PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA By TUTUR JATMIKO
PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI SK Menpora No. 053 A/MENPORA/1994 ” Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak.”
” Orandum et u sit mensana in corpore sano” bukan ”Mensana in corpore sano” Artinya ”Berdoalah semoga dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”
PERSAMAAN 1. Tujuan : Membantu meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. 2. Penekanan Tujuan: Penjas menekankan pada pembinaan perilaku hidup sehat, dengan menganut prinsip ”Pendidikan melalui jasmani”. Olahraga menekankan pada peningkatan prestasi olahraga, dengan catatan tidak terperangkap ke dalam prinsip ”Pendidikan untuk jasmani” 3. Media yang digunakan : Menggunakan media jasmani atau Psikomotorik
PERBEDAAN PENDIDIKAN JASMANI & OLAHRAGA PENJAS Diselenggarakan di lingkungan sekolah Berorientasi pada Pendidikan yang mengacu ke pembunaan hidup sehat Sebagai mata ajar wajib dilingkungan sekolah Materi berpusat pada anak sesuai perkembangan psikofisik Dikelola dibawah Mendiknas Memasyarakatkan olahraga OLAHRAGA Diluar sekolah/masyarakat Pada kepelatihan yang mengacu pada pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga Kegiatan sukarela dimasyarakat Berpusat pada jenis olahraga yang harius dikuasai sepenuhnya Dikelola dibawah Menpora bersama Ormas Mengolahragakan masyarakat
TUJUAN PENJAS Meletakkan landasan karakter moral melalui internalisasi nilai dalam PenJas. Membangun Kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam kemajemukan budaya, etnis, dan agama. Menumbuhkan berfikir kritis melalui tugas ajar PenJas. Mengembangkan Ketrampilan Gerak.
TUJUAN PENJAS Mengembangkan ketrampilan pengelolaan diri dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui aktifitas jasmani dan olahraga. Mengembangkan ketrampilan menjaga diri sendiri dan orang lain. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga untuk mencapai hidup kesehatan,kebugaran, dan pola hidup sehat. Mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang kreatif.
FUNGSI PENJAS Aspek Organis : fungsi sistem tubuh lebih baik, meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot dan kardiovaskuler, dan kelentukan. Aspek Neuromuskuler : meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan otot. Aspek Perseptual :mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat. Aspek Kognitif : mengembangkan kemampuan mengeksplorasi,
FUNGSI PENJAS Aspek Kognitif : mengembangkan kemampuan mengeksplorasi, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan. Aspek Sosial : menyesuaikan diri dengan lingkungan. Aspek Emosional : mengembangkan respon yang positif terhadap aktifitas jasmani dan rekreasi.
KEBUGARAN JASMANI Adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari penuh vitalitas dan kesiagaan tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki cukup energi untuk beraktivitas pada waktu yang senggang dn hal-hal yang bersifat darurat.
Komponen Kebugaran Jasmani Berhubungan Dengan Kesehatan Kekuatan (Strenght) : kemampuan otot /sekelompok otot untuk melakukan satu kali tahanan atau beban. Kelentukan (Flexibility) : kemampuan sendi untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal sesuai kemungkinan geraknya (range of movement).
Komponen Kebugaran Jasmani Berhubungan Dengan Kesehatan Komposisi Tubuh : prosentase relatif dari lemak tubuh dan massa tubuh : a. IMT (Indek Massa Tubuh) : BB (Kg ) TB (M2) b. Prosentase Lemak Tubuh : perbandingan antara lemak tubuh dan berat badan yang diperoleh melalui rubus tertentu berdasarkan pengukuran ketebalan lemak dengan skinfold caliper.
Komponen Kebugaran Jasmani Berhubungan Dengan Kesehatan Daya Tahan (Endurance) : kemampuan untuk melakukan gerkan atau usaha melewati suatu periode waktu. Daya tahan dibagi 2 komponen yaitu : Daya tahan kardiorespiratori (umum) : kemampuan kerja sistem jantung, paru dan peredaran darah. Daya tahan otot (lokal) : kemampuan otot untuk melakukan kontraksi secara terus menerus.
Komponen Kebugaran Jasmani Berhubungan dengan Ketrampilan Kecepatan (Speed) : kemampuan untuk bepindah tempat dalam waktu sesingkatnya. Daya ledak (Power) : pengerahan kekuatan otot secara maksimal dengan kecepatan maksimal. Ini gabungan antara kekuatan dan kecepatan. Kelincahan (Agility) : kemampuan bergerak berubah-ubah arah dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan.
Komponen Kebugaran Jasmani Berhubungan dengan Ketrampilan Keseimbangan (Balance) : kemampuan mempertahankan sikap atau posisi tubuh pada bidang tumpuan saat berdiri (static) dan bergerak (dynamic). Koordinasi (Coordination) : kemampuan melakukan gerak dengan tepat dan efisien. Kecepatan Reaksi (Reaction Speed) : berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk melakukan respon atas stimulus yang diterima.
Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani 1. Genetik 2. Usia 3. Jenis Kelamin 4. Aktifitas Fisik 5. Kebiasan Olahraga 6. Status Gizi 7. Kadar Hemoglobin 8. Status Kesehatan 9. Kebiasaan Merokok 10. Kecukupan Istirahat
Aktifitas Latihan Menuju Kebugaran Jasmani 1. Intensitas Latihan : dosis latihan yang harus dilakukan seseorang berdasarkan training zone yaitu batasan latihan berdasarkan denyut nadi yang telah ditetapkan dan dianggap aman. Untuk menghitung rumus yang digunakan : Denyut Nadi Maksimal : 220 – Usia
DENYUT NADI Sebagai pengukuran kebugaran jasmani hal yang harus diketahui : Denyut Nadi Basal : diukur pada waktu bangun tidur, tidak bergerak, tidak mimpi. Denyut Nadi Istirahat : tidak bekerja ( dpm) Denyut Nadi Latihan : % dpm dari DNM Denyut Nadi Pemulihan setelah aktifitas/latihan
Aktifitas Latihan Menuju Kebugaran Jasmani 2. Frekuensi Latihan : berapa kali orang melakukan latihan yang cukup dalam 1 minggu. ( 3-5 kali 1 minggu ) 3. Lama Latihan : waktu yang digunakan dalam 1 kali latihan ( menit)
Atletik : lari, lompat dan lempar. Senam : SKJ, Senam Penyembuhan, Sibuyung, Aerobik dan Prestasi. Beladiri : pencak silat, tinju, judo, gulat, karate, dan anggar. Olahraga Aquatik : renang Olahraga Rekreasi : jalan sehat Olahraga Permainan : Permainan Tradisional dan Permainan Besar.
ORGANISASI PENYELENGARAAN DAN SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA
Faktor-Faktor Menentukan Sistem Pertandingan Olahraga 1. Tujuan pertandingan 2. Waktu yang tersedia 3. Sarana dan Prasarana 4. Tenaga Pelaksana 5. Jenis cabang olahraga 6. Jumlah peserta 7. Dukungan dana
Susunan Panitia Penyelenggara Pertandingan 1.Ketua Pelaksana 2.Sekretaris 3.Bendahara 4.Pimpinan Pertandingan
Dibantu oleh Seksi-Seksi 1.Puplikasi dan Dokumentasi 2.Perlengkapan/ logistik 3.Pertandingan 4.Upacara/UPP 5.Akomodasi 6.Keamanan 7.Konsumsi 8.Kesehatan dan PPPK 9.Transportasi
Sistem Pertandingan A. Sistem Gugur (elimination). 1. Sistem Gugur Tunggal. a. Jumlah pertandingan n-1 b. Dapat ditetapkan seeded c. Bagan dapat dengan bye atau pendahuluan
Sistem Pertandingan 2.Sistem Gugur Rangkap a.Ada 2 Juara yaitu juara kelompok menang dan juara kelompok kalah 3.Sistem Gugur Ganda a.Peserta gugur bila kalah 2 kali b.Peserta menang lanjut ke bagan kanan dan kalah ke bagan kiri c.Jumlah pertandingan : 2n-1 d.Juaranya adalah juara sejati.
Sistem Pertandingan B. Sistem Kompetisi Ini memungkinkan peserta saling berhadapan, hasil pertandingan mencerminkan prestasi sesungguhnya. 1. Sistem Setengah Kompetisi a. Jumlah Pertandingan : n(n-1) : 2 b. Setiap peserta akan 1 x bertemu dengan semua peserta lain.
Sistem Pertandingan 2.Sistem Kompetisi Penuh a.Setiap peserta akan saling berhadapan 2 x ditempat yang berbeda ( home dan away ) b.Jumlah pertandingan : n(n-1)
Sistem Pertandingan C. Sistem Tantangan 1.Sistem Tangga a.Peserta diurut satu per satu (peringkat), juara dipuncak. b.Urutan penantang juara dari no.2 sampai 10 dengan catatan diterima sang juara. c.Ini berlaku untuk olahraga tinju professional
Sistem Pertandingan 2.Sistem Piramid a.Setiap kolom piramid dapat menantang peringkat/kolom diatasnya dengan catatan sebagai juara dalam kolomnya, kemudian menantang peserta dari kolom diatasnya. b.Atau dari kolom paling bawah ada pertandingan, makin keatas peserta makin sedikit kemudian keluarlah satu persatu untuk menantang. c.Ini digunakan pada Piala Thomas 1960