disentri merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan usus, yaitu suatu penyakit peradangan usus yang di tandai dengan sakit perut dan buang air besar, tinja berlendir bercampur darah.Buang air besar ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan dan darah.
Diagnosa disentri Diagnosis penyakit disentri dapat di tegakkan dengan pemeriksaanpenunjang: 1. Pemeriksaan tinja Pemeriksaa inin merupakan pemeriksaan laboratorium yang sangat penting.Biasanya tinja berbau busuk,berlendir dan bercampur darah. Pemeriksaan ini meliputi : Makroskopis: Disentri amoeba dapat di tegakkan bila di temukan bentuk tropozoit dan kista dalam tinja Benzidin test Mikroskopis: Leukosit fecal (petanda adanya kolitis ),darah fecal 2. Biakan tinja: Media agar macconkey,xylose-lysinedioxycholate (XLD ), agar SS 3. Pemeriksaan darah rutin: Leukositosis(5000-15000 sel/mm3) kadang-kadang di temukan leukopenia
Diagnosa Laboratoris Pemeriksaan tinja dapat menentukan diagnose pasti amobeasis intestinal.Cyste parasit ini dapat di temukan pada tinja cair maupun tinja padat yang di periksa dengan mengunakan yodium.Trophozoite sering di temukan pada tinja cair.sedangakan pada amoebiasis extra intestinal,misalnya pada hati diagnose di lakukan dengan aspirasi cairan abses.pada keadaan ini banyak sekali di temukan trophozoite. Pemeriksaan laboratories lain di lakukan dengan mengkultur specimen dari pasien pada media khusus pada moeba.Pemeriksaan ini di lakukan bila sulit di temukannya cyste pada tinja penderita.karena dengan cara kultur dapat di kembang biakan amoeba yang baru agar dapat di amati amoeba yang telah mati.selain itu kultur amoeba dengan tujuan lain yaitu untuk mendemostrasikan trophozoite hidup dalam jumlah yabg sangat banyak.
Macam-macam diare 1. Disentri basiler Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja. Panas tinggi (39,5 - 40,0 C), kelihatan toksik. Muntah-muntah. Anoreksia. Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB. Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).
2. Disentri amoeba Diare disertai darah dan lendir dalam tinja. Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari) Sakit perut hebat (kolik) Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus)
Faktor-faktor penyebab diare Tangan yang kotor Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus dan bakteri Di tularkan oleh binatang peliharaan Kontak langsung dengan feses atau material lain yang menyebabkan diare ( cara membersihkan diri yang tidak benar saat keluar dari toilet ) Virus penyebab diare yaitu virus gastrointeritis atau yang di kenal dengan stomatch virus ( virus perut )
Mo penyebab disentri Entamoeba histolytica Shigella EIEIC ( Entero Invaisve Escherichia Coli ) Salmonella
Siklus hidup Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica Scientific classification Domain: Eukaryota Phylum: Amoebozoa Class: Archamoebae Order: Amoebida Genus: Entamoeba Species: E. histolytica Binomial name: Entamoeba histolytica
Morfologi Trophozoite ukuran sekitar10-60µ aktif dan progresif dengan jalan menonjolkan pseupodopinya bedakan menjadi bentuk,yaitu bentuk yang invasive dan bentuk yang non invasive
Trophozoite Invasif Berukuran 20-50µ Memasuki jaringan Mengandung eritrosit didalam sitoplasmanya Tidak membentuk cyste Trophozoite non invasif Berukuran 20-30 µ Hidup di permukaan usus Tidak mengandung eritrosit Membentuk cyste berukuran lebih dari 10 µ
Cyst Stage Chromatoidal Body : 'Cigar' shaped bodies (made up of crystalline ribosomes) Number of Nuclei : 1 in early stages, 4 when mature Pathognomonic/Diagnostic Feature : 'Ring and dot' nucleus and chromatoid bodies
Kista ukuran 10-20 µ Di dalam sitoplasmanya Nampak bangunan yang di namakan Chromatid bodies sebagai bagunan berbentuk bulat panjang yang berujung tumpul dan agak mengkilat Dengan pewarnaan yoium,cyste Nampak berwarnah kuning kehijauan
memiliki 4 buah nucleus Cromatoid bodies Nampak sebagai bagunan yang berbentuk bulat panjang dengan ujung membulat berwarnah biru kehitaman.
Genus and Species: Entamoeba histolytica Etiologic Agent of: Amoebiasis; Amoebic dysentery; Extraintestinal Amoebiasis, usually Amoebic Liver Abscess = “anchovy sauce”); Amoeba Cutis; Amoebic Lung Abscess (“liver-colored sputum”) Infective stage: Tetranucleated cyst (having 4 nuclei) Definitive Host : Human Portal of Entry: Mouth Mode of Transmission : Ingestion of mature cyst through contaminated food or water Habitat : Colon and Cecum Pathogenic Stage : Trophozoite Locomotive apparatus : Pseudopodia (“False Foot”)
Motility : Active, Progressive and Directional Nucleus : 'Ring and dot' appearance: peripheral chromatin and central karyosome Mode of Reproduction : Binary Fission Pathogenesis : Lytic necrosis (it looks like “flask-shaped” holes in Gastrointestinal tract sections (GIT) Type of Encystment: Protective and Reproductive
Lab Diagnosis : Most common is Direct Fecal Smear (DFS) and staining (but does not allow identification to species level); Enzyme immunoassay (EIA); Indirect Hemagglutination (IHA); Antigen detection – monoclonal antibody; PCR for species identification. Sometimes only the use of a fixative (formalin) is effective in detecting cysts. Culture: From faecal samples - Robinson's medium, Jones' medium