PEMOLAAN KOMUNIKASI UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU MELAYU (STUDI ETNOGRAFI PEMOLAAN KOMUNIKASI UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU MELAYU PESISIR DI KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU) SKRIPSI Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Oleh, AYLA RAFFANY NIM. 41809145 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2013
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Melayu adalah salah satu suku bangsa yang mempunyai beraneka ragam adat istiadat. Pernikahan pada hakekatnya merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat dibawah suatu peraturan khusus atau khas
Dalam upacara pernikahan adat melayu Bengkalis, pelaksanaannya ada beberapa tahap, yaitu antara lain: Upacara Antar Tanda / Antar Belanja, Upacara Ijab Kabul / Akad Nikah dan Upacara Hari Langsung / Bersanding
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Rumusan Masalah Makro Berdasarkan latar belakang diatas, pertanyaan Makro yang diangkat oleh peneliti adalah sebagai berikut : “Bagaimana Pemolaan Komunikasi Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu Pesisir di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau ?” 1.2.2 Rumusan Masalah Mikro Bagaimana peristiwa-peristiwa Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu yang terjadi secara berulang-ulang? Bagaimana komponen komunikasi pada Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu yang membangun peristiwa komunikasi yang berulang tersebut? Bagaimana hubungan antar komponen komunikasi yang membangun peristiwa Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu, yang akan dikenal sebagai pemolaan komunikasi?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk menjawab, mendeskripsikan, menganalisa, menceritakan, dan menjelaskan tentang bagaimana Pemolaan Komunikasi Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. 1.3.2 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui identifikasi peristiwa-peristiwa Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu yang terjadi secara berulang-ulang. Untuk mengetahui komponen komunikasi pada Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu yang membangun peristiwa komunikasi yang berulang tersebut. Untuk menemukan hubungan antar komponen komunikasi yang membangun peristiwa Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu, yang akan dikenal sebagai pemolaan komunikasi.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Peneliti melakukan penelitian ini dengan maksud agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya tentang ilmu komunikasi terutama ilmu jurnalistik pada khususnya dan bagi mahasiswa ilmu komunikasi pada umumnya. 1.4.2 Kegunaaan Praktis Kegunaan Bagi Peneliti Kegunaan Bagi Akademisi Kegunaan Bagi Masyarakat Malayu Bengkalis - Riau
Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu Kerangka Pemikiran Etnografi Komunikasi Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu Komponen Hub. Antar Komponen Peristiwa Interaksi Simbolik Etnografi Komunikasi Upacara Adat Pernikahan Suku Melayu di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau
BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitiannya yaitu situasi komunikasi pada saat melaksanakan upacara adat pernikahan mulai dari Upacara Antar Tanda / Antar Belanja, Upacara Ijab Kabul / Akad Nikah dan Upacara Hari Langsung / Bersanding. Pada aspek peristiwa, komponen dan hubungan antar komponen yang terjadi dalam setiap prosesi upacara adat pernikahan yang terjadi di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.
Desain Penelitian Metode Kualitatif etnografi komunikasi membutuhkan alat atau metode penelitian yang bersifat kualitatif untuk dapat memahami objek kajiannya itu. Penelitian (berparadigma) kualitatif mengasumsikan bahwa perilaku dan makna yang dianut sekelompok manusia hanya dapat dipahami melalui analisis atas lingkungan alamiah (natural setting) mereka. Etnografi Komunikasi Penelitian kualitatif akan menuntun etnografi komunikasi untuk memahami bagaimana bahasa, komunikasi, dan kebudayaan saling bekerja sama untuk menghasilkan perilaku komunikasi yang khas. Etnografi komunikasi juga merupakan ilmu sekaligus metode penelitian dalam ilmu sosial.
Teknik Penentuan Informan Purposive Sampling dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang benar-benar paham dibidangnya
Informan Kunci Penelitian Informan Pendukung penelitan Informan Penelitian Informan Kunci Penelitian No. Nama Pekerjaan Usia 1. Bu Idar Mak Andam Pernikahan 50 tahun 2. H. Sulaiman Zakaria Ketua Umum LAM 57 tahun 3. H. Burhanuddin Ketua Harian LAM 56 tahun Informan Pendukung penelitan No Nama Pekerjaan Usia 1 Hamdan Saily Budayawan 60 tahun 2 Ima dan Hariyadi Pengantin Pernikahan 25 tahun 3 Herawati Basri Orang Tua pengantin 53 tahun
Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di acara prosesi perkawinan yang bertempat di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dengan jangka waktu penelitian selama 6 (enam) bulan, terhitung mulai dari bulan Februari 2013 hingga Juli 2013.
Hasil dan Pembahasan Peristiwa Komunikasi Untuk menganalisis peristiwa komunikasi, terdapat beberapa komponen. Yaitu : tipe peristiwa, topik, fungsi / tujuan, setting, partisipan, bentuk pesan, isi pesan, urutan tindakan, kaidah interaksi dan norma interpretasi
Upacara Antar Belanja / Antar Tanda Upacara Akad Nikah / Ijab Kabul Peristiwa Komunikasi Upacara Antar Belanja / Antar Tanda Upacara Akad Nikah / Ijab Kabul Upacara Hari Langsung / Bersanding Tipe Peristiwanya perkenalan, bahasa yang digunakan halus dan sopan. Peristiwanya sakral dan hikmat. Peristiwanya sakral namun diselingi dengan lelucuan saat terjadi berbalas pantun. Topik Kesepakatan besarnya tanda yang akan diberikan pihak laki-laki pada pihak perempuan. Mengucapkan ijab kabul yang dipimpin oleh KUA. Perayaan dan pesta, menjalin silaturahmi dan doa restu untuk kedua mempelai Fungsi dan Tujuan Sebagai pengikat bagi kedua belah pihak dan pihak laki-laki membantu dana karena pihak pe-rempuan memerlukan dana serta peralatan dan perlengkapan yang cukup banyak. Puncak dari segala upacara perkawinan adalah terletak pada Ijab Kabul, dimana menentukan sah atau tidak nya perkawinan dimaksud. Tujuan sebagai bentuk rasa bahagia kedua mempelai, Pesta atau perayaan setelah resmi menjadi pasangan suami isteri. Setting Pihak laki-laki men-datangi rumah pihak perempuan. Lazimnya di-laksanakan malam hari di-rumah pe-ngantin perempuan, dan biasanya hari kamis malam jumat. Dirumah pengantin perempuan.
Upacara Antar Belanja / Antar Tanda Upacara Akad Nikah / Ijab Kabul Peristiwa Komunikasi Upacara Antar Belanja / Antar Tanda Upacara Akad Nikah / Ijab Kabul Upacara Hari Langsung / Bersanding Partisipan Keluarga inti dan keluarga terdekat calon pengantin laki-laki serta calon pe-ngantin perempuan. Kepala KUA (yang menikahkan), Wali (Ayah kandung pengantin pe-rempuan atau adik / abang laki-laki kandung pe-ngantin perempuan, saksi (sebanyak dua orang yang ditunjuk kedua belah pihak, yaitu dari pengantin pe-rempuan dan pengantin laki-laki. Kaum kerabat, sahabat, handai taulan, orang tua-tua, yang patut-patut serta layak, yang mengetahui adat istadat di harapkan hadir, sebab membawa tepak, bagi men-jemput : orang besar kerajaan serta orang terkemuka, seperti : alim ulama, pemangku serta pemuka adat. Bentuk Pesan Mengantarkan sejumlah uang dan beberapa hantaran yang sifatnya non verbal, seperti tepak sirih, kain sarung tenunan, seperangkat alat sholat, kasut/ sendal, alat kecantik-kan (alat hias), handuk, bunga ram-pai, kue hasidah, halua (manisan buah-buahan), dan lain-lain Bersifat verbal, mengucapkan ijab kabul. Verbal, yaitu terjadi berbalas pantun dan non verbal yaitu menyerahkan tepak sirih dan mas kawin untuk pengantin perempuan. Isi Pesan Setiap hantaran yang diserahkan mengandung arti dan makna yang berbeda-beda. Menentukan sah atau tidak nya perkawinan, prosesi yang paling sakral, suasana nya hikmat. Balas-berbalas pantun antara pihak laki-laki dan pe-rempuan, dipimpin oleh Mak Andam.
Upacara Antar Belanja / Antar Tanda Upacara Akad Nikah / Ijab Kabul Peristiwa Komunikasi Upacara Antar Belanja / Antar Tanda Upacara Akad Nikah / Ijab Kabul Upacara Hari Langsung / Bersanding Urutan Tindakan Pihak laki-laki men datangi rumah pihak calon pengantin perem-puan Menyerahkan hantaran belanja. Calon pengantin laki-laki ditepung tawari dikediaman nya Calon pengantin laki-laki dan pihak keluarga mendatangi rumah calon pengantin perempuan Melakukan upacara ijab kabul Pengantin laki-laki pulang. Adat menjemput Arak-arakkan pengantin laki-laki Merobohkan kumba taman Tukar-menukar tepak Membuka pintu rumah pengantin perempuan Buka tabir Berbalas pantun Membuka kipas Bersanding. Kaidah Interaksi Berinteraksi dengan baik dan sopan sekaligus saling per kenalan antar anggota keluarga yang akan menjadi keluarga baru dengan adanya ikatan pernikahan. Berinteraksi dengan sopan, baik, disuasana yang penuh hikmat, sakral dan serius. Saling berinteraksi menggunakan pantun, tidak terlalu serius seperti upacara ijab kabul, suasana hiburan sangat terasa pada saat upacara bersanding. Norma Interpretasi Apabila sudah dilakukannya antaran belanja, maka pihak perempuan sudah ditandai ada yang memiliki, apabila salah satu dari kedua belah pihak membatal kan maka akan ada konsekuansi yang harus ditanggung. Meskipun sudah sah menjadi suami isteri, namun setelah prosesi ijab kabul, pengantin laki-laki harus pulang kerumahnya dan kembali men datangi rumah pengantin perempuan keesokkan harinya. Pantun adalah media yang paling utama digunakan dalam upacara bersanding, apabila pihak laki-laki tidak berasal dari Suku Melayu maka yang menjadi juru pantun akan disiapkan oleh pihak perempaun.
Komponen Komunikasi Komponen komunikasi membentuk peristiwa komunikasi yaitu bahasa komunikasi yang digunakan. Ketiga prosesi upacara, yaitu upacara antar tanda / antar belanja, upacara ijab kabul / akad nikah dan upacara hari langsung / bersanding, ketiganya menggunakan bahasa verbal yaitu bahasa Melayu.
Bahasa Non-Verbal Upacara Antar Tanda : hantaran mengandung makna. Antara lain hantaran pokok, pengiring, dan pelengkap Upacara Ijab Kabul : Mahar perkawinan yang diserahkan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan Upacara bersanding : makna dari tepuk tepung tawar, merobohkan kumba taman, tukar menukar tepak, lelawe, buka tabir, buka kipas, bersuap-suap sirih, bersuap-suap nasi kunyit, berpeluk bahu dan menyembah.
Hubungan Antar Komponen Setiap komponen saling bekerjasama untuk menciptkan prilaku yang khas dari kelompok masyarakat tersebut. Prilaku yang menjadi ciri khas pada saat upacara pernikahan adat Melayu baik itu dari upacara antar tanda / antar belanja, upacara ijab kabul / akad nikah dan upacara hari langsung / bersanding adalah Pantun.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Peristiwa Komunikasi Komponen Komunikasi Hubungan Antar Komponen Saran 1. Saran bagi masyarakat Melayu di kabupaten Bengkalis 2. Saran bagi peneliti selanjutnya
Terima Kasih