oleh: Novendi Rizka LARINGITIS AKUT Pembimbing : dr. Fadhlia, M. Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL
Definisi Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun waktu kurang lebih 3 minggu yang pada umumnya merupakan kelanjutan dari infeksi saluran pernapasan atas yaitu rinofaringitis akut (common cold)
Fisiologi Mempunyai 3 fungsi dasar : FonasiRespirasiProteksi
Etiologi Infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus, adenovirus dan herpes simplex virus. Pemakaian suara yang berlebihan (vocal trauma). Infeksi bakteri Corynebacterium diptheria, Bordetella pertusis, Haemofilus influenza, Moraxella catarrhalis dan Neisseria Gonorrhea Infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirus, adenovirus dan herpes simplex virus. Pemakaian suara yang berlebihan (vocal trauma). Infeksi bakteri Corynebacterium diptheria, Bordetella pertusis, Haemofilus influenza, Moraxella catarrhalis dan Neisseria Gonorrhea
Patofisiologi Parainfluenza virus Masuk melalui inhalasi Menginfeksi sel epitelium saluran nafas lokal yang bersilia Edema dari lamina propria, submukosa, dan adventitia. Infitrasi selular dengan histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit polimorfonuklear (PMN) Terjadi oedem & hiperemis dari saluran nafas terutama pada dinding lateral dari trakea dibawah pita suara (terjadi pada lumen saluran nafas dalam) Terjadi penyempitan, bahkan sampai hanya sebuah celah Membran pelindung plika vokalis biasanya hiperemis & oedem
Klasifikasi 1. Laringitis virus a. Laringotrakeitis virus (Croup) b. Laringitis virus c. Herpes simplex virus 2. Laringitis Bakterialis a. Supraglottitis bakterialis (Epiglottitis) b. Laringitis Difteri
Gejala Klinis 1. Gangguan suara : Parau Kasar Susah keluar Nada > rendah 2. Sesak nafas & stridor 3. Nyeri tenggorokan saat menelan & bicara
Tanda dan gejala LaringotrakeitisSupraglotitis Di bawah 3 tahun3-6 tahun Awitan dalam beberapa hariAwitan dalam beberapa jam (2-6 jam) Suara serak (barking cough)Suara jernih Tidak ada disfagiaDisfagia Tidak mengilerMengiler Posisi berbaringPosisi duduk Dapat kambuh kembaliJarang kambuh Hilang dalam hari-mingguPerjalanan cepat, hilang dalam 2-3 hari Radiogram “steeple sign”“Thumb sign” Etilogi virusBakteri
Pemeriksaan Fisik Laringoskop Indirek dan direk Mukosa laring edema, hiperemis pada bag.atas & bawah pita suara Pada epiglottitis ditemukan edema pada epiglottis, aryepiglitis fold, dan false vocal fold dengan berwarna merah cherry Mukosa laring edema, hiperemis pada bag.atas & bawah pita suara Pada epiglottitis ditemukan edema pada epiglottis, aryepiglitis fold, dan false vocal fold dengan berwarna merah cherry
Tanda obstruksi jalan nafas pada anak-anak Gelisah Air hunger (megap-megap) Sesak bertambah berat dengan sianosis Retraksi suprasternal & epigastrium
Foto Rontgen : Leher AP (antero-posterior) dan foto soft tissue lateral “Steeple sign” “Thumb sign”
Penatalaksanaan Tujuan Terapi adalah untuk mengurangi edema pada laring. Laringitis akut yang disebabkan oleh virus biasanya dapat sembuh sendiri Penatalaksanaan Rawat RS Non Medika mentosa Medika mentosa
Non Medikamentosa Vocal rest dengan tidak banyak berbicara atau bersuara Hidrasi Penggunaan uap lembab (humidifikasi) hangat atau dingin Medikamentosa Antipiretik Dekongestan Kortikosteroid oral Pada Infeksi sekunder (membranous croup) dapat diberikan antibiotik : eritromisin 3x500mg
Indikasi Rawat Epiglotitis Stridor progresif Kegawatan pernapasan Hipoksemia, gelisah, sianosis, pucat Depresi sensorium dan demam tinggi
Prognosis Prognosis untuk penderita laringitis akut ini umumnya baik dan pemulihannya selama satu minggu. Pada umumnya lama rawat inap di rumah sakit dan tingkat mortalitas untuk kasus obstruksi saluran pernapasan atas bertambah ketika infeksi meluas dan melibatkan saluran pernapasan yang lebih besar, kecuali pada epiglotitis, dimana infeksi setempat yang terbukti mematikan. Sebagian besar kasus kematian croup disebabkan olehh obstruksi laring atau oleh komplikasi trakeostomi. Epiglotitis yang tidak diobati mempunyai angka mortalitas sebesar 6%.