Martinus Asido Simanjuntak Pengaruh Arus Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas (Current Ratio) Pada PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) Oleh: Martinus Asido Simanjuntak 21107152 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011
PERHITUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS PTPN VIII Latar Belakang Permasalahan mengenai tingkat likuiditas pada PTPN VIII (Persero) terjadi pada tahun 2005 sebesar 0,92% dan sebelumnya pada tahun 2004 sebesar 1,05%. Selain itu berlanjut kembali penurunan tahun 2006 sebesar 0,86%. Hal ini dikarenakan kurangnya kendali atas aktiva lancar khususnya kas dan perputaran piutang .Penurunan tingkat likuiditas kembali terjadi pada tahun 2008 sebesar 0,82% karena pada tahun sebelumnya tahun 2007 nilai current ratio sebesar 1,11%. Hal yang sama terjadi kembali pada tahun 2009 menjadi 0,71%. Pada tahun 2008 dan 2009 dikarenakan kurangnya kendali atas aktiva lancar khususnya kas (aktiva lancar). PERHITUNGAN TINGKAT LIKUIDITAS PTPN VIII (in 000.000) Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Aktiva Lancar 290437 333874 365161 469105 461695 557390 Utang Lancar 275886 364550 424745 421667 560776 788166 Likuiditas (%) 1,05 0,92 0,86 1,11 0,82 0,71
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH Identifikasi Masalah Kurangnya kendali atas kas sehingga kas perusahaan mengalami penurunan dan selain itu mengalami penurunan tingkat perputaran piutang yang menyebabkan berpengaruh terhadap rasio lancar (likuiditas) pada perusahaan. Terdapat penurunan tingkat likuiditas (Current ratio) pada perusahan dari tahun 2005-2006 dan 2008-2009. Rumusan Masalah 1. Bagaimana arus kas pada PT PN VIII (Persero). 2. Bagaimana perputaran piutang pada PT PN VIII (Persero). 3. Bagaimana likuiditas pada PT PN VIII (Persero). 4. Bagaimana pengaruh arus kas terhadap likuiditas dan pengaruh perputaran piutang terhadap tingkat likuiditas pada PT PN VIII(Persero). secara parsial dan simultan.
TEORI PENGHUBUNG Hubungan antara Arus Kas terhadap Likuiditas Hubungan antara Arus kas dengan likuiditas menurut Sofyan Syafri Harahap sebagai berikut: “Arus kas dinilai banyak memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang” (2006:257) Selain itu terdapat teori yang mengatakan bahwa arus kas memiliki pengaruh terhadap likuiditas perusahaan yang dikemukakan oleh Simamora adalah sebagai berikut : “Semakin besar nilai arus kas dari aktivitas operasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pendeknya atau tingkat likuiditasnya pada saat jatuh tempo.” (2005:523) Hubungan antara Perputaran Piutang terhadap Likuiditas Teori yang menyatakan adanya hubungan antara perputaran piutang dengan likuiditas adalah menurut Lukman Syamsudin “Adanya komposisi yang berbeda dari masing-masing aktiva lancar (arus kas, perputaran piutang, investasi jangka pendek) dan hutang lancar (obligasi) akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat likuiditas yang sesungguhnya bagi perusahaan. “ (2007 : 47) Lalu dikemukakan juga oleh Jopei Jusuf, adalah sebagai berikut: “Bila seluruh piutang dagang dapat tertagih tepat waktu dan memiliki jangka waktu yang relatif pendek, maka perusahaan akan lebih likuid.” (2008 : 53)
Hubungan antara Arus Kas dan Perputaran Piutang terhadap Likuiditas Dikemukakan oleh Menurut Bambang Riyanto mengenai hubungan antara Arus Kas dan Perputaran Piutang terhadap Likuiditas adalah sebagai berikut: “Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dengan mengunakan aktiva lancarnya seperti kas, piutang dan investasi lainnya yang akan segera harus dipenuhi.” (2001:25) Selain itu di kemukakan juga oleh Susan Irawati bahwa: ”Likuiditas bisa ditentukan oleh beberapa komponen yang terdapat pada asset dan kewajiban suatu perusahaan.” (2006:97)
Kerangka Pemikiran
Operasionalisasi Variabel Penelitian
metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif Objek Penelitian PENGARUH ARUS KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA VIII (PERSERO) Metode Penelitian metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif Sampel Penelitian penelitian menggunakan teknik purposive sampling Sampel pada penelitian ini adalah laporan Neraca PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) tahun 2003 – 2009. Metode Analisis Analisis regresi linier berganda Analisis Korelasi Koefisien determinasi Pengujian Hipotesis Merumuskan Hipotesis Penelitian Menentukan tingkat signifikan Menggambar daerah penerimaan dan penolakan serta penarikan kesimpulan
Koefisien Korelasi Parsial Arus kas Dengan Likuiditas HASIL ANALISIS Analisis Korelasi Parsial 1. Korelasi Arus kas Dengan Likuiditas Ketika Perputaran Piutang Tidak Berubah Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Parsial Arus kas Dengan Likuiditas
2. Korelasi Perputaran Piutang Dengan Likuiditas Ketika Arus kas Tidak Berubah Tabel 4.11 Koefisien Korelasi Parsial Perputaran Piutang Dengan Likuiditas
Analisis Korelasi Berganda Tabel 4.12 Analisis Koefisien Korelasi Berganda dan Koefisien Determinasi
KESIMPULAN Arus kas yang dimiliki PT.Perkebunan Nusantara VIII mengalami perubahan yang sangat besar tiap tahunnya, pada tahun 2004 arus kas PT.Perkebunan Nusantara VIII mengalami peningkatan, namun pada tahun 2005 arus kas PT.Perkebunan Nusantara VIII justru mengalami penurunan. Perputaran piutang PT.Perkebunan Nusantara VIII terus mengalami kenaikan dari tahun 2004 hingga tahun 2008. Namun pada tahun 2009 perputaran piutang PT.Perkebunan Nusantara VIII mengalami penurunan seiring menurunnya penjualan bersih perusahaan. Likuiditas PT.Perkebunan Nusantara VIII terus menurun dari tahun 2004 hingga tahun 2006, demikian juga dari tahun 2007 hingga tahun 2009 likuiditas PT.Perkebunan Nusantara VIII terus mengalami penurunan yang disebabkan meningkatnya hutang lancar perusahaan. Secara bersama-sama (simultan) arus kas dan perputaran piutang memberikan pengaruh terhadap likuiditas pada PT.Perkebunan Nusantara VIII. Namun hasil pengujian menunjukkan bahwa pengaruh arus kas dan perputaran piutang secara bersama-sama tidak signifikan terhadap likuiditas PT.Perkebunan Nusantara VIII. Demikian juga secara parsial, pengaruh arus kas maupun pengaruh perputaran piutang tidak signifikan terhadap likuiditas PT.Perkebunan Nusantara VIII.
SARAN 1. Pihak Manajemen PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) a. Peneliti menyarankan kepada perusahaan agar dapat meningkatkan kembali nilai arus kas pada perusahaan yaitu dengan mengurangi pengeluaran atau lebih efisien dalam menggunakan biaya serta dapat meningkatkan nilai masuk terhadap kas pemasukan. Begitu juga halnya dengan tingkat perputaran piutang pada perusahaan agar perlu meningkatkan kembali produktivitas penjualan bersih pada perusahaan tersebut. b. Peneliti menyarankan kepada pihak manajemen perusahaan agar arus kas dan perputaran piutang saling bersama-sama berkorelasi dengan baik dalam meningkatkan tingkat likuiditas perusahaan , sebab dalam penelitian menunjukan bahwa apabila arus kas atau perputaran piutang dikorelasikan langsung dengan tingkat likuiditas menghasilkan nilai persentase korelasi yang sangat kecil. 2. Peneliti selanjutnya a. Dalam penelitian selanjutnya, variabel bebas yang digunakan hendaknya tidak hanya arus kas dan perputaran piutang saja, karena masih banyak beberapa faktor seperti hutang dan jenis aktiva lancar lainnya yang dapat memberikan pengaruh baik terhadap likuiditas di perusahaan.
T E R I M A K A S I H