KOEVOLUSI
PENGERTIAN KOEVOLUSI Koevolusi merupakan pengaruh evolusioner mutualistik antara 2 spesies (Campbell, 2008: 180). Artinya koevolusi terjadi ketika dua atau lebih spesies saling mempengaruhi evolusi masing-masing atau terdapat pengaruh timbal balik antara kedua spesies.
MEKANISME KOEVOLUSI
EVOLUSI EKOSISTEM Proses yang terjadi selama perjalanan waktu sampai pada saat keadaan ekosistem terakhir pada saat ini kemungkinan dapat terjadi suksesi, yakni pergantian antar satu komunitas dengan komunitas yang lain. Suatu tempat yang awalnya kosong tanpa suatu komunitas tumbuhan setelah dalam jangka waktu tertentu dapat tumbuh dan kemudian komunitas tumbuhan tersebut dapat pula digantikan oleh tumbuh-tumbuhan yang lain. Pergantian ini akan senantiasa berlangsung secara terus menerus sampai akhirnya terdapat suatu komunitas tumbuhan yang didapati pada keadaan ekosistem yang terakhir (Saragih, 2008).
Konsep suksesi ini memunculkan dua hipotesis. Pertama, pada suatu suksesi ada perubahan yang teratur dalam komunitas yakni suatu spesies yang satu menggantikan spesies yang lain karena tiap tahap spesies memodifikasi lingkungan sehingga kurang cocok bagi dirinya sendiri tetapi lebih cocok bagi spesies lain. Maka diperkirakan suksesi berjalan terarah dan perkembangan komunitas itu bertingkat dari komunitas pioneer sampai pada klimaks. Kedua, bahwa suksesi itu heterogen karena perkembangan di suatu daerah bergantung kepada siapa yang sampai di sana pertama kali. Pergantian spesies tidak perlu teratur karena masing-masing spesies mencoba untuk menghalau atau menekan spesies baru yang datang maka suksesi menjadi lebih bersifat individual dan kurang dapat diperkirakan karena komunitas tidak selalu mencapai klimaks iklim.
Ekosistem ini akan bisa membentuk keadaan klimaks apabila ekosistem tidak mengalami kerusakan karena adanya gangguan-gangguan. Namun, dapat pula ekosistem ini membentuk keadaan yang didalamnya terdapat proses suksesi atau bahkan hilang (musnah) karena adanya gangguan-gangguan, seperti bencana alam dan aktivitas manusia yang merusak alam (Saragih, 2008).
EVOLUSI EKOSISTEM DAN HUBUNGANNYA DENGAN KOEVOLUSI Pembahasan ini dibatasi pada beberapa populasi untuk mengungkap proses koevolusi. Suatu spesies dapat berevolusi sebagai respon dari tekanan seleksi dari banyak spesies lainnya, dan tiap-tiap spesies lainnya juga berevolusi merespon banyak spesies lainnya pula. Spesies merupakan bagian dari populasi yang peka terhadap perubahan ekologis. Perilaku ini dapat menyebabkan perubahan genetika yang kecil pada populasi yang menguntungkan satu sama lainnya. Keuntungan yang didapatkan memberikan kesempatan yang lebih besar agar karakteristik ini diwariskan kepada generasi selanjutnya. Seiring dengan berjalannya waktu, mutasi yang berkelanjutan menciptakan hubungan yang kita pantau sekarang (Saragih, 2008).
CONTOH KOEVOLUSI
KOEVOLUSI ANTARA KELELAWAR LIDAH PANJANG DENGAN BUNGA Kelelawar Lidah Panjang jenis kelelawar penyerbuk yang hidup di rimbunya hutan di Pegunungan Andes, Ekuador. Spesies Anoura fiscuta ini bisa menjulurkan lidahnya sepanjang 3,5 kali panjang tubuhnya sendiri Koevolusi Bahwa kelelawar jenis ini memang spesialis menyerbuk bunga yang mahkotanya berbentuk pipa. Bunga berbentuk pipa berkembang bersama kelelawar ini, atau saling mempengaruhi dan muncul sebagai hasil seleksi
Gambar kelelawar lidah panjang (Anoura fiscuta) saat melakukan penyerbukan
Hubungan Muatualisme Semut Pohon Akasia dan Semut Semut Pseudomyrmex melindungi pohon Akasia dari hewan herbivora dan membersihkan tanah hutan dari benih tumbuhan saingan - sebagai gantinya tumbuhan mempunyai struktur duri yang dapat digunakan semut sebagai tempat perlindungan dan sumber makanan ketika tumbuhan tersebut berbunga
Ko-evolusi diantara burung pemakan nektar dengan bunga (menunjukkan kesesuaian fenotif antara paruh dan bentuk bunga)
KOEVOLUSI ANTARA SEMUT Lasiusfuliginosus DENGAN TANAMAN Dischidiamajor. Koevolusi yang terjadi antara semut Lasiusfuliginosus dengan tanaman Dischidiamajor adalah dapat dilihat dari struktur yang berevolusi antara kedua spesies yang sama- sama bersimbiosis dalam hal ini simbiosis mutualisme antara semut Lasiusfuliginosus dan tanaman Dischidiamajor.
PADA LASIUSFULIGINOSUS Ukuran dari semut Lasiusfuliginosus yang berukuran maksimal hanya 4 mm pada semut pekerjanya, merupakan struktur yang terevolusi dalam hal memungkinkannya untuk dapat masuk ke dalam ‘Daun semut’ pada tanaman Dischidiamajor. Memiliki racun yang cukup untuk dapat melukai predator yang menggangu tanaman Dischidiamajor, sehingga tidak ada spesies serangga lain yang dapat memangsa tanaman inang dari semut ini. Memiliki perilaku bersarang yang terevolusi, yaitu membuat sarangnya di belakang lapisan periderm pada tanaman Cengkeh (Syzygiumaromaticum). Sehingga memudahkannya memasuki lubang-lubang pada tanaman Dischidiamajor. Memiliki ratu koloni yang lebih dari satu, hal ini juga dapat dikatakan terevolusi karena memudahkan pemindahan telur-telur dari banyak sarang semut ini. Mencari makanan langsung dari ‘nektar’ yang dihasilkan oleh tanaman Dischidiamajoryang berada di dalam ‘Daun semut’
Gambar semut Lasiusfuliginosus
PADA DISCHIDIAMAJOR: Terevolusi dalam bentuk morfologi daunnya, membentuk ruang kosong di dalam. Yang memungkinkan agar semut Lasiusfuliginosusdapat keluar masuk dengan mudah ‘Daun semut’. Terevolusi dalam bentuk akar yang serabut yang tipis, membantu dalam mencengkram tanaman Cengkeh (Syzygiumaromaticum) sebagai inang. Dan dapat membantu dalam menyerap nitrogen dan zat lain yang dibutuhkan yang berasal dari sarang semut Lasiusfuliginosus yang ada dibawah lapisan periderm pada tanaman Cengkeh (Syzygiumaromaticum). Terevolusi dalam struktur daun-daun yang berukuran kecil, sehingga membantunya mengurangi penguapan. Terevolusi dalam menghasilkan bau yang dapat menarik semut Lasiusfuliginosus, sehingga dapat membantu dalam penyebaran dan penyerbukan (Fauuzan et al., 2007).