Alma Zakiani Saleha Fatma Al Fajri

Kerajaan-kerajaan Islam yang tumbuh di Kalimantan? Adalah Kesultanan Pasir (1516), Kesultanan Banjar ( ), Kesultanan Kotawaringin, Kerajaan Pagatan (1750), Kesultanan Sambas (1671), Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Berau (1400), Kesultanan Sambaliung (1810), Kesultanan Gunung Tabur (1820), Kesultanan Pontianak (1771), Kesultanan Tidung, dan Kesultanan Bulungan (1731).

Terletak di daerah Kalimantan Barat. Tanjungpura dan Lawe menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, banyak bahan makanan. Pada abad ke-17, kedua kerajaan itu berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama dalam upaya perluasan politik menghadapi ekspansi politik VOC. Sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim datang ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca Al-Qur’an, ilmu fiqih, dan ilmu hadis. Terletak di daerah Kalimantan Barat. Tanjungpura dan Lawe menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, banyak bahan makanan. Pada abad ke-17, kedua kerajaan itu berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama dalam upaya perluasan politik menghadapi ekspansi politik VOC. Sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim datang ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca Al-Qur’an, ilmu fiqih, dan ilmu hadis.

Diantaranya Syarif Idrus kemudian mereka menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil dan sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal Kota Pontianak. Pimpinan utama masyarakat di tempat itu adalah Syarif Idrus dengan gelar Syarif Idrua bin Abdurrahman al-Aydrus. Sejak itu dikenal sebagai Raja Kubu. Diantaranya Syarif Idrus kemudian mereka menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil dan sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal Kota Pontianak. Pimpinan utama masyarakat di tempat itu adalah Syarif Idrus dengan gelar Syarif Idrua bin Abdurrahman al-Aydrus. Sejak itu dikenal sebagai Raja Kubu.

Terdapat di daerah Kalimantan Selatan yang berpusat di daerah hulu sungai Nagara di Amuntai. Kerajaan nagara dipa masa pemerintahan putri Jungjung Buih dan patihnya Lembu Amangkurat, tercatat dalam kitab Nagarakertagama. Pada waktu menghadapi peperangan, Raden Samudera dan sejak itulah ia menjadi pemeluk agama Islam dengan gelar Sultan Suryanullah. Proses Islamisasi di daerah itu terjadi sekitar 1550 M.

Kerajaan Islam di Sulawesi tidak terlepas dari perdagangan. Kerajaan Islam di Sulawesi diantaranya Gowa-Tallo, Bone, Wajo dan Soppeng dan Kesultanan Buton. Kerajaan yang terkenal antara lain Gowa-Tallo.

Sebelum menjadi kerajaan islam, kerajaan Gowa Tallo sering berperang dengan kerajaan lainnya di Sulawesi elatan, seperti dengan Luwu, Bone, Soppeng, dan Wajo. Sejak kerajaan Gowa resmi sebagai keraajaan bercorak islam pada 1605, Gowa meluaskaan pengaruh politiknya. Didaerah Sulawesi Selatan proses islamisasi makin mantap dengan adanya para mubaig yang disebut Dato’ Tallu (tiga dato’) Dalam sejarah Kerajaan Gowa dicatat tentang sejarah perjuangan Sultan Hasanuddin dalam mempertahankan kedaulatannya. Perang di Sulawesi Selatan ini berhenti setelah terjadi perjanjian Bongaya pada 1667 yang sangat merugikan pihak Gowa-Tallo

Tumbuh dan berkembang dari cerita yang menghubungkan tentang pendirian kampung Wajo yang didirikan oleh tiga orang anak raja dari kampung tetangga Cinnotta’bi yaitu berasal dari keturunan dewa. Wajo pernah bersekutu dengan Kerajaan Luwu. Persekutuan diperkuat dengan memberikan bantuan dalam peperangan.