Kumpulan gejala dan tanda akibat kompresi saraf medianus

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Space Occupying Lession
Advertisements

KELELAHAN KERJA DWI HURRIYATI, S.Psi., M.Si..
Hipertensi (Darah Tinggi)
Posterior Interosseous Neuropathy: Electrodiagnostic Evaluation
HIPERTIROID Ana Fitriani ANA FITRIANI ( )
Respon – Adaptasi akut & kronis tubuh terhadap latihan Fisik
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
STROKE Ns. Janny Erika, S.Kep.
THERMAL INJURIES. Cold injuries (Norries et al. 1995) Cold injuries diakibatkan oleh terkena udara dingin yang berlebihan atau air dingin yang berlebihan.
JURNAL READING Oleh: dr Immaculata A.W Pembimbing:
Selamat Siang...
Patologi Umum.
Oleh M. Iccha Kertawari B Pembimbing dr. Diah Kurnia M, Sp.S(K)
Traumatik Hidrosefalus
VIBRASI Penyaji : Dr. Sinatra Gunawan, MK3, SpOk Referensi :
SPONDYLOLISTHESIS.
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
FIBRIO ADENOMA. Asuhan kebidan pada ibu dengan gangguan sistim reproduksi BY: VANITRA IRMA
ABORTUS.
Praktek profesi GERONTIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
RETINOBLASTOMA.
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
Myoma Uteri Arruhul Amini Inten Nur Rasadina Nazarrudin Nur Rien Esty Toto Marzuki Welly Elvandari Wandri Okta Mahyudi Yogi Ersandi.
Oleh : Anisa Larasati P PrOgram Studi DiplOma III Jurusan Fisioterapi
Askeb 1 Oleh : atikah mayang sari Nim :
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
Association of Benign Recurrent Vertigo and Migraine in 208 Patients
Patologi Kelainan/Penyakit/Gangguan pada Susunan Saraf Tepi
Peran Farmasis dalam Penatalaksanaan Osteoatritis dan aplikasinya
JUVENILE DIABETES By Ninis Indriani.
Bagus Rulianto Vicky Febrian
Nursing Care of tromboangitis obliterans
Sindrom Guillain–Barré
FIBRIO ADENOMA,KISTA SARCOMA ,SARCOMA
Distribution of Clinical Symptoms in Carpal Tunnel Syndrome
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
PRESENTASI KASUS CLOSED FRACTURE
SKENARIO 3.
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Intraserebral Hematom
TRAUMA KEPALA.
Carpal Tunnel Syndrome
Nyeri Ekstremitas Kelompok 7 : dr. Mukhlis
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
Asuhan keperawatan angina pectoris
Faktor Resiko Kejadian Osteoporosis
PENYAKIT AKIBAT GETARAN
Jurnal Reading Comparison of short-term clinical and electrophysiological outcomes of local steroid injection and surgical decompression in the treatment.
DEMENSIA.
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
TRAUMA ABDOMEN.
Epidemiologi Penyakit tidak Menular “REMATIK”
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR “OSTEOPOROSIS”
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Migrain Without Aura; A New Definition
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
KANKER PROSTAT ( CARCINOMA PROSTAT ) oleh : dr. Febriyon Syuhanda KLINIK SANSANI.
Asam urat adalah penyakit yang berasal dari sisa metabolisme zat purin dari sisa makanan yang kita konsumsi secara berlebihan.
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Chronik Kidney Disease. Definisi CKD, diperkenalkan oleh NKF-K/DOQI untuk pasien yang memiliki salah satu kriteria : 1.kerusakan ginjal ≥3 bulan, dimana.
SISTEM PERNAFASAN & PERSYARAFAN PADA IBU HAMIL DISUSUN OLEH : ANNISA IRAWATI ( ) SELFA GITA FEBRISARI ( )
Transcript presentasi:

Kumpulan gejala dan tanda akibat kompresi saraf medianus saat melalui terowongan karpal CTS Nyeri Kesemutan Rasa tebal Atrofi Stress berulang Trauma fisik Kondisi lain

CTS  Repetitive stress injuries  Cumulative trauma disorder  Overuse syndromes Penggunaan tangan berlebih: tekanan berulang gerakan memutar penggunaan alat bergetar Penyakit akibat kerja 50 – 90 % Kelebihan beban kerja Amerika Serikat  penyakit akibat kerja terbanyak  disabilitas dan kehilangan waktu kerja

Terapi CTS Non-operatif Operatif CTS ringan – sedang Gejala intermitten CTS berat Gejala terus menerus Splint Terapi latihan Terapi ultrasound Modifikasi aktifitas Medikamentosa

CTS adalah kumpulan gejala dan tanda DEFINISI CTS adalah kumpulan gejala dan tanda akibat kompresi saraf medianus saat melalui terowongan karpal dengan gejala berupa parestesia, rasa tebal, dan nyeri pada daerah yang dipersarafi saraf medianus. EPIDEMIOLOGI Insidens 3.7% dari populasi umum. Pria : Wanita  1 : 3-5 Rentang usia 40 – 60 tahun 50% bilateral, bila unilateral yang terkena adalah sisi dominan

Anatomi

Anatomi

Kompresi saraf medianus Patofisiologi Kompresi saraf medianus Volume  Saraf medianus >  Areal  Tenosinovitis Gerakan fleksi – ekstensi Berulang Terus menerus

Patofisiologi Stadium I Stadium II Kompresi ringan  Konstriksi kapiler Gangguan nutrisi Hipereksitabilitas saraf Sirkulasi vena terganggu Edema Kompresi  Kompresi kapiler  Anoksia Kerusakan endotel Kebocoran protein Akumulasi dalam endoneurial Metabolisme & nutrisi aksonal terhambat Lesi saraf irreversibel

Etiologi Trauma berulang Vibrasi Masif Imobilisasi pergelangan tangan pada deviasi ulnar post fraktur Kelainan pada terowongan  osteofit, lipoma Kondisi neuropatik lainnya  DM, artritis rematoid Gangguan balance cairan  kehamilan, mixedema

Gejala dan tanda Gejala klasik Gejala lanjut Nyeri Kesemutan Menggelanyar Kekuatan genggam berkurang Gerakan terampil menurun Otot tangan mengecil Berkurang Bertambah Dikibaskan Digosok Diangkat Dicelup ke air hangat Gerakan pergelangan tangan berulang Menggenggam lama

Hipoestesia (70%) Hiperestesia Defisit sensorik Pemeriksaan Fisik Sensorik Motorik Provokasi Flick Sign Tourniquet Test Kelemahan APB Hipoestesia (70%) Hiperestesia Defisit sensorik Tinel’s Sign Atrofi otot thenar Phalen’s Test

Pemeriksaan Penunjang Elektrodiagnostik  Standard Diagnostik CTS Akurat 85-90% False negative 10-15% Tujuan: Melihat gambaran distal latency saraf medianus Menyingkirkan kondisi kelainan perifer lain  High median neuropathy, radikulopati C6-7, lesi pleksus brakialis, polineuropati Menilai derajat beratnya CTS dan menentukan terapi Menilai outcome setelah intervensi

Elektrodiagnostik  alur pemeriksaan Gejala dan tanda CTS Standard test Positif Negatif Internal Comparison Study Extreme CTS Sensorik (-) Motorik (-) Severe CTS Sensorik (-) Motorik abN Moderate CTS Sensorik abN Motorik abN Mild CTS Sensorik abN Motorik N Positif Negatif Comparison Study Needle EMG Very mild CTS No CTS Needle EMG

Klasifikasi CTS berdasarkan pemeriksaan elektrodiagnostik Derajat Klasifikasi Hasil Pemeriksaan Elektrodiagnostik 1 Sangat ringan (very mild CTS) Standard test normal Comparative test abnormal 2 Ringan (mild CTS) Sensorik abnormal Motorik normal 3 Sedang (moderate CTS) Sensorik dan motorik abnormal 4 Berat (severe CTS) Respon sensorik tidak ada Distal latensi motorik abnormal 5 Sangat berat (extreme CTS) Tidak ada respon sensorik dan motorik

DIAGNOSIS Kriteria Diagnosis CTS akibat kerja oleh The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH): Memenuhi kriteria A,B dan C Subyektif: parestesia, hipoestesia, nyeri atau rasa tebal paling tidak sebagian dari distribusi saraf medianus. Obyektif: ditemukan satu atau lebih hasil pemeriksaan Tinel’s sign, Phalen’s test, penurunan sensasi pada daerah sesuai distribusi saraf medianus. ATAU: elektrodiagnosis disfungsi saraf medianus Adanya bukti hubungan gejala dengan pekerjaan, satu atau lebih penyebab berupa: pekerjaan tangan sering atau berulang, dengan pengerahan tenaga, penggunaan peralatan bergetar, tekanan pada pergelangan.

Klasifikasi oleh Rosenbaum dan Ochoa, 1993. Derajad Gejala PF Elektrodiagnostik Terapi Asimtomatik (-) Normal Mungkin abN 1 Simtomatik Intermiten (+) Defisit neurologis (-) Provokasi (+) Konservatif 2 Persisten Terus Menerus Defisit neurologis (+) Sensorik dan Motorik ab N Konservatif atau operatif 3 Berat menerus Atrofi (+) EMG: fibrilasi Operatif

KERANGKA TEORI Trauma Occupatiional trauma Endokrin: DM Hipotiroid Akromegali Menopause HT RA Inflamasi Tumor Herediter Infeksi Tenosinovittis nonspesifik Repetitive stress injury Degeneratif Kehamilan Anomali Struktur Amyloidosis Lain-lain: Tophi gour Sarcoidosis Paget Hemofilia Edema Iskemia saraf Tenosinovitis Edema Volume terowongan karpal meningkat Kompresi saraf medianus dalam terowongan karpal Manifestasi Klinis

KERANGKA TEORI Manifestasi Klinis Sangat ringan Ringan Sedang Berat Sangat berat Gejala Subyektif Parestesia Nyeri - +/- + PF Tinel Phalen EMG Sensorik Motorik Mungkin abN abN N Respon (-) Non-operatif Operatif Edukasi Medikamentosa Splinting Modifikasi kerja Terapi Fisik: Exercise Terapi ultrasound Terapi laser Volume terowongan karpal kembali ke arah volume semula Kompresi saraf medianus dalam terowongan karpal berkurang Manifestasi klinis membaik

Transeksi lig transversum TERAPI Tujuan: - Bebas dari gejala - Pemeliharaan fungsi tangan Non operatif/konservatif Gejala < 1 th Kelemahan (-), Atrofi (-) Latensi distal  1 mdet nEMG: denervasi (-) Operatif Gejala terus menerus Gangguan sensorik berat Kelemahan (+) Modifikasi aktivitas Splinting Exercises Medikamentosa Terapi Ultrasound Transeksi lig transversum

TERAPI ULTRASOUND Karakteristik: Frekuensi: 1 atau 3 MHz Frekuensi rendah  penetrasi semakin dalam (1MHz  3-5 cm) Frekuensi tinggi  penetrasi lebih superfisial (3MHz  1-2 cm) Intensitas: 0.25-3.0 W/cm2 Semakin besar intensitas  makin besar kenaikan temperatur Attenuation: penyebaran dan penyerapan Penyerapan lebih rendah  kandungan air tinggi Penyerapan lebih tinggi  protein tinggi Bentuk gelombang: continuous dan pulsed Continuous  efek thermal Pulsed  efek non-thermal

TERAPI ULTRASOUND Efek fisiologis Efek Non-thermal Efek Thermal  ekstensibilitas jaringan  spasme / joint stiffness modulasi ambang nyeri  aliran darah perubahan kecepatan hantar saraf respons antiinflamasi ringan stimulasi histamin pelepasan serotonin pelepasan growth factor stimulasi fibroblas  kandungan kolagen  ambang nyeri

Intensitas 0.5-3.0 W/cm2, continuous  Eksitasi saraf perifer TERAPI ULTRASOUND Intensitas 0.5-3.0 W/cm2, continuous  Eksitasi saraf perifer Currier DP Kramer JF 1985 Intensitas 1.5 W/cm2 frekuensi 1.0 MHz Continuous 5’ Latensi sensorik  Konduksi  Peningkatan NCV  efek thermal > non-thermal

MODALITAS TERAPI Ultrasound diater MWD SWD Eletrial StiMulation Laser S.W.T Eerise Wrist Splint

TERIMA KASIH