KOEVOLUSI. PENGERTIAN KOEVOLUSI Koevolusi merupakan pengaruh evolusioner mutualistik antara 2 spesies (Campbell, 2008: 180). Artinya koevolusi terjadi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
RANTAI DAN JARING-JARING MAKANAN
Advertisements

ILMU PENGETAHUAN ALAM (SMK XII Semua Program Keahlian)
OM SWASTIASTU.
Ekosistem ekosistem Ekosistem
TINGKATAN MAHLUK HIDUP
KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME
EKOLOGI DRA. SRI UTAMI, MS.
STIKes Kapuas Raya Sintang
Komponen ekosistem.
Tumbuhan , Sifat dan Gunanya
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
DAMPAK PADA BIOTA DARAT
Rabu, 1 november 2011 SIMBIOSIS
PRINSIP EKOLOGI DALAM PENGENDALIAN HAYATI
NAMA:FARADELLA BRW KELAS:4D
Kelangsungan Hidup Organisme
PRINSIP EKOLOGI DALAM PENGENDALIAN HAYATI
EVOLUSI TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan berbagai teori evolusi
Standar Kompetensi 3. Mengidentifikasi cara maklhluk
ILMU PENGETAHUAN ALAM Referensi Glosarium Evaluasi Latihan Materi
EKOLOGI DAN PENGELOLAAN HUTAN
EKOSISTEM.
PRINSIP DASAR LINGKUNGAN
Di Susun Oleh Kelompok 2 Marzita Ridwan Jalal Robin.
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN EKOLOGI
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN
HUBUNGAN DALAM MASYARAKAT HUTAN
MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI
Manusia dan Lingkungannya
ANTROPOLOGI KESEHATAN DAN EKOLOGI
Manusia dan Lingkungan Hidup
Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup
Ciri Khusus Yang dimiliki Tumbuhan
PRINSIP DAN KONSEP ENERGI
Ekosistem dan Interaksi antar komponen Media Pembelajaran Interaktif
Simbiosis Antara Makhluk Hidup dan Lingkungan
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi penyakit tumbuhan yaitu :
SUKSESI   NOVIA SARI BIOLOGI NK A ‘13.
HAMA BINATANG YANG MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA TANAMAN DAN MENIMBULKAN KERUGIAN SECARA EKONOMIS.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
SIMBIOSIS BERANDA Macam Pengertian Contoh mutualisme
Ekosistem ekosistem Ekosistem
Dasar – Dasar Ekologi (LANJUTAN)
SUKSESI.
HUBUNGAN SEBARAN FLORA DAN FAUNA DENGAN KONDISI FISIK
KOMUNITAS.
Adaptasi.
KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME
KISI-KISI UJIAN NASIONAL 2014
Ardhanamesvari Nuringtyas Aji Grade 2 SD Tumbuh 2
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi Komponen Ekosistem
PEMANFAATAN KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA KONSERVASI FLORA DAN FAUNA
SUMBER DAYA ALAM BAGI HEWAN
Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan
MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA
BIOSFER.
Kegiatan yang memperngaruhi ekosistem
SUKSESI.
Evolusi Populasi.
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA. Te ori asal mula kehidupan 1. Teori Transedental, hidup berasal dari tuhan 2. Generatio spontania, makhluk.
Kelompok 1 Program Studi Agroteknologi Presented by : Hymen (Selaput) Pteron (Sayap) Serangga membantu penyerbukan lebih dari 67% dari total tumbuhan.
Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungan
Pengertian & Ruang Lingkup Ekologi Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi Berasal dari kata Yunani.
Ini Dia Laba-laba Vegetarian Pertama di Dunia
HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP Bahan ajar SD kelas VI.
Dampak Perubahan Iklim Bagi Ekosistem Mangrove di Indonesia Muhammad Imran Amin Direktur Mangrove Ecosystem Restoration Alliance Yayasan Konservasi Alam.
PENYESUAIAN DIRI TUMBUHAN Adaptasi adalah sebuah upaya yang dilakukan makhluk hidup guna menjaga eksistensi dan untuk mempertahankan jenisnya. Penyeduaian.
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.Ilmu lingkungan ~Ekologiterapan Ekosistem adalah tatanan.
Transcript presentasi:

KOEVOLUSI

PENGERTIAN KOEVOLUSI Koevolusi merupakan pengaruh evolusioner mutualistik antara 2 spesies (Campbell, 2008: 180). Artinya koevolusi terjadi ketika dua atau lebih spesies saling mempengaruhi evolusi masing-masing atau terdapat pengaruh timbal balik antara kedua spesies.

MEKANISME KOEVOLUSI

EVOLUSI EKOSISTEM Proses yang terjadi selama perjalanan waktu sampai pada saat keadaan ekosistem terakhir pada saat ini kemungkinan dapat terjadi suksesi, yakni pergantian antar satu komunitas dengan komunitas yang lain. Suatu tempat yang awalnya kosong tanpa suatu komunitas tumbuhan setelah dalam jangka waktu tertentu dapat tumbuh dan kemudian komunitas tumbuhan tersebut dapat pula digantikan oleh tumbuh-tumbuhan yang lain. Pergantian ini akan senantiasa berlangsung secara terus menerus sampai akhirnya terdapat suatu komunitas tumbuhan yang didapati pada keadaan ekosistem yang terakhir (Saragih, 2008).

Konsep suksesi ini memunculkan dua hipotesis. Pertama, pada suatu suksesi ada perubahan yang teratur dalam komunitas yakni suatu spesies yang satu menggantikan spesies yang lain karena tiap tahap spesies memodifikasi lingkungan sehingga kurang cocok bagi dirinya sendiri tetapi lebih cocok bagi spesies lain. Maka diperkirakan suksesi berjalan terarah dan perkembangan komunitas itu bertingkat dari komunitas pioneer sampai pada klimaks. Kedua, bahwa suksesi itu heterogen karena perkembangan di suatu daerah bergantung kepada siapa yang sampai di sana pertama kali. Pergantian spesies tidak perlu teratur karena masing-masing spesies mencoba untuk menghalau atau menekan spesies baru yang datang maka suksesi menjadi lebih bersifat individual dan kurang dapat diperkirakan karena komunitas tidak selalu mencapai klimaks iklim.

Ekosistem ini akan bisa membentuk keadaan klimaks apabila ekosistem tidak mengalami kerusakan karena adanya gangguan-gangguan. Namun, dapat pula ekosistem ini membentuk keadaan yang didalamnya terdapat proses suksesi atau bahkan hilang (musnah) karena adanya gangguan-gangguan, seperti bencana alam dan aktivitas manusia yang merusak alam (Saragih, 2008).

EVOLUSI EKOSISTEM DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOEVOLUSI Pembahasan ini dibatasi pada beberapa populasi untuk mengungkap proses koevolusi. Suatu spesies dapat berevolusi sebagai respon dari tekanan seleksi dari banyak spesies lainnya, dan tiap-tiap spesies lainnya juga berevolusi merespon banyak spesies lainnya pula. Spesies merupakan bagian dari populasi yang peka terhadap perubahan ekologis. Perilaku ini dapat menyebabkan perubahan genetika yang kecil pada populasi yang menguntungkan satu sama lainnya. Keuntungan yang didapatkan memberikan kesempatan yang lebih besar agar karakteristik ini diwariskan kepada generasi selanjutnya. Seiring dengan berjalannya waktu, mutasi yang berkelanjutan menciptakan hubungan yang kita pantau sekarang (Saragih, 2008).

CONTOH KOEVOLUSI

KOEVOLUSI ANTARA KELELAWAR LIDAH PANJANG DENGAN BUNGA Kelelawar Lidah Panjang jenis kelelawar penyerbuk yang hidup di rimbunya hutan di Pegunungan Andes, Ekuador. Spesies Anoura fiscuta ini bisa menjulurkan lidahnya sepanjang 3,5 kali panjang tubuhnya sendiri Koevolusi Bahwa kelelawar jenis ini memang spesialis menyerbuk bunga yang mahkotanya berbentuk pipa. Bunga berbentuk pipa berkembang bersama kelelawar ini, atau saling mempengaruhi dan muncul sebagai hasil seleksi

Gambar kelelawar lidah panjang (Anoura fiscuta) saat melakukan penyerbukan

Hubungan Muatualisme Semut Pohon Akasia dan Semut Semut Pseudomyrmex melindungi pohon Akasia dari hewan herbivora dan membersihkan tanah hutan dari benih tumbuhan saingan - sebagai gantinya tumbuhan mempunyai struktur duri yang dapat digunakan semut sebagai tempat perlindungan dan sumber makanan ketika tumbuhan tersebut berbunga

Ko-evolusi diantara burung pemakan nektar dengan bunga (menunjukkan kesesuaian fenotif antara paruh dan bentuk bunga)

KOEVOLUSI ANTARA SEMUT Lasiusfuliginosus DENGAN TANAMAN Dischidiamajor. Koevolusi yang terjadi antara semut Lasiusfuliginosus dengan tanaman Dischidiamajor adalah dapat dilihat dari struktur yang berevolusi antara kedua spesies yang sama- sama bersimbiosis dalam hal ini simbiosis mutualisme antara semut Lasiusfuliginosus dan tanaman Dischidiamajor.

PADA LASIUSFULIGINOSUS Ukuran dari semut Lasiusfuliginosus yang berukuran maksimal hanya 4 mm pada semut pekerjanya, merupakan struktur yang terevolusi dalam hal memungkinkannya untuk dapat masuk ke dalam ‘Daun semut’ pada tanaman Dischidiamajor. Memiliki racun yang cukup untuk dapat melukai predator yang menggangu tanaman Dischidiamajor, sehingga tidak ada spesies serangga lain yang dapat memangsa tanaman inang dari semut ini. Memiliki perilaku bersarang yang terevolusi, yaitu membuat sarangnya di belakang lapisan periderm pada tanaman Cengkeh (Syzygiumaromaticum). Sehingga memudahkannya memasuki lubang-lubang pada tanaman Dischidiamajor. Memiliki ratu koloni yang lebih dari satu, hal ini juga dapat dikatakan terevolusi karena memudahkan pemindahan telur-telur dari banyak sarang semut ini. Mencari makanan langsung dari ‘nektar’ yang dihasilkan oleh tanaman Dischidiamajoryang berada di dalam ‘Daun semut’

Gambar semut Lasiusfuliginosus

PADA DISCHIDIAMAJOR: Terevolusi dalam bentuk morfologi daunnya, membentuk ruang kosong di dalam. Yang memungkinkan agar semut Lasiusfuliginosusdapat keluar masuk dengan mudah ‘Daun semut’. Terevolusi dalam bentuk akar yang serabut yang tipis, membantu dalam mencengkram tanaman Cengkeh (Syzygiumaromaticum) sebagai inang. Dan dapat membantu dalam menyerap nitrogen dan zat lain yang dibutuhkan yang berasal dari sarang semut Lasiusfuliginosus yang ada dibawah lapisan periderm pada tanaman Cengkeh (Syzygiumaromaticum). Terevolusi dalam struktur daun-daun yang berukuran kecil, sehingga membantunya mengurangi penguapan. Terevolusi dalam menghasilkan bau yang dapat menarik semut Lasiusfuliginosus, sehingga dapat membantu dalam penyebaran dan penyerbukan (Fauuzan et al., 2007).