Harga Pokok Proses (Masalah-Masalah Khusus) Ratu Liviani Tiara Dewi Nur Aswa Rahmadani Himsa
1. Memperlakukan dan Mencatat Produk Hilang Produk Hilang dalam Proses -Produk Hilang dianggap Terjadi pada awal Proses Belum Menyerap Biaya Produksi, sehingga unit yang hilang tidak dibebani harga pokok dan tidak diperhitungkan dalam unit ekuivalen -Produk Hilang dianggap terjadi pada akhir proses Produk hilang tersebut telah menyerap biaya produksi, diperhitungkan sebagai bagian dari unit ekuivalen, dan biaya unit yang hilang akan menjadi beban produk jadi.
Contoh Produk Hilang Pada Awal Proses PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses unit unti Barang Selesai unit unit Barang dalam proses akhir unit unti Produk Hilang Awal5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp Tenaga KerjaRp Rp Overhead PabrikRp Rp
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = ( x 100%) = Konversi = ( x 75%) = Biaya Per Unit :Bahan= Rp : =Rp.50 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.30 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.15 Rp Rp.95 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 = x Rp.95=Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.50 = Rp Tenaga Kerja75% x x Rp.30= Rp Ovehead Pabrik75% x x Rp.15= Rp Rp Rp
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= ( x 100%)= Konversi= ( x 50%)= Biaya per Unit:Bahan= Rp : =Rp.100 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.70 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.40 Rp Rp.210 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang = x Rp.210=Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.100 = Rp Tenaga Kerja50% x x Rp.70= Rp Ovehead Pabrik50% x x Rp.40= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept Work in process –Dept Material Payroll Payroll FOH Control Debt FOH control Debt J.Biaya produksi dEpt 1J.Biaya Prosuksi Debt 2 Work in process –debt Finished Good Inventory Work in process inventory Work in Process Inventory Work in process –dept WIP Debt Jumlah barang selsai dan WIP J. Barang Selesai dan WIP
Contoh Produk Hilang Pada Akhir Proses PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses unit unti Barang Selesai unit unit Barang dalam proses akhir unit unti Produk Hilang Akhir5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp Tenaga KerjaRp Rp Overhead PabrikRp Rp
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = ( x 100%) = Konversi = ( x 75%) = Biaya Per Unit :Bahan= Rp : =Rp.40 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.20 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.10 Rp Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Hilang Akhir = x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.40= Rp Tenaga Kerja75% x x Rp.20= Rp Ovehead Pabrik75% x x Rp.10= Rp Rp Rp
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= ( x 100%) = Konversi= ( x 50%) = Biaya per Unit:Bahan= Rp : =Rp.73,5 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.60 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.40 Rp Rp.173,5 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.173,5= Rp Harga Pokok Barang Hilang Akhir = x Rp.173,5= Rp Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.73,5 = Rp Tenaga Kerja50% x x Rp.60= Rp Ovehead Pabrik50% x x Rp.40= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept Work in process –Dept Material Payroll Payroll FOH Control Debt FOH control Debt Work in process –debt Finished Good Inventory Work in process inventory Work in Process Inventory Work in process –dept WIP Debt
2. Memperlakukan dan Mencatat Produk Rusak Yang dimaksud dengan produk rusak adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis prosduk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, tetapi biaya yang dikeluarkan cenderung lebih besar dari nilai jual setelah prosuk tersebut diperbaiki. Produk rusak ini pada umumkan diketahui setelah proses produksi selesai. Faktor terjadinya produk rusak : 1.Bersifat Normal : Dimana setiap proses produksi tidak bisa dihindari terjadinya produk rusak, maka perusahaan telah memperhitungkan sebelumnya bahwa adanya produk rusan 2.Akibat Kesalahan : Dimana terjadinya produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses produksi seperti kurangnya perencanaan, kurangnya pengawasan, dan pengendalian, kelalaian pekerja dsb. Perhitungan unit ekuivalen produksi Dalam perhitungan unit ekuivalen produksi, apabila terjadi produk rusak akan diperhitungkan, karena produk rusak tersebut telah menyerap biaya dimana terjadinya produk rusak tersebut RUMUS : Prosuk Selesai + (PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian) + Produk Rusak
Perlakuan Harga Pokok Produk Rusak 1. Produk Rusak bersifat normal, laku dijual Produk rusak yang bersifat normal dan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diberlakukan sebagai berikut : a.Penghasilan lain-lain (other income) b.Pengurangan biaya overhead pabrik c.Pengurangan setiap elemen biaya produksi. d.Pengurangan harga pokok produk selesai 2. Produk Rusak bersifat normal, tidak laku dijual Produk rusak bersifat normal dan tidak laku dijual, maka harga pokok produk rusak akan dibebankan ke produk selesai, yang mengakibatkan harga pokok produk selesai perunit menajadi lebih besar. 3. Produk rusak karena kesalahan, laku dijual Produk rusak karena kesalahan dan laku dijual, maka hasil penjualan produk rusak diberlakukan sebagai pengurang rugi produk rusan. 4. Produk rusak karena kesalahan, tidak laku dijual Produk rusak karena kesalahan dan tidak laku dijual harga pokok rusak diberlakukan sebagai kerugian dengan perkiraan tersendiri yaitu rugi produk rusan
Contoh Produk Rusak Normal Tidak Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses unit unti Barang Selesai unit unit Barang dalam proses akhir unit unti Produk Rusak Normal5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp Tenaga KerjaRp Rp Overhead PabrikRp Rp
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = ( x 100%) = Konversi = ( x 75%) = Biaya Per Unit :Bahan= Rp : =Rp.40 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.20 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.10 Rp Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.40= Rp Tenaga Kerja75% x x Rp.20= Rp Ovehead Pabrik75% x x Rp.10= Rp Rp Rp
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= ( x 100%) = Konversi= ( x 50%) = Biaya per Unit:Bahan= Rp : =Rp.73,5 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.60 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.40 Rp Rp.173,5 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.173,5= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.173,5= Rp Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.73,5 = Rp Tenaga Kerja50% x x Rp.60= Rp Ovehead Pabrik50% x x Rp.40= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept Work in process –Dept Material Payroll Payroll FOH Control Debt FOH control Debt Work in process –debt Finished Good Inventory Work in process inventory Work in Process Inventory Work in process –dept WIP Debt
Contoh Produk Rusak Normal Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses unit unti Barang Selesai unit unit Barang dalam proses akhir unit unti Produk Rusak Normal5.000 unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp Tenaga KerjaRp Rp Overhead PabrikRp Rp
Bila barang rusak laku dijual untuk dept 1 Rp.40 /unit sedangkan dept2 Rp.100/unit Hasil penjualan produk rusak tersebut dapat 1.Diperlakukan sebagai other income 2.Diperlakukan mengurangi biaya produksi 3.Diperlakukan mengurangi salah satu elem biaya produksi Bila hasil penjualan diperlakukan sebagai other income
Jawab : Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = ( x 100%) = Konversi = ( x 75%) = Biaya Per Unit :Bahan= Rp : =Rp.40 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.20 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.10 Rp Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Departemen 2 Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.40= Rp Tenaga Kerja75% x x Rp.20= Rp Ovehead Pabrik75% x x Rp.10= Rp Rp Rp
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= ( x 100%) = Konversi= ( x 50%) = Biaya per Unit:Bahan= Rp : =Rp.73,5 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.60 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.40 Rp Rp.173,5 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.173,5= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.173,5= Rp Harga Pokok Barang Selesai ditransfer ke Gudang Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.73,5 = Rp Tenaga Kerja50% x x Rp.60= Rp Ovehead Pabrik50% x x Rp.40= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept Work in process –Dept Material Payroll Payroll FOH Control Debt FOH control Debt Work in process –debt Finished Good Inventory Work in process inventory Work in Process Inventory Work in process –dept WIP Debt Cash Cash Other Income Other Income
Contoh Produk Rusak Abnormal Tidak Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses unit unti Barang Selesai unit unit Barang dalam proses akhir unit unti Produk Rusak Abnormal unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp Tenaga KerjaRp Rp Overhead PabrikRp Rp
Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = ( x 100%) = Konversi = ( x 75%) = Biaya Per Unit :Bahan= Rp : =Rp.40 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.20 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.10 Rp Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.70= Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.40= Rp Tenaga Kerja75% x x Rp.20= Rp Ovehead Pabrik75% x x Rp.10= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= ( x 100%) = Konversi= ( x 50%) = Biaya per Unit:Bahan= Rp : =Rp.70 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.60 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.40 Rp Rp.170 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditranser ke gudang= x Rp.170= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.170= Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.73,5 = Rp Tenaga Kerja50% x x Rp.60= Rp Ovehead Pabrik50% x x Rp.40= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept Work in process –Dept Material Payroll Payroll FOH Control Debt FOH control Debt Work in process –debt Finished Good Inventory Loss from Spoiled Good Loss from Spoiled Good Work in process inventory Work in Process Inventory Work in process –dept WIP Debt
Contoh Produk Rusak Abnormal Laku Dijual PT.RAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses, melalui 2 departemen produksi, informasi berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi sbb: Data Produksi Biaya Produksi Bila barang rusak laku dijual untuk departemen 1&2 Rp.40/unit & Rp.100/unit KeteranganDepartemen 1Departemen 2 Masuk dalam proses unit unti Barang Selesai unit unit Barang dalam proses akhir unit unti Produk Rusak Abnormal unit Tingkat Penyelesaian BDP Akhir Biaya Bahan100% Biaya Konversi75%50% Jenis BiayaDepatemen 1Departemen 2 BahanRp Tenaga KerjaRp Rp Overhead PabrikRp Rp
Menghitung untuk Departemen 1 Unit Ekuivalen : Bahan = ( x 100%) = Konversi = ( x 75%) = Biaya Per Unit :Bahan= Rp : =Rp.40 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.20 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.10 Rp Rp.70 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai = x Rp.70= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.70= Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.40= Rp Tenaga Kerja75% x x Rp.20= Rp Ovehead Pabrik75% x x Rp.10= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Menghitung Untuk Departemen 2 Unit Ekuivalen : Bahan= ( x 100%) = Konversi= ( x 50%) = Biaya per Unit:Bahan= Rp : =Rp.70 Tenaga Kerja= Rp : =Rp.60 Overhead Pabrik= Rp : =Rp.40 Rp Rp.170 Perhitungan Harga Pokok Harga Pokok Barang Selesai ditranser ke gudang= x Rp.170= Rp Harga Pokok Barang Rusak= x Rp.170= Rp Harga Pokok BDP Akhir Bahan 100% x x Rp.73,5 = Rp Tenaga Kerja50% x x Rp.60= Rp Ovehead Pabrik50% x x Rp.40= Rp Rp Jumlah Biaya yang DibebankanRp
Mencatat Biaya produksi dan biaya yang dibebankan pada produk selesai dan yang belum selesai. DescriptionDebitcreditDescriptiondebitcredit Work in Process- Dept Work in process –Dept Material Payroll Payroll FOH Control Debt FOH control Debt Work in process –debt Finished Good Inventory Loss from Spoiled Good Loss from Spoiled Good Work in process inventory Work in Process Inventory Work in process –dept WIP Debt Cash Cash Loss from Spoiled Good Loss from Spoiled Good
Contoh Produk Rusak Normal Tidak Laku Dijual