Hari, Tanggal : Senin, 16 Mei 2016 PENETAPAN KADAR SULFIT oleh Bella Lolytha Rhamadany Program Study D III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada ,Tasikmalaya Nomor Praktikum : 10 Hari, Tanggal : Senin, 16 Mei 2016 Tujuan : Untuk menetapkan kadar sulfit pada sampel Metode : Titrasi Iodimetri Abstrasct Telah dilakukan praktikum penetapan kadar sulfit dengan metode titrasi iodimetri dalam sampel manisan buah salak tanpa merk yang beredar dipasaran pada tanggal 16 Mei 2016 bertempat di laboratorium kimia kampus STIKes BTH Tasikmalaya. Dari hasil praktikum didapat hasil penetapan kadar sulfit pada sampel adalah 911,7629 ppm. Asam sulfit dalam larutan sampel debebaskan dengan penambahan alkali (NaOH), setelah diasamkan dititrasi dengan larutan baku yodium. Adanya zat lain yang mereduksi dapat diperhitungkan dengan mengoksidasi belerang dioksida menjadi sulfat menggunakan hidrogen peroksida sebelum titrasi. Selisih yodium yang diperlukan untuk titrasi dengan penambahan dan tanpa penambahan hidrogen peroksida adalah yodium yang bereaksi dengan belerang dioksida. Pendahuluan Prosedur Sampel diaddkan 250 ml Sampel A + NaOH Sampel B + NaOH + H2SO4 + Amilum Titrasi dg Iodium Larutan Biru + H2SO4 +H2O2+ Amilum Titik akhir Biarkan 10’ Homogenkan Hasil Pengamatan Pembahasan Praktikum dilakukan untuk menetapkan kadar pengawet sari buah yakni sulfit pada sampel manisan buah salak tanpa merk yang banyak beredar dipasaran pada tanggal 16 Mei 2016 bertempat di laboratorium kimia kampus STIKes BTH Tasikmalaya dengan menggunakan metode titrasi iodimetri. SO2 digunakan sebagai pengawet sari buah, jus juga pada minuman hasil peragian. Apabila SO2 ditambahkan kedalam minuman yang bersifat asam dalam larutan akan terbentuk sebagai SO3(sulfit) yang berperan untuk mengawetkan dengan cara merubah struktur biokimia dari bakteri. Dari sampel manisan diambil sarinya (airnya) yang diduga mengandung pengawet lalu disaring, kemudian sampel diencerkan dengan mengguanakan aquades agar konsentrasinya tidak terlalu pekat. Lalu sampel dimasukan kedalam dua buah erlenmeyer dan ditambahkan masing-masing NaOH 0,1 N yang bertujuan untuk membebaskan asam sulfit yang terikat dalam larutan. Setelahnya didiamkan ±10 menit bertujuan agar reaksi berlangsung secara sempurna. Pada erlenmeyer A ditambahkan dengan asam sulfat agar suasana larutan asam. Sedangkan pada erlenmeyer B ditambahkan dengan asam sulfat + hidrogen peroksida yang bertujuan selain untun suasana asam, juga untuk mengoksidasi sulfit sehingga sulfit tidak tereduksi oleh zat lain. Sehingga pada saat titrasi, erlenmeyer A didapat hasil kadar sulfit bersama dengan senyawa lainnya sedangkan dalam erlenmeyer B didapat hasil sulfit murni dan kemudian selisihnya dapat diketahui. Selisih yodium yang diperlukan untuk titrasi dengan penambahan dan tanpa penambahan hidrogen peroksida adalah yodium yang bereaksi dengan belerang dioksida. Hasil tersebut dapat diperhitungkan dengan menggunakan rumus Kadar SO2 (ppm)= (VA – VB) X N I2 X BE SO2 X 106 X P Mg sampel Berdasarkan hasil praktikum, didapat kan hasil pemeriksaan sulfit dalam sampel sebanyak 911,7629 ppm. Kesimpulan Daftar Pustaka Jadi, menurut hasil pengamatan penetapan kadar sulfit pada sampel manisan buah salak tanpa merk dengan menggunakan metode titrasi iodimetri didapat hasil kadar sulfit sebanyak 911,7629 ppm. G.SVEHLA.1985.Vogel Buku Teks Analisis Kuantitatif.London:Longman Group Limited. Girindra, A. 1986. Biokimia I. Jakarta : PT. Gramedia Pursitasari.Indriani Dwi.2014.Kimia Dasar. Bandung : ALFABETA