KEPEMIMPINAN YANG KUAT; Menekan Laju Epidemi Napza dan AIDS di Sulsel ARLIN ADAM Disampaikan dalam seminar Sehari KPA Kabupaten Bulukumba, 16 Desember 2008
Balada Kodok Rebus…. Suhu tubuh kodok tidak sensitif terhadap suhu luar Saat direbus, ia tidak akan meloncat keluar kecuali ada yang mengusiknya Ia kemudian akan mati tiba-tiba Cerita yang menggambarkan malapetaka yang terjadi pada masyarakat tanpa disadari oleh para pemimpin.
Bagaimana Trend Penularan
Modeling prediction for HIV infections Trend in Indonesia
The Trend of Child Infections in Indonesia
Two Different Trends among Two Different Behaviours
Perilaku berisiko dimulai pd usia muda WPS lgs WPS tak lgs Waria Kucing Penasun
Estimasi Infeksi Baru HIV tahun 2008 akan terjadi pada kelompok usia 15 – 19 tahun ! Lelaki perempuan Ribuan
KEPEMIMPINAN dapat mengubah jalannya epidemi !!!
Komitmen kita Untuk Merubah jalannya epidemi diseluruh Indonesia – diupayakan mencegah 1 juta orang terinfeksi HIV pada tahun 2020 mengupayakan agar bangsa Indonesia mencapai target2 dan standar kesepakatan internasional – MDG, UNGASS, dll
Level kepemimpinan NEGARA CIVIL SOCIETY PASAR Kepemimpinan merupakan determinisme sosiologis. Aktor hanya ikut saja pada kekuatan eksternal yang memaksanya bertindak. NEGARA pemerintahan P2 AIDS CIVIL SOCIETY PASAR lembaga bisnis - pemuka agama - keluarga
Peta kekuatan Menurunya Laju epidemi HIV Situasi yang diinginkan Menurunya Laju epidemi HIV Budaya bisu Penyangkalan Diskriminasi dan stigma Kekuatan penghambat Situasi sekarang Laju epidemi HIV terus meningkat Kepemimpinan Dukungan donor NGO peduli AIDS Kekuatan pendorong
Pemimpin Sebaiknya…
Level Pemerintahan Mengupayakan perangkat hukum yang optimal untuk P2AIDS Mengalokasikan anggaran yang cukup untuk penanggulangan AIDS di daerahnya Mengkomunikasikan informasi HIV dan AIDS kepada masyarakat
Level Bisnis Menginformasikan HIV dan AIDS kepada karyawannya Memberikan bantuan dana untuk program P2AIDS Menyediakan pelayanan HIV dan AIDS yang komprehensif di tempat kerja (minimal layanan VCT)
Level Civil Society Keagamaan: tidak lagi menghubungkan peristiwa HIV dan AIDS dalam frame moralitas Orsos dan parpol: terlibat secara aktif dalam memberdayakan masyarakat untuk terhindar dari HIV dan AIDS Keluarga: sosialisasi dan transformasi nilai-nilai positif kepada anggota keluarga Diri sendiri: tidak melakukan perilaku beresiko HIVdan AIDS
Refleksi kepemimpinan
Deloris Dokcrey (Ketua Global Network of People Living with HIV/AIDS) Banyak dari kami yang masih meninggal, kepemimpinan dibutuhkan untuk menghadapi kenyataan ini. Walau kepemimpinan merupakan panggilan kuat dan dapat dengan mudah diambil, Saya kecewa dengan para pemimpin kita, para pemimpin keagamaan terus menyangkal adanya HIV dalam masyarakat, para pemerintah gampang puas dan tidak memberikan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk mengakhiri epidemi.
Marina Mahathir (Presiden Malaysian AIDS Council) “ Yang paling kita butuhkan pada diri para pemimpin adalah keberanian besar untuk membuat kebijakan politik dan berani mengatakan apa yang perlu dilakukan bagi HIV/AIDS, kerelaan terpapar situasi yang berbahaya, serta berani mengambil resiko politik demi menyelamatkan kehidupan…”
H.M JUSUF KALLA (WAPRES) YANG HARUS KITA KATAKAN ADALAH MELAKUKAN HUBUNGAN SEKs TIDAK DENGAN ISTRI ITU ADALAH DOSA. TETAPI KALAU ANDA MEMANG TETAP INGIN BERDOSA, YA, PAKAILAH KONDOM AGAR TIDAK MENGORBANKAN KELUARGA DAN DIRI SENDIRI. (Harian Fajar, 2 Desember 2005-Info AIDS LSM Info Kespro-Jakarta, 6/I/Oktober 2006)
MENKOKESRA : IR. ABURIZAL BAKRIE BUKAN SAYA MENGANJURKAN, TAPI KALAU SAUDARA TIDAK BISA MENINGGALKAN PERILAKU SEKS BEBAS….MAKA, PAKAILAH KONDOM BIAR AMAN. (Sambutan Menkokesra Ir. Aburizal Bakrie pada Pembukaan PERNAS HIV AIDS tgl. 5 Februari 2007 di Surabaya)
JANJI HARUS DITEPATI Saatnya BERTINDAK SEKARANG karena….. You are A Leader… The best of you is the most adventageous one….
Tabe’ madecengni kapang Open for discuss…..