PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KELOMPOK I  SANTOSA /  MARLINA /  SYLVIA /  REGINA / STIE SBI YOGYAKARTA 2011.
Advertisements

Teori Belajar Behaviorisme (tingkah laku)
Teori Operant Conditioning J.W Skinner
Siti Arofah( ) Fransisca Dwi Listiani( )
Teori Behavioristik Thorndike Skinner Ciri Penerapan Aplikasi.
Burrhus Frederic Skinner
Karisma Sukmayanti, M.A PS.Psikologi-Unud
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Sebagai Metode Dasar Psikoterapi
TEKNIK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU
TEORI BEHAVIORISME.
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGUBAHAN PERILAKU OPERAN
PENGKONDISIAN OPERAN (lanjutan) (sumber: Ormrod,…)
Kelompok 6 Ayu Solistiawati ( )
Psikologi Belajar.
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI
Psikologi Belajar OPERANT CONDITIONING
AVERSIVE CONDITIONING (PUNISHMENT)
NUR FACHMI BUDI SETYAWAN, M.PSI
Pavlov Classical Conditioning
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
Belajar Behaviouristik
Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika.
Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UI
Teori belajar Behavioristik.
TEORI BEHAVIORISME.
Psikologi Belajar OPERANT CONDITIONING
AVERSIVE CONDITIONING (PUNISHMENT)
TEORI KEPRIBADIAN PAVLOV dan SKINNER
Perspektif Psikologi, Nature & Nurture
WINNY PUSPASARI THAMRIN
PSIKOLOGI BELAJAR.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Classical Conditioning - Skinner
Clasical Conditioning Ivan Pavlov
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
Wahyuni Kristinawati Juli 2013
Psikologi Belajar OPERANT CONDITIONING
PRINSIP DASAR PENGUBAHAN PERILAKU
Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Terapi Terhadap Gangguan Psikologis
L O A D I N G
Kepribadian : Ivan Pavlov
Paradigma Behaviourisme B.F Skinner
FILSAFAT PENDIDIKAN BEHAVIORISME
Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik)  Teori Classical Conditioning diperkenalkan oleh Ivan Pavlov, ahli fisiolog dari Rusia.  Teori ini tumbuh.
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN
Sesi 6: Aspek Perilaku dalam Promosi Kesehatan
TEORI Belajar BEHAVIORISME. Teori Pembelajaran  merupakan penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran.
Sesi 13: Besar Sampel untuk Penelitian Survei
Sesi 7: Konsep Belajar dalam Perubahan Perilaku
PERAN PETUGAS DALAM PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
Teori Persepsi dalam Komunikasi Antar Pribadi
SESI 10: THEORY OF REASONED ACTION AND THEORY OF PLANED BEHAVIOR
Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:
Pengantar Pengukuran Perilaku
SESI 7: gaya hidup pendekatan bio-psiko-sosial
SESI 1: PENGERTIAN PSIKOLOGI KESEHATAN
SESI 11: model social cognitive theory
SESI 9: model health belief model
Epidemiologi Kesehatan Ibu dan Anak : pengantar
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA
Sesi 14: Review Materi Ajar
Sesi 12: Demo WHO Sample Size
Sesi 12: Praktikum Penilaian Status Gizi Tidak Langsung
PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI
SESI 12: Trans Theoritical Model (Model lintas teori)
TUJUAN : SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN PEGERTIAN BELAJAR, CIRI-CIRI BELAJAR,TOERI BELAJAR, FAKTOR-2 YANG MEPENGARUHI,PRINSIP.
Transcript presentasi:

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA Visi: “Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA pada tahun 2020 menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat yang menghasilkan lulusan unggul di tingkat nasional yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial”. MK. PSIKOLOGI KESEHATAN SESI 5: BELAJAR Dr. Sarah Handayani, SKM.M.Kes dr Zulazmi Mamdy, MPH PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA Capaian Pembelajaran Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi perilaku. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses terbentuknya perilaku. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi belajar. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang stimulus dan respons. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang faktor-faktor penguat perilaku. PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA PERILAKU Perilaku apa yang dilakukan seseorang untuk menanggapi rangsang dari lingkungan Perilaku dilihat dari bentuk:  non-verbal, tindakan, kegiatan, aktivitas yang melibatkan alat-alat tubuh. Misalnya: menangkis pukulan, pergi ke sekolah, makan, mengecilnya pupil karena terpaan sinar. PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA  verbal, perilaku berkenaan dengan penggunaan lambang-lambang bahasa. Misalnya: ngomel, menjawab pertanyaan orang. Dilihat dari sudut kesadaran atas munculnya perilaku:  perilaku di bawah sadar, dibawah kendali  perilaku diluar kesadaran, perilaku otomatis. PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

Terbentuknya perilaku Komponen yang berperan dalam terbentuknya perilaku: 1. faktor sosial, faktor pengaruh hubungan antara lingkungan dengan organisme terhadap perilaku. 2. faktor intra psikis, proses-proses yang terjadi dalam diri kita untuk menghasilkan perilaku: merupakan dasar dari perilaku. PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA 3. faktor biologis, proses-proses saraf-faali (neuro-fisiologik) Perilaku berkaitan dengan rangsang: Sel—sel tubuh: - penerima rangsang (receptor)  periferi - penghantar rangsang (adjustor, aductor)  serabut saraf - penanggap rangsang (affector)  otak dan sumsum tulang belakang Bagian otak yang berperan penting dalam kesadaran: diensefalon (thalamus) PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA PERILAKU Perilaku terbentuk melalui:  instink: pada manusia perilaku yang bersifat instink tidak banyak  dipelajari: sebagian besar dari perilaku asli dan perilaku modifikasi PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA Belajar Belajar adalah perilaku yang penting untuk kelangsungan hidup dan proses adaptasi. Hasil berlajar mencakup: 1. perilaku saat ini (immediate behavior) 2. perilaku potensial (potential behavior) Belajar melalui rangsang balas:  belajar secara klasik: pembiasaan klasik (classical conditioning)  belajar operan (instrumental): belajar karena kombinasi rangsangan dengan tanggapan yang pernah dijalani (rangsang operan) PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA Pembiasaan klasik Pavlov  tanggapan yang terjadi karena pembiasaan (conditional respons) PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA STIMULUS ELICITING STIMULI : STIMULUS ATAU RANGSANG YANG MENIMBULKAN TANGGAPAN BERSIFAT REFLEKS, TANPA PILIHAN YANG DISADARI CONTOH: SINAR MATAHARI YANG MENERPA MATA KITA  pupil mata secara refleks mengecil DISCRIMINATIVE STIMULI : RANGSANG YANG MENIMBULKAN TANGGAPAN BERDASARKAN PILIHAN CONTOH: PANGGILAN ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA  anak akan memenuhi, tapi bisa juga tidak walaupun panggilan itu bersifat memaksa PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA STIMULUS REINFORCING STIMULI: RANGSANG YANG SEBELUMNYA MENGHASILKAN TANGGAPAN YANG MENYENANGKAN SEHINGGA AKAN MENIMBULKAN ATAU MEMPERKUAT RESPONSE YANG SAMA DI KEMUDIAN HARI. CONTOH: PARASETAMOL YANG DIBERIKAN KEPADA ORANG YANG SEDANG SAKIT KEPALA, DAN SAKIT KEPALANYA HILANG  di kemudian hari ia akan minum parasetamol bila diberikan saat ia sakit kepala. PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA AVERSIVE STIMULI : RANGSANG YANG SEBELUMNYA MENGHASILKAN TANGGAPAN YANG TIDAK MENYENANGKAN SEHINGGA AKAN MENGHILANGKAN ATAU MENGURANGI TANGGAPAN YANG SAMA DI KEMUDIAN HARI. CONTOH: ASETOSALISILAT YANG DIBERIKAN KEPADA ORANG YANG SEDANG SAKIT KEPALA, DAN MAG-NYA KUMAT  di kemudian hari ia akan menolak minum asetosalisilat bila diberikan saat ia sakit kepala NEUTRAL STIMULI: RANGSANG YANG TIDAK MENIMBULKAN TANGGAPAN PERHATIAN SAMA SEKALI PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA RESPONSE OPERANT RESPONSE: TANGGAPAN YANG TIDAK TERJADI SECARA REFLEKS ATAU TIDAK-SECARA SUKARELA, MELAINKAN MELIBATKAN ALTERNATIF PILIHAN CONTOH: ADA ROTI  makan roti (tapi bisa juga tidak) RESPONDENT RESPONSE: TANGGAPAN YANG TERJADI SECARA REFLEKS ATAU OTOMATIS CONTOH: TANGAN MENYENTUH BESI PANAS  segera menarik tangan PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA CONTINUOUS REINFORCEMENT: PEMBERIAN PENGUAT (IMBALAN) SETIAP KALI SUATU PERILAKU DIJALANKAN VARIABLE INTERVAL REINFORCEMENT: PEMBERIAN PENGUAT SETELAH BEBERAPA WAKTU (TIDAK MENENTU) MUNCULNYA PERILAKU VARIABLE RATIO REINFORCEMENT: PEMBERIAN PENGUAT SETELAH BEBERAPA KALI (TIDAK MENENTU) PERILAKU DIJALANKAN FIXED INTERVAL REINFORCEMENT: PEMBERIAN PENGUAT SETELAH BEBERAPA WAKTU TERTENTU FIXED RATIO REINFORCEMENT: PEMBERIAN PENGUAT SETELAH BEBERAPA KALI TERTENTU MUNCULNYA PERILAKU PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA JENIS PENGUAT BERDASARKAN SIFAT MUNCULNYA: 1. ALAMIAH  sebagai hasil langsung perilaku. Misalnya: hilang rasa sakit sesudah minum obat 2. ARTIFISIAL  imbalan yang diberikan secara sengaja atas keberhasilan suatu perilaku Contoh: economic token, hadiah yang bersifat ekonomis atas keberhasilan perilaku ttt. Penguat ARTIFISIAL dapat berasal dari:  diri sendiri (self reinforcement)  orang lain PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA JENIS PENGUAT - 2 BERDASARKAN AKIBATNYA TERHADAP PERILAKU: A. PENGUAT (REINFORCEMENT) 1. PENGUAT POSITIF (Positive reinforcment) 2. PENGUAT NEGATIF (Negative reinforcenment) B. HUKUMAN (PUNISHMENT) 3. HUKUMAN TIPE 1 4. HUKUMAN TIPE 2 PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA BERDASARKAN AKIBATNYA TERHADAP PERILAKU (2): 1. PENGUAT POSITIF (Positive Reinforcment) Penguat yang kalau ia ada atau muncul menyebabkan perilaku meningkat. Contoh: rasa enak pada obat sirop membuat anak mau minum obat 2. PENGUAT NEGATIF (Negative Reinforcement) Penguat yang keberadaannya membuat perilaku sulit muncul dan bila ia dihilangkan akan memudahkan perilaku muncul. Contoh: Rasa pahit pada obat, yang bila dihilangkan akan memperbesar kemungkinan perilaku untuk muncul PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA BERDASARKAN AKIBATNYA TERHADAP PERILAKU (2): 3. HUKUMAN TIPE 1 (Punishment type 1) Penguat yang kalau ia ada atau muncul menyebabkan perilaku tidak atau sulit untuk muncul. Contoh: anak bolos sekolah, dipecut dengan lidi 4. HUKUMAN TIPE 2 (Punishment type 2) Penguat yang bila ia dihilangkan akan membuat perilaku tidak atau sulit muncul. Contoh: anak pergi sekolah dapat uang jajan dan transport. Bila anak bolos sekolah, maka hanya diberi uang transport, sedangkan uang jajannya tidak diberikan. Dalam hal ini, hilangnya uang jajan merupakan hukuman tipe 2. PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA

Pustaka Sumber utama: Greene, et.alene et al. PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FIKES UHAMKA