ERGONOMI DAN FAAL KERJA OLEH KELOMPOK 5 Alief Wijayanto Vivi Sefrinta Izza Afkarina Dewi Titah
LATAR BELAKANG Proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Menurunkan stress yang akan dihadapi, efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).
RUMUSAN MASALAH Bagaimana konsep ergonomi ? Bagaimana faal kerja dalam konsep ergonomi ? Bagaimana penyelesaian masalah kerja dengan ergonomi dan faal kerja ?
MANFAAT Pemanfaatan ilmu ergonomi dan faal kerja dalam mengatasi masalah di tempat kerja Inovasi pembuatan peralatan yang ergonomis untuk mendukung kemudahan dan kenyamanan dalam bekerja
RUANG LINGKUP ERGONOMI ilmu faal, anatomi, psikologi faal, fisika, dan teknik. Ilmu psikologi faal memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk desain lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
TUJUAN Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
STUDY KASUS PREVALENSI KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN KELUHAN KESEHATAN LAINNYA PADA PEKERJA PURA BATU PADAS DI DESA TAMBLANG DALAM KONSEP HEALTH ERGONOMIC
Karakteristik Responden Jumlah responden pada pekerja pura batu padas adalah 32 responden dengan 24 orang sebagai perakit batu dan delapan orang sebagai pemotong batu. Semua responden berjenis kelamin laki-laki yang berasal dari 10 desa
KESIMPULAN Kasus tersebut dapat di simpulkan Keluhan muskuloskeletal pada pemotong batu pada pinggang, lengan atas, bahu, leher atas dan bawah, siku, dan punggung. Pada alat gerak bawah pemotong batu sering mengalami keluhan pada lutut 62,5%, betis 62,5%, pergelangan kaki 50%.
DARI KESIMPULAN DIPERLUKAN: Posisi Kerja Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Proses Kerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. Tata Letak Tempat Kerja Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata. Mengangkat beban Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
TERIMA KASIH