(Ujian Skripsi) Oleh Rahmad Firdaus
Latar Belakang Tujuan pembangunan Itera Kampus ideal Perlu Perancangan lanskap yang baik Hasil Perancangan Lanskap Yang Baik
Tujuan Penelitian 1 Mengkaji potensi tapak dan biofisik Kampus Institut Teknologi Sumatera 2 Merancang lanskap Kampus Institut Teknologi Sumatera
Manfaat Penelitian Memberikan masukan kepada pihak yang terkait dan sebagai pedoman dalam pengembangan penataan lanskap Kampus Itera.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Mei-Juli Lokasi penelitian adalah kampus Institut Teknologi Sumatera yang terletak di Jalan Terusan Ryacudu Desa Way Hui Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan seluas 285 ha.
Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Position System (GPS), komputer, kamera, serta aplikasi Photoshop, ArcGis, AutoCAD, dan SkecthUp. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas gambar, pensil, dan tinta kartrid.
Batasan Penelitian Pada tahap inventarisasi potensi sampai pada tahap perancangan, meliputi kegiatan inventarisasi, analisis, sintesis, dan desain. Hasil akhir penelitian ini adalah berupa gambar rancangan jenis dan penataan tanaman.
Metode Penelitian Perancangan lanskap Institut Teknologi Sumatera menggunakan metode Gold (1988). Gambar 1. Tahapan perancangan lanskap. INVENTARISASI ANALISIS & SINTESIS KONSEPDESAIN
Keterangan : Data Proses Keputusan Gambar 2. Bagan alir kegitan penelitian INVENTARISASI Kondisi fisik : Letak georafis Topografi Iklim Hidrologi ANALISIS Unsur Lanskap Potensi Kendala SINTESIS Zonasi Konsep ruang PERENCANAAN Jalur sikulasi Tata hijau Gambar Rancangan Tapak Tematik Biologi : Jenis vegetasi Jumlah vegetasi Kebijakan : Rencana pengembangan
Tabel 1. Jenis, bentuk, sumber, dan cara pengambilan data. NoJenis DataBentuk DataSumber DataCara Pengambilan Data 1 Letak geografis Batas Luasan Sekunder dan Primer Monografi Desa Way Hui dan Pengamatan di lahan Kampus Itera Studi pustaka dan Survei Lapang 2 Aksesibilitas Primer Pengamatan di lahan Kampus Itera Survei lapang 3 Iklim Curah hujan Suhu rata-rata Sekunder Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun 241B Polinela Studi pustaka 4 Topografi Kemiringan lereng Sekunder Perancangan Pengelolaan Lahan Itera Tim FP Unila Studi pustaka 5 Tanah Jenis tanah Sifat fisik dan kimia tanah Primer Perancangan Pengelolaan Lahan Itera Tim FP Unila Studi pustaka 6 Hidrologi Sumber air Primer, Sekunder Perancangan Pengelolaan Lahan Itera Tim FP Unila Studi pustaka 7 Vegetasi Jenis vegetasi Jumlah vegetasi Primer Pengamatan di lahan Kampus Itera Survei lapang 8 Potensi pemandangan Primer Pengamatan di lahan Kampus Itera Survei lapang 9 Kebijakan Rencana pengembangan Sekunder Institut Teknologi Sumatera Studi pustaka 10 Sosial Pemanfaatan lahan Primer Pengamatan di lahan Kampus Itera Survei lapang
Tahap Inventarisasi, Analisis dan Sintesis
Letak dan Luas Lahan - Memiliki lahan yang luas - Pengerjaan pagar baru sebagian -Pengerjaan pagar yang belum sepenuhnya, menyebabkan rawan diokupasi - Penyelesaian pembuatan pagar
Aksesibilitas - Akses utama melalui Jalan Letjen Ryacudu -Memiliki empat pintu masuk dengan tema yang berbeda - Percepatan pembangunan fasilitas penerangan jalan, pejalan kaki, dan pengaspalan jalan yang menyeluruh - Pembangunan pintu masuk yang berada di Timur, Selatan, dan Barat.
Potensi Pemandangan - Pemandangan pengunungan dari dalam kampus - Dalam perancangan bangunan fisik nantinya tidak menutupi ke arah pemandangan pegunungan
Topografi - Kampus Itera memiliki topografi yang beragam - Memberikan pemandangan yang berbeda di setiap sudut kampus - Kondisi topografi Kampus Itera yang beragam, menyebabkan tidak seluruh kawasan dapat digunakan untuk bangunan fisik. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah zoning lahan.
Zona Intensif Zona Konservasi Topografi datar sampai bergelombang, kemiringan lereng 0%–8% Pembangunan berbagai fasilitas kampus Topografi dan kemiringan lereng bervariasi, kemiringan lereng lebih dari 8% Aboretum untuk lokasi kebun koleksi
Peta Zonasi Penggunaan Lahan Kampus Intitut Teknologi Sumatera
Sifat Fisik dan Kimia Tanah -Kesesuaian tanaman semak/perdu adalah S3 dengan faktor pembatas kesuburan tanah, kemasaman tanah dan drainase terhambat - Kesesuaian tanaman pohon adalah S3 dengan faktor pembatas kemasaman tanah, kedalaman tanah, dan drainase terhambat No.ItemHasilKeterangan 1pH H204,24 – 5,19Sangat masam – Masam 2N-total (%)0,01 – 0,12Sangat rendah – rendah 3P-tersedia (ppm)5,57 – 9,69Sangat rendah 4C-Organik (%)0,08 – 2,01Sangat rendah 5K (me/100g)0,22 – 0,72Rendah – Sedang 6Na (me/100g)0,01 – 0,04Sangat rendah 7Ca (me/100g)0,29 – 1,82Sangat rendah 8Mg (me/100g)0,02 – 0,67Sangat rendah- Sedang 9 KTK Liat (me/100g) 4,64 – 34,8Sangat rendah- Sedang 10KB (%)12,70 – 48,97Sangat rendah- Sedang 11TeksturCI; CIL, SCIL;LHalus – Sedang -Semua jenis tanaman dapat ditanam dengan melakukan perbaikan faktor pembatas Sumber: Tim FP Unila 2015
Drainase Terhambat Pembuatan saluarn drainase dan pemilihan tanaman tahan genangan Pemilihan tanaman dengan perakaran dalam dan pembuatan lubang tanam Solum Tanah Dangkal Lanjutan..
Pembuatan Lubang Tanam Lubang 2x2x2 m Dibiarkan seminggu untuk perbaikan aerasi Bahan organik Lubang kecil untuk taman bibit
Hidrologi - Terdapat “Sumur Luber”
Tabel 2. Hasil analisis kualitas air Kampus Institut Teknologi Sumatera - Air yang tercemar ringan dengan faktor pembatas pH air rendah, disebabkan sampah dan dekomposisi bahan organik - Dimanfaakan untuk rekreasi air, budidaya ikan, peternakan, dan mengairi pertanaman. No. Lokasi Sampel Nilai Indeks Pencemaran (IP) Tingkat Ketercemaran 1 Sumber air dekat pintu gerbang Kota Baru 22,623 Cemar ringan 2 Sumber air dekat pintu gerbang Kampus Itera 2,956 Cemar ringan 3Sumur Luber 1,874 Cemar ringan Sumber: Tim FP Unila 2015
Vegetasi - Tanaman Karet - Tanaman Singkong - Tanaman karet banyak yang terserang hama dan penyakit Pemanfaatan tanaman karet sebagai ciri khas kampus
Tahap Konsep dan Desain
Konsep Dasar Kampus Itera dikembangkan dengan konsep smart and friendly forest campuss. smart Memaksimalkan potensi lingkungan tropis di Indonesia friendly Kampus Itera terbuka kepada masyarakat dan menjaga keasrian alam dituangkan dalam konsep forest campuss forest campuss Kampus Itera mendukung terwujudnya kampus yang hijau, segar, alami, dan sangat menyehatkan jiwa dan raga
Konsep Ruang Perencanaan ruang berdasarkan masterplan yang akan dikembangkan oleh Kampus Itera adalah Area Penerimaan (22 ha); Cluster Fakultas dan Cluster Tahapan Persiapan Bersama (53 ha); Student and Campuss Center (14 ha); Asrama Mahasiswa, Hunian Dosen, dan Hunian Karyawan (44 ha); Kawasan Rektorat (5 ha); Kawasan Masjid (18 ha); Technopark dan Arboretum (34 ha); Pengolahan Sampah Terpadu (6 ha); Sarana Olah Raga (40 ha); dan Gedung Multi Fungsi (15 ha).
Konsep Sirkulasi Sirkulasi dirancang untuk memfasilitasi pergerakan yang menjangkau seluruh kampus, menghubungkan antar-cluster, dan disesuaikan dengan bentuk topografi. Jalur sirkulasi pada Kampus Itera direncanakan untuk kendaraan dan pejalan kaki yang dirancang dalam satu wilayah. Sirkulasi memotong ruang Area Penerimaan Sirkulasi melalui ruang Rektorat dan Custer Fakultas
Ilustrasi sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki Kampus Itera (Departemen Pekerjaan Umum, 2008)
Konsep Tata Hijau Konsep sesuai dengan kondisi alam Vegetasi dirancang sesuai kondisi alam daerah dan melestarikan flora dan fauna khas Pulau Sumatera Konsep sesuai dengan fungsinya Pemilihan tanaman mempertimbangkan fungsi, lokasi, dan karakter tanaman sesuai dengan bangunan, yang dapat memberikan ciri khas Konsep free- maintenance Pemilihan tanaman yang “bebas” perawatan Konsep tata hijau yang direncanakan pada Kampus Itera mempertimbangkan tiga hal, yaitu
Tata Hijau Area Penerimaan -Dirancang variasi tajuk yang indah dan warna bunga cerah -Pola tanam distribusi dan Hirarki Palem Sadeng (Livistona rotundifolia), Bungur (Lagerstroemia floribunda), Dadap Merah (Erythrina fusca), Trembesi (Samanea saman), Bunga Kanna (Canna varigata), dan Bawang Brojol (Zephyranthes sp.)
Tata Hijau Cluster Tahapan Persiapan Bersama (TPB) dan Cluster Fakultas - Suasana yang dikehendaki adalah suasana teduh, tenang, dan segar - Pola tanam distribusi dan Hirarki Ketapang (Terminalia catappa), Bungur (Lagerstroemia floribunda), Angsana (Pterocarpus indicus), Pinang (Areca catechu), dan Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea)
Tata Hijau Student and Campuss Center - Suasana yang dikehendaki adalah meriah, indah, segar, dan dinamis - Pola tanam distribusi dan Hirarki Flamboyan (Delonix regia), Kirai Payung (Filicium decipiens), Daun Kupu-Kupu (Bauhinia purpurea), dan Bungur (Lagerstroemia floribunda)
Tata Hijau Asrama Mahasiswa, Hunian Dosen, dan Karyawan - Suasana yang dikehendaki adalah suasana tenang, teduh, aman, dan intim - Pola tanam distribusi dan Hirarki Mangga (Mangifera indica), Rambutan (Nephelium lappaceum), Sawo Manila (Manilkara zapota), Jambu Air (Syzygium aqueum), Matoa (Pometia pinata), Ketapang (Terminalia catappa), Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia), Pucuk Merah (Zyzygium campanulatum), dan Bambu Kuning (Bambusa vulgaris)
Tata Hijau Rektorat - Suasana yang dikehendaki adalah suasana formal - Pola tanam distribusi dan Hirarki Pinus (Pinus merkusii), Flamboyan (Delonix regia), Pinang (Areca catechu), dan Bunga Soka (Ixora stricata)
Tata Hijau Sarana Olah Raga - Suasana yang di kehendaki adalah santai, dinamis dan segar -Pola tanam distribusi dan Hirarki Pinus (Pinus merkusii), Trembesi (Samanea saman), Dadap Merah (Erythrina fusca), dan Bungur (Lagerstroemia floribunda)
Tata Hijau Gedung Multi Fungsi - Suasana yang dikehendaki adalah formal dan megah -Pola tanam distribusi dan Hirarki Kaliandra (Calliandra haematocephala), Ketapang Kencana (Terminalia mantaly), Damar (Agathis dammara), dan Palem Raja (Oreodoxa regia)
Tata Hijau Masjid -Suasana Timur Tengah, nyaman, dan kesan keislaman -Pola tanam distribusi dan Hirarki Pakis Haji (Alsophila glauca), Kurma (Iphoenix bactylifera), Palem Abu-abu (Bsimarckia nobilis), Beringin (Ficus benyamina), Ketapang (Terminalia mantaly), dan Bunga Bawang Brojol (Zephyranthes sp.)
Tata Hijau Technopark dan Aboretum - Konsep yang diterapkan adalah lokasi untuk hasil penelitian, kebun koleksi dan konservasi - Pola tanam distribusi dan Hirarki Cempaka (Michelia champaca), Durian (Durio zibethinus), Kenanga (Cananga odorata), Andalas (Morus macroura), Nibung (Oncosperma tigillariumi), Duku (Lansium domesticum), Manggis (Garcinia Mangostana), dan Sungkai (Peronema canescens)
Tata Hijau Pusat Pengolahan Sampah Terpadu - Suasana yang dikehendaki adalah nyaman dan dapat menetralisir bau tidak sedap - Pola tanam distribusi dan Hirarki Kemuning (Muraya paniculata), Cempaka (Michelia champaca), Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia), dan Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
Tata Hijau Jalan -Suasana yang dikehendaki adalah berfungsi sebagai pengarah, peneduh, dan pemberi kesan estetik - Pola tanam linier Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Akasia (Acacia longifolia), Bungur (Lagerstroemia floribunda), Flamboyan (Delonix regia), Palem Raja (Oerodoxa regia), Pinang (Areca catechu), Palem Sadeng (Livistona rotundifolia), Bunga Kanna (Canna varigata), Pisang Hias (Heliconia sp.), dan Sutra Bombay (Portulaca sp.)
Tata Hijau Parkir -Tanaman dapat melindungi dari panas matahari - Penataan tanaman berkelompok berdasarkan jenis, untuk membentuk tema - Pola tanam distribusi Trembesi (Samanea saman), Saga (Adenanthera povoniana), Akasia (Acacia longifolia), Flamboyan (Delonix regia), Kiara Payung (Filicium decipiens), Bungur (Lagerstroemia floribunda), Flamboyan (Delonix regia), Ketapang (Terminalia catappa), dan Maghoni (Switenia mahagoni)
Potensi biofisik Kampus Institut Teknologi Sumatera adalah memiliki lahan seluas 285 ha dan topografi beragam dengan kelas lereng I (0–5%) seluas 129 ha, kelas lereng II (5–8%) seluas 132,5 ha, serta kelas lereng III (>8%) seluas 21,5 ha; sedangkan kendala biofisiknya adalah kondisi tanah bersolum dangkal dan drainase terhambat. Lanskap Kampus Insitut Teknologi Sumatera ditata dengan pembagian zona; sirkulasi ditata untuk memfasilitasi pergerakan yang menjangkau seluruh area kampus, menghubungkan antarzona, dan menyesuaikan dengan kondisi topografi; dan tata hijau disusun berdasarkan kebutuhan untuk fungsi ekologis, estetika, dan berkarakter free-maintenance, tanaman yang dipilih antara lain adalah Pohon Damar (Agathis dammara), Manggis (Garcinia Mangostana), dan Sungkai (Peronema canescens). KESIMPULAN
SARAN Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan perancangan lanskap lebih detail dengan Detail Engineering Design (DED). Pada penelitian ini, baru pada tahap pertimbangan fungsi dan kesesuaian tanaman. Fungsi tanaman lanskap terdiri dari fungsi ekologis, arsitektural, dan estetika; sedangkan kesesuaian tanaman terdiri dari kesesuaian fisik dan argonomis.
Terima Kasih