IMAN, ISLAM DAN IKHSAN Oleh : Kelompok 1 DESY AFIANTI RATI PRATIWI SANTI AGUSTINA UMI AMALIA M.AKMAL RYAN MUTTAQIEN OSA SANDAR DIEGO FITRA YOGA ALDO MULIA M.IKHSAN Makalah Pendidikan Agama dan Etika 1. Reuleut, 14 Oktober 2016
Hakikat manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah semata-mata untuk ta’abbudi yaitu penghambaan yang penuh dengan cara beribadah hanya karena Allah SWT Beribadah tanpa ilmu akan tiada guna dan akan sia-sia karena tidak sempurna. Ada Tiga komponen dasar yang menjadikan sempurnanya predikat hamba disisi tuhannya. Tiga komponen tersebut adalah Iman, Islam, dan Ihsan. pendahuluan
Kepercayaan penyerahan diri Baik, bagus, kebajikan atau saleh
Iman berarti percaya. Iman kepada Allah ialah kepercayaan yang mutlak mengakui adanya Allah yang telah mengutus Utusan- utusan-Nya serta telah menciptakan bumi langit beserta seluruh isinya. Kesempurnaan suatu iman akan lebih sempurna jika iman itu sendiri Diyakini dalam hati, Diucapkan dengan lisan, Diamalkan dengan anggota tubuh
Engkau beriman kepada Allah, malaikat- malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.; أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Pemikiran-pemikiran mendasar dalam akidah Islamiyah 1.Iman kepada Allah 2.Iman kepada Malaikat 3.Imankepada kitab-kitab 4.Iman kepada rasul-rasul 5.Iman kepada kiamat 6.Iman kepada al-Qadar RUKUN IMAN :
Secara genetik kata Islam berasal dari Bahasa Arab terambil dari kata “salima” yang berarti selamat sentosa. Dari kata itu dibentuk kata “aslama” yang berarti menyerah, tunduk, patuh, dan taat. Kata “aslama” menjadi pokok kata Islam. Sebab itu orang yang melakukan “aslama” atau masuk islam dinamakan Muslim. Selanjutnya dari kata “salima” juga terbentuk kata “silmun” dan “salamun” yang berarti damai. Karenanya seorang yang menyatakan dirinya muslim adalah harus damai dengan Allah dan dengan sesama manusia
RUKUN ISLAM Dua Kalimat Syahadat Shalat puasa Zakat Haji
TINGKATAN-TINGKATAN DALAM IMAN DAN ISLAM DAN PENCAPAIAN MUHSIN TINGKAT IMAN 1.ilathitsu, yaitu iman yang dimiliki oleh para malaikat, dimana tingkatan iman ini tidak pernah berkurang dan tidak pula bertambah. 2.ma’sum yaitu iman yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul Allah WST. Dimana tingkatan iman ini tidak pernah berkurang dan selalu bertambah ketika wahyu datang kepadaNya. 3.makbul yaitu iman yang dimiliki oleh muslim dimana iman pada tingkatan ini selalu bertambah jika mengerjakan amal kebaikan dan akan berkurang jika melakukan maksiat. 4.maohuf yaitu iamn yang dimiliki oleh ahli bid’ah, yaitu iman yang ditangguhkan diaman jika berhenti melakukan bid’ah maka iman akan diterima, diantaranya kaum rafidhoh, atau dukun, sihir, dan sejenisnya. 5.mardud, yaitu iman yang ditolak, dimana iman ini yang dimiliki oleh orang-orang musyrik, murtad, munafik, kafir, dan sejenisnya. TINGKAT IMAN 1.ilathitsu, yaitu iman yang dimiliki oleh para malaikat, dimana tingkatan iman ini tidak pernah berkurang dan tidak pula bertambah. 2.ma’sum yaitu iman yang dimiliki oleh para Nabi dan Rasul Allah WST. Dimana tingkatan iman ini tidak pernah berkurang dan selalu bertambah ketika wahyu datang kepadaNya. 3.makbul yaitu iman yang dimiliki oleh muslim dimana iman pada tingkatan ini selalu bertambah jika mengerjakan amal kebaikan dan akan berkurang jika melakukan maksiat. 4.maohuf yaitu iamn yang dimiliki oleh ahli bid’ah, yaitu iman yang ditangguhkan diaman jika berhenti melakukan bid’ah maka iman akan diterima, diantaranya kaum rafidhoh, atau dukun, sihir, dan sejenisnya. 5.mardud, yaitu iman yang ditolak, dimana iman ini yang dimiliki oleh orang-orang musyrik, murtad, munafik, kafir, dan sejenisnya.
TINGKAT ISLAM ISLAM MUSLIM orang yang patuh, taat dan berserah diri kepada sang penciptaNYA. ISLAM MUSLIM orang yang patuh, taat dan berserah diri kepada sang penciptaNYA. ISLAM KAFFAH kaffah adalah keseluruhan atau totalitas (totality). Dengan demikian, menjadi mu’min yang total. ISLAM KAFFAH kaffah adalah keseluruhan atau totalitas (totality). Dengan demikian, menjadi mu’min yang total.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan dalam hadits tersebut bahwa iman itu mempunyai 2 tingkat. Tingkat yang tertinggi (pertama) ialah beribadah kepada Allah seolah-olah engaku melihat-Nya. Ini disebut maqam (kedudukan) musyahadah, yaitu si hamba beramal menurut tuntutan penyaksiannya kepada Allah Ta’ala dengan kalbunya, yaitu hatinya disinari oleh iman dan mata hatinya menembus pengetahuan sehingga jadilah yang gaib itu seperti kenyataan. Dan inilah hakikat maqam ihsan. Kedua, maqam muraqabah, yaitu si hamba melakukan ibadah dengan merasa diawasi oleh Allah serta ia selalu merasa dekat dengan-Nya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan dalam hadits tersebut bahwa iman itu mempunyai 2 tingkat. Tingkat yang tertinggi (pertama) ialah beribadah kepada Allah seolah-olah engaku melihat-Nya. Ini disebut maqam (kedudukan) musyahadah, yaitu si hamba beramal menurut tuntutan penyaksiannya kepada Allah Ta’ala dengan kalbunya, yaitu hatinya disinari oleh iman dan mata hatinya menembus pengetahuan sehingga jadilah yang gaib itu seperti kenyataan. Dan inilah hakikat maqam ihsan. Kedua, maqam muraqabah, yaitu si hamba melakukan ibadah dengan merasa diawasi oleh Allah serta ia selalu merasa dekat dengan-Nya.
Para ahli kedua maqam ini memiliki tingkat berbeda-beda, sesuai dengan ketajaman hatinya. Adapun tiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tingkat At-taqwa, yaitu tingkatan paling bawah dengan derajad yang berbeda-beda. 2. Tingkat Al-bir, yaitu tingkat menengah dengan derajat yang berbeda-beda. 3. Tingkat Al-ihsan, yaitu tingkat paling atas dengan derajat yang berbeda-beda.
Ketika kita mencermati pengertian ihsan dengan sempurna, maka kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa ihsan memiliki dua sisi yaitu : - Pertama, ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keiklasan dan jujur dalam beramal. - Kedua, ihsaan adalah sensntiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekat diri kepada Allah Swt.
Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau (HR.Bukhori) أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
KORELASI ANTARA IMAN, ISLAM, DAN IHSAN Ibnu Timiah menjelaskan bahwa din itu terdiri dari tiga unsure, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Dalam tiga unsure itu terselip makna kejenjangan (tingkatan): orang yang memulai dengan Islam, kemudian berkembang kea rah iman, dan memuncak dalam ihsan.
Hubungan iman, islam, dan ihsan bagaikan segitiga sama sisi. Hubungan antara sisi yang satu dengan sisi yang lainnya sangat erat. Jadi orang yang taqwa ibarat segitiga sama sisi, yang sisi- sisinya adalah iman, islam, dan ihsan. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk jika ketiga sisinya tidak saling mengait. Iman, islam, dan ihsan terdapat perbedaan antara ketiganya sekaligus merupakan ciri masing- masing. Iman lebih menekankan pada segi keyakinan didalam hati, islam merupakan sikap untuk berbuat atau beramal. Sedangka ihsan merupakan pernyataan dalam bentuk tindakan nyata. Ihsan merupakan ukuran tipis tebalnya iman dan islam seseorang. KESIMPULAN