Nyeri PSIK UIEU.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: RETNO PURWANDARI, Skep.,Ns
Advertisements

PENATALAKSAAN NYERI PERSALINAN NON FARMAKOLOGI
SUSUNAN SARAF SENSORIK
PENATALAKSANAAN NYERI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN NYERI Heri Widiarso, SKep, Ns, MNur
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA
Perhatikan Sakit Kepala Anda
FISIOLOGI NYERI (PAIN) Suzy Rahardja.
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
“Sistem Sensorik” SENSASI & NYERI.
Pain Materi 4.
Felicia Risca Ryandini
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
Bebas Nyeri Kebutuhan Rasa Nyaman Tri Ws 2011.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
Selamat Siang...
Patologi Umum.
Menghitung Tetesan Infus
PENATALAKSANAAN NYERI
EMOSI, STRES DAN KESEHATAN
“Managemen Nyeri Menggunakan Metode Dry Cupping Therapy”
Unit dasar dari sistema syaraf : NEURON
Unit dasar dari sistema syaraf : NEURON
KONSEP DASAR KENYAMANAN (NYERI)
Dra. Amanah Anwar, Psi., MSi. Anna. 2016
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Process Inflammation, pain & Repair Soft Tissue
Pengukuran Nyeri.
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
NYERI.
Kelainan pada sistem saraf
Dra. Amanah Anwar, Psi., Msi.
Ada 2 jenis cegukan, yaitu :
RETINOBLASTOMA.
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
Sindrom Guillain–Barré
Pengertian Tindakan keperawatan adalah suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan.
Vulnus Laceratum & Vulnus Exoriasi
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
SKENARIO 3.
SARAF & HORMON.
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Keamanan& Kenyamanan Lingkungan
MANAJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIS
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
THE PAIN SYSTEM AND SOMATOSENSATION
MANAJEMEN NYERI TEKNIK MASSAGE
SISTEM PENGATURAN SUHU
MANAJEMEN NYERI TEKNIK RELAKSASI
SISTEM SARAF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MANUSIA
PENYAKIT AKIBAT GETARAN
Tim blok neurobehaviour
ANALGETIK ANTIPIRETIK INFLAMASI
SISTEM PERSYARAFAN Suwheni Setyowati ( )
TEORI RESEPSI NYERI PERTEMUAN 2 Dr. Widaningsih, S.Kp., M.Kep
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
Psychogenic pain dr. Soraya T.U, Mkes SpKj.
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
OLEH ZAENAL ARIFIN S.KEP.NS.M.KES
OLEH ZAENAL ARIFIN S.KEP.NS.M.KES
Disampaikan Pada Pelatihan Manajemen Nyeri.  The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai “an unpleasant.
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
Nyeri Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk.
KONSEP DASAR KEBUTUHAN RASA NYAMAN DAN NYERI
Asam urat adalah penyakit yang berasal dari sisa metabolisme zat purin dari sisa makanan yang kita konsumsi secara berlebihan.
K ONSEP DASAR NYAMAN NYERI By : Ns. Suhartatik, S.Kep., M.Kes.
Transcript presentasi:

Nyeri PSIK UIEU

Pengertian Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain, mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah terjadinya gangguan fisiologikal

Nyeri Pengalaman sensori dan emosional yg tdk menyenangkan akibat kerusakan jaringan yg aktual / potensial Alasan orang utk mencari bantuan Bersama dg proses penyakit, pemeriksaan diagnostik

4 proses Nosisepsi  1. Proses Transduksi (Transduction), ----proses \suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) di rubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf (nerve ending). Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri).

2.         Proses Transmisi (Transmison), dimaksudkan sebagai penyaluran impuls -------saraf sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini ------ disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.

3.         Proses Modulasi (Modulation), proses interaksi antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan imput nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis. Jadi merupakan proses acendern yang di kontrol oleh otak. Sistem analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dan noradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat diiabaratkan sebagai pintu yang dapat tertetutup atau terbukanya pintu  nyeri tersebut diperankan oleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif orang per orang.

4.         Persepsi (perception),   hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari proses transduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu perasaan yang subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri.

Klasifikasi Nyeri Nyeri Akut/ Nosiseptikf yang umumnya disebabkan oleh trauma atau perlukaan yang disebabkan gangguan fisik suatu keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan selama enam bulan atau kurang. (Carpenito, 1998: 55) akibatoleh kerusakan jaringan, merupakan salah satu sinyal untuk mempercepat perbaikan dari jaringan yang rusak

keberadaan neurotransmiter sebagai reaksi stimulasi terhadap reseptor serabut alfa-delta dan C polimodal yang berlokasi di kulit, tulang, jaringan ikat otot dan organ visera. Stimulus ini bisa berupa mekhanik, kimia dan termis, demikian juga infeksi dan tumor. Reaksi stimulus ini berakibat pada sekresi neurotransmiter seperti prostaglandin, histamin, serotonin, substansi P, juga somatostatin (SS), cholecystokinin (CCK), vasoactive intestinal peptide (VIP), calcitoningenen-related peptide (CGRP) dan lain sebagainya.

Lanjut Nyeri akut Empat proses fisiologis yang terlibat adalah transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. -Transduksi Perubahan potensial nosiseptor menjadi arus elektro-biokimia / impuls sepanjang akson. Terjadi karena pelepasan mediator kimia seperti prostaglandin dari sel rusak, bradikinin dari plasma, histamin dari sel mast, serotonin dari trombosit dan substansi P dari ujung saraf. -Transmisi Proses penerusan impuls nyeri dari nosiseptor saraf perifer melewati cornu dorsalis korda spinalis menuju korteks serebri.

Modulasi Proses pengendalian interna oleh sistem saraf, dapat meningkatkan atau mengurangi impuls nyeri Persepsi Hasil rekonstruksi SSP tentang impuls nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil kerja sistem saraf sensoris, informasi kognitif dan pengalaman emosional. Ex AMI Bisa mjd nyeri kronik

Tipe nyeri Nyeri Nosiseptif , yaitu nyeri yang timbul akibat terjadinya aktivasi reseptor nyeri yang berasal dari jaringan permukaan maupun jaringan dalam tubuh.  Dibedakan menjadi 2 type, yaitu nyeri somatik dan nyeri viscera. ·       Nyeri somatic, disebabkan oleh kerusakan di kulit, otot, tulang, sendi, dan jaringan ikat... Contoh nyeri nosiseptif somatic adalah rheumatoid arthritis.·         Nyeri viscera, adalah nyeri yang berasal dari kerusakan yang terjadi pada organ dalam atau jaringan penunjangnya.

Lanjut Nyeri Neuropatik merupakan nyeri yang timbul sebagai akibat perubahan yang terjadi pada system syaraf, nyeri seringkali menetap meskipun kerusakan jaringan sudah sembuh. Pada banyak kasus, kerusakan yang menyebabkan nyeri ini bisa melibatkan system syaraf tepi ataupun system syaraf pusat itu sendiri. trauma ataupun penyakit tertentu, misalnya diabetes. Contoh nyeri neuropatik ini, al : diabetes neuropati, trigeminal neuralgia, neuralgia postherpetica

Lanjut Nyeri Psikogenik a semua jenis nyeri yang berhubungan dengan problem psikis. Sebagian  penderita nyeri kronik biasanya juga mengalami gangguan psikis, misalnya gangguan depresi atau cemas akibat nyeri kronik yang dideritanya. Ini berarti bahwa kondisi psikis pasien dengan nyeri kronik juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam terapi nyeri.

Lanjut Nyeri Campuran atau Non Spesifik biasanya dipandang sebagai nyeri dengan mekanisme yang tidak diketahui atau dicurigai mempunyai mekanisme yang bermacam-macam. Contoh nyeri kepala rekuren.

KLASIFIKASI NYERI1. Menurut Tempat Periferal Pain 1) Superfisial Pain (Nyeri Permukaan) 2) Deep Pain (Nyeri Dalam) 3) Reffered Pain (Nyeri Alihan) nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya. b. Central Pain Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dll

c. Psychogenic Pain Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis d. Phantom Pain Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat e. Radiating Pain Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar.

2. Menurut Sifat Insidentil : timbul sewaktu-waktu dan kemudian menghilang b. Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang lama Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali dan biasanya menetap 10 – 15 menit, lalu menghilang dan kemudian timbul kembali d. Intractable Pain : nyeri yang resisten dengan diobati atau dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik merupakan kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkan kecanduan.

3. Menurut Berat Ringannya a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologis c. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi

4. Menurut Waktu Serangan Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986, The National Institutes of Health Concencus Conference of Pain mengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensi tersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan dan Kronik Nonmalignan. Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. Nyeri Kronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaitu akut dan kronis :

PENYEBAB NYERI 1. Trauma a. Mekanik Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain. b. Thermis Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air. c. Khemis Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat d. Elektrik Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.

Pengkajian Lokasi Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi : • Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superfisial • Posisi atau lokasi nyeri Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien; sedangkan nyeri yang timbul dari bagian dalam (viscera) lebih dirasakan secara umum. Nyeri dapat pula dijelaskan menjadi empat kategori, yang berhubungan dengan lokasi : • Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya • Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik • Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilokalisir • Reffered Pain (Nyeri alih)

b. Intensitas Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri :  Distraksi atau konsentrasi dari klien pada suatu kejadian  Status kesadaran klien  Harapan klien Nyeri dapat berupa : ringan, sedang, berat atau tak tertahankan. Perubahan dari intensitas nyeri dapat menandakan adanya perubahan kondisi patologis dari klien

c. c. Waktu dan Lama (Time & Duration) Perawat perlu mengetahui/mencatat kapan nyeri mulai timbul; berapa lama; bagaimana timbulnya dan juga interval tanpa nyeri dan kapan nyeri terakhir timbul

2. Neoplasma a. Jinak b. Ganas 3 2. Neoplasma a. Jinak b. Ganas 3. Peradangan Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses 4. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah 5. Trauma psikologis

d. Kualitas Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dari nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui: nyeri kepala mungkin dikatakan “ada yang membentur kepalanya”, nyeri abdominal dikatakan “seperti teriris pisau”. e. Perilaku Non Verbal Beberapa perilaku nonverbal yang dapat kita amati antara lain : ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah dan lain-lain.

f. Faktor Presipitasi Beberapa faktor presipitasi yang akan meningkatkan nyeri : lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba, stressor fisik dan emosi.

Intervensi Secara umum intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu : 1. Non Farmakologik intervention : Distraksi, Relaksasi, Stimulasi Kutaneus 2. Farmakologi Intervention

Lanjutan Distraksi Beberapa teknik distraksi, antara lain : 1. Nafas lambat, berirama 2. Massage and Slow, Rhythmic Breathing 3. Rhytmic Singing and Tapping 4. Active Listening 5. Guide Imagery

Relaksasi Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain : 1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri atau stres 2. Menurunkan nyeri otot 3. Menolong individu untuk melupakan nyeri 4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur 5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain 6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri

Stewart (1976: 959), menganjurkan beberapa teknik relaksasi berikut : 1. Klien menarik nafas dalam dan menahannya di dalam paru 2. Secara perlahan-lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa nyaman hal tersebut 3. Klien bernafas dengan irama normal dalam beberapa waktu

4. Klien mengambil nafas dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan, pada saat ini biarkan telapak kaki relaks. Perawat minta kepada klien untuk mengkonsentrasikan fikiran pada kakinya yang terasa ringan dan hangat 5. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot lain 6. Setelah klien merasa relaks, klien dianjurkan bernafas secara perlahan. Bila nyeri menjadi hebat klien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

Stimulasi Kulit (Cutaneus) Beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain : a. Kompres dingin b. Analgesics ointments c. Counteriritan, seperti plester hangat. d. Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang berlawanan dengan area yang nyeri.

Farmakologik Agent 1. Analgesics Obat golongan analgesik akan merubah persepsi dan interpretasi nyeri dengan jalan mendepresi Sistem Saraf Pusat pada Thalamus dan Korteks Cerebri. Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum klien merasakan nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Untuk alasan ini maka analgesik dianjurkan untuk diberikan secara teratur dengan interval, seperti setiap 4 jam (q 4h) setelah pembedahan.

Lanjutan Terdapat dua klasifikasi mayor dari analgesik, yaitu : a. Narcotic (Strong analgesics) Termasuk didalamnya adalah : derivat opiate seperti morphine dan codein. Narkotik menghilangkan nyeri dengan merubah aspek emosional dari pengalaman nyeri (misal : persepsi nyeri). Perubahan mood dan perilaku dan perasaan sehat membuat seseorang merasa lebih nyaman meskipun nyerin

b. Nonnarcotics (Mild analgesics) Mencakup derivat dari : Asam Salisilat (aspirin); Para-aminophenols (phenacetin); Pyrazolon (Phenylbutazone). Meskipun begitu terdapat pula obat analgesik kombinasi, seperti kombinasi dari analgesik kuat (strong analgesics) dengan analgesik ringan (mild analgesics), contohnya : Tylenol #3, merupakan kombinasi dari acetaminophen sebagai obat analgesik nonnarkotik dengan codein, 30mg

2. Plasebo Plasebo merupakan jenis dari tindakan, seperti pada intervensi keperawatan yang menghasilkan efek pada klien dikarenakan adanya suatu kepercayaan daripada kandungan fisik atau kimianya (McCaffery, 1982:22). Pengobatannya tidak mengandung komponen obat analgesik (seperti : gula, larutan garam/normal saline, atau air) tetapi hal ini dapat menurunkan nyeri. Untuk memberikan plasebo ini perawat harus mempunyai izin dari dokter.

Medical Interventions 1. Blok Saraf (Nerve Block) 2 Medical Interventions 1. Blok Saraf (Nerve Block) 2. Electric Stimulation 3. Acupunture 4. Hypnosis 5. Surgery/Pembedahan 6. Biofeedback

nyeri kronis / Neuropatik disebabkan oleh gangguan dalam sistem persarafan itu sendiri. Sehingga meski pesan telah diteruskan ke otak, namun penyebab gangguan pada persarafan tak mudah untuk diketahui sebagai sumber nyeri. Nyeri kronis ini dapat pula berasal sebagai tambahan nyeri yang dipicu oleh keberadaaan penyakit utama seperti pada diabetes.(4,6)

non-self-limiting dan nyeri yang dialami bukan bersifat sebagai protektif biologis namun adalah nyeri yang berlangsung dalam proses patologi penyakit itu sendiri. Nyeri bisa bertahan beberapa lama yakni bulan sampai tahun sesudah cedera sembuh sehingga juga berdampak luas dalam strategi pengobatan termasuk terapi gangguan psikologik.(1,3)

Penyebab nyeri neuropatik Nyeri neuropatik perifer • Poliradikuloneuropati demielinasi inflamasi akut dan kronik • Polineuropati alkoholik • Polineuropati oleh karena kemoterapi • Sindrom nyeri regional kompleks (complex regional pain syndrome) • Neuropati jebakan (misalnya, carpal tunnel syndrome) • Neuropati sensoris oleh karena HIV • Neuralgia iatrogenik (misalnya, nyeri post mastektomi atau nyeri post thorakotomi) • Neuropati sensoris idiopatik • Kompresi atau infiltrasi saraf oleh tumor • Neuropati oleh karena defisiensi nutrisional • Neuropati diabetik

Lanjut Neuralgia post herpetik • Pleksopati post radiasi • Radikulopati (servikal, thorakal, atau lumbosakral) • Neuropati oleh karena paparan toksik • Neuralgia trigeminus (Tic Doulorex) • Neuralgia post traumatik

Nyeri neuropatik sentral • Mielopati kompresif dengan stenosis spinalis • Mielopati HIV • Multiple sclerosis • Penyakit Parkinson • Mielopati post iskemik • Mielopati post radiasi • Nyeri post stroke • Nyeri post trauma korda spinalis

KLASIFIKASI Nyeri Neuropatik Berdasarkan penyakit yang mendahului dan letak anatomisnya, nyeri neuropati terbagi menjadi :(6,8) • Perifer, dapat diakibatkan oleh neuropati, nueralgia pasca herpes zoster, trauma susunan saraf pusat, radikulopati, neoplasma, dan lain-lain • Medula spinalis, dapat diakibatkan oleh multiple sclerosis, trauma medula spinalis, neoplasma, arakhnoiditis, dan lain-lain • Otak, dapat diakibatkan oleh stroke, siringomielia, neoplasma, dan lain-lain

Berdasarkan gejala, nyeri neuropati terbagi menjadi : • Nyeri spontan (independent pain) • Nyeri oleh karena stimulus (evoked pain) • Gabungan antara keduanya.

Patofisiologi nyeri neuropati merupakan nyeri yang dikarenakan adanya lesi pada sistem saraf perifer maupun pusat. Nyeri ini bersifat kronik dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup penderita. Nyeri neuropati melibatkan gangguan neuronal fungsional dimana saraf perifer atau sentral terlibat dan menimbulkan nyeri khas bersifat epikritik (tajam dan menyetrum) yg ditimbulkan oleh serabut Aδ yg rusak, atau protopatik seperti disestesia, rasa terbakar, parestesia dengan lokalisasi tak jelas yang disebabkan oleh serabut C yang abnormal. Gejala-gejala ini biasa disertai dengan defisit neurologik atau gangguan fungsi lok

Umumnya, lesi saraf tepi maupun sentral berakibat hilangnya fungsi seluruh atau sebagian sistim saraf tersebut, ini sering disebut sebagai gejala negatif. Akan tetapi, pada bagian kecil penderita dengan lesi saraf tepi, seperti pada penderita stroke, akan menunjukkan gejala positif yang berupa disestesia, parestesia atau nyeri. Nyeri yang terjadi akibat lesi sistem saraf ini dinamakan nyeri neuropatik. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahuluhi atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi primer pada sistem saraf.

Iskemia, keracunan zat tonik, infeksi dan gangguan metabolik dapat menyebabkan lesi serabut saraf aferen. Lesi tersebut dapat mengubah fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal dipertahankan secara aktif oleh keseimbangan antara neuron dengan lingkungannya. Gangguan yang terjadi dapat berupa gangguan keseimbangan neuron sensorik, melalui perubahan molekular, sehingga aktivitas serabut saraf aferen menjadi abnormal (mekanisme perifer) yang selanjutnya menyebabkan gangguan nosiseptik sentral. (1,4,6)

Prinsip terjadinya nyeri adalah gangguan keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi akibat kerusakan jaringan (inflamasi) atau sistem saraf (neuropatik). Eksitasi meningkat pada kedua jenis nyeri tersebut pada neyeri neuropatik dari beberapa keterangan sebelumnya telah diketahui bahwa inhibisi menurun yang sering disebut dengan istilah disinhibisi. Disinhibisi dapat disebabkan oleh penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis terutama di presinap serabut