PENGANTAR PRAKTEK LISTRIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDUKSI ELEKTOMAGNETIK
Advertisements

LISTRIK.
Magnet  Magnet adalah benda yang dapat menarik benda lain
DASAR-DASAR LISTRIK By : Agus Rahmadi, S.Pd.T.
MAGNET Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET.
MAGNET Tembaga u s Besi Karet Baja Plastik Kayu Nikel Cobalt Magnetik
Tahukah kamu gambar apakah ini ?
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN LISTRIK (DKK)
ARUS LISTRIK.
SISTEM PENGAPIAN PADA MOTOR BAKAR
KEMAGNETAN SMP BPK PENABUR HOLIS.
KEMAGNETAN.
KELOMPOK 4 Nurul Ishidayanti Ocvyana rahmawati Rachmadany Alfian
Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani
FISIKA II.
Kontak-Kontak Mekanik
Pengantar Teknik Elektro
A SISTEM PENGAPIAN Fungsi :
SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System )
HWA/98AVOmeter1 Jenis jenis MultiTester Bagian bagian penting dari MultiTester. Hal hal yang harus diperhatikan saat pemakaian. Pembacaan nilai scala.
Instalasi Arus Bolak-balik
LISTRIK Harlinda Syofyan,S.Si., M.Pd. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Standby Power System (GENSET-Generating Set)
MEDAN MAGNET DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Teknik Rangkaian Listrik
Pengertian thyristor  Thyristor merupakan salah satu devais semikonduktor daya yang paling penting dan telah digunakan secara ekstensif pada rangkaian.
KEMAGNETAN.
Elektromagnetik Oleh: Ervan H. Harun.
INDUKSI ELEKTROMAGNETIK.
PRINSIP KERJA ALAT UKUR
Menggunakan Hasil Pengukuran
MACAM – MACAM ALAT UKUR DAN PENGGUNAANYA
KEMAGNETAN Oleh ABDUL RAHMAN, S.Pd.
PRODI TEKNIK TELEKOMUNIKASI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
KEMAGNETAN Oleh Arif Kristanta, S.Pd.
PENGANTAR SISTEM KONTROL
Sumber Arus Listrik.
SISTIM KELISTRIKAN.
BATERAI Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan juga sebagai sumber arus listrik pada saat mesin kendaraan belum hidup.
PENGENALAN ALAT UKUR LISTRIK
PRINSIP KERJA ALAT UKUR
Magnet.
prepared by electrical section team
Induksi Elektromagnetik
KEMAGNETAN.
Sumber Arus Listrik.
INDUKSI ELEKTOMAGNETIK
MEDAN MAGNET DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
Generator AC Juwari Sutono
Charging System Oleh : Otomotif, FT-UMM Cak sol.
Kami, MEMPERSEMBAHKAN…
Medan Listrik yang Ditimbulkan oleh Perubahan Fluks Magnetik
FISIKA II. Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)
Tujuan sistem pengapian pada kendaraan adalah: Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.
KEMAGNETAN.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk
Induksi Elektromagnetik
Jenis jenis MultiTester Bagian bagian penting dari MultiTester.
PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - II
MAGNET DAN ELEKTROMGNETIK MILA ARMIATI(E1Q015037) MURNIATI(E1Q015040) NURUL AZIZIYAH(E1Q015051) ROSI PRATIWI(E1Q015056)
Seminar Fisika PENERAPAN PRINSIP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK PADA GENERATOR LISTRIK AC Diajukan Oleh : NURUL IZZATI NIM Mahasiswa Fakultas Tarbiyah.
- Dasar – dasar kelistrikan Komposisi benda
Induksi Elektromagnetik
Charging System Otomotif, SMK Muh 1 Sleman Cak sol.
SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR
Gayuh Sandy Pangestu Muhamad Naufal Yuldam Radityo Bagas Waskito Teknik Elektro – Regular Khusus Universitas Pancasila.
PT. INDOMOBIL SUZUKI INTERNATIONAL 2 W SERVICE TRAINING.
DASAR – DASAR KELISTRIKAN. Dasar – dasar kelistrikan Komposisi benda Substance Molecules Atoms Suatu benda bila kita bagi, kita akan mendapatkan suatu.
MAGNET
SISTIM PENGAPIAN ( Ignition System ) Pada motor bensin, campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan.
Transcript presentasi:

PENGANTAR PRAKTEK LISTRIK

TEORI ELEKTRON (Asal mula listrik ) BAHAN + - ATOM MOLEKUL SIFAT = BENDA ASLI + - ATOM SIFAT BERBEDA BENDA ASLI INTI (+) ELEKTRON (-) + - (Proton)

Untuk membangkitkan aliran listrik di sepeda motor : Elektron bebas mudah berpindah ke atom lain. Pergerakan atom bebas yg teratur ke satu arah = aliran elektron. Aliran elektron  Aliran listrik Untuk membangkitkan aliran listrik di sepeda motor : Proses kimia  battery Kemagnetan alternator

SUMBER ARUS Arah arus listrik + Beban - + - Arah arus elektron

Listrik mengalir pada kawat seperti air mengalir melalui pipa Tempat tinggi  tempat rendah. Listrik mengalir : Tegangan tinggi  tegangan rendah

MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK CONNECTING IN PARALEL ( GOOD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) CONNECTING IN SERI ( BAD ) V V V 3 3 3 Tujuannya adalah : 1. Memeriksa ada tidaknya tegangan listrik di sirkuit listrik. 2. Mengukur besarnya tegangan listrik  mengetahui komponen listrik bekerja dg baik?

MENGUKUR ARUS LISTRIK SAMBUNGAN SERIES ( Betul ) SAMBUNGAN PARALEL ( Salah ) SALAH !!! SALAH !!! SALAH !!! SALAH !!! A A A 3 3 3 Tujuannya adalah untuk mengetahui sebagai berikut. a. Kemampuan pengisian battery. b. Pemakaian energy listrik dari setiap komponen.

PERLAWANAN ( Resistence )

 Mengukur Tahanan : Tujuannya adalah untuk mengetahui. a. Nilai tahanan. b. Rangkaian terbuka atau putus. c. Hubungan jelek. d. Hubungan singkat. Catatan : Sebelum pemakaian multitester pastikan setiap proses pengukuran tahanan harus dikalibrasi nol(Ø) Pemeriksaan untuk kumparan. Pemeriksaan untuk kabel putus.

PERLAWANAN BERDERET ( S E R I ) A B - + A B C D E = 12 VOLT R 1 R 2 100 1500 500 R 1 R 2 R 3 4 2 3 R 1 R 2 R 3 A B C D + - B E = 12 VOLT

PERLAWANAN BERJAJAR (PARALEL) A B ( + ) ( - ) I 3 R 3 I 2 R 2 I 1 R 1 600 I 1 I 2 I 3 R 3 A 150 B R 2 100 R 1 E = 12 VOLT Rd = 0 ( + ) ( - )

SAMBUNGAN “ SERI “ SAMBUNGAN “PARALEL“ 3 3 3 R1 R2 R1 3 R2 + - + -

X X X X DIODE ZENER DIODE CURRENT FLOWS (INORMAL DIRECTION) NO CURRENT FLOWS BELOW REVERSE VOLTAGE X X X X CURRENT DOES NOT FLOW (REVERSE DITECTION)

THYRISTOR THYRISTOR A A K K (+) (-) (+) (-) G G ANODE KATHODE ANODE NO CURRENT FLOW CURRENT FLOWS WHEN SCR IS ON ANODE KATHODE ANODE A A KATHODE K K (+) (-) (+) (-) VOLTAGE NO CURRENT FLOW NO CURRENT FLOWS GATE G G ( GATE)

E C E C B B TRANSISTOR SYMBOLS TRANSISTOR SYMBOLS ( PNP TYPE ) ( NPN TYPE ) E C E C (EMITOR) (COLLECTOR) B (BASE) B

PRISIP KERJA TRANSISTOR PNP PRISIP KERJA TRANSISTOR NPN 3 3 E Base Current C B B C Base Current E

MAGNET U S ARAH GARIS GAYA MEDAN MAGNIT Magnet = logam yg mempunyai gaya tarik terhadap besi lainnya. Gaya tarik terbesar terdapat pd ujung magnet  Kutub magnet Arah gaya tarik magnet dinyatakan gari-garis gaya magnet dan di luar batang magnet bergerak dari kutup Utara ke kutup Selatan. Bahan yg mempunyai sifat magnet terbentuk dari magnet-magnet kecil  magnet molekuler. Magnet molekuler besi tidak teratur letaknyadiatur ke satu arah menjadi teratur magnet. Magnet remanen : mudah menjadi magnet dan mudah hilang kemagnetannya. Magnet permanen = sukar menjadi magnet, tetapi setelah menjadi magnet akan mempertahankan kemagnetannya. ARAH GARIS GAYA MEDAN MAGNIT U S

ARAH GARIS GAYA MEDAN MAGNIT U U U U U U U U Kutup sejenis saling tolak menolak U U U U S S S S S S S S S S S S Kutup berlawanan jenis saling tarik menarik

ELEKTROMAGNET Kawat yg dialiri listrik akan menimbulkan kemagnetan  Elektromagnet Garis-garis gaya magnet bergerak menurut arah perputaran jarum jam, kalau dilihat dari arah datangnya arus listrik. X Arus Garis Gaya Arus listrik menjauhi kita, garis gaya magnet searah jarum jam Arus listrik mendekati kita, garis gaya magnet berlawanan arah jarum jam

KUMPARAN Apabila suatu kawat beraliran listrik dilengkungkan membentuk lingkaran  garis-garis gaya menuju satu arah Gaya medan magnet ini akan bertambah besar jika kawat membentuk gulungan/kumparan Kuat medan magnet tergantung : Besarnya aliran listrik Banyaknya kumparan S U Letak kutup magnet kumparan : Arah arus listrik searah jarum jam = kutup Selatan

KUMPARAN DENGAN TERAS BESI Kumparan dg teras besi, jumlah garis gaya magnetnya lebih banyak (± 6000 X) Magnet molekuler besi  magnet S S S S U U U U Kumparan Primer Kumparan Sekunder Saat saklar di ON-OFF kan  medan magnet berubah-ubah pd gulungan sekunder timbul arus listrik  tegangan induksi +

KUMPARAN DENGAN TERAS BESI Kumparan Primer Perubahan medan magnet di kump primer menimbulkan timbulnya potensial induksi diri : Saat saklar dihubungkan  bersifat menentang aliran arus listrik dari sumbernya. Saat saklar dilepaskan  listrik tambahan/extra bersifat searah dengan arus listrik dari sumbernya Arus listrik  timbul bunga api Pada teras besi mengalir fluks magnetik. Pada teras besi pejal fluks magnetik kurang teratur  arus pusar (Eddy Current)  panas  Teras besi dibuat dari plat-plat tipis ditumpuk menjadi satu. +

SISTEM KELISTRIKAN SEPEDA MOTOR

WARNA KABEL DAN FUNGSINYA Menghubungkan accu dgn kunci kontak dan rectifier regulator (kiprok) DC Menghubungkan accu dgn massa/ground - Menghubungkan spull lampu dgn sakelar lampu dan rectifier regulator (kiprok) AC Menghubungkan spull pengisian dgn rectifier AC Menghubungkan spull pengapian dgn CDI Unit AC Menghubungkan fixed pulser dgn CDI Unit AC

Menghubungkan switch gigi 1 dgn lampu gigi 1 DC Menghubungkan switch gigi netral dgn lampu netral DC Menghubungkan switch gigi 2 dgn lampu gigi 2 DC Menghubungkan switch gigi 3 dgn lampu gigi 3 DC Menghubungkan switch gigi 4 dgn lampu gigi 4 DC

Titik Kontak pada saklar

Warna Kabel

ASTREA GRAND s 3 OFF ON + - 3 ACCU M.STARTER COIL FUEL METER E F F E UNIT 3 Bulb Top 3 Bulb Netral SWITCH REM ( Fr ) 3 SWITCH REM ( Rr ) ON OFF TOMBOL HORN M. STARTER TOMBOL 3 R.WINKER 3 Rr Fr RELAY s R L 3 L.WINKER 3 Rr Fr RECTIFIER B. PANEL 3 B. POSITION 3 OFF P H ACCU + - P B.TAILIGHT 3 H CDI UNIT SWICTH DIMMER B.HEAD LIGHT STATOR M.STARTER 3 3 M.STARTER COIL

GL NEOTECH 3 OFF ON + - 3 ACCU COIL FUEL METER F E E F FUEL UNIT Bulb Netral SWITCH REM ( Fr ) 3 SWITCH REM ( Rr ) OFF ON TOMBOL HORN 3 R.WINKER 3 Rr Fr RELAY R L 3 L.WINKER 3 Rr Fr RECTIFIER E B. PANEL 3 B. POSITION 3 OFF P H ACCU + - P B.TAILIGHT 3 H CDI UNIT SWICTH DIMMER B.HEAD LIGHT STATOR 3 3 COIL

KHARISMA (NF125/D) M 3 OFF ON + - TSS 3 N 1 2 3 4 ACCU M.STARTER COIL SPEEDOMETER KHARISMA (NF125/D) F E 3 N E F FUEL UNIT 3 1 OFF ON 2 SWITCH REM ( Fr ) 3 3 SWITCH REM ( Rr ) 3 3 3 4 3 R.WINKER 3 Rr Fr RELAY R SWITCH M. STARTER L 3 Rr L.WINKER 3 Fr RECTIFIER TOMBOL HORN M M.STARTER OFF B. PANEL P H 3 ACCU + - P TSS H B. POSITION 3 B.TAILIGHT CDI UNIT 3 M.STARTER STATOR 3 3 B.HEAD LIGHT COIL SWICTH DIMMER

DIAGRAM SISTEM PENGAPIAN ASTREA SUPRA

SISTEM PENGAPIAN SUPRA

DIAGRAM SISTEM PENGAPIAN KHARISMA

DIAGRAM SISTEM PENGAPIAN DC GL PRO NEOTECH/MEGA PRO

ALTERNATOR Rotor Alternator : Alat pembangkit arus listrik AC Bekerja berdasarkan prinsip elektro magnetik. Prinsip kerja : Sebuah magnet yang digerakkan melintasi kumparan, maka akan timbul garis gaya magnet di sekitar kumparan. Apabila magnet telah melintasi kumparan, maka garis gaya medan magnet di sekitar kumparan hi9lang. Akibat berubah-ubahnya garis gaya medan magnet, maka akan dihasilkan tegangan induksi pada kumparan yang Besarnya tergantung : Kecepatan gerakan magnet Besarnya medan magnet Jumlah gulungan Stator

PEMERIKSAAN KUMPARAN PEMBANGKIT ALTERNATOR Ukur tahanan kumparan pembangkit alternator antara terminal Hitam/Merah dan Massa. STANDAR: 100 - 400 W (NF100) PEMERIKSAAN KUMPARAN PULSA PENGAPIAN Ukur tahanan generator pulsa pengapian antara terminal Biru/Kuning dan Hijau. STANDAR: 50 - 170 W (NF100)

PEMERIKSAAN STATOR *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

CDI ( CAPASITIFE DISCHARGE IGNITION ) Pengganti platina  Mengontrol arus listrik ke Ignition Coil Keunggulan CDI >< Platina : Tidak memerlukan penyetelan. Menghasilkan tegangan listrik lebih besar dan stabil. Saat pengapian lebih tepat, sesuai putaran mesin. Berdasarkan sumber arus CDI : CDI – AC : Astrea Series, GL Series, Tiger, NSR 150R CDI – DC : GL Neotech, Karisma, Kirana, NSR 150RR, Sonic

PRINSIP KERJA CDI

PENGAJUAN WAKTU PENGAPIAN

PRINSIP PENGAJUAN SAAT PENGAPIAN Kecepatan mesin naik  tegangan kump pembangkit pulsa naik  ambang batas tegangan picu ke SCR dicapai lebih awal.

Pemeriksaan waktu pengapian

PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA GRAND EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC (Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

ASTREA PRIMA/ STAR/ WIN PEMERIKSAAN CDI UNIT ASTREA PRIMA/ STAR/ WIN EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC (Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

PEMERIKSAAN CDI UNIT GL SERIES EXT (Bl/R) IGN (Bl/Y) SW (Bl/W) PC (Bu/Y) E (G) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

PEMERIKSAAN CDI UNIT TIGER SW (Bl/W) EXT (Bl/R) E (G) IGN (Bl/Y) PC (Bu/Y) KOSONG KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

PEMERIKSAAN CDI UNIT NEOTECH SW (R/Bl) KOSONG KOSONG IGN (Bl/Y) E PC (Bu/Y) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

PEMERIKSAAN CDI UNIT NSR EXT Bl/R IGN (Bl/Y) CNL W/R E (G) PC (Bu/Y) SW (Bl/W) KETERANGAN : TESTER : SANWA, SKALA : X 1KΩ *Data ukur berubah sesuai komponen dan alat ukur yang dipakai

CDI, REGULATOR RECTIFIER, IGNITION COIL NF 125/D Y G R W R/Bl Bu/Y Bl/Y E Bl R

IGNITION COIL Fungsi : Meningkatkan tegangan listrik dari sumber arus baik dari accu maupun dari alternator sampai mencapai tegangan lebih dari 10.000 V, sehingga mampu membentuk loncatan api di busi. Terdiri 2 kumparan : Kumparan Primer Diameter kawat lebih besar, lilitan lebih sedikit Kumparan Sekunder  Diameter kawat lebih kecil, lilitan lebih banyak. Pemeriksaan Kump. Primer Pemeriksaan Kump. Sekunder

PEMERIKSAAN IGNITON COIL

B U S I Fungsi : Menghasilkan percikan bunga api listrik . Tingkat panas (Heating Range) = Kemampuan busi melepaskan panas Busi Panas (Nomor Kecil) Pelepasan panas lambat Busi Dingin (Nomor Besar) Pelepasan panas cepat, cocok untuk kecepatan tinggi. Contoh : BUSI NSR STD = W24 ES, Kecep Tinggi = W 27 ES Pemakaian busi yang salah : Busi tipe dingin  susah start, pembakaran tidak sempurna, timbul kerak Busi tipe panas  Over heating, pre ignition, electrode meleleh.

PEMERIKSAAN LONCATAN API BUSI

SISTEM PENGISIAN Fungsi : Untuk mengisi kembali energi listrik pada battery yang telah terpakai, sehingga battery selalu dalam kondisi penuh (full charged). Komponen : Generator sebagai pembangkit listrik. Rectifier sebagai penyearah dan pengatur tegangan pengisian. Battery sebagai penyimpan arus.

PERUBAHAN KIMIA SELAMA PENGISIAN DAN PEMAKAIAN Pelat Positif Elektrolit Pelat Negatif PbO2 + 2H2SO4 + Pb Timbal Asam sulfat Timbal Peroksida dan air berpori Pelat Positif Elektrolit Pelat Negatif PbO4 + 2H2O + PbSO4 Timbal Air Timbal sulfat sulfat PEMAKAIAN PENGISIAN

PERBEDAAN MF BATTERY DENGAN CONVENTIONAL / MAINTENANCE BATTERY Larutan ( cairan ) elektrolit tidak berkurang sehingga : tak perlu mengecek level cairan tak perlu menambah cairan ( air aki) Setelah diisi dengan larutan elektrolit, lubang pengisian langsung ditutup secara permanen Cairan elektrolit terjaga konstan penggunaan senyawa Timbal Kalsium dan Separator husus menyerap gas yang timbul saat overcharge

KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN MF BATTERY Tidak perlu check level dan tambah cairan elektrolit Dapat diletakkan dalam segala posisi Self discharge lebih kecil Life Time lebih lama Cranking power lebih tinggi KEKURANGAN Manufacturing cost tinggi

PERLAKUAN TERHADAP MF BATTERY CHARGING Special Charger untuk menghindari kesalahan charging Ada 2 alternatif type : Current control Timer

KARAKTERISTIK LIFE TIME MF BATTERY DAN MAINTENANCE BATTERY

KARATERISTIK SELF DISCHARGE MF BATTERY DAN MAINTENANCE BATTERY

X SISTEM PENGISIAN BATTERY D2 D1 Gate ZD SCR Regulator Regulator / Rectifier

SISTIM PENGISIAN PHASE TUNGGAL DENGAN RECTIFIER GELOMBANG PENUH

PEMERIKSAAN TINGGI ELEKTROLIT

PEMERIKSAAN BERAT JENIS ELEKTROLIT

PEMERIKSAAN BERAT JENIS ELEKTROLIT

PERAWATAN TERMINAL BATTERY

CARA KERJA BATTERY

S - M RELAY STARTER SWITCH (TIGER 2000 ) + GS (Gigi netral) 3 STARTER FUSE 15A S + - GS M STARTER STARTER SWITCH IGNITION SWITCH 3 DEODE BULB NETRAL NETRAL SWITCH KOPLING SWITCH

S - M RELAY SRARTER SWITCH (TIGER 2000 ) + GS X (Gigi Masuk) 3 STARTER FUSE 15A S + - GS M STARTER STARTER SWITCH IGNITION SWITCH X 3 DEODE BULB NETRAL NETRAL SWITCH KOPLING SWITCH

ARUS SEARAH ( DIRECT CURRENT - DC ) 2 1 t1 t2 t3 t4 t5 Waktu (detik) 2 1 t1 t2 t3 t4 t5 t6 Waktu (detik)

ARUS BOLAK BALIK ( ALTERNATING CURRENT - AC )

dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 ( A ) dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 Arah dari A ke B ( detik ) dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 ( A ) dst t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 ( detik ) Arah dari B ke A 1 2 1 kali getar ( 1 periode ) ( B )

dst t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 Harga Maksimum +2 Harga puncak (amplitudo) Arah dari A ke B +1 ( detik ) dst t2 t4 t6 t8 t10 t12 t14 Arah dari B ke A -1 +2 1 periode (1 getar)