DINAS KEBUDAYAAN KABUPATEN BULELENG POKOK PIKIRAN KEBUDAYAAN DAERAH KABUPATEN BULELENG TAHUN 2018
OM SWASTIASTU
KONDISI FAKTUAL DAN PERMASALAHAN TRADISI LISAN MANUSKRIP ADAT-ISTIADAT RITUS PENGETAHUAN TRADISIONAL TEKNOLOGI TRADISIONAL SENI BAHASA PERMAINAN RAKYAT OLAHRAGA TRADISIONAL CAGAR BUDAYA KONDISI FAKTUAL DAN PERMASALAHAN
Tradisi lisan Tradisi Lisan dalam hal ini menyasar pesantian sebagai obyek pemajuan kebudayaan dikarenakan pada kenyataan dilapangan terdapat permasalahan kurangnya minat para generasi muda yang mau menekuni pesantian sebagai tradisi lisan, hanya bisa digemari oleh kalangan orang-orang tua
Manuskrip Manuskrip dalam hal ini menyasar Lontar sebagai obyek pemajuan kebudayaan pada kenyataan dilapangan terdapat permaslahan kurangnya minat baca lontar para generasi muda yang mau menekuni pembuatan lontar dikarenakan tingkat kesulitan dalam pembuatannya.
Adat-istiadat Membajak sawah merupakan objek pemajuan kebudayaan pada bidang Adat- Istiadat dikarenakan proses membajak sawah pada subak di Bali khusunya di Buleleng sudah mulai tergerus atas perkembangan teknologi yang dulunya memakai sapi/kerbau dalam membajak sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke Traktor sebagai alat membajak sawah
ritus Tradisi agama terkait dengan ritus pekiisan menjaddi factor integratif di masa lalu, yaitu pada saat pemerintahan Panji Sakti, belakangan ritus itu tidak lagi dijadikan tradisi pemersatu antarumat Hindu dan Islam di Buleleng. Dan Ritus Wali Pada era pemerintahan zaman Bali kuno ritus sangat terkait dengan Wali yang ada pada desa pakraman (ngusaba desa/nini), memiliki latar belakang pertanian, dan Kegiatan subak dan pembagian air, sehingga persembahan (wali) terakhir adalah ngusaba desa serta Ritus Ngaben memiliki makna mengembalikan roh leluhur kealam sana, mengembalikan roh pada-Nya
PENGETAHUAN TRADISIONAL Kalender merupakan pengetahuan tradisional yang menjadi dasar pengabilan keputusan dalam pelaksanaan Ritual (dewasa), dengan Kemajuan IPTEK semakin hari terus mengalami kemerosotan, akibat generasi muda tidak ada yang menggelutinya, padahal sangat penting untuk penentuan hari baik dalam aktivitas adat dan agama di Bali. Siklus Musim Tanam: Kertamasa penanaman Padi, awalnya penanaman padi menggunakan sistem kerta-masa, kini tidak diiraukanlagi, sehingga hama sulit dikendalikan. Teknik Pengawetan Rontal: Lontar merupakan sarana literasi tradisional, berupa tempat penulisan pengetahuan tradisional, umurnya tidak terlalu lama, sehingga masalah rusaknya lontar yang ada karena dimakanusia perlu adanya usaha penggantian, penulisan kembali lontar yang ada di Gedong Kirtya. Pembuatan Perahu: Perahu tradisional membutuhkan pengetahuan benda, tekanan air laut, pengetahuan arah angin, dan pengetahuan tenaga air/angin yang terkait dengan pelayaran
TEKNOLOGI TRADISIONAL Teknologi Tradisional Bangunan Bali memiliki ciri khas, sehingga bangunan Bali menjadi sangat unik. Bangunan unik itu menggunakan teknologi tradisional,seperti pembuatan bangunan Lumbung, Apit Surang, Candi Kurung, dan sebagainya. Semuanya menggunakan teknologi tradisional, namun sangat bersahabat dengan alam, dan punya sisten keamanan sangat fungsional, selain itu Transportasi tradisional dan Alat-alat Pertanian: Bajak dan sebagainya juga sebagai objek teknologi tradisional.
seni Seni merupakan bagian yang terpenting dari kebudayaan khususnya di Bali. dalam hal ini kesenian-kesenian yang sifatnya langka dan hampir punah dijadikan objek dalam penyusunan pokok pikiran kebudayaan daerah Kabupaten Buleleng diantaranya seni Dramatari Gambuh, Arja dan Wayang Wong
Bahasa Bahasa merupakan syarat utama dalam komunikasi baik komunikasi formal maupun informal. Seperti halnya bahasa daerah pergaulan di Kabupaten Buleleng dimana daerah Buleleng memiliki banyak aneka ragam gaya bahasa. Dalam hal ini dialek bahasa khas Bali Aga yang ada di Kabupaten Buleleng seperti halnya bahasa dari Desa Pedawa, Sidatapa, Cempaga, Sembiran, Julah dan Tigawasa
Permainan Rakyat Permainan rakyat di Kabupaten Buleleng pada objek ini menggunakan beberapa objek diantaranya permainan Megangsingan, Sampi Gerumbungan dan Gebug Ende
Olahraga tradisional Beberapa jenis objek olahraga tradisional yang ada di Kabupaten Buleleng seperti Terompah, Tarik Tambang dan Tajog yang merupakan objek olahraga tradisional yang masih tetap sering terlaksana walaupun minat dari masyarakat sudah berukurang untuk melakukannya
Cagar budaya Cagar Budaya yang meliputi benda, bangunan, struktur, situs serta kawasan yang memiliki nilai sejarah dan berusia lebih dari 50 tahun sesuai dengan amanah Undang-undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Dalam hal ini ada beberapa objek Cagar Budaya yang dapat kami masukan dalam penyusunan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Kabupaten Buleleng Tahun 2018 melihat kondisi faktual dilapangan yang perlu mendapatkan perhatian diantaranya seperti Situs Pura Sari Abangan, Bangunan KPM Eks Pelabuhan Buleleng, Bekas Permandian Raja Buleleng, Situs Pura Batu Bolong Desa Sawan, dan Bangunan Nyoman Rai Srimben yang merupakan Ibunda dari Presiden Soekarno
INISIATIF YANG TELAH DILAKUKAN TERKAIT DENGAN PERMASALAHAN Menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul dari masing-masing objek pemajuan kebudayaan secara umum ada beberapa upaya yang bisa ditempuh seperti melakukan sosialisasi ke beberapa pihak seperti masyarakat maupun sekolah-sekolah yang menyasar para generasi muda, selain sosialisasi juga bisa juga melaksanakan kegiatan seperti bimtek-bimtek, pelatihan terkait permasalahan objek yang dituju agar nantinya para pihak yang disasar bisa mengimplemetasikannya guna kelestarian dan pemanfaatn objek pemajuan kebudayaan.
REKOMENDASI Dari permasalahan yang dihadapi dan diinventarisir dari masing-masing Objek Pemajuan Kebudayaan dapat dikatakan bahwasanya kemajuan teknologi serta arus globalisasi yang sangat kuat menyebabkan semakin tekikisnya budaya tradisional seperti kurangnya pemahaman masyarakat pendukung akan makna dan filosofi pelaksanaan upacara pada objek pemajuan kebudayaan ritus, semakin terkikisnya kebermanfaatan pengetahuan tradisional yang ada, tidak lagi dikenalnya bentuk permainan rakyat karena tergantikan oleh permainan modern dan gadet. Melihat kondisi permasalahan di atas, direkomendasikan untuk kembali mengenalkan dan menggali segala bentuk pengetahuan tradisional, bentuk permainan rakyat tanpa harus mengesampingkan kemajuan teknologi. Kehidupan tradisional dengan kehidupan modern harus seimbang dengan demikian segala bentuk budaya tradisional aka tetap lestari. Upaya-upaya pelestarian sangat penting untuk dilaksanakan dengan melibatkan pihak- pihak terkait baik masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan, lembaga-lembaga swasta utamanya lembaga-lembaga kebudayaan serta mendapat perhatian dan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah, Provinsi sampai pusat.
Om shanti shanti shanti om