Oleh : Raras Windaswara

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Survey.
Advertisements

Prof. DR. Dr. Nasrin Kodim. MPH Departemen Epidemiologi FKM UI
Bab 6 Demam.
MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN ANAK DI RUMAH SAKIT Sekilas tentang Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit dan Metode Pelatihan.
PENGERTIAN DESAIN RISET
PENGERTIAN DESAIN RISET
MEMILIH METODE PENELITIAN
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
Ns. Sitti Nurchadidjah S.Kep
PEMILIHAN SUBYEK PENELITIAN
Perhatikan Sakit Kepala Anda
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Langkah-Langkah Dalam Proses Penelitian
STUDI EPIDEMIOLOGI.
STUDI EPIDEMIOLOGI(2).
Cross Sectional Study (Penelitian Potong Lintang)
PENELITIAN SURVEI Program MPMT PPs UT MATERI INISIASI 4
PROPOSAL PENELITIAN ILMIAH
MASALAH PENELITIAN SURVEI
Dissociative disorder
MEMILIH METODE PENELITIAN
JOURNAL OF THE ACADEMY OF NUTRITION AND DIETETICS
STUDI POTONG LINTANG suharyo.
Effect of preventive (β blocker) treatment, behavioural
Estimasi Pengaruh Ketidakseimbangan Energi Terhadap Perubahan Berat Badan Pada Anak-Anak Ahmad Abdullah
STUDI EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
OSTEOPOROSIS MATERI KULIAH.
Fatigue in early Parkinson’s disease: the Norwegian ParkWest study
RANCANGAN STUDI EPIDEMIOLOGI PERTEMUAN 12 DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
DATA.
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
Intan Silviana Mustikawati
Pengkajian bbl,bayi, balita, anak pra sekolah
PENGENALAN MATA KULIAH STATISTIKA
Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama :
PENGANTAR STATISTIKA.
TEKNIK PENULISAN TESIS
Dionissa shabira FK UPN “Veteran” Jakarta
LAPORAN METODE PENELITIAN PROJECT WORK/TUGAS AKHIR
Oleh Sudaryanto, S.ST.Ft, M.Fis
KELOMPOK 2 : Abdul mahmud yumassik Deny saputra Eko setiawan
Sindrom Guillain–Barré
Pengkajian Gawat Darurat pada Pasien Dewasa
Epidemiologi menekankan pada upaya menerangkan bagaimana frekuensi & distribusi penyakit serta bagaimana berbagai factor dapat menjadi factor penyebab.Sebenarnya.
Komplikasi Tetanus Inas Amalia
MANN WHITNEY (UJI U).
Distribution of Clinical Symptoms in Carpal Tunnel Syndrome
ISSN Jurnal Gizi dan Pangan, Juli 2014, 9(2): 133—138
PENGERTIAN DESAIN RISET
Increased Risk of Dementia in Patients with Tension-TypeHeadache A Nationwide Retrospective Population-Based Cohort Study Peningkatan Risiko Demensia Pada.
PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN MENURUT ANDREW GOLISZEK (2005), PERSEPSI KERJA, KONDISI KERJA DENGAN STRESS KERJA PERAWAT DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD ULIN BANJARMASIN.
PRENSENTATION KELOMPOK 10
Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa
ANESTESI pada trauma medulla spinalis
Penelitian Epidemiologi dr. I Wayan Gede Artawan Eka Putra.
PENGANTAR STATISTIKA.
DISUSUN OLEH : Khusnul Dwinita PEMBIMBING : Dr. Haidar Nasution
Journal Reading Intranasal Lidocaine for Primary Headache Management
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIS (MIRM)
SITI FATIMAH Di bimbing oleh: 1.Dr. Wawang S. Sukarya, dr., SpOG (K)., MARS., MH.Kes 2.Dr. Usep Abdullah Husin, dr., MS. SpMK PERBANDINGAN.
Penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan tulang rawan sendi.
dr Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S
Oleh : Damas Herdinsyah dr. Nurtakdir Setiawan Sp.S M.Sc
JOURNAL READING “Effect of Vitamin D Deficiency on the Frequency of Headaches in Migraine” Disusun oleh: Fitria Hasanah Simamora ( ) Pembimbing.
Low Back Pain Prevalence and Related Workplace Psycosocial Risk Factor: A Study Using Data From the 2010 National Health Interview Survey Haiou Yang et.
KEGAWAT DARURATAN PASIEN DENGAN LUKA BAKAR EVA YUSTILAWATI,S.Kep.,Ns.,M.KEP. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR.
Migrain Without Aura; A New Definition
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GATROENTERITIS (DIARE) DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI UPT BLUD PUSKESMAS NARMADA TAHUN 2019.
Transcript presentasi:

Oleh : Raras Windaswara Prevalensi LBP di IGD : sebuah studi deskriptif yang dilakukan di unit kegawatdaruratan Charles V Keating dan pusat trauma, halifax, Nova scotia, Kanada Oleh : Raras Windaswara NIM : H2A014053

ABSTRAK Tujuan : untuk memperkirakan prevalensi LBP di unit gawat darurat nova scotia menggunakan definisi yang beragam serta menjelaskan karakteristik individual pada kelompok penelitian. Metode : analisis menggunakan data administratif selama 6 tahun dari IGD setempat untuk memperkirakan prevalensi, karakteristik pasien, serta pola gejala dalam kurun waktu sebulan, hari dalam minggu dan jam dalam hari prevalensi pasien yang datang dengan LBP adalah 3.17% 60.8% alami nyeri punggung yang non spesifik tanpa adanya keterlibatan akar saraf 6,7% alami nyeri punggung non spesifik dengan keterlibatan akar saraf 9,9% alami nyeri punggung karena faktor sekunder Kami menemukan adanya peningkatan linier gejala nyeri punggung selama periode penelitian

PENDAHULUAN Nyeri pinggang adalah salah satu bentuk nyeri otot yang paling sering membuat pasien mencari pertolongan medis Tatalaksana nyeri pinggang harus diawali dari penanganannya di sarana kesehatan primer Kajian sistematik terbaru mengenai prevalensi nyeri pinggang di IGD menyatakan bahwa nyeri pinggung adalah keluhan yang paling sering dikeluhkan di IGD dan terdapat jarak mengenai definisi dari LBP itu sendiri. kami melacak adanya jarak pada berbagai literatur dengan melakukan analisis cross sectional menggunakan data sekunder dari IGD di nova scotia, Kanada

PROSES PENGUMULAN DATA Penelitian ini mengestimasi prevalensi nyeri pingang pada pasien di IGD menggunakan beragam definisi mengenai nyeri pinggang dan menjelaskan karakteristik pasien yang didiagnosis dengan LBP pada berbagai definisi yang berbeda. Penelitian ini juga meneliti trend dari prevalensi low back pain pada IGD dari waktu ke waktu MATERIAL DAN METODE PROSES PENGUMULAN DATA Analisis cross sectional terhadap data adminstratif IGD yang dikumpulkan mulai 15 juli 2009 hingga 15 juli 2015 Data dikumpulkan dari sumberdata EDIS (sebuah pusat informasi yang digunakan untuk departemen kegawatdaruratan QEII)

Data yang dikumpulkan antara lain Waktu kedatangan per individu Kode dari gejala yang dikeluhkan Skala nyeri Skoring CTAS (canadian triage and acute scale) Kriteria inklusi Penelitian Pasien dewasa yang datang ke IGD Berusia >16 tahun Pasien yang datang sendiri ke IGD atau oleh penyedia layanan kesehatan (ambulan/helikopter)

Definisi nyeri pinggang (LBP) Datang ke IGD dengan keluhan “nyeri pinggang” atau “cedera tulang belakang atau trauma pinggang” Kode 1 : nyeri pinggang tanpa adanya potensi keterlibatan akar saraf Kode 2 : nyeri pinggang dengan adanya potensi keterlibatan akar saraf Kode 3 : nyeri pinggang berkaitan dengan trauma atau faktor sekunder lain Diklasifikasikan sebagai “others” bila nyeri pinggangnya disertai komorbiditas, nyeri pinggang non lumbar (sindrom nyeri thorax/servical) Kode 3 : adanya nyeri pinggang yang didiangosis karena etiologi yang lain, dimana nyeri pinggang biasanya muncul sebagai gejala dan sering membutuhkan penanganan yang sifatnya mendesak dan berbeda Kode 1 : didefinisikan sebagai nyeri punggung yang tidak berhubungan dengan patologi tertentu. Nyeri punggung non spesifik dideskripsikan sebagai rasa nyeri, tegang otot, atau kekakuan lokal dibawah batas dada dan diatas paha. Kode 2 : nyeri pinggang + tanda dan gejala neurologis. Pasien disini termasuk iritasi/kompresi akar saraf lumbar. Diklasifikasikan sebagai “unsure” bila nyeri pinggangnya bukan dari keempat kode ini.

Uji normalitas data menggunakan shapiro wilk test ANALISIS Kami melakukan analisis mengenai definisi LBP tanpa keterlibatan akar saraf dengan menseleksi koding penyakit yang rancu seperti pada tabel I. Uji normalitas data menggunakan shapiro wilk test Uji kruskal wallis dan bonferoni digunakan untuk untuk perbedaan yang signifikan dari karakteristik pasien pada masing masing jenis LBP

HASIL Dari 406.918 pasien yang datang ke IGD selama periode 6 tahun, 12914 nya/3.17% nya mengeluhkan nyeri pinggang 12.706 nyeri pinggang 208 traumatic/ Back injury Individu yang didiagnosis dengan LBP dengan keterlibatan akar saraf = 6,7% dari semua kasus LBP Persentasi LBP yang berkaitan dengan faktor sekunder adalah 9,9% dari semua kasus LBP

Gambar 1. diagram dari populasi studi secara keseluruhan

Karakteristik pasien yang masuk ke IGD dengan nyeri pinggang adalah sebagai berikut : Usia rata rata 45 Sebagian besar perempuan (53,4%) 34.7% nya menjalani Xray

Kami membandingkan 3 jenis LBP antara lain : LBP tanpa keterlibatan akar saraf LBP dengan keterlibatan akar saraf LBP karena faktor sekunder (tabel 3) LBP tanpa keterlibatan akar saraf memiliki usia rata rata yang lebih rendah (sekitar 43 tahun) dibandingkan dengan LBP + iritasi akar saraf (usia 46) dan LBP krn faktor sekunder (usia 58) Pasien LBP tanpa keterlibatan akar saraf memiliki skoring CTAS yang lebih tinggi (tidak urgent) dari pada LBP lain.

Tabel 4. uji kruskal wallis untuk menguji perbedaan yang signifikan antara ketiga kelompok LBP Individu dengan LBP tanpa keterlibatan akar saraf secara signifikan lebih sering masuk ke rumah sakit dibandingkan dengan LBP lainnya sesuai dengan signifikansi pada hasil uji kruskal wallis

Berdasarkan hasil analisis, kami menemukan jam puncak dimana gejala LBP paling sering dikeluhkan adalah antara jam 9 hingga jam 11 pagi (gambar 2).

Dari gambar 4 diketahui bahwa lebih banyak pasien yang datang ke IGD pada hari senin (16,6%) dibandingkan dengan hari lain dalam kurun waktu 1 minggu

Prevalensi jumlah pasien yang mengeluhkan nyeri pinggang dan nyeri karena traumatik back/spine injury. Panel atas adalah data mentah Panel bawah melaporkan analisis mengenai trend pada prevalensi LBP yang tampak linier

DISKUSI Dalam kurun waktu 1 tahun, 3% nya datang dengan keluhan nyeri pinggang yang sebagian besar adalah LBP tanpa keterlibatan akar saraf (1,93%), LBP + keterlibatan saraf (0,22%) dan LBP karena faktror sekunder 0,32% Nilai estimasi ini penting sebagai bahan perbandingan dengan estimasi pada penelitian lain dan sebagai landasan untuk data awal penelitian di masa yang akan datang Estimasi LBP pada penelitian kami 3,17% lebih rendah dibandingkan estimasi LBP pada studi prevalensi sebelumnya (4,3%) hal ini mungkin terjadi karena perbedaan keadaan IGD, perbedaan struktur dan akses ke pelayanan kesehatan sehingga karakteristik populasi penelitiannya ikut berbeda. Hasil penelitian ini layak dibandingkan dengan penelitian lain pada keadaan yang sama dengan menggunakan definisi yang sama mengenai LBP baik dengan maupun tanpa keterlibatan akar saraf.

DISKUSI LBP adalah masalah yang sering dikeluhkan di IGD, sehingga menggunakan kode ICD saja sebagai bahan kuantifikasi LBP kurang mampu menjelaskan masalah LBP secara lebih rinci lagi. Sebagian besar penelitian hanya meneliti LBP yang dengan dan tanpa keterlibatan akar saraf, tanpa memikirkan LBP karena faktor lain. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan LBP karena faktor sekunder untuk meningkatkan homogenitias penelitian

LBP tanpa keterlibatan akar saraf LBP dengan keterlibatan akar saraf Penelitian ini adalah yang pertama menjelaskan tentang prevalensi serta karakteristik pasien LBP menggunakan kode diagnostik setelah keluar dari rumah sakit. Hasilnya mengindikasikan adanya progresifitas penyakit sebagai berikut : LBP tanpa keterlibatan akar saraf LBP dengan keterlibatan akar saraf LBP karena faktor sekunder Semakin tinggi keparahan penyakit ----------- ------------Semakin rendah skoring CTAS nya

Prevalensi LBP relatif stabil pada periode penelitian selama 6 tahun Hal ini mengindikasikan bahwa pasien yang datang ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang relatif meningkat dalam 6 tahun terakhir, dan mungkin terjadi karena : Perubahan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan primer Peningkatan jumlah populasi Penurunan status kesehatan masyarakat