Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Satryo Soemantri Brodjonegoro Pemikiran Pengembangan IPTEKS ke Depan dan Antisipasinya Dalam Pendidikan IPTEKS Indonesia.
Advertisements

PRESS CONFERENCE Januari 2013
Referensi : Mudrajat Kuncoro, Manajemen Strategi
PRINSIP NATIONAL TREATMENT (KASUS MOBIL NASIONAL INDONESIA)
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
Lingkungan ?? Lingkungan sendiri dapat diartikan sebagai keseluruhan faktor-faktor luar / eksternal yang dapat mempengaruhi individu, organisasi, masyarakat.
TERMINOLOGI Apa yang dimaksud dengan 1. MANAGEMENT ENERGY :
MASA DEPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA TERBARUKAN DI INDONESIA
Strategi dan Analisis Persaingan
Desentralisasi Fiskal, Struktur Anggaran dan Indikator Makro Daerah
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERTEMUAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN RKP 2013 Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala.
SURVEY DAN PEMBANGUNAN DATA BERBASIS GIS UNTUK PERENCANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BBM DAN KEGIATAN USAHA PENGANGKUTAN GAS BUMI MELALUI PIPA BPH.
RAPAT : RENCANA KEGIATAN PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT 2017
Deputi Bidang Pengembangan Regional
PROSPEK INDUSTRI MIGAS INDONESIA
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
Perdagangan Internasional
MANFAAT INVESTASI DAN KENDALA DALAM INVESTASI
KEBIJAKAN PERDAGANGAN DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG DAN MAJU
DUKUNGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INDUSTRI
PENJELASAN SEKRETARIS KKIP TENTANG AGENDA DAN MEKANISME SIDANG
GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
RENCANA PEMBIAYAAN.
MODEL KEMITRAAN JAGUNG DAN KEDELAI DIPROVINSI SULAWESI TENGAH
HUKUM INVESTASI DAN PASAR MODAL
Arah Kebijakan Persusuan
Pembangunan Ekonomi Daerah
PEREKONOMIAN INDONESIA
FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI)
PENJELASAN SEKRETARIS KKIP TENTANG AGENDA DAN MEKANISME SIDANG
Disampaikan oleh Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
Arah Kebijakan Persusuan
Aspek Teknis dan Teknologi Informasi
Arah Kebijakan Persusuan
INDUSTRI SEPEDA.
ANALISIS PRODUKSI.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Rapat Panitia Anggaran DPR RI Tentang Asumsi Makro APBN 2009 dan RAPBN 2010 Bank Indonesia Jakarta, 1 Juni 2009.
Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Sektor Industri
APBN dan Pembangunan di Indonesia
JENIS, BENTUK KEMITRAAN DALAM KEWIRAUSAHAAN
PERAN PELAKU EKONOMI DALAM KEGIATAN EKONOMI
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN USAHA UKM ( Studi Kasus, “ Jurnal Koperasi dan UKM”, ) mustikalukmanarief.
Peran Pelaku Ekonomi dalam Perekonomian Indonesia
Arah Kebijakan Persusuan
TERMINOLOGI adalah suatu proses ilmu dibidang energi untuk
MANAJEMEN DAN BISNIS Lingkungan Bisnis Pertemuan 10 1.
T.Henny febriana Harumy S.Kom.,M.Kom.,M.Si
PEMANFAATAN LNG UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK KOTA SEMARANG
DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NON LOGAM
STRATEGI LOKASI & MANUSIA-SISTEM KERJA
EKSPOR IMPOR.
KONVERSI ENERGI UNTUK KESEJAHTERAAN MASA DEPAN NEGERI
PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
Pajak Penghasilan Pasal 22 “PPh Pasal 22”
Penyusunan Kegiatan dan Anggaran Tahun 2019
DEFISIT PERDAGANGAN DI INDONESIA
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 13 Maret 2014
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 35 TAHUN 2018
Kesesuaian Program PLTSa Dengan Jakstanas
ISU LOKAL DAN GLOBAL OLEH YUDO SISWANTO ASEAN ECO SCHOOL MANDIRI
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
Konsep Bisnis & Sistem Ekonomi
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
STUDI KELAYAKAN PROYEK
The Gateway to entire Business
RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA / RAD GRK KABUPATEN CILACAP Cilacap 5, Maret 2011.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Transcript presentasi:

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Program Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Nasional Berbasis Baterei Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

Visi Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Lingkungan Emisi GRK dari BBM Transportasi: 127,881 Ggrams CO2e [24,71%, #2] Impor BBM: Rp 330 T [2017] Optimalisasi kapasitas listrik terpasang: 10%, Rp 25 T [2017] Potensi Indonesia menjadi bagian dari Global Supply Chain: Kendaraan Listrik berbasis baterei Ekonomi Ketahanan

Keputusan Rapat Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Nasional di DPR RI, tgl. 29 November 2018 Seluruh pemangku kepentingan; DPR RI, Pemerintah, BUMN, Universitas, Lembaga Penelitian, dan pelaku industri harus mendukung program kendaraan bermotor listrik Perpres yang akan diterbitkan oleh Pemerintah harus mengutamakan kepentingan nasional, Indonesia harus menjadi leader dalam program kendaraan bermotor listrik nasional. Skema insentif fiskal dan non fiskal yang menyeluruh dan memprioritaskan tidak hanya lokasi produksi tetapi juga TKDN yang terkandung di dalamnya komponen riset dan pengembangan dalam negeri. Kementerian dan BUMN harus menjadi pionir sebagai konsumen kendaraan bermotor listrik, hal ini akan didukung oleh APBN/APBD. Sinergi Lembaga Pendidikan dan pelaku industri, baik BUMN maupun Swasta, agar prototipe yang telah ada dapat dikembangkan dalam skala industri. Mendorong pengembangan inovasi melalui riset-riset yang dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tinggi, lembaga riset, dan individu

Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai [Battery Electric Vehicle | BEV] untuk Transportasi Jalan Perpres diusulkan hanya mengatur Kendaraan Bermotor berbasis Batere [Battery Electric Vehicle | BEV] Pertimbangan Utama Ketahanan Energi  mengurangi energi impor dan memanfaatkan energi domestik Lingkungan  menurunkan emisi Gas Rumah Kaca Peluang persaingan global  Indonesia memiliki bahan baku baterei Kemandirian dalam Industri Kendaraan Bermotor  Kendaraan Bermotor Listrik bermerek nasional

Kebijakan Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik untuk Tranportasi Jalan Percepatan penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik [instalasi catu daya listrik, fasilitas penukaran baterai] Insentif Fiskal dan non-Fiskal Industri Kendaraan Bermotor Listrik Bermerek Nasional Pola insentif yang mendukung merek nasional Pajak A% Pajak B% Pajak 0% Pajak C% Nasional CBU CKD IKD Komponen Insentif

Tingkat Kesiapan Industri KBL Merek Nasional 5 perguruan tinggi melakukan penelitian kendaraan listrik sejak tahun 2012 (UI, ITB, UGM, UNS, ITS) BPPT dan LIPI juga melakukan penelitian Dana dari pemerintah [Kemenristekdikti dan LPDP]: US$ 10 Juta Industri yang berkolaborasi: Pertamina, PINDAD, PLN, sejumlah industri swasta Status saat ini: prototipe & uji coba prototipe; Target produksi massal: 2020

Percepatan Produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Batere Diawali oleh pendirian pabrik material batere di Morowali, Sulawesi Tengah pada tanggal 11 Januari 2019 Mengundang investor pabrik batere untuk membangun pabrik di Indonesia; Mengundang investor pabrik sepeda motor listrik untuk membangun pabrik di Indonesia [nilai investasi untuk kapasitas produksi 120.000 unit per tahun Rp 750 miliar – Rp 1T] Mengundang investor pabrik mobil listrik untuk membangun pabrik di Indonesia [nilai investasi untuk kapasitas produksi 60.000 unit per tahun ~ Rp 5T]

Pabrik Material Energi Baru dari Nikel Laterit di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah Investor: Tsingshan Industrial, GEM, BRUNP Recycling, IMIP, Hanwa Co. Ltd. [Jepang] Total investasi: US$ 700 juta Bermitra dengan perusahaan dalam negeri Melakukan alih teknlogi dan riset Menyediakan 2.000 lapangan kerja Produksi US$ 800 juta/tahun Membangun rantai industri global sumberdaya nikel dari bahan energi baru  menghasilkan material batere nikel – kobalt  Bahan baku penyimpan energi berkualitas tinggi

Sepeda Motor Listrik Nasional Pengembangan kendaraan berbasis teknologi listrik dapat meningkatkan daya saing Bangsa Indonesia Produk riset universitas di Indonesia [ITS, ITB, UNS, UGM] Saat ini hampir semua Negara sedang mengembangkan kendaraan berbasis Teknologi Listrik. Menjadi karya unggulan dan mengangkat identitas Nasional Hal-hal yang diperlukan Insentif fiskal & nonfiskal yang mepertimbangkan TKDN, termasuk riset dan pengembangan di dalam negeri, kepemilikan HaKI di Indonesia Standarisasi bentuk dan tipe batere untuk Sepeda Motor Listrik Kebijakan alih subsidi yang mendukung energ terbarukan Karya Anak Bangsa Substitusi motor konvensional pertama di Indonesia Ramah lingkungan, tanpa asap knalpot Biaya operasi sangat rendah

Kesimpulan Indonesia harus dan siap untuk menjadi bagian rantai pasok global [Global Supply Chain] dalam industri Kendaraan Bermotor Listrik, khususnya yang berbasis baterei Penyelesaian dan pengundangan Peraturan Presiden tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai [Battery Electric Vehicle | BEV] untuk Transportasi Jalan sebagai dasar hukum untuk mengundang investor internasional dan mendorong industri dan inovasi nasional Meyakinkan pelaku industri otomotif yang sudah tumbuh di Indonesia untuk selanjutnya tumbuh bersama dengan industri baru Kendaraan Bermotor Listrik Nasional Keberpihakan pemerintah, industri, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang subur bagi Kendaraan Bermotor Listrik Nasional

Pola insentif untuk KBL Baterei

Percepatan Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik [Instalasi Catu Daya Listrik, Fasilitas Penukaran Baterai] Infrastruktur SPLU dilokasi: Stasiun pengisian bahan bakar umum [SPBU] Stasiun pengisian bahan bakar gas [SPBG] Kantor pemerintah pusat dan daerah Tempat perbelanjaan Tempat parkir umum di pinggir jalan raya Infrastruktur instalasi listrik privat berlokasi di: Hunian/perumahan

Industri Kendaraan Bermotor Listrik Bermerek Nasional Kendaraan Bermotor Listrik Roda 2 dan 3 Minimal TKDN 60% (2019) Target TKDN 80% (2025) Kendaraan Bermotor Listrik Roda 4 atau lebih Minimal TKDN 40% (2019) Target TKDN 80% (2025) Komposisi saham > 51% dimiliki oleh pemegang saham indonesia Melakukan litbang, desain dan inovasi industri kendaraan bermotor listrik di dalam negeri Didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan beroperasi di wilayah NKRI

Insentif Fiskal dan Non – Fiskal Insentif diberikan kepada Produsen KBL Bermerek Nasional Produsen Komponen di dalam negeri Litbang, inovasi teknologi dan vokasi industry Penggunaan komponen produksi dalam negeri Penyewaan baterai swap (battery swap) sepeda motor Pengelola limbah baterai atau moda penyimpan energy listrik Penyedia SPLU Pengguna Kendaraan Bermotor Listrik (perorangan/masyarakat)

Insentif Fiskal Fasilitas Bea Masuk IKD dan CKD Fasilitas pajak penjualan barang mewah Fasilitas pembebasan/pengurangan pajak Penangguhan bea masuk dalam rangka ekspor Fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah [BMDTP] importasi bahan baku dan/atau bahan penolong yang digunakan dalam rangka proses produksi Fasilitas pembuatan peralatan SPLU Bantuan kredit modal kerja Fasilitas pembiayaan ekspor Fasilitas lainnya

Insentif Non – Fiskal Pengecualian dari pembatasan penggunaan jalan tertentu Pembebasan pungutan parkir Kendaraan Bermotor Listrik Keringanan biaya pengisian listrik di SPLU Dukungan pembiayaan pembangunan infrastruktur SPLU Sertifikasi kompetensi profesi bagi sumber daya manusia industry KBL Pelimpahan hak produksi atas teknologi Pembinaan keamanan dan/atau pengamanan kegiatan operasional Sertifikasi produk dan/atau standar teknis Fasilitas lainnya

Dasar Pemikiran Pengembangan Industri Kendaraan Bermotor Listrik Nasional

Mengapa Kendaraan Listrik? Diversifikasi sumber energi  energi listrik dapat diperoleh dari berbagai sumber energi pembangkit Biaya operasi lebih murah  Rp 457/km vs. Rp 718,7 – 876,8/km mobil biasa Efisiensi paling tinggi  80% vs. 35 – 40% mobil biasa Emisi CO2 rendah  50 mg CO2/km vs. 100 – 150 mg CO2/km Diversifikasi Sumber Energi Perbandingan Biaya Operasi, Emisi, dan Efisiensi [Kemenristekdikti]

Perbandingan Biaya Energi per Km Rp/km Mobil Konvensional Mobil Hybrid Mobil Listrik

Transformasi Energi Impor yang Mahal Menuju Energi Domestik yang Murah Dampak sistemik impor BBM terhadap perekonomian indonesia Mendorong penggunaan dan pengembangan industri kendaraan listrik nasional harus dilihat dalam konteks energy security termasuk transformasi energi dari penggunaan BBM [impor] ke listrik [domestik] dan pengelolaan subsidi BBM Optimalisasi pemanfaatan tenaga listrik nasional

Potensi penghe-matan: Simulasi Cost – Benefit Analysis Implementasi Mobil Listrik di Indonesia Potensi penghe-matan: Rp 798 T

Baterei Kendaraan Listrik adalah Faktor Utama, dan Indonesia Bisa Menjadi Pemain Utama Batere Lithium 25% – 40% dari biaya total Kendaraan Listrik 48% – 60% komponen Batere Lithium berasal dari Nikel Nikel Indonesia menjadi komoditi yang sangat strategis untuk dikembangkan Batere Lithium memiliki energy density terbesar dibandingkan tipe batere yang lain Perkembangan Batere Lithium: kandungan Nikel semakin besar dan Kobalt semakin kecil

Logam untuk Baterei Kendaraan Listrik Lithium adalah unsur logam yang selalu ada dalam batere. Lokasi potensial: Daerah Tikus, Bangka – Belitung, Hatapang, Pegunungan Tiga Puluh, Aceh dan Sumatera. Perlu dilakukan survei lebih terinci Logam lain yang sangat penting adalah Nikel dan Kobalt; sementara Mangan dapat menggantikan Nikel Kobalt banyak terdapat dalam endapan limonit [endapan laterit Nikel bagian atas] yang saat ini diekspor Dalam bentuk logam, cadangan Nikel saat ini 62 juta ton dan Kobalt 1 juta ton. Sumberdaya Nikel: 3 miliar ton dan Kobalt 480 juta ton Saat ini Indonesia hanya memasok bahan baku [Nikel dan Kobalt] untuk industri negara lain dalam bentuk bijih dan nickel matte Pemerintah agar menghentikan ekspor bijih nikel, dan mengembangkan batere menggunakan Nikel dan Kobalt yang tersedia

Sumberdaya Nikel Indonesia dalam Rantai Pasok Global

Kebijakan Penghentian Pengoperasian Kendaraan Bermotor Berbahan Bakar Fosil Negara Tahun mulai Netherlands 2025 Norway Germany 2030 India Sweden France 2040 UK

Hasil Riset Kendaraan Listrik [2014 – 2015] Perguruan Tinggi Anggaran 2014/2015 [Rp] Capaian Unggulan ITS 19,595,879,747 Motor Listrik (Axial 3-5 kW) dan Sistem Kontrol (Inverter) UGM 17,336,081,261 Teknologi Daur Ulang Batere Lithium ITB 18,506,074,663 Motor Listrik BLDC (30-70 kW) dan Sistem Kontrol (Inverter) UNS 17,079,973,958 Batere LiFePO4 UI 13,735,410,156 Motor Listrik BLDC (25 kW) dan Power Inverter Jumlah Rp 86,253,419,785