Akuntansi Multinasional : Translasi Lap Keu Entitas Asing Bab 12 Akuntansi Multinasional : Translasi Lap Keu Entitas Asing
Multinational Accounting Pada saat perusahaan Multinasional Indonesia menyusun Laporan Keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan harus memasukkan operasi yang berbasis di luar negeri yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan dilaporkan dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Operasi di luar negeri tersebut termasuk anak perusahaan, cabang atau investasi dari perusahaan Indonesia.
Multinational Accounting Bab ini membahas tentang translasi (penjabaran) laporan keuangan entitas luar negeri ke Rupiah. Penyajian kembali ini diperlukan sebelum laporan keuangan induk perusahaan Indonesia, yang sudah dinyatakan dalam Rupiah. Akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri. Contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan laporan keuangan ke induk perusahaan yang dinyatakan dalam poundsterling, menggunakan sistem akuntansi Inggris yang berbeda dengan metode akuntansi dan pengukuran di Indonesia.
Multinational Accounting Induk Perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah berikut dalam proses translasi dan konsolidasi anak perusahaan di Inggris tersebut Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang dilaporkan dalam poundsterling. Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mentranslasikan laporan keuangan yang diukur dalam poundsterling menjadi nilai setara dalam Rupiah. Mengkonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah ditranslasikan yang sudah diukur dalam Rupiah, dengan akun-akun induk perusahaan.
Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi Beberapa negara mengembangkan prinsip akuntansinya berdasarkan kebutuhan informasi dari otoritas pajak. Negara lain mempunyai prinsip akuntansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari pemerintah pusat sebagai perencana ekonomi. Model di Indonesia berfokus pada kebutuhan informasi pemegang saham biasa atau pihak pemberi kredit melalui penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi Standar pelaporan keuangan yang utama saat ini sedang dalam proses penyusunan oleh International Accounting Standards Board (IASB), adalah sebuah badan yang memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar laporan keuangan internasional dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi standar yang berlaku secara Internasional tersebut
Differences in Accounting Principles IASB mengumumkan sebuah standar pelaporan yang disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards-IFRSs). Sebelum terbentuknya IASB, International Accounting Standards Comittee telah menerbitkan International Accounting Standards (IASs). IASs diterbitkan dari tahun 1973 hingga tahun 2001. IASB mengadopsi IASs secara keseluruhan dan sekaligus mengembangkannya yang disebut IFRSs.
Differences in Accounting Principles IFRS sekarang relatif banyak digunakan di banyak negara, termasuk telah diadopsi oleh negara Uni Eropa dan lainnya. Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika hanya ada satu set standar akuntansi yang berlaku secara internasional akan meningkatkan kepercayaan diri investor di pasar dan meningkatkan efisiensi pasar karena memudahkan investor untuk membandingkan berbagai pilihan investasi di berbagai negara.
Differences in Accounting Principles Bentuk pelaporan keuangan yang juga berpengaruh adalah GAAP Amerika Serikat. Keberadaan berbagai bentuk standar akuntansi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan Indonesia dan juga perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan harus menggunakan standar akuntansi dimana mereka berlokasi, kemudian mentranslasikan agar sesuai dengan prinsip Akuntansi Berterima Umum Indonesia untuk memudahkan penyusunan laporan konsolidasi.
Differences in Accounting Principles Hal yang sama terjadi jika perusahaan Indonesia memilih untuk mendaftarkan sahamnya di bursa efek di luar Indonesia atau dual listing (di Indonesia dan di luar negeri), maka perusahaannya itu harus menyesuaikan dengan standar negara di mana mereka mendaftarkan sahamnya. Oleh karena itulah, maka meminimalkan perbedaan di antar berbagai standar di dunia ini khususnya GAAP AS dan IFRS, menjadi perhatian utama.
Differences in Accounting Principles Konvergensi akan mengurangi biaya bagi penerbit laporan keuangan, karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyiapkan laporan keuangan dalam berbagai standar. FASB terus bekerja sama dengan IASB untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan internasional dan mengkonversikan kedua set standar tersebut.
Differences in Accounting Principles Pada bulan September 2001, FASB menerbitkan “The Norwalk Agreement” di mana baik FASB dan IASB sepakat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan keuangan dengan meminimalisasi perbedaan diantara mereka. Usaha konvergensi ini berfokus pada evaluasi standar yang telah ada dan mengawasi implementasi standar tersebut saat ini serta standar baru yang kedua kelompok tersebut dikembangkan.
Penentuan Mata Uang Fungsional PSAK No.11 tentang “Translasi Mata Uang Asing “ memberikan panduan khusus untuk mentranslasikan laporan keuangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah . Tujuan PSAK 11 adalah menyajikan hasil yang secara langsung memperlihatkan pengaruh perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar. PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan hubungannya dalam laporan keuangan dengan mata uang asing melalui proses translasi
Determining the Functional Currency PSAK mengadopsi konsep mata uang fungsional (Fungtional currency) yang didefinisikan sebagai “mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana entitas tersebut beroperasi, umumnya, mata uang tersebut adalah mata uang dari lingkungan dimana entitas tersebut terutama menghasilkan dan menerima kas”
Penentuan Mata Uang Fungsional PSAK menyajikan tiga indikator yang harus dinilai untuk menentukan mata uang fungsional suatu entitas, yaitu : arus kas, harga jual beban .
Determining the Functional Currency Jika afiliasi asing menggunakan mata uang lokal sebagai mata uang fungsional untuk sebagian besar transaksinya dan jika kas yang dihasilkan tidak secara rutin disetorkan pada induk perusahaan di Indonesia, maka mata uang negara tempat entitas tersebut beroperasi umumnya digunakan juga Juga, afiliasi asing umumnya mempunyai pasar aktif dinegara sendiri dan memperoleh pendanaan dari sumber lokal
Determining the Functional Currency Beberapa entitas asing menggunakan mata uang fungsional yang berbeda dengan mata uang lokalnya. Contoh, sebuah anak perusahaan dari induk perusahan Indonesia yang berlokasi di Venezuela dapat melakukan hampir semua bisnisnya di Brasil atau sebuah cabang atau anak perusahaan dari induk perusahaan Indonesia yang beroperasi di Inggris dapat menggunakan rupiah sebagai mata uang utamanya walaupun ia menggunakan poundsterling untuk pencatatan akuntansinya.
Determining the Functional Currency Faktor-faktor berikut mengindikasikan apakah Rupiah adalah mata uang fungsional dari anak perusahaan Inggris Sebagian besar transaksi kas dalam Rupiah. Pasar penjualan utama di Indonesia Komponen produksi umumnya diperoleh dari Indonesia. Induk perusahaan di Indonesia yang paling bertanggungjawab dalam pendanaan anak perusahaan di Inggris tersebut.
Determining the Functional Currency Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan entitas asing untuk mentranslasikan seluruh transaksinya ke dalam mata uang fungsional Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain uang fungsional, maka transaksi asing harus disesuaikan menjadi nilai setara mata uang fungsional sebelum perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi.
Penentuan Mata Uang Fungsional di Lingkungan denag Tingkat Inflasi Tinggi Pengecualian atas kriteria pemilihan mata uang asing dikhususkan jika entitas asing berlokasi di negara seperti, Argentina dan Peru yang mengalami inflasi yang sangat tinggi. Inflasi yang sangat tinggi didefinisikan sebagai inflasi yang melebihi 100% selama periode 3 tahun.
Ekonomi dengan inflasi sangat tinggi PSAK memutuskan bahwa volatilitas dalam mata uang asing dengan hiperinflasi mendistorsi laporan keuangan jika mata uang lokal dipergunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Oleh karena itu, dalam kasus operasi entitas asing yang berada dalam perekonomian dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi, mata uang pelaporan dari induk perusahaan Indonesia-Rupiah-harus sebagai mata uang fungsional entitas asing.
Contoh : Asumsikan bahwa anak perusahaan di luar negeri membangun gedung dengan biaya 1.000.000 peso pada saat nilai tukar adalah Rp.500 = 1 peso. Kemudian diasumsikan bahwa karena adanya hiperinflasi di negara anak perusahaan luar negeri tersebut, maka nilai tukar menjadi Rp.0,05 = 1 peso. Nilai gedung hasil translasi pada saat dibangun dan setelah hiperinflasi adalah sebagai berikut : Jumlah (peso) Tanggal Pembangunan Setelah hiperinflasi Nilai Tukar Jumlah hasil Translasi Jumlah Hasil Translasi 1.000.000 Rp.500 Rp.500 juta Rp.0,05 Ro.50.000
Perekonomian dengan inflasi tinggi Setelah penentuan mata uang asing dari afiliasi asing, mata uang tersebut harus digunakan secara konsisten. Akan tetapi, jika perubahan dalam kondisi perekonomian mengharuskan perubahan dalam penentuan mata uang fungsional afiliasi asing, maka perubahan akuntansi tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan dalam estimasi hanya perlakuan saat itu dan perspektif saja, tidak diperlukan penyajian kembali laporan dari periode sebelumnya
Translasi versus Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Asing Terdapat dua metode yang berbeda untuk menyajikan kembali laporan keuangan entitas asing ke dalam rupiah Translasi laporan keuangan entitas asing ke Rupiah Pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing ke mata uang fungsional entitas tersebut
Translation versus Remeasurement Translasi adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata uang fungsional entitas asing. Ini merupakan kasus normal dimana, sebagai contoh, anak perusahaan Indonesia di Perancis menggunakan euro untuk pencatatan dan mata uang fungsional. Laporan keuangan anak perusahaan harus ditranslasikan dari euro ke Rupiah. Setiap selisih translasi yang terjadi akan dimasukkan sebagai komponen laba komprehensif
Translation versus Remeasurement Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional asing Pengukuran kembali hanya diharuskan jika mata uang fungsional berbeda dengan mata uang yang digunakan untuk pembukuan dan pencatatan entitas asing
Translation versus Remeasurement Setelah pengukuran kembali, laporan keuangan harus di translasi jika mata uang fungsional tidak dalam rupiah. Jika entitas asing menggunakan Rupiah untuk mata uang pencatatan dan pelaporan maka translasi atau pengukuran kembali tidak diperlukan; laporan keuangannya sudah dinyatakan dalam Rupiah dan siap untuk digabungkan dengan laporan keuangan kantor pusat Indonesia.
Translation versus Remeasurement Contoh, perusahaan Indonesia mempunyai cabang penjualan di Singapura yang relatif independen dapat menggunakan rupiah sebagai mata uang fungsional tetapi memilih menggunakan dolar singapura sebagai mata uang pencatatan dan pelaporan Tentu saja, jika cabang Singapura tersebut menggunakan Rupiah untuk mata uang fungsional dan pelaporan maka translasi atau pengukuran kembali tidak diperlukan.
Translation versus Remeasurement Penerapan yang paling sering dilakukan dan pengukuran kembali adalah untuk afiliasi yang berlokasi di negara yang mengalami hiperinflasi. Sebagai contoh, anak perusahaan di Argentina dari induk perusahaan Indonesia mencatat dan melaporkan laporan keuangan dalam mata uang lokal yaitu peso Argentina. Akan tetapi, karena perekonomian Argentina mengalami inflasi yang lebih tinggi dari 100% selama periode tiga tahun, rupiah ditetapkan sebagai mata uang fungsional untuk tujuan pelaporan sehingga laporan keuangan anak perusahaan harus diukur kembali dari peso Argentina ke rupiah
Translation Sebagian besar entitas bisnis transaksi dan mencatat aktivitas bisnisnya dalam mata uang lokal. Oleh karena itu, mata uang lokal dari entitas asing adalah mata uang fungsional. Translasi laporan keuangan entitas asing kedalam rupiah merupakan proses yang relatif sederhana
Translation Exchange Rates ACCOUNTS EXCHANGE RATES_______ Revenue & Expense Umumnya nilai tukar rata-rata tertimbang untuk periode laporan Assets & Liabilities Nilai tukar sekarang pada tanggal neraca Stockholders’ Equity Nilai tukar historis
Translation Adjustment Oleh karena untuk translasi masing-masing akun entitas asing digunakan kurs yang berbeda-beda, maka umumnya debit dan kredit dalam neraca percobaan setelah translasi tidak sama Pos penyeimbang debit neraca percobaan translasi dengan kreditnya disebut Selisih Translasi
Contoh Pada tgl. 1 Januari 2011 PT Induk perusahaan Indonesia membeli 100% saham German Comp. seharga Rp.860.000.000. Harga tersebut Rp.60.000.000 lebih tinggi dari nilai buku. Selisih tersebut dialokasikan ke paten dan diamortisasi selama 10 tahun Mata uang lokal German Company adalah euro merupakan mata uang fungsional Pada tanggal 1 Oktober 2011 anak perusahaan umumkan dan membayar dividen 6.250 euro Anak perusahaan menerima Rp.72.000.000 kurs 1 euro = Rp.16.000
Neraca percobaan (euro) Kurs Neraca Percobaan (Rp) Kas Piutang Persediaan Aset Tetap 2.500 10.000 7.500 50.000 16.000 40.000.000 160.000.000 120.000.000 800.000.000 Total debit 70.000 1.120.000.000 Akm depresiasi Utang usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo laba 5.000 12.500 40.000 80.000.000 200.000.000 640.000.000 Total kredit
Ayat jurnal pada saat akuisisi (1 jan 2011) Jurnal eliminasi Investasi pada saham German Comp Kas (mencatat pembelian German Comp) 860.000.000 Saham biasa-German Comp Saldo laba Diferensial Investasi pada saham German Comp (mencatat eliminasi saldo investasi) 640.000.000 160.000.000 60.000.000 860.000.000 Paten Diferensial (mencatat alokasi diferensial ke Paten) 60.000.000
Pada saat anak perusahaan menerima rupiah Unit Mata uang asing (rp) Penjualan (mencatat penjualan dan penerimaan Rp.72.000.000 pada kurs tunai pada tgl. Penerimaan Rp.72.000.000/kurs Rp.16.000 = 4.500 4.500 Kerugian transaksi mata uang asing Unit mata uang asing (Rp) (menyesuailkan akun yang didenominasi dalam unit mata uang asing menjadi kurs sekarang Rp.72.000.000/Rp.18.000 = 4.000 Saldo sebelum disesuaikan = (4.500) Kerugian transaksi mata uang asing 500 500
1 Okt 20x1 Kas Investasi pada saham German comp 110.000.000 31 Des 2011 Investasi pada saham German Comp Pendapatan dari anak Perusahaan pendapatan komprehensif lainnya- selisih translasi 212.500.000
Translation Adjustment Selisih kurs yang terjadi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan komprehensif entitas untuk periode tersebut. FASB 130 membutuhkan pelaporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari laporan keuangan utama perusahaan.
Remeasurement Metode kedua, laporan keuangan afiliasi asing dalam Rupiah adalah pengukuran kembali. Meskipun pengukuran kembali tidak seperti yang biasa digunakan sebagai translasi, beberapa situasi yang ada di mana mata uang fungsional dari afiliasi asing tidak mata uang lokal.
Remeasurement Pengukuran ini mirip dengan translasi dalam bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai Rupiah yang setara untuk akun afiliasi asing sehingga mereka dapat dikombinasikan atau dikonsolidasikan dengan laporan perseroan. Kurs yang digunakan untuk pengukuran kembali, bagaimanapun, adalah berbeda dari yang digunakan untuk translasi, sehingga nilai Rupiah yang berbeda untuk akun afiliasi asing
Remeasurement Proses pengukuran kembali membagi neraca ke rekening moneter dan nonmoneter. aktiva dan kewajiban moneter, seperti uang tunai, jangka pendek atau piutang jangka panjang, dan jangka pendek atau hutang jangka panjang, memiliki jumlah mereka tetap dalam hal unit mata uang. aset nonmoneter adalah akun seperti persediaan, dan peralatan pabrik, yang tidak tetap dalam kaitannya dengan satuan moneter
Remeasurement Akun-akun moneter diukur kembali dengan menggunakan kurs saat ini. Akun ini tunduk pada keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai tukar. Kurs historis yang tepat digunakan untuk mengukur saldo non neraca moneter akun dan pendapatan terkait, beban, keuntungan, dan saldo rekening rugi
Remeasurement Gain or Loss Karena berbagai tarif yang digunakan untuk mengukur keseimbangan jejak mata uang asing, debit dan kredit dari neraca saldo setara Rupiah mungkin tidak akan sama. Dalam hal ini, item balancing adalah keuntungan pengukuran kembali atau kerugian, yang dimasukkan dalam laporan laba rugi periodik.
Remeasurement Gain or Loss Laba atau rugi selisih kurs dari proses pengukuran kembali termasuk dalam laporan laba rugi periode berjalan, biasanya di bawah "Penghasilan." Berbagai judul akun yang digunakan, seperti Devisa Laba (Rugi), Mata Laba (Rugi), Exchange Laba (Rugi), atau Pengukuran Laba (rugi).
Pos Saldo € Kurs Saldo Rp Kas Unit mata uang asing Piutang Persediaan Aktiva tetap Harga pokok penjualan Beban operasi Kerugian transaksi mata uang asing Dividen dibayarkan 10.750 3.000 10.500 5.000 50.000 22.500 14.500 500 6.250 1,40 1,30 1,36 15.050 4.200 14.700 6.900 60.000 28.100 18.600 650 8.500 Total debit 123.000 156.700 Akumulasi depresiasi Utang usaha Utang obligasi Saham biasa Laba ditahan Penjualan 7.500 3.000 12.500 40.000 10.000 50.000 1,40 1,20 (a) 1,30 9.000 4.200 17.500 48.000 12.000 65.000 Total kredit Keuntungan pengukuran kembali 155.700 1.000 156.700
Pos Dalam euro Kurs Dalam Rupiah Harga Pokok penjualan Persediaan awal Pembelian Barang tersedia dikurangi: persediaan akhir Harga pokok penjualan (b) Beban operasi Beban tunai Beban depresiasi 7.500 20.000 27.500 (5.000) 22.500 12.000 2.500 14,500 1,20 1,30 9.000 26.000 35.000 (6.900) 28.100 15.600 3.000 18.600 (c) Dibawa dari kertas kerja tanggal 1 januari 2011
Hedge of a Net Investment FASB 133 menyatakan bahwa keuntungan atau kerugian atas bagian efektif dari lindung nilai dari investasi bersih diambil untuk pendapatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari penyesuaian penjabaran. Namun, jumlah offset laba rugi komprehensif terbatas pada penjabaran untuk investasi bersih.
Contoh: Pada tanggal 1 Januari 2011, Peerless memutuskan untuk lindung nilai bagian investasinya yang baru saja dilakukan di German Company yang terkait dengan nilai buku aktiva bersih German Company. Peerless tidak yakin apakah kurs langsung euro akan meningkat atau menurun untuk tahun tersebut dan ingin melindungi nilai investasi aktiva bersihnya. Pada tanggal 1 Januari 2011, kepemilikan 100 persen. Peerless atas aktiva bersih German Company dengan €50.000 (€40.000 sahammodal ditambah €10.000 laba ditahan). Peerles meminjam €50.000 pada tingkat bunga 5% untuk lindung nilai investasinya di German Company serta pokok dan bunga jatuh tempo dan terutang pada tanggal 1 Januari 2012
1 Januari 2011 Kas Utang pinjaman (€) Meminjam utang yang didenominasi dalam euro untuk lindung nilai investasi bersih di anak perusahaan German, Rp.60.000 = €50.000 x Rp.1,20 kurs tunai 60.000 31 Desember 2011 Pendapatan komprehensif lainnya Menilai kembali utang yang didenominasi dalam mata uang asing berdasarkan kurs tunai akhir periode, Rp.60.000 = €50.000 x (Rp.1,40 - Rp.1,20) 10.000 Beban bunga Kerugian transaksi mata uang asing Utang bunga (€) Akru beban dan utang bunga atas utang euro Rp.3.250 = €50.000 x 0,05 bunga x Rp.1,30 kurs rata-rata Rp.3.500 = €50.000 x 0,05 bunga x Rp.1,40 kurs tunai akhir periode 3.250 250 3.500
31 Desember 2011 Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya-selisih translasi Ikhtisar laba rugi (atau laba ditahan) Kerugian transaksi mata uang asing Pendapatan komprehensif lainnya Menutup akun nominal terkait dengan lindung nilai investasi bersih di anak perusahaan luar negeri 10.000 250 1 Januari 2012 Utang bunga (€) Utang pinjaman (€) Kas Membayar pokok dan bunga terkait dengan lindung nilai yang didenominasi dalam euro Rp.70.000 = Rp.60.000 + Rp.10.000 3.500 70.000 73.500
Additional Disclosure Requirements FASB 52 mensyaratkan bahwa keuntungan transaksi asing agregat atau kerugian termasuk dalam penghasilan harus diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi atau dalam catatan yang menyertainya. Ini termasuk keuntungan atau kerugian diakui dari transaksi mata uang asing, kontrak berjangka, dan keuntungan pengukuran atau rugi. Jika tidak diungkapkan sebagai item satu baris pada laporan laba rugi, pengungkapan ini biasanya catatan kaki satu kalimat yang meringkas operasi asing perusahaan
. Peerless Products dan anak perusahaan Laporan laba rugi konsolidasi Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 Penjualan Harga Pokok penjualan Laba kotor Beban operasi Kerugian transaksi mata uang asing Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp.465.000 (199.250) 266.750 (109.500) (650) Rp.155.600 Peerless Products dan anak perusahaan Laporan pendapatan komprehensif konsolidasi Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Pendapatan komprehensif lainnya: selisih translasi mata uang asing Pendapatan komprehensif untukhak pengendali Rp.155.600 Rp. 11.950 Rp.167.550
Peerless Products dan anak perusahaan Laporan perubahan ekuitas konsolidasi Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 total Pendapatan komprehensif Laba ditahan Akm pendapatan komprehensif lainnya Saham modal Saldo awal Pendapatan komprehensif: Laba bersih Pendapatan komprehensif lainnya selisih translasi mata uang asing Dividen diumumkan atas saham biasa Saldo akhir 800.000 155.600 11.950 (60.000) 907.550 167.550 300.000 395.600 500.000
Pendapatan dari anak perusahaan Amortisasi paten (Rp.6.000/10 tahun) 600 Bagian induk perusahaan atas laba anak perusahaan (Rp.18.650 x 1) Saldo 31 desember 2011 18.650 Pendapatan dari anak perusahaan Dividen diumumkan Investasi pada saham German Company Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan 18.050 8.500 9.550 Saham biasa-German Co Laba ditahan, 1 januari 2011 Diferensial 48.000 12.000 6.000 66.000 Paten Mengaolaksikan diferensial ke paten Beban operasi-amortisasi paten Amortisasi paten 600
Pembuktian pengukuran kembali Pengukuran kembali German Company Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Skedul 1 Laporan posisi moneter bersih Akhir tahun Awal tahun Aktiva moneter Kas Unit mata uang asing Piutang €10.750 3.000 10.500 €2.500 10.000 Total €24.250 €12.500 Dikurangi: ekuitas moneter Utang usaha Utang obligasi €3.000 12.500 €15.500 €15.000 Kewajiban moneter bersih Aktiva moneter bersih €8.750 €(2.500) Peningkatan aktiva moneter bersih selama tahun berjalan €11.250
You Will Survive This Chapter !!! Penyajian kembali dari afiliasi asing laporan keuangan dalam Rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan terjemahan atau pengukuran kembali metode, tergantung pada mata uang fungsional entitas asing. pernyataan yang paling afiliasi asing dijabarkan dengan menggunakan metode tarif saat karena unit mata uang lokal biasanya mata uang fungsional.
Bab 12 Akhir dari Bab