Activity Based Costing (ABC) Oleh Daniel Damaris Novarianto S.
Konsep Suatu sistem akuntansi yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk dan jasa ABC mengalokasikan BOP sebagai komponen harga pokok produksi kepada produk dengan adil dan tepat berdasarkan aktivitasnya.
Istilah-Istilah Aktivitas (activity) setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya Pemicu biaya (cost driver) faktor penyebab (causal factor) dari biaya dikeluarkan Jadi, harus diteliti aktivitas apa saja yang dilakukan untuk membuat suatu produk. Ketelitian penemuan aktivitas akan menyebabkan ketelitian perhitungan harga pokok produk.
Perbedaan Penentuan Harga Pokok Produk Tradisional Vs ABC Tujuan Inventory Level Product Costing Lingkup Tahap Produksi Tahap Desain Tahap Pengembangan Fokus BBL & BKL BOP Periode Periode Akuntansi Daur Hidup Produk Teknologi yang digunakan Manual TI
Kapan Harus ABC Perusahaan yang padat modal (banyak gunakan mesin) Perusahaan yang memiliki diversifikasi produk Diversifikasi produk dan menggunakan fasilitas yang sama Setiap produknya memiliki proses produksi yang berbeda.
Cost Hierarchy dalam ABC Facility sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci Product sustaining activity cost: biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk Bacth activity cost: biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi. Misalnya biaya set-up mesin Unit level activity cost: biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
Contoh Kasus 1 PT. Baju Bagus membuat kaos polos & kaos bercorak. Mereka melakukan: 40 persiapan untuk setiap produk dan mengeluarkan biaya persiapan sebesar Rp. 900.000,- 20 perubahan desain untuk setiap produk dan mengeluarkan biaya perubahan desain sebesar Rp.700.000,- Menggunakan 160.000 jam tenaga kerja langsung dan mengeluarkan biaya overhead lain-lain sebesar Rp.3.200.000 Data produksi terakhir pada slide selanjutnya!!! Diminta hitunglah biaya per-unit dengan metode ABC!
Polos Bercorak Total Unit yang diproduksi 100.000 50.000 BBL Per-unit Rp. 10,- Rp. 15,- Total BBL Rp. 1.000.000,- Rp. 750.000,- Rp. 1.750.000,- BKL Jam per-unit 1 2 Total Jam 80.000 Total BKL Rp. 1.600.000,- Rp. 3.200.000,- Persiapan 20 Perubahan 10 BOP Biaya Tingkat Batch Rp. 900.000,- Biaya Tingkat Produk Rp. 700.000,- Overhead Lain-Lain Total BOP Rp. 4.800.000,- TOTAL Rp. 9.750.000,-
Penyelesaian Kasus 1 Tarif Overhead: Biaya persiapan tingkat batch Rp. 900.000,- : 40 = Rp. 22.500,- / persiapan Biaya perubahan produk Rp. 700.000,- : 20 = Rp. 35.000,- / perubahan Overhead lain-lain Rp. 3.200.000,- : 160.000 = Rp. 20,- /jam TKL Penyelesaian lanjutan pada slide berikutnya!!!
Polos Bercorak TOTAL BBL Rp. 1000.000,- Rp. 750.000,- Rp. 1.750.000,- BKL Rp. 1.600.000,- Rp. 3.200.000,- BOP Persiapan (Rp 22.500,- x 20) Rp. 450.000,- Rp. 900.000,- Perubahan desain (Rp. 35.000,- x 10) Rp. 350.000,- Rp. 700.000,- TKL (Rp. 20,- x 80.000 jam) Total Biaya Rp. 5000.000,- Rp. 4.750.000,- Rp. 9.750.000,- Unit yang diproduksi 100.000 50.000 Biaya per-unit Rp. 50,- Rp. 95,-
Contoh Kasus 2 PT. Surya memproduksi 2 jenis stereo, yaitu deluks dan regular. Berdasarkan data aktivitas pada tayangan slide selanjutnya, Anda diminta: Hitunglah rasio konsumsi untuk setiap aktivitas! Kelompokkan aktivitas berdasarkan rasio konsumsi dan tingkat aktivitas! Hitunglah tarif setiap kelompok aktivitas! Dengan menggunakan tarif kelompok, hitunglah biaya produk unit?
Data Perhitungan Harga Pokok Produk Ukuran Penggunaan Aktivitas Deluks Reguler Total Unit yang diproduksi per-tahun 5.000 50.000 55.000 Biaya Utama $39.000 $369.000 $408.000 Jam TKL 45.000 Jam Mesin 10.000 90.000 100.000 Proses Produksi 10 5 15 Jumlah Perpindahan 120 60 180
Data Biaya Aktivitas (Aktivitas Overhead) Persiapan $60.000 Penanganan Bahan $30.000 Energi $50.000 Pengujian $40.000 Total $180.000
Penyelesaian Kasus 2 1. Rasio Konsumsi Aktivitas Overhead Deluks Keterangan: *10/15 (deluks) dan 5/15 (reguler) **120/180 (deluks) dan 60/180 (reguler) ***10.000/100.000 (deluks) dan 90.000/100.000 (reguler) ****5.000/50.000 (deluks) dan 45.000/50.000 (reguler) Aktivitas Overhead Deluks Reguler Penggerak Aktivitas Persiapan 0,67* 0,33* Proses Produksi Penanganan Bahan Baku 0,67** 0,33** Jumlah Perpindahan Energi 0,10*** 0,90*** Jam Mesin Pengujian 0,10**** 0,90**** Jam TKL
Kelompok Tingkat Batch 2. Tingkat batch: persiapan dan penanganan bahan baku Tingkat unit: energi dan pengujian 3. Kelompok Tingkat Batch Kelompok Tingkat Unit Persiapan $60.000 Energi $50.000 Penanganan Bahan $30.000 Pengujian $40.000 Jumlah $90.000 Proses Produksi : 15 Jam Mesin :100.000 Tarif Kelompok $6.000 per-proses $0,90 per-jam mesin
4. Biaya Produk Unit Deluks Reguler Biaya Utama $39.000 $369.000 Biaya Overhead Kelompok Tingkat Batch ($6.000 x 10) $60.000 ($6.000 x 5) $30.000 Kelompok Tingkat Unit ($0,90 x 10.000 jam) $9.000 ($0,90 x 90.000 jam) $81.000 Jumlah Biaya Produksi $108.000 $480.000 Unit yang Diproduksi : 5.000 : 50.000 Biaya Unit (Biaya Total/Unit) $21,60 $9,60
ABC Vs ABM ABC bertujuan untuk menentukan biaya pokok produk, ABM (Activity Based Management) dipakai untuk MENINGKATKAN kegiatan usaha organisasi ABM adalah proses manajemen yang menggunakan informasi yang dipasok oleh ABC guna mengingkatkan profitabilitas organisasional.
Aspek ABM Eliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah ABC menyediakan infromasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut, sehingga dengan ABC manajemen dapat melihat adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga dengan mudah dapat dieliminasi (JIT) Penentuan efisiensi dan efektivitas Secara tradisional akuntan lebih peduli dengan ukuran-ukuran kinerja keuangan, tetapi melalui ABM, evaluasi kinerja aktivitas-aktivitas diperluas dengan mencakup banyak ukuran non-financial (tingkat kerusakan produk, banyaknya keluhan pelanggan, jumlah pengerjaan ulang dll)
Perbaikan Berkelanjutan (Continuous Improvement) Latar Belakang Di masa persaingan global, perusahan berusaha keras untuk meningkatkan nilai dan mengurangi biaya produk/jasa dengan perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement) Continuous Improvement berarti mencari cara untuk mengingkatkan keseluruhan efisiensi dan produktivitas aktivitas pada tingkat rendah di dalam organisasi dan melibatkan karyawan non-manajerial serta manajer departemen
Perekayasaan Ulang Proses Perekayasaan Ulang Proses (Process Reengineering) adalah perancangan ulang mendasar suatu proses untuk melayani pelanggan. Tujuan Process Reengineering menggunting biaya secara radikal atau memperbaiki mutu dan jasa secara radikal. Process Reengineering bermula dari sebuah kertas kosong dan menentukan bagaimana proses harus dijalankan pada situasi ideal (tidak ada hubungan dengan proses yang ada sekarang.)