AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS KELOMPOK : 1.Monang J.E Sitinjak 2.Elwy Asrianto Marbun 3.Agung Yudha Pratama.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
Advertisements

Tujuan klasifikasi tanah
2,3 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
TEKNOLOGI BETON.
TEKNOLOGI PEMBUATAN BETON
Agregat By Leo Sentosa.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
Pengantar Beton bertulang :
Beton Baja Tulangan Non-Prategang
Pertemuan 12 Gambar pembesian penulangan
Aspal Beton Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat degan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan, yang dicampur,
Pertemuan 5 AGREGAT KASAR
Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3. AGREGAT Agregat dalam beton digunakan sebagai bahan pengisi, dan dipandang sebagai bahan untuk mempermurah harga beton. Agregat dalam beton menempati.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
5. Rancangan Campuran Beton
Bahan pembentuk beton dan persyaratannya
MIX DESIGN CONCRETE By: KINANTI WIJAYA,M.Sc.. DATA Concrete strength purpose, f’c = 30 dan 40 Mpa at 28 n=2 cube Standar DeviationSr = 0 Mpa (in.
Aggregate Properties for Base and Sub-base Course
TANAH FAJRI ANUGROHO Sumber Pustaka:
REKAYASA JALAN RAYA I Sartika Nisumanti, ST.,MT FAKULTAS TEKNIK
SIFAT FISIK SIFAT KIMIA SIFAT BIOLOGI
Rancangan Beton Normal Metode ACI
KEAUSAN (ABRASI) AGREGAT KASAR MEMAKAI MESIN LOS ANGELES
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
Buku 1: RPKPS (Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester)
AGREGAT DAN PRODUKSINYA
Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Nur Achmad Husin Mix Disain.
BETON (CONCRETE) Beton adalah bahan bangunan komposit yang terdiri dari: Pasta semen (bahan pengikat) Agregat (bahan pengisi) Campuran tersebut menghasilkan.
AGREGAT KASAR Pertemuan 03
Kuliah ke-3 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
TEKNOLOGI CAMPURAN PANAS ASBUTON DIHAMPAR DINGIN (CPHMA)
Fakultas Teknik Sipil UNIVERSITAS DARWAN ALI Kuala Pembuang
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
AGREGAT HALUS Pertemuan 02
TEKNOLOGI BAHAN BAHAN PEMBENTUK BETON AGREGAT.
MEKANIKA TANAH 1 “Pemadatan Tanah” COMPACTION OF SOIL
Anni Susilowati ST, M.Eng Politeknik Negeri Jakarta
DASAR TEKNOLOGI BETON.
TUGAS KIMIA DASAR BAHAN KONSTRUKSI SEMEN.
Teknik Perawatan Beton Gedung Bank Indonesia
Beton sebagai Konstruksi
MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
PENYIAPAN BAHAN-BAHAN UNTUK PERKERASAN JALAN
Bahan pembentuk beton Ivan Sandi Darma, Ph.D.
MATERIAL DAN PROSES PRODUKSI PRODUK-PRODUK BETON
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
Kelompok 11: Dwi luthfiah Siti Sofiatul H Faris Aldy.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
PEMBUATAN BETON (1) Berbeda dengan kayu sebagai bahan konstruksi yang berasal dari alam, beton dan baja merupakan bahan yang diproduksi oleh manusia.
9 PROYEK CIVIL – Stone Crusher TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
ANALISIS AYAKAN (SIEVE ANALYSIS)
Agregat By Leo Sentosa.
PERKERASAN LENTUR JALAN (ROAD FLEKSIBEL PAVEMENT)
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik.
TEKNOLOGI BAHAH 1 AGREGAT 1.SASTRA HERMANTO 2.ZAHYU AZARI.
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta By. Yulcherlina.
SISTEM STRUKTUR Bangunan
Agregat Reni K. Kinasih.
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN MATERI 4 (LANJUTAN)
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
Kelompok: 1. Hasanuddin Achmat ( ) 2. Mayogo Setyo ( )
SIFAT FISIKA TANAH Tekstur Tanah StrukturTanah. TEKSTUR TANAH  Definisi:tekstur tanah ialah perbandingan relatif (%) pasir, debu, dan liat  Partikel.
STABILISASI TANAH Adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, Atau dapat pula Stabilisasi Tanah adalah Usaha.
SEMEN Semen Portland adalah material berbentuk bubuk berwarna abu-abu dan banyak mengandung kalsium dan alumunium silika. Bahan dasar pembuat semen adalah.
Merancang dan Menguji Campuran Beton Trial (Mix Design) Sesuai dengan Karakteristik Mutu Beton Rieske Iswardhany
Transcript presentasi:

AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS KELOMPOK : 1.Monang J.E Sitinjak 2.Elwy Asrianto Marbun 3.Agung Yudha Pratama 4.Dikki Aulia Lubis 5.Pratiwi Aprilianti 6.Irmadona

Agregat Kasar mm disebut krikil/kricak halus. Ukuran Butir mm disebut krikil/kricak sedang Ukuran Butir mm disebut krikil/kricak kasar, Ukuran Butir mm disebut krikil/kricak kasar sekali. Ukuran Butir 04 Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci). 70 mm digunakan untuk konstruksi beton siklop (cyclopen concreten). Ukuran Butir 05 Menurut ukurannya, krikil/kricak dapat dibedakan atas;

Tabel 1. Batas-batas gradasi agregat kasar untuk maksimal nominal 19 m Insert the Sub Title of Your Presentation Berdasarkan ASTM C33 Agregat kasar terdiri dari kerikil atau batu pecah dengan partikel butir lebih besar dari 5 mm atau antara 9,5 mm dan 37,5 mm.

PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) SNI (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung) SNI ( Agregat untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan Besar Butir) SNI ( Agregat beton, Mutu dan Cara Uji) SII (Mutu dan Cara Uji Agregat Beton) ASTM C- 33 (Specificatio n For Concrete Aggregates) ASTM C- 989 (Specification for Ground Granulated Blast- Furnace Slag for Use in Concrete and Mortars) ACI 318 (Building Code Requirements for Structural Concrete)

11.ASTM C-117 (Standard Test Method for Materials Finer than 75-μm (No. 200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing) 12.ASTM C566 (Standard Test Method for Total Evaporable Moisture Content of Aggregate by Drying 1. SNI (Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar) 2. SNI Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles) 3. SNI (Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat Dengan Cara Perendaman Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat) 4. ASTM C136 (Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates) 5. ASTM C123 / C123M (Standard Test Method for Lightweight Particles in Aggregate) 6. ASTM C142 / C142M (Standard Test Method for Clay Lumps and Friable Particles in Aggregates) 7. ASTM C127 (Standard Test Method for Density, Relative Density (Specific Gravity), and Absorption of Coarse Aggregate) 8. ASTM C-131 (Test Method for Resistance to Degradation of Small-Size Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles Machine) 9. ASTM C-535 Test Method for Resistance to Degradation of Large-Size Coarse Aggregate by Abrasion and Impact in the Los Angeles Machine) 10. ASTM C88 (Standard Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate)

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan agregat kasar di lapangan adalah; INFO TEKNIK 1.Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori 2.Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 3.Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang relatif alkali. 4.Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau 3/4 dari jarak bersih minimum batang-batang tulangan.

Sifat Agegrat 1. Gradasi 2. Kebersihan 3. Kekerasan 4. ketahanan agregat 5. bentuk butir 6. tekstur permukaan 7. porositas 8. kemampuan untuk menyerap air 9. berat jenis, 10. daya kelekatan terhadap aspal.

Awesome Presentation Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya Agregat Alam. Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya. Agregat melalui proses pengolahan. Digunung ‐ gunung atau dibukit ‐ bukit, dan sungai ‐ sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar ‐ besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan. Agregat Buatan. Agregat yang yang merupakan merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil sampingan pabrik ‐ pabrik semen atau mesin pemecah batu.

Section Break 2 Insert the Sub Title of Your Presentation

Agregat Halus Agregat ini berukuran 0,063 mm — 4,76 mm yang meliputi pasir kasar (Coarse Sand) dan pasir halus (Fine Sand). Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung). 1.Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm. 2.Menurut SNI , agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm. 3.Menurut nevil (1997), agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 5 mm, sehingga pasisr dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari pemecahan batu yang dihasilkan oleh pemecah batu. 4.Menurut SNI F, agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir,atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan INFO TEKNIK

Persayaratan Agregat halus Contents Agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm. Menurut SNI , agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm. Menurut nevil (1997), agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 5 mm, sehingga pasisr dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari pemecahan batu yang dihasilkan oleh pemecah batu. Menurut SNI F, agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir,atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan.

Sisa diatas ayakan 4 mm minimum beratnya 2% Sisa diatas ayakan 1mm minimum beratnya 10% Sisa diatas ayakan 0,025 beratnya berkisar antara 80% sampai 95%. Susunan Syarat Ayakan :

Peraturan terkait dengan par ameter-parameter yang harus dipenuhi terdapat pada : PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) SNI (Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung) SNI /2002 (Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktural) SNI ( Agregat untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan Besar Butir) SNI ( Agregat beton, Mutu dan Cara Uji) SII (Mutu dan Cara Uji Agregat Beton) ASTM C-33 (Specification For Concrete Aggregates) ACI 318 (Building Code Requirements for Structural Concrete)

Peraturan Terkait Agregat halus Contents SNI (Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus) SNI (Metode Pengujian Kotoran Organik dalam Pasir untuk Campuran Mortar atau Beton) SNI (Cara Uji Sifat Kekekalan Agregat Dengan Cara Perendaman Menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat) SNI (Pasir untuk Aduk dan Beton, Cara Penentuan Kekerasan) ASTM C136 (Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates) ASTM C40 / C40M (Standard Test Method for Organic Impurities in Fine Aggregates for Concrete) ASTM C70 (Standard Test Method for Surface Moisture in Fine Aggregate) ASTM C88 (Standard Test Method for Soundness of Aggregates by Use of Sodium Sulfate or Magnesium Sulfate).

Pengaruh Gradasi Agregat Gradasi Agregat dan Ukuran butir maksimum berkaitan erat dengan besarnya luas permukaan agregat, banyaknya air yang dibutuhkan dan kadar smen dalam beton Gradasi yang baik akan memberikan tingkat optimal untuk mendapatkan density dan kekuatan beton maksimum Berbagai standar menyarankan dan menetapkan batas-batas susunan besar butir yang baik untuk beton INFO TEKNIK

Pengujian Agregat Pengujian agregat bertujuan untuk mengetahui sifat atau karakteristik agregat yang diperoleh dari hasil pemecahan stone crusher (mesin pemecah batu). THINK BIG SPEAK LOUD “ 1.ANALISIS SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS 2.BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR 3.BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS 4.INDEKS KEPIPIHAN DAN KELONJONGAN 5.KEAUSAN AGREGAT 6.PENGUKURAN LEBAR BUKAAN DAN KEAUSAN JAW PADA STONE CRUSHER

Thank You For your ATTENTION