PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT INVESTASI
Pengantar Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerja manajernya dinilai atas laba yang diperoleh dihubungkan dengan investasinya. Tujuan Penilaian Pusat Investasi Menyediakan alat evaluasi untuk proyek investasi. Menyediakan informasi untuk membuat keputusan investasi. Memotivasi manajer divisi agar selalu memonitor aktiva, utang, dan modal divisi yang digunakan sebagai dasar penentuan besarnya investasi. Mengukur kinerja manajer pusat investasi. Sebagai dasar pemberian insentif pada manajer pusat investasi atas kinerjanya.
Berikan komentar saudara terkait kinerja dari tiga Devisi berikut! Keterangan Divisi A Devisi B Divisi C Laba Divisi Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,- Rp. 5.000.000,- Investasi Rp. 100.000.000,- Rp. 50.000.000,- Rp. 20.000.000,- Rasio Laba atas Investasi 10% 20% 25%
Penentu Elemen Aktiva sebagai Dasar Investasi Kas Piutang Persediaan Modal kerja secara umum Aktiva Tetap
KAS Kas dimasukkan sebagai elemen investasi, pedoman penentuan besarnya kas adalah: Kas dibatasi sebesar kas yang terkendali oleh manajer divisi. Kas yang diperlukan oleh divisi sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri. Kas yang tidak dimasukkan sebagai elemen investasi, karena jumlah kas tersebut mendekati hutang lancar (current liabilities), sehingga elemen investasi ditentukan sebesar modal kerja bersih ditambah aktiva tetap.
Piutang Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah piutang yang dapat dikendalikan divisi. Manajer divisi dapat mengendalikan piutang, jika diberi wewenang untuk menentukan syarat penjualan kredit, kebijakan piutang dan penagihan piutang. Penentuan piutang dapat didasarkan atas piutang netto piutang bruto dikurangi cadangan kerugian piutang. Saldo piutang yang digunakan untuk menentukan investasi dapat didasarkan pada, saldo piutang pada akhir periode atau saldo piutang rata-rata.
Persediaan Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah persediaan yang terkendalikan divisi. Manajer divisi dapat mengendalikan persediaan, jika diberi wewenang untuk menentukan syarat pembelian bahan, kebijakan persediaan, kebijakan produksi dan penjualan. Penentuan persediaan dapat didasarkan atas persediaan netto persediaan bruto dikurangi cadangan kerugian penilaian persediaan.
Modal Kerja secara umum Perusahaan dapat memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode ini menyatakan terlalu tinggi jumlah modal korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal. Di lain pihak, seluruh kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar. Metode ini dapat menyediakan ukuran yang baik atas modal yang disediakan oleh perusahaan, dimana perusahaan mengharapkan agar unit usaha memperoleh pengembalian.
Aktiva Tetap Aktiva tetap yang diperhitungkan sebagai elemen divisi adalah aktiva tetap yang terkendalikan divisi. Manajer divisi dapat mengendalikan aktiva tetap divisinya jika, diberi wewenang untuk menentapkan keputusan pengadaan aktiva tetap, syarat-syarat pengadaan aktiva tetap dan kebijakan aktiva tetap.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap 1/7 Nilai Buku Bruto (Akuisisi Peralatan Baru) Merupakan nilai yang diperoleh sebesar biaya perolehan aktiva sampai aktiva tersebut siap digunakan. Keunggulan cara penilaian ini: Merupakan nilai yang objektif untuk menentukan besarnya investasi. Jumlah investasi divisi tidak berfluktuasi dari periode ke periode. Dapat membandingkan kinerja antar divisi dalam menghasilkan return. Mendorong manajer divisi untuk mengganti aktiva tetap lama dengan aktiva tetap baru.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap 2/7 Kelemahan Nilai buku bruto Divisi dibebani investasi dalam jumlah yang terlalu besar. Manajer divisi terdorong untuk mengganti aktiva tetap lama yang sebenarnya masih dapat memberikan kontribusi terhadap laba. Pengukuran menggunakan harga perolehan historis. Nilai Buku Sebesar nilai perolehan mula-mula aktiva dikurangi rekening penilaian aktiva, misal: cadangan kerugian piutang, cadangan penurunan nilai persediaan, akumulasi depresiasi aktiva tetap. Aktiva tetap yang digunakan sebagai dasar investasi adalah Harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap 3/7 Keunggulan Metode Nilai Buku Nilai buku lebih mencerminkan manfaat ekonomis aktiva tetap Nilai buku aktiva tetap sebagai dasar pengukuran investasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. Adanya penggantian aktiva tetap berakibat menaikkan investasi sebesar harga perolehan aktiva tetap baru dikurangi nilai buku aktiva tetap lama sehingga investasi dapat diukur lebih realistis Kelemahan Metode Nilai Buku Penentuan akumulasi depresiasi sifatnya subyektif Tidak dapat diperbandingkan kinerja antar divisi yang menggunakan aktiva tetap baru dengan aktiva tetap lama Tidak mendorong divisi untuk menambah investasi melalui pembelian aktiva tetap baru, karena akan menaikkan investasi yang besar sehingga pada tahun- tahun awal dapat mengakibatkan penurunan ROI dan EVA Jika tingkat inflasi tajam, pengukuran ini tidak dapat mencerminkan nilai investasi saat ini dan masa yang akan datang Pemilihan metode depresiasi yang berbeda mengakibatkan besanya ROI dan EVA pada tahun yang sama besarnya berbeda.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap 4/7 Nilai Pengganti Merupakan ukuran nilai aktiva sebesar biaya pengganti atau nilai pasar aktiva yang sama pada saat ini Keunggulan: Jika tingkat inflasi tajam, nilai pengganti dapat mencerminkan nilai investasi saat ini. Dapat digunakan untuk menilai kinerja antar divisi yang memiliki aktiva tetap baru dengan aktiva tetap lama. Kelemahan: Informasi nilai pengganti tidak dapat diperoleh dari catatan akuntansi sehingga perlu dirancang sistem yang khusus untuk memperoleh informasi tersebut Tidak semua aktiva diketahui nilai penggantinya Belum dapat digunakan dengan tepat untuk pembuatan keputusan Penentuan besarnya nilai pengganti bersifat subjektif.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap 5/7 Nilai Masa Depan Merupakan nilai yang akan direalisasikan jika suatu keputusan investasi diambil. Maka aktiva tetap sebagai elemen investasi dinilai atas dasar nilai masa depan jika alternatif investasi dipilih. Kelemahan: Penentuan nilai masa depan sifatnya subyektif Penentuan nilai masa depan mengahadapi ketidakpastian, sehingga penaksirannya memerlukan teknik statistik, keahlian, fasilitas dan biaya yang besar.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap 6/7 Aktiva tetap menganggur Beberapa perlakuan aktiva tetap yang menganggur: Aktiva tetap menganggur dalam suatu divisi tidak dapat digunakan oleh divisi lain tanggung jawab aktiva tersebut tetap berada pada manajer divisi dan dimasukkan sebagai elemen investasi divisi yang bersangkutan. Aktiva tetap yang menganggur dalam suatu divisi dapat digunakan oleh divisi lain tanggung jawab aktiva dapat dipindahkan pada manajer divisi yang memanfaatkannya.
Dasar Penilaian dalam Pengukuran Aktiva Tetap 7/7 Aktiva tetap yang Disewa Aktiva tetap yang dibeli besarnya investasi divisi yang bersangkutan akan bertambah. Aktiva tetap yang disewa besarnya investasi divisi yang bersangkutan tidak bertambah.
Tujuan pengukuran kinerja pusat investasi Manajer divisi dapat menghasilkan laba yang memuaskan atas investasi Manajer divisi hanya melakukan investasi tambahan jika investasi tersebut dapat menghasilkan laba yang memuaskan dibandingkan dengan investasinya
ROI (Return On Investment) Pengukur kinerja pusat investasi dengan menentukan besarnya rasio laba dengan investasinya. Misalkan: Capaian ROI yang diharapkan dari divisi besarnya 20% per tahun, kinerja divisi dinilai baik jika ROI sesungguhnya tercapai minimal sebesar 20%, jika tidak tercapai maka kinerja divisi dinilai tidak baik.
ROI Usaha meningkatkan ROI Mengurangi biaya sehingga laba dapat ditingkatkan Meningkatkan penjualan yang dapat meningkatkan laba Meningkatkan rasio laba terhadap penjualan Menurunkan investasi divisi ROI = Rasio laba terhadap penjualan x Perputaran investasi Laba x Penjualan x 100% Penjualan Investasi Laba (EAT) x 100% Investasi
Keuntungan ROI Merupakan metode pengukuran yang obyektif didasarkan pada data akuntansi yang tersedia ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ROI Memungkinkan pembandingan kinerja antar divisi meskipun skala kegiatan usaha divisi dan bidang bisnisnya berbeda Pengukuran kinerja dengan ROI mendorong terciptanya keselaran tujuan divisi dengan tujuan perusahaan ROI dapat digunakan sebagai pembanding dengan persentase biaya modal yang ada di pasar modal Sebagai alat untuk mendeteksi kemungkinan aktiva yang terlalu besar atau menganggur ROI mudah dihitung, dipahami dan sangat berarti, dalam pengertian absolut
Kelemahan ROI Metode ROI terlalu menyederhanakan masalah pengukuran, karena hanya menggunakan rasio tunggal. ROI yang diharapkan dapat berbeda untuk divisi yang menggunakan investasi yang sebanding Terlalu mendasarkan pada laba akuntansi, padahal pengukuran kinerja divisi terutama untuk pihak dalam organisasi Mudah menimbulkan konflik antara tujuan divisi dengan tujuan divisi lain ROI hanya mengukur salah satu keberhasilan pencapaian tujuan, yaitu tujuan yang bersifat keuangan
Residual Income (RI) atau Economic Value Added (EVA) Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba bersih dikurangi dengan biaya modal yang diperhitungkan atas investasi Keuntungan EVA: Divisi yang investasinya sebanding mempunyai sasaran laba yang sama Aktiva yang berbeda dapat dibebani persentase biaya modal yang berbeda Mendorong manajer divisi untuk melakukan investasi yang dapat menghasilkan RI sebesar mungkin EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan nilai pasar perusahaan
Kelemahan EVA Sulit menentukan biaya modal secara obyektif EVA jarang dipakai dalam pratik EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan tujuan bisnis Rumusan EVA EVA = Laba bersih – Beban modal Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan EVA = Modal yang digunakan (ROI-Biaya Modal)
Tindakan untuk meningkatkan EVA Peningkatan ROI melalui business process reengineering dan productivity gains, tanpa meningkatkan basis investasi. Divestasi asset, produk, dan atau bisnis yang ROI nya kurang dari besarnya biaya modal. Investasi agresif yang baru dalam asset, produk, dan atau bisnis yang ROI-nya melebihi biaya modal. Peningkatan penjualan, margin laba atau efisiensi modal (rasio penjualan terhadap modal yang digunakan).
Empat alasan yang membuat EVA lebih unggul dari ROI yaitu: Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama, sedangkan, pendekatan ROI memberikan insentif yang berbeda dengan investasi diantara unit- unit usaha. Keputusan untuk meningkatkan ROI suatu pusat investasi dapat menurunkan keseluruhan labanya. EVA berlawanan dengan ROI, memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan nilai pasar perusahaan.
TERIMA KASIH