PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) Kardiawarman Konsultan pada Setditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Gedung D, lantai.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
Advertisements

TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM BENTUK KOMPETENSI
Content PROBLEM BASED LEARNING PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Programme for International Students Assessment
“Good thinking”: apa dan bagaimana?
PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN
MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI SISWA MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN BELAJAR TENTANG BAGAIMANA CARA BELAJAR.
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
3 Model Pembelajaran yang Sesuai untuk Kurikulum 2013
Sejarah Pemikiran Sains
Science Learning: From Nature of Science to Literacy Science
Pelatihan Pendampingan Kurikulum 2013
Landasan Kurikulum 2013 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan.
Kebijakan Implementasi
1 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM SD Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd
KURIKULUM 2013 (Kompetensi, Materi, Pembelajaran, dan Penilaian)
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN DAN GURU KELAS
Disampaikan oleh Asep Nursobah
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
KURIKULUM 2013 DAN PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN KONSELING
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING)
International Competitions and Assessments for Schools
Keterampilan Bertanya Lanjut
MATERI AKADEMIK PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI 2013
TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN
Pengembangan Soal HOTS
Pembelajaran saintifik Implementasi Kurikulum 2013
RiTA RAHMANIATI, M.Pd DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
STRUKTUR KURIKULUM 2013 Pendekatan Saintifik.
BIMBINGAN TEKNIS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIASI
FRAMEWORK DALAM MENILAI HOT
KOMPETENSI DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Penilaian untuk pembelajaran Abad 21
ILMU PENDIDIKAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KURIKULUM 2013 Team Pengembang Kurikulum SMA61.
PENGEMBANGAN RPP Implementasi Kurikulum
ANALISIS KURIKULUM 2013 JENJANG SMP
MENGENAL MODEL PEMBELAJARAN
1. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) Mengintergrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) didalam pembelajaran. Terutama 5 karakter, yaitu: religius,
Model project based learning
Penggunaan Tabel Taksonomi Pendidikan
HOTS Pengembangan METODOLOGI PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT-BASED LEARNING)
Pembelajaran saintifik Implementasi Kurikulum 2013
STRUKTUR BUKU GURU PPT – 3.2.
Teori belajar teori taksonomi bloom
PROSES PEMBELAJARAN Implementasi Kurikulum
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
Basor suhada PPPPTK IPA – BANDUNG 2007
YAYA SUNARYA PPB FIP UPI
Permasalahan sehari-hari:
Pengembangan Soal HOTS
Disampaikan oleh Asep Nursobah
HOTS Pengembangan METODOLOGI PEMBELAJARAN
HOTS Pengembangan INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
HOTS (Higher Order Thinking Skills)
HOTS Pengembangan METODOLOGI PEMBELAJARAN
Pontianak, 6 Juli  Permendikbud No. 59/2014 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA (Struktur Kurikulum dan Kompetensi dasar) yang telah diubah menjadi Permendikbud.
* Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia KURIKULUM 2013 (Kompetensi,
SOAL-SOAL HOTS HIGHER ORDER THINKING SKILL. Pelajarilah bahan bacaan “Taksonomi Bloom” dan berlatihlah terus merumuskan pertanyaan tingkat tinggi sesuai.
9/27/2019 RPP BERBASIS LITERASI, HOTS, KARAKTER ?.
PENDALAMAN MATERI PEMBELAJARAN PESERTA TUNANETRA
Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS Kegiatan B2 Waktu: 8 JP Bimbingan Teknis Narasumber/IN/GI.
Mengapa, Apa, dan Bagaimana?. Mengapa asesmen di Indonesia diarahkan ke model asesmen High Order Thinking Skills (HOTS)?  Latar Belakang 1. Hasil Tes.
Transcript presentasi:

PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) Kardiawarman Konsultan pada Setditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Gedung D, lantai 16-Komplek Kemdikbud, Jl. Pintu Satu, Senayan- Jakarta Disajikan dalam SEMINAR NASIONAL FISIKA IV (SiNaFi IV) 2018 DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA “Membangun Kemandirian dan Daya Saing Bangsa melalui Pendidikan dan Penelitian Fisika”

Hasil Penelitian yg dilaksanakan oleh Kardiawarman dan Jumran Waris*) menunjukan bahwa kandungan soal-soal HOTS dalam Instrumen penilaian hasil belajar UN SMP 2015 jauh lebih sedikit (IPA = 12,5 %, Mat: 10 %) dibandingkan dengan kandungan soal-soal HOTS dalam Instrumen Penilaian PISA (IPA = 93 %, Mat: 84 %). *)Kardiawarman dan Jumran Waris, Berfikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking) dan Berfikir Kritis (Critical Thinking) dalam Penilaian Hasil Belajar Kurikulum 2013 dengan Penilaian Hasil Belajar oleh Organisasi Internasional OECD/PISA dan IEA/TIMSS, Laporan Penelitian Pelibatan Publik, Balitbang-Kembdikbud, 2016.

Pada dasarnya HOTS adalah bagian atas dari taksonomi Bloom, yaitu Analisa (C4) Evaluasi (C5), dan Sintesa atau Mencipta (C6). Sedangkan bagian bawahnya adalah Lower Order Thinking Skill (LOTS) Apakah HOTS

HOTS LOTS

HOTS  Higher-order thinking, known as higher order thinking skills (HOTS), is a concept of education reform based on learning taxonomies (such as Bloom's Taxonomy).  In Bloom's taxonomy, for example, skills involving analysis, evaluation and synthesis (creation of new knowledge) are thought to be of a higher order, requiring different learning and teaching methods than the learning of facts and concepts  Higher order thinking involves the learning of complex judgemental skills such as critical thinking and problem solving

HOTS  Keterampilan berfikir tingkat tinggi (KBTT) atau HOTS adalah sebuah konsep reformasi pendidikan yang didasarkan pada taksonomi belajar (seperti Taksonomi Bloom).  Dalam Taksonomi Bloom, misalnya, keterampilan yang melibatkan analisis, evaluasi, dan sistesa (menciptakan pengetahuan baru) dianggap sebagai berfikir tingkat tinggi yang memerlukan metoda pembelajaran dan pengajaran yang berbeda dari pada belajar fakta-fakta dan konsep-konsep  HOT melibatkan pembelajaran tentang keterampilan pengambilan keputusan yang komplek seperti berfikir kritis (critical thinking) dan penyelesaian masalah (problem solving)

DIMENSI PENGETAHUAN (Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang SKL Dikdasmen) METAKOGNITIF PROSEDURAL KONSEPTUAL FAKTUAL C1 MENGINGAT C2 MEMAHAMI C3 MENGAPLIKASIK AN C4 MENGANALIS IS C5 MENGEVALUA SI C6 MENCIPTA DIMENSI PROSES BERFIKIR Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

DIMENSI PENGETAHUAN (Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang SKLDikdasmen) METAKOGNITIF PROSEDURAL KONSEPTUAL FAKTUAL C1 MENGINGAT C2 MEMAHAMI C3 MENGAPLIKASIKAN C4 MENGANALISIS C5 MENGEVALUASI C6 MENCIPTA DIMENSI PROSES BERFIKIR Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

PEMBELAJARAN HOTS UNTUK ENEGI POTENSIAL PEGAS. Nom (gram)∆X (cm) 1 2 dst Nom (gram)∆X (cm)F = m.g (dyne) 1 2 dst

Nom (gram)∆X (cm)∆X 2 F = m.g (dyne)½ ∆X.F = Ep (erg) 1 2 dst

Kemudian buat grafik Ep vs ∆X dan Ep vs ∆X 2. Bandingkan kedua grafik tsb. Apakah Ep sebanding dengan ∆X atau ∆X 2 ? Koefisien arah grafik Ep vs ∆X 2 adalah ½ ∆X.F/∆X 2 = c. Jadi c = Tan  = Ep/  x 2 = [( ½ )F.  x]/  x 2 = ( ½ )F/  x. sedangkan F/  x = k. Jadi c = (1 ½ ) k. Dengan demikian Ep = ½ k.  x 2

Nah dari urutan pembelajaran tersebut, dimana HOTS nya? Jawabnya adalah sbb: 1.Ketika siswa sudah mendapatkan tabel m dan  x, guru harus bertanya: bagaimana nilai  x ketika m makin besar? (Jawab: membesar). Pertanyaan ini melatih siswa menganalisa data (C4) secara faktual. 2.Kemudian ketika siswa selesai membuat grafik F vs  x, guru harus bertanya: Bagaimana bentuk grafik F vs  x? (Jawab: lurus). Apa artinya? (Artinya F sebanding dengan  x. Pertanyaan ini melatih siswa menganalisa data (C4) secara konseptual dan mulai melatih menarik kesimpulan (C5) Faktual. 3.Ketika siswa selesai menambah kolom ½  x. F dan kolom  x 2 ke dalam tabel, guru harus bertanya: Bagaimana nilai ½  x. F dalam tabel ketika  x atau  x 2 makin besar? (Jawab: makin besar pula). Pertanyaan ini melatih siswa menganalisa data (C4) Prosedural dan Metakognitif. 4.Ketika siswa sudah selesai menghitung koefisien grafik Ep vs  x 2, guru harus bertanya: Apa kesimpulan kalian terkait nilai Ep pegas vs  x 2 ? (Jawab: Ep = ½ k.  x 2. Pertanyaan ini melatih siswa menarik kesimpulan (C5) Konseptual. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus diajukan sesuai dengan uruten pembelajaran.

TRIK MEMBUAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI HOTS Konsep FisikaAnalisa data (C4)Evaluasi (C5)Mencipta/sintesa (C6) Ep = ½ k.  x 2 Baca tabel data  x,  x 2, F, Ep. Menarik kesimpulan dari grafik Ep vs  x 2 Menarik kesimpulan dari grafik Ep vs  x 2 dari eksperimen yang melampui batas elastisitas 1/f = 1/s + 1/s’ untuk lensa (+) Baca tabel data 1/s dan 1/s’ Menarik kesimpulan dari grafik 1/s’ vs 1/s. Lakukan untuk lensa (-) Y = f (x) Baca nilai y vs x dalam tabel data Simpulkan fungsi y vs x Lakukan eksperimen untuk nilai x yg sangat besar atau sangat kecil. Y = f (x 2 ) Baca nilai y vs x, x 2 dalam tabel Menarik kesimpulan dari grafik y vs x 2 Lakukan eksperimen untuk nilai x yg sangat besar atau sangat kecil Y = a e bx Baca nilai y sebagai fungsi x, dan e x Menarik kesimpulan dari grafik y vs e x Lakukan eksperimen untuk nilai x yg sangat besar atau sangat kecil dst