BREAK EVEN POINT PERTEMUAN KE -9 AKUNTANSI MANAJEMEN
Pengertian Analisa titik impas adalah suatu metode untuk mengetahui kondisi dimana suatu usaha mampu menyeimbangkan total biaya dan total pendapatan sehingga investor memahami parameter yang dapat membuat usahanya menjadi beruntung
Mengapa Penting Investor memahami jumlah target produksi dan/atau penjualan dengan akurat Investor mampu melakukan perbaikan terhadap parameter yang akan membuat usahanya menjadi untung
Break Even Point Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Sering pula disebut “Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis). Masalah break-even baru muncul apabila suatu perusahaan di samping mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap
Asumsi-asumsi Dasar Analisa Break-Even Point Biaya di dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan golongan biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi/penjualan. ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dan satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan.
Kurva BEP Rupiah Income (I) Total Cost Profit Variable Cost Harga BEP Fix Cost Profit N1 N2 Quantity Rupiah Harga Variable Cost
Manfaat Break-Even Point Menentukan posisi laba-rugi perusahaan Menentukan penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
Penentuan Break-Even Point Dengan membuat gambar break even point (Chart) Perhitungan Matematis: pendekatan persamaan pendekatan margin kontribusi Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya terhadap BEP Efek perubahan sales mix terhadap BEP Efek perubahan berbagai faktor terhadap BEP
Contoh 1: Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-. Perusahaan Maju Jaya yang bergerak di bidang produksi kain, memiliki : Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-. Biaya variabel per unit Rp.40,- Harga jual per unit Rp. 100,- Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
Perhitungan Break-Even Point Cara Trial and Error yaitu dengan menghitung keuntungan operasi suatu volume produksi/penjualan tertentu. Apabila perhitungan tersebut menghasilkan keuntungan maka diambil volume penjualan/produksi yang lebih rendah, dan sebaliknya. Demikian dilakukan seterusnya hingga dicapai volume penjualan produksi dimana penghasilan penjualan tepat sama dengan besarnya biaya total.
Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6 Misal dari contoh aplikasi, diambil volume produksi 6.000 unit, maka dapat dihitung keuntungan operasi adalah: hasil dalam unit adalah Rp. 60.000 / Rp 100 = 6000 unit Jadi, pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa BEP-nya terletak di bawah 6.000 unit. (6.000 x Rp100) — (Rp300.000 + (6.000 x Rp40)) Rp600.000 — (Rp300.000 + Rp240.000) Rp.60.000 atau
Misalnya volume produksi 5 Misalnya volume produksi 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah : Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even point yaitu yang di mana keuntungan netonya sama dengan nol. (5.000 x Rp100,00) — (Rp300.000,00 + (5.000 x Rp40,00)) Rp500.000,00 — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00) Rp0,00.
Rumus Aljabar/Matematis : persamaan Dasar unit Dasar sales (dalam rupiah) (Rp)
Pendekatan Margin Kontribusi Perhitungan margin biaya, volume dan laba dengan menghitung margin kontribusi terlebih dahulu. Rumus : BEP (unit) = BT MK/unit BEP (Rp) = BT MK Rasio
Contoh : Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-. Perusahaan Maju Jaya yang bergerak di bidang produksi kain, memiliki : Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-. Biaya variabel per unit Rp.40,- Harga jual per unit Rp. 100,- Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.
Jawab : Harga jual per unit Rp 100 100% Biaya variabel per unit (Rp 40) 40% Rp 60 60% BEP (unit) = 300.000 60 = 5.000 unit BEP (Rp) = 300.000 0,6 = Rp 500.000 BEP (unit) = BT MK/unit BEP (Rp) = BT MK rasio
Pendekatan Grafis B.var Grs total biaya B.tetap
PT. X memproduksi produk A. Rencana produksi tahun 2016 adalah sbb : Kg Persediaan awal Rencana produksi Rencana penjualan Persediaan akhir 100 1.100 1.200 1.000 200
Biaya produksi variabel standar per kg produk : - biaya bahan baku Rp 10.000 - Biaya tenaga kerja variabel Rp 7.000 - BOP variabel Rp 8.000 jumlah biaya produksi variabel Rp 25.000 Biaya adm&umum variabel Rp 10.000 Biaya pemasaran variabel Rp 8.000 jumlah biaya variabel Rp 43.000 Biaya tetap per tahun : BOP tetap Rp 37.400.000 Biaya pemasaran tetap Rp 15.000.000 Biaya adm&umum tetap Rp 25.000.000 Jumlah biaya tetap setahun Rp 77.400.000 Harga jual Rp 172.000 per kg
Diminta : Buatlah laporan laba rugi dan analisis titik impas dalam unit dan rupiah! Hitunglah titik impas ketika perusahaan menginginkan laba sebesar Rp 100.000.000 Buatlah titik impas dengan menggunakan pendekatan grafis
Efek Perubahan Berbagai Faktor Terhadap BEP Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya terhadap BEP Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per unit tetap konstan(P). Bila P naik memiliki efek yang menguntungkan karena BEPnya akan turun. Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.
Misal dari contoh aplikasi, harga jual per unitnya naik dari Rp100,- menjadi Rp160,- Dengan adanya kenaikan P, BEPnya akan berubah menjadi lebih kecil. BEP yang baru sesudah kenaikan harga tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
Efek perubahan “sales-mix” terhadap BEP Sales-mix untuk mencari break-even point dari dua atau lebih produk yang dihasilkan perusahaan. Apabila ada perubahan sales-mix, maka BEP-nya secara totalitas akan berubah. Perhitungannya dengan cara mencari break-even point satu jenis produk karena adanya variable cost dan harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis produk.
Contoh: Perusahaan “Maju Jaya” bergerak dalam bidang produksi “kaos” dan “kemeja” mulai merencanakan perluasan daerah pemasarannya. Penjualan kemeja direncanakan sebesar 25.000 unit @ Rp 3.500 dan kaos sebesar 15.000 unit @ Rp 1.000. Variable cost untuk setiap jenis produk adalah Rp 2.000 per unit kemeja, dan Rp 600 per unit kaos. Fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000. Hitunglah break-even point untuk kedua jenis produk tersebut!
Kemeja Kaos = Rp. 66.625.000,- (pembulatan)
Impas Dalam Lingkungan Manufaktur Maju (Metode Activity-Based Costing/ABC) Perbedaannya antara perhitungan impas konvensional dengan ABC terletak pada unsur biaya variabel yang digunakan dalam perhitungan impas. Impas konvensional/tradisional : menentukan biaya variabel berdasarkan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan unit-level activities saja : unit produk, jam TKL, atau jam mesin Impas dalam ABC tidak hanya dihubungkan dengan unit-level activities saja namun juga dengan batch-related activities, product-sustaining activities dan facility sustaining activities
Unit-level activity costs : biaya yang dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan Batch-related activity costs: biaya yang berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi Product-sustaining activity costs : biaya yang berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya yang mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan Facility-sustaining activity costs : biaya yang berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan
Rumus : X` = a + b2x2 + b3x3 c - b1 Keterangan : X’ = volume penjualan pada kondisi impas a = facility sustaining activity costs c = harga jual per satuan b1 = biaya variabel per satuan unit-level activity b2 = biaya variabel per satuan batch related activity b3 = biaya variabel per satuan product-sustaining activity x1 = unit-level activities x2 = batch-related activities x3 = product-sustaining activities
Contoh : Jenis biaya Jumlah cost driver Cost driver Biaya per unit Unit-level activity costs : biaya bahan baku biaya TKL BOP variabel biaya pemasaran variabel Batch-related activity costs Product-sustaining activity costs Facility-sustaining activity costs 20 1.000 Unit yang dijual Jam setup Jam rekayasa Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 500 Rp 12.000 Rp 1.000.000 Rp 30.000 Rp 50.000.000
Jawab : Impas = facility-sustaining activity costs+batch-related activity costs+product-sustaining activity costs harga jual per unit – unit level-activity costs per unit Rp 50.000.000+ (20 x Rp 1.000.000)+(1.000 x Rp 30.000) Rp 20.000 – Rp 12.000 = 12.500 unit