SETIAP ANAK TERLAHIR GENIUS !!

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN AUD
Advertisements

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR
Pendekatan Pembelajaran Tematik Pada Siswa TK (4-6 thn)
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR
Pada Masa ini anak sangat aktif
Keterampilan Dasar Mengajar
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Oleh : Valentin Quanti s
MAHASISWA PGSD SEMESTER 1 FIK UNY
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN ANAK
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Pembelajaran TIK – Bahasan 1
Masa Kanak-Kanak Akhir/ Masa Sekolah
MOTOR LEARNING ASEP MAULANA RIESTYANI
MASA ANAK-ANAK AWAL 2-6 TAHUN.
Indra | Sulastri.  Teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Model discovery learning
Teori perkembangan kognitif Piaget
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Periode Bayi (Infancy)
BERMAIN DAN JENIS PERMAINAN
Perkembangan Kognitif & Bahasa
Perkembangan Psikososial Usia 1-3 Tahun
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
Model discovery learning
Persepsi Benda dan Persepsi Sosial
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
JEAN PIAGET (1896 – 1980).
Prof. DR. Fawzia Aswin Hadis
PERTEMUAN 2 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
Keterampilan Dasar Mengajar
Bermain Bayi Usia 0-2 thn.
KOMUNIKASI PADA ANAK DAN KELUARGA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Keterampilan Dasar Mengajar
Peranan Guru Untuk Membantu Pengembangan Kemampuan Fisik Motorik Anak
Perbedaan Individu Berbagai Kemampuan dan Cara Mengukur
PENGEMBANGAN 6 ASPEK KEMAMPUAN ANAK USIA DINI
PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA
Perkembangan Intelek dan Bahasa Anak
PERKEMBANGAN ANAK USIA 4 -6 TAHUN
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
Tumbuh Kembang 1 Iis Sri Patmawati, S.Kep. TUMBUH KEMBANG USIA BAYI.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
PENILAIAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS AGUSNADI TALAH.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
“P ERKEMBANGAN S OSIAL -E MOSIONAL MASA KANAK - KANAK AKHIR ” ( USIA 6-12 TAHUN ) N AMA : M AWAR S IMANJUNTAK NIM :
KORESPONDENSI SATU-SATU
By. Faradilla Safitri, S.ST., M.Kes
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MODEL PEMBELAJARAN.
PSIKOLOGI PENDIDIKAN KELOMPOK 5 Anggota :1.Roni Hermawan ( ) 2. Joko Sutrisno( ) 3. Ilvan Triyudha Pangestu( ) 4. Resti Nurmaya( )
Transcript presentasi:

SETIAP ANAK TERLAHIR GENIUS !! Manusia adalah mahluk Allah yang paling sempurna !! SETIAP ANAK TERLAHIR GENIUS !! I Q : Kecerdasan Intelektual 100 milyar Neuron 1000 triliun titik sambungan sinaptik 280 kuintiliun memori

5% Sd 20% saja Kontribusinya PENGELOLAAN ORANG LAIN 7 Kecerdasan Kognitif: Hanya 5% Sd 20% saja Kontribusinya terhadap keberhasilan ! LOGIKA MATE-MATIKA BAHASA SPASIAL SENI KINETIK PENGELOLAAN DIRI PENGELOLAAN ORANG LAIN

SETIAP ANAK TERLAHIR SUCI !! Manusia adalah mahluk Allah yang paling sempurna !! SETIAP ANAK TERLAHIR SUCI !! TABULA RASA E Q & SQ : Kecerdasan Emosi & Kecerdasan Spiritual S.D 80% Kontribusi terhadap keberhasilan!

C. ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Ada 6 aspek perkembangan anak yang sangat penting dan harus dipertimbangkan sebagai fungsi interaksi. Pertumbuhan anak pada 6 aspek perkembangan ini membentuk fokus sentral dari pengembangan kurikulum bermain kreatif pada anak usia dini. Kesadaran Personal: Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki kontrol atas lingkungannya. Melalui bermain anak dapat menemukan hal yang baru bereksplorasi, meniru dan mempraktikkan kehidupan sehari-hari sebagai sebuah langkah dalam membangun keterampilan menolong dirinya sendiri , keterampilan ini membuat anak merasa kompeten Pengembangan Emosi: Melalui bermain anak dapat belajar menerima , berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif

3. Membangun Sosialisasi: Bermain memberi jalan bagi perkembangan sosial anak ketika berbagi dengan anak lain , sebagai sarana bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap egosentris. Mereka juga belajar sikap prososial seperti menunggu giliran, kerja sama, saling membantu dan berbagi 4. Pengembangan Komunikasi: Bermain merupakan alat yang paling kuat untuk membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya penerimaan serta pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain secara spontan Secara spesifik bermain dapat memajukan perkembangan komunikasi dari segi komunikasi: bahasa reseptif (penerimaan; yaitu mengikuti petunjuk-petunjuk dan memahami konsep dasar, ekspresif (yaitu kebutuhan mengekspresikan keinginan, perasaan, penggunaan kata-kata, frase, kalimat dan berbicara secara jelas dan terang), komunikasi nonverbal (yaitu penggunaan komunikasi kongruen , ekpresi muka , isyarat tubuh, isyarat tangan) dan memori pendengaran /pembedaan (yaitu memahami bahas berbicara dan membedakan bunyi)

5. Pengembangan Kognitif : Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk secara aktif terlibat dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugas –tugas perkembangan kognitif lainnya Selama bermain anak menerima pengalaman baru, memanipulasi bahan dan alat, berinteraksi dengan orang lain dan mulai merasakan dunia mereka Bermain adalah awaln untuk semua fungsi kognitif lainnya 6. Pengembangan Kemampuan Motorik : Kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan. Aktivitas sensori motor yang meliputi penggunaan otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perseptual motorik pada beberapa area: Koordinasi pada mata-tangan atau mata-kaki : seperti menggambar, menulis, melempar, menangkap, menendang dll Kemampuan motorik kasar : seperti melompat, berbaris, berguling, merayap dll Kemampuan statis (bukan motorik kasar): seperti menekuh, meraih, memutar dll Manajemen tubuh dan kontrol : seperti menunjukkan kepekaan tubuh, keseimbangan, kemampuan untuk memulai, berhenti

D. POLA PERKEMBANGAN ANAK Kelahiran sd 3 Thn 3 – 4 Tahun 5– 6 Tahun 7 – 8 Tahun

Kelahiran sd 3 Thn 3 – 4 Tahun 5– 6 Tahun 7 – 8 Tahun

Tahap Sensori Motor (Usia 0-2 tahun): Terbatas pada gerakan refleks Waktu sekarang dan ruang yang dekat saja Mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal Mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik Mulai menggunakan beberapa hal atau peralatan untuk mencapai tujuannya Melakukan berbagai eksperimen dan menemukan berbagai cara baru

b. Tahap Pra-Operasional (Usia 2 – 7 tahun): Adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek, mulai menerima rangsangan yang masih terbatas Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. (intuitif dan imajinatif) Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Kemampuan bahasa mulai berkembang walau pola pikir masih statis dan belum bisa berpikir abstrak Persepsi mengenai waktu dan tempat masih terbatas Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

Perkembangan yang jelas terlihat pada masa ini berbeda dengan masa sebelumnya ialah kemampuan mempergunakansimbol. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain atau sebaliknya sesuatu yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata atau abstrak. Dengan berkembangnya kemampuan mensimbolisasikan ini, anak memperluas ruang lingkup aktivitasnya yang menyangkut hal-hal yang sudah lewat, atau hal-hal yang akan datang, dan masa sekarang. Pada akhir masa pra-operasional, dasar-dasar pengelompokkan benda atas dasar sifat-sifat khusus dan benda-benda tersebut sudah bisa dilakukan, tetapi baru dengan satu dimensi saja. Piaget mengatakan anak-anak pada masa pra operasional belum bisa memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara serempak.

b. Tahap Konkret -Operasional (Usia 7 – 11 tahun): Mulai bisa menjalankan operasional dan menggunakan logika (mulai bisa menyelesaikan tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi) Proses tahapan pentingnya : Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya. Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang. (Egosentrisme pada anak terlihat dari ketidakmampuannyauntuk melihat pikiran dan pengalaman sebagai dua gejala yangmasing-masing berdiri sendiri.

b. Tahap Formal -Operasional (Usia 11 – dewasa) Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moralperkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

CIRI TERPENTING HARUS DIPAHAMI DARI 4 TAHAPAN PERKEMBANGAN KOGNITIF : Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur. Universal (tidak terkait budaya) Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi) Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN ANAK (Teori Piaget) 2. ASPEK PERKEMBANGAN FISIK: Perkembangan motorik merupakan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf dan otot-otot terkoordinasi Terdiri : Keterampilan Motorik Kasar : Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga. Keterampilan Motorik Halus : Perkembangan motorik halus anak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.

3. ASPEK PERKEMBANGAN BAHASA: Tahapan perkembangannya : Periode Pre-Lingual (Usia 0-1 tahun) : Ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua Bersifat pasif menerima stimulus dari luar tapi akan memberi respon yang berbeda (senyum pada yang dikenal, menangis kepada yang tidak dikenal atau ditakutinya) Periode Lingual (Usia 1- 2,5tahun): Sudah mampu membuat kalimat , satu dua kata dalam percakapan dengan orang lain Periode Diferensial (Usia 2,5 – 5 tahun): Anak memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar, Perbendaharaan katanya sedang berkembang secara baik dilihat dari kuantitas dan kualitas Membaca dan menulis merupakan bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa membaca menulis anak perlu mengenal beberapa kata dan beranjak memahami kalimat. Dengan membaca anak belajar banyak kosa kata. Anak belajar bahasa melalui membaca buku cerita dengan nyaring untuk mengajarkan anak tentang bunyi bahasa

4. ASPEK PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL Tahapannya : Percaya vs Curiga (usia 0-2tahun): Bila dalam merespon rangsangan anak mendapat pengalaman yang menyenangkan akan percaya diri dan sebaliknya bila mendapat pengalaman tidak menyenangkan akan curiga Mandiri vs Ragu (usia 2-3 tahun): Anak sudah mampu menguasai kegiatan meregang atau melemaskan seluruh otot tubuhnya yang akan menimbulkan rasa mandiri jika lingkungan tidak memberi kepercayaan dan terlalu banyak bertindak untuknya maka akan menimbulkan rasa malu dan ragu-ragu Berinisiatif vs Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun): Anak mulai lepas dari orang tuanya dan mampu bergerak bebas & berhubungan dengan lingkungan sehingga akan menimbulkan inisiatif pada anak. Namun jika belum bisa lepas dari ikatan orang tua dan berinteraksi dengan lingkungan akan muncul rasa bersalah pada diri anak Percaya Diri vs Rasa Rendah Diri (Usia 6 tahun – pubertas): Anak sudah dapat melakukan tugas perkembangan dan menyiapkan diri masuk usia dewasa, Perlu menguasai keterampilan tertentu agar percaya diri

DETEKSI TUMBUH KEMBANG UNTUK MELAKUKAN SUATU DETEKSI TUMBANG HARUS DIPAHAMI DULU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK SALAH SATU ALATNYA ADALAH DDTK (DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK) YANG DISUSUN MENURUT 5 ASPEK PERKEMBANGAN DAN KELOMPOK UMUR ANAK GERAKAN MOTORIK KASAR GERAKAN MOTORIK HALUS PENGAMATAN BICARA AKTIF SOSIALISASI

8 USIA ANAK DALAM BULAN: 4 Gerakan Kasar Gerakan Halus Pengamatan Bicara Sosialisasi

USIA ANAK DALAM BULAN: 18 12 Gerakan Kasar Gerakan Halus Pengamatan Bicara Sosialisasi

USIA ANAK DALAM BULAN: 24 36 Gerakan Kasar Gerakan Halus Pengamatan Bicara Sosialisasi

USIA ANAK DALAM BULAN: 60 48

DETEKSI DILAKUKAN SETIAP 4 BULAN SAMPAI USIA 1 TAHUN, LALU SETIAP 6 BULAN SAMPAI 2 TAHUN DAN SETIAP TAHUN SAMPAI USIA 5 TAHUN JIKA KEMAMPUAN: TERTINGGAL HANYA 1 ASPEK DAN 1 TINGKAT USIA MAKA PERLU PERANGSANGAN TERTINGGAL 1 ASPEK TETAPI LEBIH DARI 1 TINGKAT USIA MAKA PERLU DIRUJUK KARENA TERMASUK ANAK LAMBAT BERKEMBANG TERTINGGAL LEBIH DARI 2 ASPEK DAN 1 TINGKAT UMUR MAKA TERMASUK ANAK FAKTOR RESIKO BERKEBUTUHAN KHUSUS DAN PERLU DIRUJUK JADI KITA DAPATKAN: ANAK YANG SESUAI PERKEMBANGAN ANAK YANG TERLAMBAT PERKEMBANGAN ANAK YANG TERMASUK FAKTOR RESIKO , BERKEBUTUHAN KHUSUS