena hubungan diwaktu itu sulit, maka berita tentang Kemerdekaan RI lambat dan sulit diketahui rakyat di daerah-daerah.

A. LATIF DT. BANDARO SAKTI ( TOKOH SOSIAL KEMASYARAKATAN) Asal Kelahirannya Nama kecilnya abdul latif, kemudian digelari Dt. Bandaro Sakti. A. Latif Dt. Bandaro sakti lahir di kp. Langgini tahun 1901.

Pendidikannya Abdul Latif dimasukkan sekolah Goveernemen pada usia 8 tahun dan menamatkan SD kelas V di Bangkinang. Ia bermaksud hendak melanjutkan sekolahnya ke H.I.S di Bangkinang, tetapi karena tidak anak bangsawan, maka tidak berhak mengecap pendidikan yang agak tinggi, justeru itu tidak dibenarkan oleh kontler (wedana) Belanda yang waktu itu sedang menjajah bangsa kita. Kira-kira setahun lamanya Abdul Latif menganggur. Berhubung oleh kuat minatnya hendak melanjtkan sekolah, maka atas ajakan iparnya Martowijoyo Wagimin (suami kakaknya H. Jamiah) yang juga berasal dari Jawa yang sewaktu itu jabatannya Menteri Ukuir pada pemerintahan Belanda. Setibanya Dt. Bandaro Sakti beserta iparnya di Jawa, ia dimasukkan pada sekolah Amboes School ( sekolah tukang) di Batavia. Setamatnya dari sekolah tersebut, beliau sudah menetap di Batavia. Dalam kurun waktu ia memasuki kursus keterampilan. Dalam keadaan demikian tiba-tiba datang orang Bangkinang yang hendak menjemputnya.

Daftar Bupati Kampar Nama Periode Ali Lubis s/d Maret 1958 Abdul Muis Datuk Rangkayo Marajo s/d September 1958 Datuk Wan Abdul Rahman s/d Oktober 1959 Datuk Harunsyah 2 Januari 1960 - 11 Februari 1965 Tengku Muhammad 11 November 1965 - 17 Mei 1967 Raden Soebrantas Siswanto 18 Mei 1967 - 18 September 1978 A. Makahamid, S.H. 7 September 1978 - 14 Februari 1979 Sartono Hadisumarto 14 Februari 1979 - 14 Februari 1984 Syarifuddin 28 Mei 1984 - 3 Oktober 1986 H. Saleh Djasit, S.H. April 1986 - 03 April 1996 H. M. Azaly Djohan, S.H. 3 April 1996 - 4 Nopember 1996 Drs. H. Beng Sabli 4 Nopember 1996 - 5 April 2001 Drs. H. Syawir Hamid 5 April 2001 - 23 Nopember 2001 H. Jefri Noer 23 Nopember 2001 - 25 Maret 2004 H. Rusli Zainal 25 Maret 2004 - 23 September 2005 23 September 2005 - 23 November 2006 Drs. H. Burhanuddin Husin, M.M. 23 November 2006 - 10 Desermber 2011

PENINGGALAN SEJARAH KABUPATEN KAMPAR 1. Kerajaan Gunung Sahilan

Wilayah Rantau Kampar Kiri sangat identik dengan wilayah Kerajaan Gunung Sahilan. Hal ini disebabkan karena Kerajaan Gunung Sahilan adalah kerajaan yang paling lama hampir 400 tahun menguasai dan memerintah di wilayah hukum adat Rantau Kampar Kiri.

Kerajaan Gunung Sahilan merupakan puncak dari sistem sosial (perasaan kesebangsaan/raison d’entre) dari masyarakat adat Rantau Kampar Kiri, sehingga melahirkan suatu kelembagaan politik yang bernama Kerajaan Gunung Sahilan. Luas wilayah bekas Kerajaan Gunung Sahilan sama dengan luas Kecamatan Kampar Kiri asal yaitu seluas 347.578 Ha. Di dalam pembahagian wilayah berdasarkan hukum adat Kerajaan Gunung Sahilan wilayah Kerajaan ini adalah “Dari Pangkalan yang duo laras, Pangkalan Serai di laras kiri dan Pangkalan Kapas di laras kanan dihulu Sungai Subayang dan Sungai Batang Bio sampai ke Muara Langgai”.

Secara adat maka wilayah Kerajaan Gunung Sahilan dibagi menjadi tiga Rantau yaitu, pertama Rantau Daulat dari Muara Langgai sampai ke Muara Singingi dengan kampung-kampungnya, Mentulik, Sungai Pagar, Jawi-Jawi, Gunung Sahilan, Subarak, Koto Tuo Lipat Kain. Kedua, Rantau Indo Ajo, mulai dari Muara Singingi sampai ke Muara Sawa disebut Indo Ajo dengan nama negerinya adalah Lubuk Cimpur yang disebut dengan kapalo kotonya Gunung Sahilan.

2. Mesjid Jami’ Airtiris

Masjid ini dibangun pada tahun 1901 M atas prakarsa seorang ulama bernama Engku Mudo Songkal, sebagai panitia pembangunannya adalah yang disebut dengan “Ninik Mamak Nan Dua Belas” yaitu para ninik-mamak dari berbagai suku yang ada dalam seluruh kampung. Tahun 1904 masjid ini selesai dibangun dan diresmikan oleh seluruh masyarakat Air Tiris dengan menyembelih 10 ekor kerbau.

kini usianya sudah sekitar 102 tahun kini usianya sudah sekitar 102 tahun. Satu hal yang menarik dari Masjid Jami’ Air Tiris ini adalah adanya batu besar yang berbentuk mirip dengan kepala kerbau. Batu ini terletak di dalam bak air akan tetapi yang membuatnya menarik adalah kabar yang mengatakan bahwa batu ini sering berpindah dengan sendirinya tanpa ada satu orang punyangmemindahkannya.

Lokasi Masjid ini terletak di desa Tanjung Berulak, Pasar Usang, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia. Berjarak Lebih kurang 13 km dari Bangkinang, Ibukota Kabupaten Kampar dan 52 km dari Pekanbaru, Riau, Indonesia. Keunikan masjid ini adalah, bahwa seluruh bagian bangunan terbuat dari kayu, tanpa menggunakan besi sedikitpun, termasuk paku. Pada dinding bangunan, terdapat ornamen ukiran yang mirip dengan ukiran yang terdapat di dalam masjid di Pahang, Malaysia.

3. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru, Ibukota Provinsi Riau, sekitar 128 km. Kata “Muara” memunyai pengertian yang sudah jelas, yaitu suatu tempat sebuah sungai mengakhiri alirannya ke laut atau ke sungai yang lebih besar, sedangkan kata “Takus” berasal dari bahasa Cina, Ta berarti besar, Ku berarti tua, dan Se berarti candi atau kuil. Jadi arti keseluruhan kata Muara Takus adalah candi tua yang besar yang terletak di muara sungai.

Candi Muara Takus merupakan candi Buddha, terlihat dari adanya stupa, yang merupakan lambang Buddha Gautama. Ada pendapat yang mengatakan bahwa candi ini merupakan campuran dari bentuk candi Buddha dan Siwa. Bangunan yang utama adalah yang disebut Candi Tuo. Bangunan kedua dinamakan Candi Mahligai.

4. Makam Syekh Burhanuddin

Makam Syeh Burhanudin berlokasi di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. tepatnya didesa kuntu simpang empat lipat kain. Syekh Burhanuddin adalah salah seorang penyebar Agama Islam yang juga merupakan tuan guru dari tarekat naqsybandi. Syekh Burhanuddin lahir di Mekkah pada tahun 1111 M atau 530 H dan Wafat di Kuntu pada 1191 M atau 610 H.

Kemudian Syekh Burhanuddin menetap dan menyiarkan Islam di Kuntu, Riau, selama 20 tahun hingga meninggal pada tahun 1191 dan dimakamkan di tepian sungai Sebayang, Desa Kuntu. Makam tuan guru Tarekat Naqsabandiah ini ditandai dengan batang kayu sungkai yang kini telah menjadi batu fosil. Beberapa barang peninggalannya dipegang oleh keturunannnya baik buku kotbah, kitab, stempel, pedang maupun baju kebesarannya

Banyak hal-hal menarik yang dianggap keramat oleh masyarakat, baik pengikutnya maupun masyarakat luas, yang kemudian menjadikan imam ini menjadi mulia. Salah satunya adalah dua batu nisan yang menandai makamnya. Menurut H Junaidi, pimpinan Ponpes Burhanuddin Kuntu, batu nisan tersebut asalnya adalah pohon sungkai yang menjadi batu. Sejak ditanam hingga sekarang tak ada yang bisa mencabutnya. Bahkan, seekor gajah mencabutnya dengan belalai. Selain tak tercabut, ternyata gajah itu langsung mati. “Dulu tebing Sungai Subayang atau Sungai Kampar Kiri ini sering runtuh, namun setelah Syekh Burhanuddin bermakam di sana, tebing tersebut tak pernah runtuh lagi, bahkan aliran sungai itu beralih ke tempat lain

5.      Balimau Kasai

Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri.

Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas. Sedangkan kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa. Sebenarnya upacara bersih diri atau mandi menjelang masuk bulan ramadhan tidak hanya dimiliki masyarakat Kampar saja. Kalau di Kampar upacara ini sering dikenal dengan nama Balimau Kasai, maka di Kota Pelalawan lebih dikenal dengan nama Balimau Kasai Potang Mamogang. Di Sumatera Barat juga dikenal istilah yang hampir mirip, yakni Mandi Balimau.

Ciri khas daerah kampar Makanan khas : KUE PALITO DAUN Kue palito daun adalah makanan khas daerah provinsi riau dari kabupaten Kampar .Bahan utamanya adalah tepung beras ,bentuknya persegi warna kue bagian atas putih diletakkan diatas daun pisang kue ini bahan- bahannya sama dengan kue talam , lemang basuong , tetapi bentuk dan cara mengolahnya yang berbeda . kue ini dikatakan kue palito daun adalah apabila kita buka daun pisangnya maka bagian bawah dari kue ini seperti sumbu palito .sumbu ini terbuat dari gula enau yang dipotong – potong.

KUE JALO Kue jalo adalah makanan khas kabupaten Kampar .Bengkalis ,Siak ,Rokan Hilir sebagian Rokan Hulu tetapi perbedaan terdapat dipelengkapnya kalau di kabupaten Kampar pelengkapnya sarikayo , manisan dan kuah yang digunakan untuk kolak. Sedangkan untuk Bengkalis ,Siak , Rokan hilir dan sebagian Rokan hulu pelengkapnya adalah kari daging ( pacrinenas ). Bahan utamanya adalah tepung terigu bentuknya seperti jalo karena dibentuk dengan adonan yang telah masuk kecetakan berbentuk corong. Yang mempunyai 4 - 5 corong.

lapek bugih Lapekbugih adalah makanan khas dari kabupaten Kampar yang terbuat dari tepung ketan hitam dan putih

Gulai Asam Pedas Ikan Patin

Gulai Siput Kuantan

MINUMAN KHAS KAMPAR Dekla

Dadih Dadih adalah sebutan untuk susu kerbau liar yang sudah dipermentasi.

Rumah adat kampar Rumah Lontiok

Kesenian kabupaten kampar Alat musik perkusi terbuat dari logam. Enam buah calempong disusun dengan deretan nada tinggi ketengah pada sebuah kotak berukir yang terbuat dari kayu. Kotak atau rumah calempong juga sebagai ruang resonansi.

Seni Gubano atau sering disebut dikiu gubano biasanya diadakan pada acara adat pernikahan.Di kiugubano termasuk musik tradisi gabungan vokal dan instrumental. Instrumental yang digunakan adalah gubano (rebanabesar). Jumlah pemainnya antara 5 hingga 10 atau 12 orang.

Gambang Gambang adalah alat musik perkusi/pukul yg terbuat dari bilah papan atau bambu 6 buah dan dimainkan oleh 1 atau 2 orang seperti pemain calempong

ADAT PERNIKAHAN DI KAMPAR  1. Menggantung-gantung      Acara mengantung-gantung di adakan beberapa hari sebelum perkawinan atau persandingan dilakukan.Biasanya kegiatan yang dilakukan adalah menghias rumah dengan pernak pernik pernikahan khas kab Kampar 2.Malam Berinai Adat atau upacara berinai merupakan pengaruh dari ajaran Hindu. Makna dan tujuan dari perhelatan upacara ini adalah untuk menjauhkan diri dari bencana, membersihkan diri dari hal-hal yang kotor, dan menjaga diri segala hal yang tidak baik. Di samping itu tujuannya juga untuk memperindah calon pengantin agar terlihat lebih tampak bercahaya, menarik, dan cerah. 3. Acara Resepsi Pernikahan.        Dihari resepsi pernikahan ada yang dinamakan jemput makan, yaitu  mempelai perempuan beserta sanak saudara mendatangi rumah mempelai laki-laki. 4. Ibu-ibu membantu memasak di rumah mempelai wanita.

5. Acara Shalawatan (Badiqiu)      Badiqi umerupakan suatu acara yang ada dalam kebudayaan masyarakat kampar. Acara ini dilakukan oleh para tokoh-tokoh dan sesepuh adat pada malam hari sebelum acara resepsi pernikahan dilakukan, agar acara pernikahan ini berlangsung dengan hikmat dan keluarga yang baru menjadi keluarga yang utuh hingga akhir hayat. 6. Acara Pengantaran Pihak Lelaki kerumah Pihak Perempuan (Ba'aghak)      Dengan dentuman Rebana dari para tokoh adat ini, menambah kehikmatan nilai budaya yang sakral pada acara pengantaran Pihak Lelaki kerumah Pihak Perempuan, biasanya shalawatan selalu di kumandangkan hingga akhirnya Pihak Lelaki sampai kerumah Pihak Perempuan. 7. Acara Pengantaran Pihak Lelaki dengan membawa Hantaran (Jambau) 8. Menyembah.        Setelah upacara akad nikah selesai dilakukan seluruhnya, kedua pengantin kemudian melakukan upacara menyembah kepada ibu, bapak, dan seluruh sanak keluarga terdekat. 9. Bersanding.        Menyandingkan penganting laki-laki dengan pengantin perempuan yang disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat, dan jemputan. Inti dari kegiatan ini adalah mengumumkan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah sebagai pasangan suami-istri.

Permainan tradisional Patok Lele adalah permain yang berasal dari kab Kampar.

Perang Mariam adalah permainan yang sangat popular pada tahun 90an yang dimainkan saat bulan suci ramdhan.