LANJUTAN RE
TUJUAN KONSELING Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irrasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus memahami sistem keyakinan dan keyakinan atau cara berpikirnya sendiri Tiga tingkatan insight /pemahaman : 1. Klien klien memahami tingkah laku negatif/penolakan dari peristiwa yang disebabkan oleh sistem keyakinan yang irasional
2 Klien memahami bahwa yang menganggu klien pada saat ini adalah karena keyakinan irrasional terus dianutnya 3. Klien memahami bahwa tidak ada jalan lain untuk keluar dari hambatan emosional yang dialaminya kecuali dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irrasional.
KLIEN YANG TELAH MEMILIKI rB TERJADI PENINGKATAN DALAM HAL : penerimaan diri minat sosial pengendalian diri toleransi terhadap pihak lain fleksibelitas penerimaan ketidakpastian komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya berpikir logis keberanian mengambil risiko menerima kenyataan.
TUGAS KONSELOR RE menunjukkan bahwa masalahnya disebabkan oleh persepsi yang terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional usaha untuk mengatasi masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan, yaitu menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional.
Operasionalisasi tugas konselor : 1. konselor lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal 2. mengkonfrontasikan masalah klien secara langsung
3. menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik dirinya sendiri
4. dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien 5. mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya
6. menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis 7. menggunakan humor dan “menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irrasional.
Karakteristik Konseling RE Aktif-direktif : dalam hubungan konseling konselor lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan masalahnya. Kognitif-eksperiensial proses konseling berfokus pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
Emotif-ekspreriensial proses konseling memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut. Behavioristik proses konseling yang dikembangkan hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
KOMUNIKASI : SEHAT
JANGAN ADA DUSTA DI ANTARA KITA
JADILAH SEEKOR KUNANG-KUNANG ANDAIKAN TAK BISA MENJADI MATAHARI YANG MENERANGI SELURUH PERMUKAAN BUMI JADILAH SEEKOR KUNANG-KUNANG SERIBU KUNANG-KUNANG MUNGKIN TAK BISA MENERANGI BUMI, TETAPI BISA MEMBERI SEDIKIT CAHAYA BAGI KEGELAPAN