ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Disusun oleh : Anissa Apriliana Tahir 1202110163 Harits Rizki Maulana 1202110175 Ilham Habibullah 1202111179 Muhammad Aris Alwi 1202110184 Sarah Aulia Rahmawati 1202110191
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa disebut Telkom Indonesia atau Telkom adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (52,47%), dan 47,53% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Profil Perusahaan
2013 2012 Kenaikan/Penurunan Trend Ratio ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 14.696 13.118 1.578 Aset keuangan lancar lainnya 6.872 4.338 2.534 Piutang usaha - setelah dikurangi provisi penurunan nilai piutang 900 701 199 Pihak ketiga 5.126 4.522 604 Piutang lain-lain setelah dikurangi provisi penurunan nilai piutang 395 186 209 Piutang lain-lain setelah dikurangi provisi persediaan usang 509 579 -70 Uang muka dan beban dibayar dimuka 3.937 3.721 216 Tagihan restitusi pajak 10 436 -426 Pajak dibayar dimuka 525 372 153 Aset tersedia untuk dijual 105 Jumlah Aset Lancar 33.075 27.973 5.102 Aset Tidak Lancar Penyertaan jangka panjang 304 275 29 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 86.761 77.047 9.714 Beban manfaat pensiun dibayar dimuka 927 1032 -105 Uang muka dam aset tidak lancar lainnya 5.294 3510 1.784 Aset tak berwujud - setelah dikurangi akumulasi amortisasi 1.508 1443 65 Aset Pajak tangguhan - besih 82 89 -7 Jumlah Set Tidak Lancar 94876 83396 11.480 JUMLAH ASET 127.951 111.369 16.582
LIKUIDITAS DAN EKUITAS Liabilitas Jangka Pendek Utang Usaha Pihak Berelasi 826 432 394 Pihak Ketiga 10774 6848 3.926 Utang Lain-lain 388 176 212 Utang pajak 1698 1844 -146 Beban yang masih harus dibayar 5264 6163 -899 Pendapatan diterima dimuka 3490 2729 761 Uang muka pelanggan dan pemasok 472 257 215 Utang bank jangka pendek 37 395 Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dl satu tahun 5093 5621 -528 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 28437 24107 4.330 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas pajak tangguhan - bersih 3004 3059 -55 Liabilitas lainnya 334 138 Liabilitas diestimasi penghargaan masa kerja 336 347 -11 Liabilitas diestimasi imbalan kesehatan pasca kerja lainnya 752 679 73 Liabilitas diestimasi manfaat pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya 2795 2248 547 Pinjaman jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Utang sewa pembiayaan 4321 1814 2.507 Pinjaman penerusan 1702 1791 -89 Obligasi dan wesel bayar 3073 3229 -156 Utang bank 5635 6783 -1.148 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 22090 20284 1.806 JUMLAH LIABILITAS 50527 44391 6.136
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 50 per saham 5040 Tambahan modal disetor 2323 1073 1.250 Modal saham yang diperoleh kembali -5805 -8067 2.262 Selisih transaksi restrukturisasi 478 -478 Selisih transaksi perubahan ekuitas 386 Laba belum direalisasi atas kepemilikan 38 42 -4 Selisih kurs krn penjabaran lap keuangan 391 271 120 Selisih transaksi akuisisi kepemilikan kepentingan nonpengendali -508 Komponen ekuitas lainnya 49 Saldo laba ditentukan penggunaannya 15.337 Belum ditentukan penggunaannya 43.291 37.440 5.851 Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan 60.542 51.541 9.001 Kepentingan nonpengendali 16.882 15.437 1.445 Jumlah Ekuitas 77.424 66.978 10.446 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 127.951 111.369 16.582
LAPORAN LABA RUGI 2013 2012 PENDAPATAN 82.967 77.143 Beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi (19.332) (16.803) Beban penyusutan dan amortisasi (15.780) (14.456) Beban karyawan (9.733) (9.786) Beban interkoneksi (4.927) (4.667) Beban umum dan administrasi (4.155) (3.036) Beban pemasaran (3.044) (3.094) Rugi selisih kurs – bersih (249) (189) Penghasilan lain-lain 2.579 2.559 Beban lain-lain (480) (1.973) LABA USAHA 27.846 25.698
RASIO LIKUIDITAS A. Current Ratio Tahun 2013 Aktiva Lancar / Hutang Lancar = 33.075 / 28.437 = 1,163 Kesimpulan : setiap Rp 1 hutang lancar, dijamin Rp 1,163 harta lancar Tahun 2012 Aktiva Lancar / Hutang Lancar = 27.973 / 24.107 = 1,160 Kesimpulan : setiap Rp 1 hutang lancar, dijamin Rp 1,160 harta lancar Perbandingan 2013 dan 2012 Jadi pada tahun 2013, setiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 1,163 harta lancar atau perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,163 : 1 . Begitu juga pada tahun 2012 Current Ratio 2013 lebih besar dibandingkan Current Ratio 2012, yakni sebesar Rp 1,160. Ini artinya, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik dibanding tahun sebelumnya.
B. Acid test Ratio
Tahun 2013 Quick ratio = 21.117 / 18.950 = 1,114 Tahun 2012 Quick ratio = 18.627 / 15.503 = 1,201 Kesimpulan : 2013 : Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,114 aktiva lancar yang likuid. 2012 : Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,201aktiva lancar yang likuid. Ini artinya, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva perusahaan pada tahun 2013 menurun disbanding tahun sebelumnya.
RASIO LAVERAGE Total debt to equity ratio Rumus : Total Hutang / Total Modal Kesimpulan Pada tahun 2011, perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 66,3%. Pada tahun 2013, terjadi penambahan jumlah hutang sebesar 50.572 dari 44.391 yang menyebabkan perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 65%.
2013 2012 Ratio Modal dgn Aktiva = Modal Sendiri 77.424 = 0,605 66.978 = 0,803 Total Aktiva 127.951 83.396 Ratio Modal dgn Aktiva Tetap = Modal Sendiri 77.424 = 0,816 66.978 = 0,803 Aktiva Tetap 94.876 83.396 Ratio Aktiva Tetap dgn Hutang Jangka Panjang = Aktiva Tetap 94.876 = 4,293 83.396 = 4,111 Hut. J. Panjang 22.090 20.284 Keterangan: Dapat dilihat dari ketiga metode tersebut ratio modal dan ratio aktiva tetap mengalami fluktuasi karena terpatnya perubahan tingkat modal dan aktiva tetap. Ratio Modal dengan aktiva presentasenya meningkat sebesar 0,013 di tahun 2013 kemudian Ratio Modal dengan aktiva tetap meningkat sebesar 0,182 di tahun 2013, dan terakhir Ratio aktiva tetap dengan hutang jangka panjang mengalami peningkatan sebesar 0,182.
RASIO PROFITABILITAS A. Gross Margin Ratio 2013 = Rp 27.846 Rp 82.967 = 0,34 2012 = Rp 25.698 Rp 77.143 = 0,33 Ratio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan. Ini artinya, total margin yang tersedia untuk menutupi beban operasi dan menghasilkan laba pada tahun 2013 lebih baik dibanding ditahun sebelumnya.
B. Operating Ratio Tahun 2013 Operating Ratio = By Adm.Penjualan & Umum)/Penjualan Bersih = Rp 27.846 / Rp. 82.967 = 0,335 Kesimpulan: Biaya operasi penjualan perusahaan menunjukan sangat baik dalam mengatur biaya – biaya perusahaan. Tahun 2012 Operating Ratio= ( HPP + By Adm.Penjualan & Umum) / Penjualan Bersih = Rp 25.698 / Rp 77.143 = 0,33 Perbandingan Tahun 2013 & 2012 Biaya operasi pada tahun 2013 lebih baik dibandingkan 2012 sebesar 0,01.
C. Net Profit Margin Tahun 2013 Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (EAT)/Penjualan Bersih = Rp. 20.290 / Rp. 82.967 = 0,244 Kesimpulan : kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 0,24 Net Profit Margin penjualan perusahaan menunjukan sangat baik dalammenjualkan produk – produk perusahaan. Tahun 2012 = Rp. 18.362 / Rp. 77.143 = 0,238 Kesimpulan : kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan bersih adalah sebesar 0,23 Net Profit Margin penjualan perusahaan menunjukan sangat baik dalam menjualkan produk – produk perusahaan.
D. RETURN OF EQUITY ROE : Laba setelah Pajak x 100 % Modal Sendiri Tahun 2013 ROE : 20.290 x 100% : 26% 77.424 Tahun 2012 ROE : 18.362 x 100% : 27% 66.978 Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang rata-rata merupakan perputaran piutang Pada tahun 2013 ROE perusahaan menurun. Artinya, laba setelah pajak per rupiah investasi pemegang saham di perusahaan ikut turun pada tahun 2013.
E. Imbalan Investasi/Return On Aset (ROA) Rumus : ROA : EBIT x 100 % Total Aset Tahun 2013 ROA : 27.149 x 100% : 21,22% 127.951 Tahun 2012 ROA: 24228 x 100% : 21,75% 111.369 Kesimpulan : laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 21,22 % pada tahun 2013 dan 21,75% pada tahun 2012. Artinya, pengembalian atas investasi PT.Telkom pada tahun 2013 lebih kecil dibanding tahun 2012.
CP = Total Piutang Usaha x 365 hari F. Collection Periods (CP) CP = Total Piutang Usaha x 365 hari Total Pendapatan Usaha CP 2013 = 6026 X 365 hari = 26,6 hari = 27 hari 82.967 CP 2012 = 5223 x 365 hari = 24,7 hari = 25 hari 77.143 Kesimpulan = Jadi, kemampuan PT. Telkom untuk menagih penjualan kreditnya pada tahun 2013 lebih lama 3 hari dibanding tahun sebelumnya. Ini artinya, jumlah piutang yang beredar diluar lebih besar dibanding tahun 2012.
G. Perputaran Persediaan (PP) Rumus : TAHUN 2013 PP = Total Pendapatan Total Persediaan = 82967 = 163 509 TAHUN 2012 = 77143 = 133 579 Kesimpulan: Pendapatan PT. Telkom lebih besar dibanding Persediaan yang dimilikinya, karena persediaan PT.Telkom hanya terdiri dari komponen seperti kartu SIM, kartu RUIM, pesawat telepon , set top box, voucher prabayar yang dibebankan saat penjualan. Jumlah penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut.
Analisa Rasio Trend Neraca Kas perusahaan pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp 1.578 dibandingkan dengan tahun 2012. Untuk pos piutang nilainya mengalami kenaikan secara signifikan pada semua pos baik piutang usaha atau bukan usaha dan piutang lain-lain, ini mengindikasikan bahwa tingkat penagihan piutang semakin meningkat atau tingkat kemampuan debitur naik untuk membayar utang terhadap perusahaan. Nilai persediaan akhir bersih perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2013, sebesar Rp 70. Penurunan paling signifikan terjadi pada pos Tagihan Restitusi pajak. Namun, secara umum, kenaikan pos aktiva lancar adalah sebesar Rp 33.075 dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp 27.973. Aktiva tidak lancar nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp 11.480 dari tahun 2011. Aset tetap juga nilainya mengalami kenaikan karena perusahaan juga sedang melakukan penambahan terhadap aktiva tetap, mungkin disebabkan karena keadaan mesin atau gedung yang nilai efisiensi telah menurun atau sekedar strategi peningkatan produksi. Aktiva tidak lancar lainnya juga mengalami kenaikan sebesar Rp 1.784. Kenaikan ini terkait dengan sewa atas ruang perkantoran yang digunakan untuk jangka panjang dan nilainya diakui sebagai aktiva tidak lancar lainnya. Sewa semacam ini tergolong capital lease. Total aset secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar Rp 16.582.
Jumlah liabilitas jangka pendek perusahaan mengalami peningkatan dan liabilitas jangka panjang mengalami kenaikan. Jumlah liabilitas jangka pendek meningkat sebesar Rp4.330 dan liabilitas jangka panjang meningkat sebesar Rp 1.806. Utang jangka pendek ke pihak ke 3, relasi dan lain-lain relatif meningkat disebabkan karena perusahaan dalam jangka pendek belum memenuhi berbagai operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mengadakan perjanjian utang dengan pihak lainnya, dan nilai yang di utangkan meningkat . Namun, ada sebagian utang usaha yang meningkat dari beberapa pos utang meskipun peningkatanya tidak terlalu signifikan yaitu hutang pajak dan beban yg masih hrus di bayar. Utang-utang ini digunakan perusahaan sebagian besar juga untuk aktivitas investasi jangka pendek dan operasi. Selain itu juga untuk melunasi utang jangka panjang yang telah jatuh tempo seperti utang obligasi. Utang jangka panjang naik sebesar Rp 1.806. Utang ini juga disebabkan agar pendanaan perusahaan untuk meningkatkan operasi maupun investasi tidak terganggu karena menurunnya nilai pasar saham.
Proporsi modal secara umum menurun dibandingkan dengan tahun 2012 meskipun total ekuitas naik karena memang perusahaan melakukan penjualan kembali saham treasurinya. Perusahaan mendapatkan banyak keuntungan diindikasikan dengan nilai agio yang meningkat serta keuntungan yang belum terealisasi. Harga saham pada waktu itu bisa disimpulkan sedang naik. Modal saham juga tidak mengalami perubahan .
THANK YOU