TEKNIK PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (PKB 350) Free Powerpoint Templates
PENDAHULUAN Pupuk, Setiap material, baik organik maupun anorganik, alami atau sintetis, yang memberikan satu atau lebih unsur kimia yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Jain, et. al, 1992) Tujuan Pemupukan: Mengganti kehilangan unsur hara yang digunakan oleh tanaman membentuk buah. Tercuci & Erosi Terikat oleh tanah
Besarnya Biaya Pemupukan 50 – 70 % dari biaya pemeliharaan lapangan. 25 – 30 % dari biaya produksi CPO.
PEMUPUKAN KOMPENSASI PEMUPUKAN *************************************** Produksi TBS Biaya Produksi Output Input
Keseimbangan Unsur Hara Pupuk harus diberikan secara seimbang. Faktor minimum sebagai pembatasnya. Pupuk penentu keberhasilan produksi, selain faktor iklim dan praktek di lapangan. Perlunya pemupukan yang benar untuk meningkatkan produksi lebih besar dibanding dengan biaya, menjamin produksi tinggi yang berkesinambungan dan menjadikan biaya yang kita keluarkan efektif.
Kelapa sawit tanaman penghasil minyak/ha tertinggi Tanaman ini membutuhkan jumlah hara yang cukup besar Pada umur 8–10 utk pertumbuhan & 25 ton TBS/ha/tahun dibutuhkan: 193 kg N = 3.1 kg Urea 26 kg P = 1.3 kg RP 251 kg K = 3.7 kg MOP 61 kg Mg = 2.8 kg Kieserite /pokok/tahun Pupuk = Buah/Panen
Prinsip utama : “Setiap pokok yang menerima setiap jenis pupuk harus sesuai dengan dosis yang telah ditentukan di buku rekomendasi pemupukan”. KETEPATAN DAN KETELITIAN dalam aplikasi sangat penting agar Prinsip utama dapat tercapai.
Kualitas pemupukan dilihat dari 2 hal : Efisiensi pemupukan ditentukan oleh 6 faktor : Jenis, Dosis, Penyimpanan, Waktu, Cara, Tempat. Kualitas pemupukan dilihat dari 2 hal : Kualitas panaburan pupuk di lapangan, berkaitan dg: Pengelolaan dan Organisasi Kerja Administrasi Kualitas pupuk Kandungan unsur hara Kadar air (moisture)
Keterkaitan Unsur Hara & Buah Ukuran Jumlah Kualitas Buah Kulit Buah Daya simpan N x P K Ca Mg S Mn B Zn
KATA MUTIARA : “Seandainya pokok sawit punya tangan dan kaki, kita tidak perlu mengantarnya sampai pasar tengah. Tetapi sayang, dia hanya punya mulut, maka kita harus yakin bahwa pupuk kita bisa ditelan, jika perlu disuntikkan sampai ke jaringannya”.
Jenis Pupuk Perlu pemahaman terhadap kriteria jenis dan sifat pupuk, karena masing-masing jenis pupuk mempunyai karakteristik tersendiri, yang akan berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi pemupukan Jenis Pupuk berdasarkan kelompok Jenis dan Sifat Pupuk untuk tanaman kelapa sawit Sifat pupuk al: Mudah menguap Mudah tercuci Ketersediaan didalam tanah “mobile” Ketersediaan didalam tanaman “mobile” Sinergis & Antagonis c. Antagonisme dan Sinergisme pencampuran pupuk
a. Jenis Pupuk Berdasarkan Kelompok Makro N, P, K, Ca, Mg, S Kelompok Mikro B, Fe, Cu, Zn, Cl, Mn Hara Tunggal 1 unsur N (Urea) Jumlah Unsur Majemuk 3 unsur NPK Prill Urea Padat Tablet Pupuk Tablet Bentuk Cair Pupuk cair Organik Binatang Pupuk kandang Asal Tanaman Pupuk Tankos, Kompos Pupuk Mikrobio Alam/Tambang RP, KCL Sintesis Urea, TSP Pelepasan Lambat larut RP, Dolomite Cepat Larut TSP, Urea Mineral Pupuk Anorganik Biotik/Abiotik Bio fertilizer Pupuk Organik Asam ZA, Kieserite Netral MOP Sifat Basa RP, Dolomite
JENIS PUPUK Pupuk Makro NO SUMBER HARA JENIS PUPUK KANDUNGAN NUTRISI 1. Nitrogen (N) Urea Amonium Sulfat (ZA) 46 % N 21 % N, 24 % S 2. Fosfor (P) Triple Super Phospate (TSP) Fosfat Alam/Rock Phospate (RP) 46 % P2O5, 28 % CaO 29 – 34 % P2O5, 35 % CaO 3. Kalium (K) Muriate of Potash (MOP) 60 % K2O, 50 % Cl 4. Magnesium (Mg) Kieserit 27 % MgO, 22 % S Dolomit 18 – 20 % MgO, 50 % CaO 5. Kalsium (Ca) Limestone Dust (LSD) 50 % CaO, 1 – 3 % MgO
Pupuk Mikro Pupuk Slow Release NO SUMBER HARA JENIS PUPUK KANDUNGAN NUTRISI 1. Boron (B) High Grade Fertilizer Borate (HGFB) Na2B4O7.5H2O 48 % B2O3 2. Tembaga (Cu) Copper Sulphate CuSO4.5H2O 23 – 25 % Cu 3. Seng (Zn) Zinc Sulphate ZnSO4.7H2O 20 – 23 % Zn 4. Besi (Fe) Ferrous Sulphate FeSO4.7H2O 18 – 20 % Fe Pupuk Slow Release NO SUMBER HARA JENIS PUPUK KANDUNGAN NUTRISI 1. N, P, K, Mg + TE Agroblen 16 % N, 8 % P2O5, 9 % K2O, 3 % MgO 2. Woodace 12 % N, 6 % P2O5, 6 % K2O, 2 % MgO
CONTOH BENTUK DAN WARNA PUPUK Jenis Pupuk Nitrogen Jenis Pupuk ZA Jenis Pupuk UREA
CONTOH BENTUK DAN WARNA PUPUK Jenis Pupuk PHOSPATE Jenis Pupuk CIRP Jenis Pupuk GAFSA Jenis Pupuk RP CHINA Jenis Pupuk RP EGYPT
CONTOH BENTUK DAN WARNA PUPUK Jenis Pupuk KALIUM Jenis Pupuk MOP PUTIH Jenis Pupuk MOP MERAH
CONTOH BENTUK DAN WARNA PUPUK Jenis Pupuk MAGNESIUM Jenis Pupuk KISERITE Jenis Pupuk DOLOMITE
CONTOH BENTUK DAN WARNA PUPUK Jenis Pupuk MIKRO Jenis Pupuk HGFB Jenis Pupuk Cu-EDTA Jenis Pupuk Fe-EDTA Jenis Pupuk CuSO4
CONTOH BENTUK DAN WARNA PUPUK Jenis Pupuk MAJEMUK SUMICOAT NPK 12:12:17:2 OSTINDO AGROBLEN NPK 15:15:6:4
Jenis dan Sifat Pupuk Untuk Tanaman K.S Sumber hara Jenis pupuk Keterangan Nitrogen (N) Urea (46%N) TBM & TM, semua tanah Fosfor (P) TSP (45% P2O5) Rock Posphat (28% P2O5) TBM & TM, semua tanah. Tanah gambut hrs. lebih reaktif Kalium (K) MOP (60% K2O) Magnesium (Mg) Kiserit (27% MgO) Defisiensi/memperbaiki Mg Tanah mineral Dolomit (18-22% MgO) Mempertahankan status Mg Tanah gambut Kapur (Ca & Mg) Kaptan (55-56% CaO) Dolomit Boron (B) HGFB (48% B2O5) TBM (semua), TM (defisiensi) Tembaga (Cu) Terusi (25% Cu) Gambut & mineral tertentu Seng (Zn) Zn.SO4 (35% Zn)
Jenis dan Sifat Pupuk Untuk Tanaman K.S
WAKTU APLIKASI PEMUPUKAN Dipengaruhi Oleh: Curah Hujan Interaksi antara beberapa jenis pupuk
Curah Hujan Keterangan Pengaruh Curah Hujan Terhadap Waktu Aplikasi Pupuk Curah Hujan (mm/bulan) Keterangan < 60 - Urea tidak boleh diaplikasi - Pupuk makro & mikro yg lain dapat diaplikasi 60 - 300 Sesuai untuk aplikasi semua jenis pupuk > 300 - Pupuk yg cepat larut (MOP, Kies, Urea, HGFB, CuSO4, ZnSO4) tdk boleh diaplikasi. - RP & Dolomite masih dapat diaplikasi.
WAKTU APLIKASI PUPUK Interaksi antara Beberapa Jenis Pupuk INTERAKSI ANTAGONIS INTERAKSI SINERGIS 1. Nitrogen dan Pupuk alkalis Urea : Bunch Ash, Dolomite RP MOP : Urea MOP : CuSO4 2. Ppk Mikro dan Ppk Makro HGFB : Urea, MOP Dolomite CuSO4 : Urea, RP 3. Pupuk K dan Mg MOP : Kies, Dolomite.
WAKTU APLIKASI PUPUK Interaksi antara Beberapa Jenis Pupuk TINDAKAN Antagonis 1. Pupuk tidak dapat dicampur. 2. Tidak boleh diaplikasi secara bersamaan. 3. Interval aplikasi pupuk tidak Kurang dari 4 minggu. Sinergis 1. Pupuk boleh dicampur. 2. Pupuk boleh diaplikasi/ dalam waktu yang sama dan di tempat yang sama.
WAKTU APLIKASI PUPUK Interaksi antara Beberapa Jenis Pupuk
Pemupukan di Pembibitan Kelapa Sawit Hal-hal yang harus dipahami : Aplikasi pemupukan berpedoman dengan program rekomendasi dari Departement Riset Pemupukan di pre nursery selalu dilakukan dengan cara menyiramkan larutan pupuk (dengan menggunakan gambar), kecuali bila menggunakan pupuk Control Release Fertilizer – CRF Penyiraman dengan larutan pupuk harus dilakukan di sore hari setelah penyiraman dengan air selesai dilakukan Harus menggunakan pompa semprot tersendiri (bebas dari herbisida), penyemprotan larutan pupuk dapat digabung dengan fungisida atau insektisida
Pemupukan di Pembibitan Kelapa Sawit Hal-hal yang harus dipahami : - Apabila muncul gejala akibat defisiensi unsur-unsur hara yang spesifik atau gejala-gejala lain karena efek pemupukan, maka harus segera dilaporkan ke Departement Riset dan GM Estates dengan disertai informasi perlakuan dan foto dari gejala yang dimaksud Pemindahan bibit dari baby bag ke large bag pada umur 12 minggu, jika pada umur 12 minggu bibit belum dipindahkan, maka pemupukan harus tetap dilanjutkan dengan dosis umur 11 minggu yaitu 40 gr urea + 15 gr MOP / 15 ltr air / 500 bibit setiap minggu sampai bibit dipindahkan dilarang memberikan pupuk dalam bentuk gramular pada baby bag Setelah dipindahkan ke large bag, maka dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk gramular mengikuti umur bibit
Pemupukan di Pre Nursery untuk pembibitan
Pemupukan di Main Nursery untuk pembibitan
PEMUPUKAN TBM Pupuk lubang tanam Tanah Mineral 125 g TSP dicampur dengan top soil Tanah Gambut - Pupuk lubang tanam 250 g RP dicampur dengan top soil Penempatan pupuk yang benar adalah hal yang paling penting pada tahun awal setelah tanam sebelum perakaran benar-benar berkembang. Selama tahun pertama dan kedua setelah tanam, semua pupuk disebar merata dalam piringan sehingga kontak langsung dengan feeding root dalam jumlah maksimum
Aplikasi pupuk di lapangan harus dijamin tepat dosis Aplikasi pupuk di lapangan harus dijamin tepat dosis. Semua pupuk harus diaplikasi dengan menggunakan takaran yang telah distandardisasi. Setiap pokok harus mendapatkan pupuk sesuai dosis yang direkomendasikan untuk mendapatkan jaminan pertumbuhan kelapa sawit yang baik dan seragam.
Waktu Dan Frekwensi Pemupukan Waktu Pemupukan Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan. Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan. Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh MOP (KCl) dan Urea/Z A. Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/ ZA minimal 4 minggu. Seluruh pupuk agar diaplikasikan sampai berumur 24 bulan. Aplikasi pupuk setelah 24 bulan biasanya berdasarkan analisa daun
Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada akhir musim hujan (Maret – April) untuk pemupukan yang pertama, dan pada awal musim hujan(Agustus - September) untuk pemupukan yang kedua.
TABEL WAKTU APLIKASI Aplikasi I Aplikasi II Urea RP/TSP MOP/KCl Kies/Dol Mikro Pebruari-Maret Juni-Juli Maret-April Urea RP/TSP MOP/KCl Kies/Dol Mikro Juli-Agustus - 9/11/2003
Frekwensi Pemupukan Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk, dan umur - kondisi tanaman. Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekwensi yang lebih banyak. Frekwensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya
Dosis Pupuk TBM di Tanah Mineral Keterangan: Rekomendasi pemupukan pada umur tanaman 27 sampai dengan 36 bulan setelah tanam dilaksanakan jika analisa daun tidak berlaku/tidak ada
Dosis Pupuk TBM di Tanah Gambut Keterangan: Rekomendasi pemupukan pada umur tanaman 27 sampai dengan 36 bulan setelah tanam dilaksanakan jika analisa daun tidak berlaku/tidak ada
Penempatan Pupuk di TBM Aplikasi satu-dua kali setelah tanam, pupuk harus diaplikasikan di tepi luar pusat penanaman untuk menjamin terserapnya pupuk secara maksimum. Aplikasi selanjutnya, pupuk harus tersebar merata ± 15 cm dari pangkal tanaman sampai ujung tajuk tanaman.
Gambar Penempatan Pupuk di TBM 15 cm
PEMUPUKAN TM Sasaran pemupukan : 4 T ( Tepat jenis, dosis, waktu dan metode) Dosis pupuk berdasarkan rekomendasi yang telah diformulasikan berdasarkan beberapa faktor seperti produksi TBS, umur tanaman, status nutrisi tanaman (analisa daun dan observasi lapangan), sejarah pemupukan, kesuburan tanah, data curah hujan, hasil percobaan pupuk dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut harus dianalisa dengan cermat untuk menjamin produksi TBS maksimum. Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan sebaran curah hujan. Semua pupuk harus diaplikasi dengan takaran yang telah distandardisasi pada setiap tanaman sesuai dengan dosis rekomendasi.
Frekuensi dan waktu aplikasi pupuk Frekuensi dan waktu pengaplikasian pupuk harus berdasarkan dari program yang telah disusun akan diberikan oleh Departemen R&D pada program pemupukan tahunan. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap frekuensi dan waktu aplikasi pupuk yaitu: curah hujan, tekstur dan struktur tanah dan interaksi antara beberapa jenis pupuk yang berbeda. Apabila terdapat kendala di dalam proses pengiriman pupuk, maka beberapa hal perlu diperhatikan oleh manajemen kebun adalah : Interval antara 2 (dua) rotasi pupuk Interval antara 2 (dua) rotasi pada jenis pupuk yang sama, tidak boleh kurang dari 2 (dua) bulan. Rotasi pertama sebaiknya dilakukan pada semester I (Januari - Juni) dan lainnya pada semester II (Juli - Desember). Apabila rotasi keduanya diaplikasikan secara bersamaan (misalnya pada semester I), kemudian interval antara rotasi terakhir dengan rotasi pertama pada tahun berikutnya menjadi jauh maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit. Kondisi tersebut terutama penting pada kasus pupuk nitrogen (misalkan Urea dan ZA) yang mempunyai efek residu rendah atau pupuk yang cepat larut (misalkan MOP dan Kieserit) yang cenderung tercuci sehingga menyebabkan losses secara signifikan.
Lanjutan… Hubungan aplikasi pupuk dengan curah hujan Curah hujan < 60 mm: Urea tidak tepat diaplikasi karena memiliki potensi penguapan yang tinggi Curah hujan > 300 mm: Pupuk yang mudah larut seperti Urea, ZA, Kieserit, MOP, TSP, CuSO4, ZnSO4 dan HGFB tidak tepat untuk diaplikasi karena berpotensi losses tinggi melalui proses pencucian, aliran permukaan dan erosi Pupuk yang lambat terlarut (contoh: RP dan Dolomit) dapat diaplikasi pada kondisi curah hujan tinggi, walaupun kehilangannya 3-5% tetapi masih dapat terjadi lagi losses oleh aliran permukaan atau erosi tanah, terutama pada daerah miring Pada umumnya, semua pupuk diaplikasi pada bulan dengan curah hujan cukup (60 – 300 mm), saat itu tanah cukup basah (tidak jenuh) sehingga memudahkan terpenuhinya unsur hara
Lanjutan…. Interaksi pupuk Setiap pupuk memiliki sifat antagonis, sinergis atau netral bila berinteraksi dengan pupuk lainnya. Hal tersebut umunya terjadi apabila jenis pupuk yang berbeda diaplikasikan secara berlebihan pada areal yang sama. Nitrogen dan pupuk alkalis Untuk mengurangi penguapan terhadap unsur nitrogen, pupuk nitrogen seperti Urea dan ZA tidak boleh dicampur dengan pupuk alkalis seperti RP, TSP, Dolomit dan abu janjang. Selain itu juga, pupuk tersebut tidak boleh diaplikasi secara bersamaan. Interval waktu aplikasi tidak kurang dari 4 minggu dan harus dijaga antara aplikasi nitrogen dengan pupuk alkalis. Antagonis K & Mg dan K & Borate Untuk menghindari pengaruh antagonis antara K dengan Mg dan K dengan B, MOP atau abu janjang tidak boleh dicampur dengan Kieserit/Dolomit atau Borate. Selain itu juga, tidak boleh diaplikasi secara bersamaan. Interval aplikasi antara MOP/abu janjang dan Kieserit atau antara MOP/abu janjang dan Dolomit atau MOP/abu janjang dan HGFB tidak boleh kurang dari 4 minggu. Urea dan RP/CuSO4 Urea dan RP cenderung mengurangi pengaruh unsur besi pada tanaman. Kemudian, CuSO4 tidak dapat diaplikasi dengan segera setelah aplikasi Urea atau RP. Interval aplikasi pupuk tersebut tidak kurang dari 4 minggu. Pupuk bersinergi K bersinergi dengan N dan Cu. Kemudian, sebelum diaplikasi MOP dapat dicampur dengan Urea dan MOP dengan CuSO4 atau pupuk tersebut dapat diaplikasi dalam waktu yang sama.
Penempatan Pupuk di TBM Untuk tanah miring hanya ditabur 1/2 lingkaran. Demikian juga untuk tanaman yang sangat dekat dengan parit (untuk mencegah run off). Terlepas dari lokasi tersebut, pupuk harus selalu disebar secara merata agar akar-akar dapat menyerap secara maksimum. Pupuk jangan diaplikasi dalam bentuk bongkahan atau mengumpul, karena dapat mengakibatkan rusaknya akar sehingga nutrisi yang diserap berkurang. Kondisi tersebut juga menyebabkan tingginya losses pupuk melalui pencucian, penguapan dan sebagainya.
Gambar Penempatan Pupuk Makro dan Mikro pada TM (3-6 Tahun) 30 cm 1,70 m
Gambar Penempatan Pupuk Makro dan Mikro pada TM (> 7 Tahun)
PEMUPUKAN PADA KONDISI AREAL TERTENTU Areal sisipan Pada prakteknya, pemupukan pada semua tanaman sisipan termasuk yang sudah menghasilkan harus diaplikasi dalam waktu yang sama dengan tanaman menghasilkan dan dosisnya setengah (50%) dari rekomendasi. Takaran yang dipakai dalam pemupukan harus dikalibrasi untuk setengah dosis. Oleh karena itu, tanaman sisipan akan memperoleh 1 (satu) takaran per pokok, sedangkan TM akan memperoleh 2 (dua) takaran per pokok (dosis 100%). Areal replanting Pada umumnya tidak akan dilaksanakan pemupukan mulai 2 (dua) tahun sebelum tanaman direplanting. Pihak kebun harus memberitahukan kemajuan program replanting kepada Departemen R&D. Hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan R&D ketika pengambilan sampel daun dan penyusunan program pemupukan tahunan.
PEMUPUKAN PADA KONDISI AREAL TERTENTU Areal bermasalah Managemen kebun harus memberitahukan dan membawa staf Departemen R&D ke areal yang pertumbuhannya kurang baik atau areal yang mengalami defisiensi unsur hara untuk dapat segera dilakukan perbaikan. Penambahan pupuk yang diaplikasi oleh managemen kebun (tanpa konsultasi dengan R&D) harus dihindari, karena kesalahan identifikasi terhadap masalah/defisiensi selanjutnya dapat menjadi penyebab utama ketidakseimbangan unsur hara.
Dosis Pupuk TM Kelapa Sawit Pemupukan Dosis Pupuk (Kg/phn) (Aplikasi) Urea atau ZA RP atau TSP MOP Kieserite HGFB Semester I Semester II 1,00 1,50 0,75 0,50 - 0,05 Jumlah 2,00 3,00 1,75 1,25
Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan (T M ) Pada Tanah Mineral Kelompok Umur (Tahun) Dosis Pupuk (gram/pohon) Urea SP-36 MOP ( KCl) Kieserite Jumlah 3 - 8 2,00 1,50 1,00 6,00 9 - 13 2,75 2,25 8,75 14 - 20 2,50 7,75 21 - 25 1,75 1,25 5,25
Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan ( TM ) Pada Tanah Gambut Kelompok Umur (Tahun) Dosis Pupuk (kg/pohon/tahun) Urea Rock Phosphate MOP (KCl) Dolomit Jumlah 3 - 8 2,00 1,75 1,50 6,75 9 - 13 2,50 2,75 2,25 9,50 14 - 20 8,00 21 - 25 1,25 5,75
Subsitusi pupuk
Persiapan & Persyaratan Lapangan untuk Pemupukan Persiapan Sebelum Aplikasi Persiapan Pupuk Jenis dan jumlah pupuk yang diperlukan harus tersedia di kebun pada waktunya. Untuk itu permintaan pupuk dari kebun ke Departemen Purchasing harus dilakukan minimal 2 bulan sebelum aplikasi pemupukan dilakukan. Stock pupuk lama dan pupuk yang karung goninya rusak harus digunakan lebih dahulu (prinsip FIFO : first in first out). Pupuk yang membatu/menggumpal harus dikeluarkan dari karungnya dan dihancurkan untuk kemudian diuntil dengan disertai label jenis pupuk dan beratnya. Karena sistim aplikasi pupuk dilakukan dengan teknik untilan, maka stok pupuk yang keluar dari gudang sentral sudah harus berupa untilan yang jenis dan berat pupuknya disesuaikan dengan rencana areal yang akan dipupuk dan kemampuan penabur.
Lanjutan….. Persiapan dan organisasi penguntilan Takaran besar untuk memasukkan pupuk ke eks goni pupuk. Besarnya takaran ini adalah kelipatan dari dosis pupuk per pokok dan mudah memasukkannya ke dalam goni. Takaran besar ini dibuat dari jerigen eks herbisida dan diberi label yang jelas yang mencantumkan jenis pupuk, dosis per pokok dan berat total per untilan. Takaran disusun yang rapi di gudang pupuk untuk memudahkan pengontrolan kebenaran dan ketelitiannya. Lembaran eks karung pupuk yang telah dijarum/dijahit satu sama lain untuk dipakai sebagai alas. Usahakan agar dapat menampung berpuluh-puluh goni pupuk, dengan ukuran minimal 5x5 m2 dan dibuat rangkap dua. Alat pemecah pupuk yang menggumpal. Dapat digunakan pemukul yang dibuat dari broti/kayu bulat dengan alas papan yang tebal. Sebuah timbangan untuk mengontrol secara random apakah berat per until sesuai dengan yang telah ditentukan.
Lanjutan….. Persiapan dan organisasi penguntilan Takaran pupuk berbentuk kubus atau tabung sesuai dengan dosis per pokok yang telah ditentukan di buku program pemupukan. Jenis dan dosis harus tertulis pada setiap takaran. Takaran ini dibuat dari tripleks atau pipa PVC 7” untuk dosis > 1 kg. Untuk dosis < 1 kg dapat dipakai PVC dengan ukuran yang lebih kecil. Tidak dibenarkan memakai takaran yang lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Hal ini sangat penting agar penakaran pupuk sewaktu menabur ke setiap pokok maksimal 2 (dua) kali, dan permukaan takaran diratakan. Takaran ini harus disimpan di gudang afdeling dengan disusun rapi dan teratur menurut jenis dan dosis pupuk. Papan tulis dimana tercatat jumlah untilan yang perlu disediakan untuk tiap jenis pupuk, tiap blok dan tiap afdeling, sesuai rencana pemupukan yang akan dilaksanakan.
Papan Rencana Pemupukan di Gudang Pupuk
Lanjutan….. Organisasi penguntilan pupuk di gudang Menentukan blok mana yang akan dipupuk besok hari dan apa jenis pupuk serta dosisnya. Contoh Afdeling : IV (Empat) Blok : D90 F (OP’ 1990 = 30 ha = 4057 pkk) Pupuk : Urea = 8114 kg = 162,3 zak Dosis : 2 kg/pokok Jumlah ppk/until: 6 atau 7 pkk, ditentukan atas dasar bahwa kg/until adalah 12 kg (6 x 2 kg) atau 14 kg (7 x 2 kg) kg/until : 14 kg, menggunakan takaran @ 7 kg, sehingga 1 until = 2 takaran, atau takaran @ 14 kg per until Jumlah untilan : 8114/14 = 579,6 = 580 until Goni untuk untilan digunakan eks goni pupuk sebelumnya, tidak boleh menggunakan goni yang baru dibuka. Hal ini perlu karena jumlah goni bukaan baru adalah merupakan kontrol apakah jumlah kg atau zak yang dibuka sama dengan jumlah yang sudah diuntil
Administrasi Program dan Realisasi Pemupukan
Lanjutan….. Untilan disusun (ditumpuk) sedemikian rupa sehingga mudah menghitungnya, sebaiknya antara 5-10 until per tumpuk Manager, Askep, Asisten, Mandor I dan Kerani Afdeling setiap saat harus melakukan penimbangan secara random dari untilan yang telah disusun, apakah benar beratnya sesuai dengan kg yang telah ditentukan Tiap tumpukan harus diberi label (etiket) untuk menghindari kekeliruan sebelum diangkut ke lapangan Pupuk yang sudah diuntil harus segera ditabur besok harinya agar tidak terjadi proses penggumpalan Norma prestasi penguntil = 1-2 ton pupuk per hk, tergantung jenis dan dosis yang digunakan (biasanya pupuk Urea relatif lebih rendah) Agar petugas penguntil dapat lebih dipertanggung-jawabkan dianjurkan agar menggunakan tenaga tetap, dengan nama yang tercatat oleh petugas gudang.
Persiapan Alat
Persiapan lapangan Piringan tanaman kelapa sawit harus dalam keadaan bersih, lebar 2 meter, dan bebas dari genangan air. Efisiensi pupuk akan meningkat jika pupuk (terutama Urea) segera terserap oleh akar tanaman kelapa sawit. Sarana lain, seperti jalan dan jembatan pada main road dan collection road, pasar rintis dan titi pasar rintis harus betul-betul dipastikan dapat menunjang kelancaran transportasi dan pelaksanaan aplikasi pupuk di lapangan. Disetiap blok selalu ada parit atau batas-batas alamiah/buatan lainnya. Buat peta detail per blok dan bagi menjadi beberapa petak menurut batas-batas tersebut dan isi data jumlah pokok per petak. Buat rencana pengeceran pupuk untuk setiap perlakuan pada peta detail tersebut, sehingga pada waktu pelaksanaan pemupukan sudah ada pedoman yang pasti. Sediakan pancang seperti di bawah ini untuk tempat peletakan/pengeceran pupuk (TPP). Atur jadwal awal urutan penaburan diusahakan pada tanaman baru, kemudian TBM seterusnya TM. Pemupukan harus dilakukan blok per blok.
SKEMA LAY OUT TPP(TEMPAT PELETAKAN PUPUK)
Persiapan pengangkutan pupuk dari gudang sentral ke lapangan Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang sentral ke lapangan, sehari sebelum pemupukan harus sudah dipastikan kesiapannya (sore hari diminta ke bagian traksi melalui buku permintaan kendaraan afdeling). Jam 06.00, kendaraan harus sudah mulai memuat untilan pupuk. Diperkirakan jam 06.30 selesai memuat, sehingga jam 07.00 sudah sampai di lapangan. Tidak diperbolehkan memuat untilan dengan gancu. Kenek, Mandor Pupuk/Mandor Until/Warnen Pupuk harus sudah siap di gudang pupuk untuk mengawasi pelaksanaan pemuatan untilan pupuk. Pengeceran pupuk dari atas kendaraan harus ditangani oleh petugas yang terlatih, dan diletakkan pada tempat pengeceran yang sudah ditentukan. Tumpukan untilan pupuk yang diecer harus diletakkan di sekitar piringan dan tidak dibenarkan di letakkan di jalan.
Persiapan keamanan Pupuk yang telah diecer di lapangan harus terjamin dari pencurian, pembuangan atau disembunyikan di gawangan/parit. Untuk itu perlu dipersiapkan petugas/dirangkap oleh mandor/warnen dan centeng yang bertanggungjawab terhadap keamanan pupuk ini Pupuk yang telah diecer di lapangan harus diusahakan selesai ditabur seluruhnya pada hari itu juga. Apabila pupuk tidak selesai ditabur karena hujan atau lainnya, maka sisa pupuk tersebut harus dibawa kembali ke gudang afdeling.
PELAKSANAAN APLIKASI Organisasi Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam aplikasi pupuk di lapangan, maka di tiap afdeling setiap harinya hanya dibenarkan menabur 1 (satu) jenis pupuk saja pada setiap bloknya. Kebutuhan jumlah tenaga harus pasti dan sesuai dengan luas areal yang akan dipupuk. Norma prestasi penabur adalah 2-3,5 ha/hk atau 400 - 500 kg/hk, tergantung dari: Dosis pupuk per pokok Topografi areal Ketrampilan penabur (profesionalisme) Tenaga kerja harus terlatih dan terdiri dari satu mandoran tenaga wanita yang tetap untuk setiap afdeling. Diusahakan tidak terjadi penggantian tenaga penabur. Jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur.