Hasil Evaluasi Penanaman di HRG Terdegradasi. A. Hasil penanaman WWF di TN. Sebangau No. Blok Penanaman Persen Tumbuh 1 I 81.0% 2 II 55.0% 3 III 39.0% 4 IV 67.3% 5 V 39.3% 6 VI 35.0% 7 VII 36.7% 8 VIII 22.7% 9 IX 9.0% 10 X 51.5% 11 Nokia 42.0% 12 SPJ 33.0% 13 NBT 24.0% 14 Cocacola 25.0% Rata-rata 39.61%
Tanaman Belangeran Tanaman Pulai
Hasil evaluasi pertumbuhan tanaman Gerhan No. Jenis Jumlah Diameter rata2 Riap diameter (cm/tahun) Keterangan 1 belangeran 179 9.3 1.86 Tanaman pokok 2 jelutung 46 5.39 1.08 3 karet 20 4.94 0.99 Tanaman sela 4 tumih 8 9.67 1.93 Tumbuh alami Total 253
Model rehabilitasi hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah
KESIMPULAN DAN SARAN Perbanyakan anakan tumih melalui stek pucuk menghasilkan persen tumbuh antara 70 – 90 %. Jadi perbanyakan tumih melalui stek pucuk memberikan persen tumbuh yang tinggi walaupun tanpa hormon penumbuh. Perlakuan hormon NAA 100 ppm, IBA 100 ppm dan IBA 50 ppm+NAA 50 ppm memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah akar dan berat kering akar tumih. Perbanyakan anakan geronggang melalui stek pucuk menghasilkan persen tumbuh 40,00 – 60,67 %. Hasil analisis sidik ragam perlakuan IBA 100 ppm, NAA 100 ppm dan IBA 50 ppm + NAA 50 ppm memberikan pengaruh nyata pada persen tumbuh stek geronggang. Hasil analisis sidik ragam perlakuan hormon IBA dan NAA tidak perpengaruh nyata terhadap jumlah akar, panjang akar, berat basah akar. berat kering akar, berat basah tunas dan berat kering tunas. Tanaman pohon yang ditanam oleh WWF di Sebangau Hulu dan Sebangau Hilir dengan luas total 165 ha dengan jarak tanam 5 m x 5 m mempunyai persen tumbuh yang tergolong rendah yaitu 39,61 %. Rendahnya persen tumbuh tanaman disebabkan oleh genangan air dan persaingan dengan gulma. Sedangkan tanaman yang ditanam oleh Dinas Kehutanan Kalimantan Tengah seluas 400 ha dengan jarak tanam 3 m x 3 m menghasilkan persen tumbuh lebih dari 90 %.