KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
review Sistem Ekskresi
Advertisements

TOKSIKOLOGI ERLINA RUSTAM
P3K OFF. OLIVIA CHRISTINE M. OFF. RAYMOND SIAGIAN STAGE 3.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
CARA PEMBERIAN OBAT.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Bab 5 Diare.
Tiga dari hal2 yg ada dibawah ini terdapat pd klien
Paskalis Lukimon (Ners)
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
KESEHATAN TENTANG DIARE.
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
LUKA BAKAR.
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
REAKSI ALERGI OBAT DAN PENANGANANNYA
FASE FARMASETIK FASE FARMAKOKINETIK FASE FARMAKODINAMIK
Tugas Toksikologi ( Fluoride) Disusun Oleh : 1.Susanti Maya( ) 2.Dwi Aisyah( ) 3.Nur Sri Hayati( ) 4.Lisnawati( ) 5.Vinny.
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
INISIASI 5 INTOKSIKASI.
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
Keseimbangan Asam Basa
Toksikologi inhalasi dan dampaknya
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
HUBUNGAN STRUKTUR – AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
HEMODIALISIS TIM : GENITOURIA.
SISTEM SIRKULASI.
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Terapi Jus & Diet (7.10): Jenis-jenis Penyakit dan Resep Terapinya
Syok.
PRISKILA APRILIA HAMBER
Anestesi Pada Gagal Ginjal
Sistem Ekskresi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELECTROLIT
Konsep Kebutuhan Eliminasi
KERACUNAN.
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
KONSEP DASAR DAN PRINSIP PERITONEAL DIALYSIS
Asam & basa By. Tajuddin Abdullah.
POKOK BAHASAN III FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
FARMAKOKINETIKA 7 September 2013
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Cakupan Ilmu Toksikologi
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
Obat Darurat yang Dapat Digunakan
PERNAFASAN / RESPIRASI
OSMOREGULASI By Lintal Muna, S.Pd, M.Si.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Dr.Yuliani M Lubis, SpTHT-KL
GIZI BURUK.
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
TRAUMA ABDOMEN.
INTOKSIKASI ORGANOFOSFAT
Keseimbangan Cairan, elektrolit, dan Asam Basa
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
KERACUNAN STRYCHNIN KELOMPOK 2. Isep Ramdan Ayuni Stevia Nurul Febriana Safitri Ni Putu Devi W
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
LUKA BAKAR. Penyebab : -Termal ( suhu > 60 C ) -Kimia ( asam / basa kuat ) -Listrik -Radiasi.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Transcript presentasi:

KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning

B. Menurut Mula Waktu terjadinya :  Kronik  diagnosis sulit ditegakkan krn gx timbul perlahan dan lama sesudah pajanan  Akut  timbul mendadak setelah pajanan dan sering mengenai pada banyak orang C. Menurut organ yang terkena:  Racun SSP, racun jantung, racun ginjal dll D. Menurut jenis bahan kimia:

Gejala dan Diagnosis Keracunan Kesadaran  4 derajat Tingkat 1  penderita ngantuk tp mudah diajak bicara Tingkat 2  penderita dlm keadaan sopor, dpt dibangunkan dgn rangsang minimal Tingkat 3  Penderita dlm keadaan soporokoma, hanya dpt bereaksi rangsangan max. Tingkat 4  Penderita dlm keadaan koma

 RESPIRASI  Depresi nafas, hambatan jalan nafas oleh mukus  TD  Proknosis buruk bila terjadi kerusakan pada pusat vasomotorPUPIL dan reflek e PUPIL dan reflek extermitas  atropin dan morfin, pupil anisokor pd tosisitas hipnotik

 KEJANG  menandakan adanya rangsangan SSP (Ex. : Amfetamin), medula spinalis (ol:Striknin), hubungan saraf otot (oleh insektisida organofosfat) BISING USUS  pd kesadaran tingkat III dan IV bising usus negatif (bisa utk mencocokan derajat )

JANTUNG  aritmia, payah dan henti jantung LAIN2  Ggg keseimbangan as-basa atau air,tanda kerusakan hati & ginjal, kelainan EEG, retensi urin, muntah, diare

Keracunan jengkol  kristal asam jengkol (asam jengkolat / jencolic acid)  saluran kencing.

TERAPI INTOKSIKASI Keadaan Darurat  mencegah gagal napas, syok, dan absorbsi lebih lanjut Ggl napas  Pembersihan jalan napas, Px dibaringkan dalam posisi miring bergantian bila tidak sadar, evaluasi dg respirometer  volume <4lt/menit  beri O2, bila tjd apnea lakukan intubasi dg ETT, ventilasi mekanik dan trakeostomi bila perlu

SYOK  tjd krn depresi miocard dan COP  (pd toksisitas barbiturat)  Mekanisme : ggn alir balik vena (1) Permeabilitas kapiler  ekatravasasi cairan dan vol. darah  (2) Katup vena di ekstremitas tdk beke rja dg baik  darah terkumpul dibagian vena

URUTAN tindakan mengatasi Syok (Barbiturat) : (1) Ps diposisikan dg tungkai sedikit (± 10cm) keatas (2) Berikan Metaraminol 5 mg IM dan diulangi 2-3 kali dg interval 20 mnt k/p; TDS tidak boleh >100mmHg (krn pd TDS>100mmHg tdj inefesiensi kerja jantung serta vasokronstriksi pemb.drh ginjal) (3) Bila pl menolong, beri infus dekstran

(1) Beri O2 (2) Asidemia dan payah jantung memperhebat syok (3) Hidrokortison 100mg tiap 6 jam dapat ditambahkan pd kasus resisten

PREVENSI ABSORBSI OBAT Kulit: tidak boleh dibersihkan dg zat pelarut organik (cukup sabun dan air) Inhalasi: pindahkan keruangan yg segera Obat ditelan: menimbulkan muntah, GC (gastric coolin), berikan pencahar.

Transfusi : pd px yg mengalami kerusakan elemen darah akibat keracunan Dialisis Peritoneal: bila kadar obat dlm darah besar, dialisis akan lebih berguna begitu sebaliknya Misal: alkohol, metilalkohol, amfetamin, barbiturat kerja panjang, asam borat, bromid, karbontetraklorida, salisilat, sulfonamid

Dialisis Paksa: yi: tindakan memberi cairan parenteral dalam jumlah besar (0,5- 1,5 lt/jam) utk mempercepat ekskresi obat melalui ginjal Syarat : (1) Keracunan hrs cukup berat (2) Obat harus larut dlm air (3) Berat molekul obat hrs kecil

(1) obat tidak diikat ol protein/lemak (2) Obat tidak diakumulasi ol suatu rongga/ organ tubuh (3) Obat tdk diekskresi lbh cepat melalui jln lain (mis: paru atau usus)

Prinsip2 Pemberian cairan dialisis paksa: (1) 300ml elektrolit ditambah 80ml urea 50%/jam utk 4 jam pertama; bila diurisis tdk melebihi 350ml/jam,diurisis paksa harus dihentikan,krn keadaan ini menandakan insufisiensi ginjal (2) Bila diurisis baik, cairan ditingkatkan s/d 600ml elektrolit + 30ml urea 50% perjam utk 4 jam berikutnya (3) prosedur diteruskan dg 400ml/jam s/d Px sadar

Hemodialisis dan hemoperfusi Tindakan yang tidak perlu: Pemberian cairan IV utk 12 jam pertama, kec. Bila tdp dehidrasi mis:keracunan salisilat Antibiotik sbg profilaksis yg rutin Pernapasan mouth to mouth

Tabel: KERACUNAN DENGAN TINDAKAN TERAPINYA NAMA ZATPERKIRAAN DOSIS LETAL TANDA DAN GEJALATERAPI Alkohol (etil)Muntah, delirium dan depresi SSPSimtomatik. Beri kopi tubruk. Emetik dgn mustard satu sendik makan dlm air atau garam dapur. AntihistaminDepresi SSP sampai koma. Kejang disusul dgn depresi pernafasan. Mulut kering. Takikardia. Simtomatik, perhatikan pernafasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3- 4 ml tiopental 2-5% secara IV. Luminal tidak boleh diberikan. Asam dan basa kuat (HCI, H 2 SO 4, KOH, NaOH) KorosifSimtomatik: beri susu. Bila tertelan dlm larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung. Aspirin gHiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang, dan koma. Akhirnya depresi nafas. Simtomatik (awasi pernafasan). Beri susu. Bilas lambung dgn Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan. Atropin (alkaloid beladona dan antikolinergik lain) mg (jmlh lebih kecil mgkn sudah berbahaya) Mulut kering, kulit merah dan panas mirip beledru pada perabaan; penglihatan kabur dan midriasis; takikardia, retensi urin, delirium, halusinasi dan koma. Simtomatik: beri susu. Bilas lambung dgn air. Kateter urin. Perhatikan pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Barbiturat: fenobarbital 5 gReflek berkurang, depresi pernafasan, koma, syok. Pupil kecil, dilatasi pada akhirnya. Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO 4 dlm usus. Beri kopi tubruk. DipironAngioneurotik edema dan kelainan kulit, eksitasi, kadang-kadang agranulositosis Simtomatik: Gejala-gejala kulit dan angioneurotik edema dpt diberikan antihistamin dan 0,3 ml epinefrin 1 permil subkutan.

Cont…. NAMA ZATPERKIRAAN DOSIS LETAL TANDA DAN GEJALATERAPI Insektisida Golongan organofsfat ex. DDVP, diazinon, malation dan paration Muntah, delirium dan depresi SSPSimtomatik. Beri kopi tubruk. Emetik dgn mustard satu sendik makan dlm air atau garam dapur. Depresi SSP sampai koma. Kejang disusul dgn depresi pernafasan. Mulut kering. Takikardia. Simtomatik, perhatikan pernafasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3- 4 ml tiopental 2-5% secara IV. Luminal tidak boleh diberikan. KorosifSimtomatik: beri susu. Bila tertelan dlm larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung. Hiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang, dan koma. Akhirnya depresi nafas. Simtomatik (awasi pernafasan). Beri susu. Bilas lambung dgn Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan. Mulut kering, kulit merah dan panas mirip beledru pada perabaan; penglihatan kabur dan midriasis; takikardia, retensi urin, delirium, halusinasi dan koma. Simtomatik: beri susu. Bilas lambung dgn air. Kateter urin. Perhatikan pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Reflek berkurang, depresi pernafasan, koma, syok. Pupil kecil, dilatasi pada akhirnya. Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO 4 dlm usus. Beri kopi tubruk. Angioneurotik edema dan kelainan kulit, eksitasi, kadang-kadang agranulositosis Simtomatik: Gejala-gejala kulit dan angioneurotik edema dpt diberikan antihistamin dan 0,3 ml epinefrin 1 permil subkutan.