Perkembangan Anak Usia Sekolah (Bag 2) Perkembangan Psikososial

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ni Wayan Primanovenda, S.Psi
Advertisements

Perkembangan sosial pada anak-anak tengah
PERILAKU PROSOSIAL Defenisi Faktor pendukung or penghambat
Perbedaan Individu dan Prilaku Kerja
Perkembangan Psikososial Masa Kanak-kanak Awal (3-6 tahun)
Vygotsky dan Erikson Pertemuan 3.
Pertemuan 5 Presentasi kelompok. Kel 1 Cerdas, kreatif, sudah dapat main piano pada usia balita, dapat menyesuaikan diri, belajar lebih cepat, menyukai.
PERMASALAHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
B K B K BIMBINGAN DAN KKONSELING BIMBINGAN DAN KKONSELING.
Perkembangan Sosial.
Masa akhir anak sekolah
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
MASALAH PADA ANAK-ANAK DAN PENYELESAIANNYA
Agresi dan Altruisme.
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
The SELF Understanding Ourselves in a Social Context
Materi Pertemuan 8 Peran Pendidik dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
PEREMPUAN & ANAK korban kekerasan
Komunikasi Antarpribadi (2)
Perkembangan psikososial masa kanak-kanak madya
Perkembangan psikososial anak-anak awal
Perkembangan Psikososial Usia 1-3 Tahun
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
POKOK BAHASAN Pertemuan 3
KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PSIKIS
SOSIOEMOSI ANAK Psikologi Perkembangan
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
Perkembangan psikososial masa kanak-kanak awal (3-6 tahun)
PELAJARAN KARAKTER KELAS X
GANGGUAN KONSEP DIRI istichomah
Peran Orangtua dalam Kehidupan Anak Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
GEJALA SOSIAL “BULLYING”
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
SCHOOL BULLYING.
Keluarga dengan Anak yang Baru lahir dan Anak Usia 0-3 tahun
Adhyatman Prabowo, M.Psi
DELINQUENT (KENAKALAN) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Proses Pembentukan Keluarga Psikologi Pendidikan Keluarga
PSIKOLOGI KESEHATAN.
Ratna Dyah Suryaratri, MSi. Psikologi Pendidikan FIP-UNJ
SOSIALISASI dalam Proses Pembentukan Kepribadian
Pengaruh Budaya terhadap Pengasuhan Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
DUKUNGAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL KALA I
Anxiety Desorder.
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Pengasuhan dan Pekerjaan PERTEMUAN 12
Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
SELF THEORY Neka Erlyani.
Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah
MATA KULIAH TINDAK PIDANA KHUSUS
Olivia Tjandra Waluya, M. Si., Psi Psikologi Desain
KONSEP DASAR KEPERAWATAN II
ANAK – REMAJA
ANAK – REMAJA
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
DALAM MEMAHAMI & PENANGANAN PERILAKU BERMASALAH
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
PERTEMUAN 7: PERMASALAHAN SISWA DAN PENDEKATAN UMUM BK
BULLYING PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING KELAS X. NAMA KELOMPOK 5 FIVE FANTASTIC ANISA LAILATUL KHUSNA ( 05 ) ( ANGGOTA ) RIZKA DWI ASFIA ( 30 ) ( PENYAJI.
Transcript presentasi:

Perkembangan Anak Usia Sekolah (Bag 2) Perkembangan Psikososial PERTEMUAN 13 Olivia Tjandra Waluya, M.Si., Psi Psikologi Perkembangan PGSD

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perkembangan psikososial anak usia sekolah (6-12 tahun) serta melakukan analisa terhadap diri sendiri terkait topik ini

Fokus Perkembangan ‘Self’ Karena perkembangan kognitif, anak dapat kembangkan konsep diri yang lebih kompleks Usia 7-8 tahun: tahap ketiga perkembangan konsep diri: represantional system (penilaian diri lebih disadari, realistis, seimbang, komprehensif). Contoh: Lisa:”Saya bangga dapat nilai A pada bahasa dan IPS. Tetapi saya tidak pintar matematika dan IPA, terutama saat lihat teman-teman mengerjakan soal tersebut dengan baik) Anak dapat membandingkan dirinya (real self) dengan diri yang ingin dicapainya (ideal self)  berpengaruh besar terhadap self-esteem.

Tahap 4 psikososial erikson: Industry vs inferiority Fokus: kemampuan anak untuk mengerjakan tugas. Inferiority muncul saat anak tidak memperoleh pujian dari orang dewasa/ teman sebaya, atau kurangnya motivasi dan self esteem Untuk mencapai industry, anak harus bekerja keras mencapai tujuan Tujuan tergantung pada budaya di sekitar anak Semakin bertambah usia, anak lebih sadar perasaannya dan orang lain  kontrol emosi lebih baik dan dapat berespon terhadap perasaan tertekan pada orang lain

Lanjutan... Anak sudah dapat mengontrol dan menyesuaikan emosi negatif dengan standard dalam lingkungan, sehingga penyesuaian diri lebih baik Anak sudah dapat berempati dan menunjukkan perilaku prososial (kecenderungan untuk ingin menolong orang lain yang tidak seberuntung dirinya dengan sukarela)  membangun self esteem anak Anak dengan perilaku prososial cenderung berperilaku sesuai dengan situasi sosial, bebas dari emosi negatif, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif

Anak dalam Keluarga Anak usia sekolah menghabiskan waktu lebih banyak untuk bersosialisasi dengan lingkungan dan teman sebaya Suasana/konflik dalam keluarga dalam keluarga adalah kunci perkembangan Pengasuhan dari terkontrol menjadi koregulasi  kontrol perilaku bertahap berubah, anak sudah dapat sampaikan kebutuhan dan keinginan pada orangtua. Contoh: orangtua hanya sedikit ikut campur jika anak punya masalah dengan teman sebaya, berdiskusi dengan anak Koregulasi perlu hubungan dekat orangtua-anak. Anak percaya orangtua jika ortu adil dan peduli kesejahteraan anak, dan anak yakin orangtua sudah alami pengalaman itu

Lanjutan... Disiplin sebaiknya menggunakan teknik induktif. Contoh: ayah Fajar menunjukkan pada anak bahwa anak harus menanggung akibat dari perilakunya sendiri. “ Memukul Benny menyakitkan dirinya dan membuat Benny merasa buruk.”, “Anak laki-laki besar sepertimu sebaiknya tidak duduk dalam kereta dan membiarkan orangtua duduk.” Umumnya semakin puas seorang ibu dengan status pekerjannya, semakin efektif ia sebagai seorang ibu Ibu tunggal harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya  model peran seperti ini akan ditiru anak, atau bahkan anak bisa kehilangan model peran karena waktu ibu banyak dihabiskan di luar rumah.

Anak di antara Teman Sebaya Anak punya kelompok teman sebaya, seumur, sama jenis kelamin Manfaat:buka perspektif pemikiran, bantu anak belajar bergaul dengan lingkungan, membuat anak merasa aman secara emosional, membantu anak pelajari perilaku gender yang sesuai, membentuk peran gender dalam diri anak Aspek negatif: mengembangkan prasangka (misal: pada hal yang tidak disukai terhadap orang lain, kelompok tertentu) dan mendorong terjadinya perilaku antisosial karena ingin dianggap bagian dari kelompoknya (konformitas  umumnya terjadi pada anak yang sudah akan remaja)

AGRESI dan BULLYING Usia 6-7 tahun: agresi dan egosentrisme berkurang, lebih empatik, lebih kooperatif, lebih baik dalam berkomunikasi Kecenderungan sakiti orang lain secara verbal meningkat Anak laki-laki: agresi fisik, anak perempuan: agresi verbal Anak yang lebih mampu mengontrol agresi fisiknya akan jauh dari masalah di sekolah dan dari perilaku antososial. Namun demikian, anak perempuan maupun anak laki-laki yang agresif cenderung lebih populer di sekolah

Tipe-Tipe Agresi Agresi instrumental/ proaktif: perilaku memaksa adl cara efektif untuk dapatkan hal yang ia mau. Dalam konteks sosial, perilaku agresif karena ingin dihargai 2. Hostile/reactive aggression: perilaku agresif untuk bela diri karena persepsikan perilaku orang lain mengancam dirinya (contoh: anak yang disenggol saat makan, kemudian memukul yang menyenggol tersebut) Penyebab perilaku agresi: penolakan dari keluarga, pengasuhan yang kasar, media elektronik, konformitas terhadap kelompok

Bullying Agresi menjadi bullying jika sengaja dilakukan dan terus-menerus terhadap korban yang sama Bullying: fisik (anak laki-laki), verbal, relasional (asingkan dan gosipkan korban, umum dilakukan anak perempuan) Bullying: proaktif (untuk menunjukkan kekuasaan) atau reaktif (respon terhadap ancaman yang diimajinasikan) Cyberbullying: bullying melalui media internet Bullying refleksikan kecenderungan agresi secara genetik, orangtua yang memaksa, dan teman yang antisosial Anak yang saat kecil dianggap agresif dan ditolak, saat remaja cenderung melakukan bullying

Lanjutan... Ciri-ciri korban bullying: cemas, tertekan, diam, pasrah, mudah menangis, memiliki self esteem rendah. Biasanya korban bullying berasal dari keluarga yang suka menghukum, dan kasar. Cara untuk mengurangi bullying: Tingkatkan kesadaran dan tanggung jawab thd bullying Mengajar murid keterampilan sosial dan emosional Menekankan tanggung jawab sosial pada setiap anak Hubungan yang harmonis antarsiswa

Masalah Mental yang Umum Terjadi Oppositional Deviant Disorder (ODD): anak selalu lakukan yang sebaliknya, tidak patuh, gunakan kekerasan thd figur kekuasaan selama min. 6 bulan. Phobia sekolah: ketakutan berlebihan untuk bersekolah Kecemasan berlebihan: social anxiety (cemas berada di tengah situasi sosial), separation anxiety (kecemasan berpisah dari caregiver), generalized anxiety disorder (cemas akan apa saja), obsessive compulsive disorder/ OCD (pikiran anak terfokus pada suatu hal terus-menerus) Depresi masa kanak-kanak: kelainan mood,biasanya anak dari keluarga depresi, cemas, antisosial, dan tergantung obat terlarang