DINAS KESEHATAN KOTA BATAM. GAMBARN UMUM PERJALANAN PENYAKIT DBD DI INDONESIA TAHUN KASUS DBD 24 MENINGGAL Selama 41 Tahun 2 Provinsi 2 kota.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN BUPATI NO 14 TAHUN 2012
Advertisements

Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan
SISTEM SURVEILANS PENYAKIT BERBASIS MASYARAKAT (DESA SIAGA)
SOSIALISASI SK BUPATI NO 183/383/409
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARANGANYAR
TILIK TONGGO MODEL PENGGERAKAN PSN DI KABUPATEN KARANGANYAR
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
Critical review fungsi dan program Puskesmas
Demam Berdarah Dengue (DBD)
OLEH NISWAN ISKANDAR ALAM
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis dr. Subagyo Yotopranoto, DAPE.; Dra. Rosmanida, M.Kes.; Prof. Dr. drh. Sri Subekti, DEA. Asal Tropical Disease Centre (TDC)
Oleh : dr. Hj. ERNI GUNTARTI Ketua Umum Tim Penggerak PKK
Diskusi Forum Kesehatan Masyarakat Kecamatan Ungaran Timur
UMMI SYARIFAH, ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN JENTIK DI RW III KELURAHAN TLOGOSARI KULON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA.
KEBIJAKAAN DASAR PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
SUSUNAN ORGANISASI PUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Sumber : data demografi puskesmas terminal. Tujuan.
PUSKESMAS VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju
Sistem Informasi manajemen puskesmas
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
ANALISIS KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI PUSKESMAS
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN FORM LB-1
PUSKESMAS VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501 Tahun 2010
ELIMINASI MALARIA DI BANYUMAS 2015
Tugas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS Tahun 2016
BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA
ANALISIS KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI PUSKESMAS
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) NYAMUK CHIKUNGUNYA
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Demam Berdarah Dengue Kelompok
SEMARANG “PERANGI” DBD
PHBS DI TEMPAT-TEMPAT UMUM(TTU)
PHBS DI INSTITUSI KESEHATAN
KASI GIZI, PROMOSI DAN PM DINAS KESEHATAN KABUPATEN PRINGSEWU
DEMAM BERDARAH dan PENCEGAHANNYA
Oleh :dr.Fauziah Elytha,MSc
H. ASLI, S.Kep, M.Kes DINAS KESEHATAN KABUPATEN REJANG LEBONG.
Epidemiolog Kesehatan Pertama
Oleh: Dr. Drh. Ahmad Arif Amin Fakultas Kedokteran Hewan
Laela Indawati, SSt.MIK., MKM
DEMAM BERDARAH DENGUE.
Dhf (Dengue hemoragic fever)
SELAMAT DATANG PESERTA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
SURVEILANCE PENYAKIT DBD DI PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN
PENYULUHAN GERAKAN 3MPLUS
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue
KESEHATAN KODAM JAYA JAYAKARTA
PENCATATAN DAN PELAPORAN dalam perkesmas
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
PENCATATAN & PELAPORAN PROGRAM KESEHATAN LANSIA
PROPOSAL TUGAS AKHIR GAMBARAN PRILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MENGENDALIKAN ANGKA BEBAS JENTIK DI PUSKESMAS TEBAS TAHUN 2018 Disusun Oleh H.MARADI NIM
 DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.  Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.  PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa guru dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau dan mampu.
Sistem Informasi manajemen puskesmas
EVALUASI DAN IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIWARUGA TAHUN 2018.
Demam Berdarah Dengue (DBD) KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA.
LAPORAN HARIAN SITUASI PENYAKIT SUB KLASTER SURVEILANS
SURVEILANS KETIKA BENCANA
PROGRAM P2 DBD TUJUAN STRATEGI
National Tropical Disease Control (Policy & Manajemen)
National Tropical Disease Control (Policy & Manajemen)
Pelaksanaan FL topik: DBD Pretes: Rabu, 26 Feb 2014 Koordinasi dg Puskesmas: Selasa, 13 Mei 2014 Lapangan I: Selasa, 20 Mei 2014 Lapangan II: Selasa,
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue.
BULAN JANUARI - JUNI 2018 CAPAIAN HASIL KEGIATAN PROMKES PUSKESMAS BOJONGSARI.
Sistem Informasi manajemen puskesmas
Demam Berdarah Dengue FKM UI. Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk demam berdarah Dan bisa menyebabkanKEMATIAN…!!!!!
Manajemen Puskesmas. PUSKESMAS (PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT) (KEPMENKES R.I No. 128/MENKES/SK/II/2004) PENGERTIAN : Adalah Unit pelaksana teknis Dinas.
Transcript presentasi:

DINAS KESEHATAN KOTA BATAM

GAMBARN UMUM

PERJALANAN PENYAKIT DBD DI INDONESIA TAHUN KASUS DBD 24 MENINGGAL Selama 41 Tahun 2 Provinsi 2 kota 32 Provinsi (97% ) 382 Kab/Kota (77%) TAHUN 2009 KASUS DBD

APA ITU PENYAKIT DBD…?

CARA MASUK VIRUS DENGUE KE DALAM TUBUH

APA GEJALA DBD…?

APA ITU…?

GAMBARAN NYAMUK AEDES AEGYPTI

SIKLUS PERKEMBANGAN NYAMUK

SIKLUS TELUR NYAMUK

SIKLUS DARI PUPA MENJADI NYAMUK ±1 – 2 HARI

UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT DBD Baik,Terpadu dan Berkesinambungan KLB DBD dapat dihindari bila Sistim Kewaspadaan Dini dan Pengendalian vector (Nyamuk) dilakukan dengan Baik,Terpadu dan Berkesinambungan MELALUI KEPMENKES NO 581 TAHUN 1992 KEGIATAN PSN DILAKUKAN SECARA PERIODIK OLEH MASYARAKAT YANG DI KOORDINIR RT DAN RW

PENGENDALIAN VEKTOR DBD MANAJEMEN LINGKUNGAN PSN untuk mengurangi bahkan menghilangkan habitat perkembang biakan nyamuk Kegiatan melalui : * Masyarakat * Lintas Sektor * LSM KEMITRAAN (GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK) PENGENDALIAN BIOLOGI PREDATOR IKAN CUPANG IKAN KEPALA TIMAH

PENGENDALIAN VEKTOR DBD KIMIAWI / INSEKTISIDA Fogging untuk membunuh nyamuk dewasa Nyamuk akan mati apabila asap yang mengandung Racun mengenai anggota tubuh nyamuk tsb

DARI SEMUA CARA PENGENDALIAN VEKTOR (NYAMUK) YANG PALING EFEKTIF DAN RAMAH LINGKUNGAN ADALAH PENGENDALIAN MELALUI MANAJEMEN LINGKUNGAN DENGAN GERAKAN SATU RUMAH SATU JUMANTIK MASYARAKAT DIBERIKAN PENGETAHUAN/EDUKASI BAGAIMANA MELAKUKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) YANG BENAR

KEGIATAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK SECARA PERIODIK DAN TEPAT SASARAN KEGIATAN GOTONG ROYONG KURANG EFEKTIF DAN TIDAK TEPAT SASARAN UNTUK KEGIATAN PSN DBD

GERAKAN 1 RUMAH 1 JUMANTIK

STRUKTUR Pembentukan Kader Jumantik dalam kegiatan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik yang berasal dari masyarakat terdiri dari 1. Jumantik Rumah/Lingkungan 2. Koordinator Jumantik 3. Supervisor Jumantik Pembentukan dan pengawasan kinerja menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh pemerintah Kabupaten/Kota.

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

ILUSTRASI

TANGGUNG JAWAB JUMANTIK LINGKUNGAN 1. Melakukan sosialisasi PSN 3M Plus secara kelompok kepada masyarakat. Satu Koordinator Jumantik bertanggungjawab membina 20 hingga 25 orang Jumantik rumah/lingkungan. 2. Menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan PSN 3M Plus di lingkungan tempat tinggalnya. 3. Membuat rencana/jadwal kunjungan ke seluruh bangunan baik rumah maupun TTU/TTI di wilayah kerjanya. 4. Melakukan kunjungan dan pembinaan ke rumah/tempat tinggal, TTU dan TTI setiap 2 minggu. 5. Melakukan pemantauan jentik di rumah dan bangunan yang tidak berpenghuni seminggu sekali. 6. Membuat catatan/rekapitulasi hasil pemantauan jentik rumah, TTU dan TTI sebulan sekali. 7. Melaporkan hasil pemantauan jentik kepada Supervisor Jumantik sebulan sekali.

TANGGUNG JAWAB SUPERVISOR JUMANTIK 1. Memeriksa dan mengarahkan rencana kerja Koordinator Jumantik. 2. Memberikan bimbingan teknis kepada Koordinator Jumantik. 3. Melakukan pembinaan dan peningkatan keterampilan kegiatan pemantauan jentik dan PSN 3M Plus kepada Koordinator Jumantik. 4. Melakukan pengolahan data pemantauan jentik menjadi data Angka Bebas Jentik (ABJ). 5. Melaporkan ABJ ke puskesmas setiap bulan sekali.

TANGGUNG JAWAB PUSKESMAS 1. Berkoordinasi dengan kecamatan dan atau kelurahan/desa untuk pelaksanaan kegiatan PSN 3M Plus. 2. Memberikan pelatihan teknis kepada Koordinator dan Supervisor Jumantik. 3. Membina dan mengawasi kinerja Koordinator dan Supervisor Jumantik 4. Menganalisis laporan ABJ dari Supervisor Jumantik.

CARA MENCATAT DAN MELAPORKAN HASIL PEMANTAUAN JENTIK a. Pencatatan hasil pemantauan jentik pada kartu jentik 1. Jumantik Keluarga/Lingkungan. Setelah melakukan pemeriksaan jentik, Jumantik Keluarga/Lingkungan menuliskan hasilnya pada kartu jentik seperti di bawah ini. Jumantik Keluarga/Lingkungan mengisi kartu jentik seminggu sekali dengan Tanda ( - ) jika tidak ditemukan jentik atau Tanda ( + ) jika menemukan jentik.

CONTOH

Hasil pemeriksaan jentik akan Anda hitung untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti, dengan menggunakan ukuran Angka Bebas Jentik (ABJ):

CONTOH