TRAGEDI BOM BALI I Kelompok: 1. Budi Hartono (4) 2. Meriyatul Jannah (10) 3. Miftahor Rahman (11) 4. Dela Fardiyanti (22) 5. Fidiyawati Sukma (25) 6. Moh. Syofyan (29) 7. Rachielia Yusza Dzikrika (32)
Pembahasan Bom Bali 2002 (disebut juga Bom Bali I) adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg. Peristiwa ini memicu banyak dugaan dan prasangka negatif yang ditujugan kepada lembaga pesantren maupun lembaga pendidikan Islam lainnya, disebabkan banyak masyarakat yang menggeneralisasi lembaga keagamaan dan mencurigai bahwa terjadi pencucian otak di dalam pesantren, walaupun belum ada bukti signifikan yang ditemukan atas isu tersebut.
Kronologi “Tragedi Bom Bali 1” 12 Oktober 2002 : Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali diguncang bom. 16 Oktober 2002 : Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan. Lebih dari 50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. 20 Oktober 2002 : Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy's Pub berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg. 29 Oktober 2002 : Pemerintah yang saat itu dipegang oleh Megawati Soekarnoputri terus mendesak polisi untuk menuntaskan kasus yang mencoreng nama Indonesia 30 Oktober 2002 : Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah tersangka pengebom dipublikasikan.
4 November 2002 : Polisi mendapatkan Nama dan identitas tersangka 4 November 2002 : Polisi mendapatkan Nama dan identitas tersangka. Polisi juga mengklaim telah mengetahui tempat persembunyian para tersangka. 5 November 2002 : Salah satu tersangka kunci ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim ditangkap di rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. 6 November 2002 : 10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di Pulau Jawa. Hari itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB, Amrozy tiba di Bandara Ngurah Rai. 7 November 2002 : Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu Bakar Ba'asyir yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah. Ba'asyir menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan rekayasa pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat. 8 November 2002 : Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai tersangka dalam tindak pidana terorisme. 9 November 2002 : Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang identik dengan unsur bahan peledak di TKP. Sementara Jenderal Da'i Bachtiar, Kapolri pada saat itu mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar Ba'asyir dan Amrozi dalam kasus bom valid.
Dampak Terjadinya Bom Bali 1 Peristiwa kali ini tidak menyebabkan pengaruh besar. Banyak wisatawan asing yang langsung eksodus ke negara asalnya sehari setelah kejadian tersebut. Mata uang Rupiah sempat melemah pada pembukaan pedagangan sehari setelah kejadian sekitar 100 poin ke kisaran Rp10.400, namun pelemahan ini berkurang pada penutupan perdagangan ke Rp10.305, sehingga total pelemahan adalah 15 poin. Hal yang sama juga terjadi pada IHSG Bursa Efek Jakarta yang mampu pulih dari pengaruh pengeboman di akhir perdagangan sehari setelah peristiwa tersebut. Secara nasional, perekonomian Indonesia juga diperkirakan tak akan banyak terpengaruh Bom Bali. Sektor pariwisata hanya menyumbangkan sekitar 5% dari perekonomian Indonesia.
Kesimpulan Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Bom Bali 1 terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002 Memakan korban yang sangat banyak WNI maupun WNA Para pelaku teroris juga sudah tertangkap dan diadili Banyak terdapat beban moril maupun finansial yang dialami para korban Kejadian tersebut merupakan tamparan keras bagi Indonesia bahwa terbukti keamanan dan pertahanan kita belum cukup kuat.
SEKIAN TERIMAKASIH