RAHASIA HIDUPNYA KEHIDUPAN SERIAL KITAB IGHATSAU AL-LAHFAN MIN MASHOYIDI ASY-SYAITHON
Modal Segala Kebaikan
CIRI-CIRI HIDUP Bergerak Memerlukan Makanan Tumbuh Iritabilitas Berkembang Biak Ruhani Jasmani
Hidup akan melahirkan kekuatan; kekuatan pendengaran, penglihatan, malu, 'iffah (menahan diri dari yang diharamkan), lainnya. Juga ia akan melahirkan kecintaan pada kebaikan dan bkeberanian, kesabaran dan segenap akhlak mulia enci keburukan. Allah menghimpun dua dasar fundamental: Kehidupan dan cahaya Al-An’am:122. Dan apakah orang yang sudah mati Kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali- kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang Telah mereka kerjakan.
Hati yang mengidap penyakit syahwat, karena ke- lemahannya ia condong pada apa yang disodorkan padanya, dan itu tergantung stadium penyakit yang dideritanya. Hati yang sehat dan hidup secara naluriah akan lari dan membenci jika disodorkan padanya berbagai keburukan, ia tidak akan menoleh sedikit pun padanya. Ibnu Qoyyim menyampaikan:
RASULULLAH SAW BERSABDA عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مَثَلَ مَا بَعَثَنِيَ اللَّهُ بِهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ مِنْهَا طَائِفَةٌ طَيِّبَةٌ قَبِلَتْ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتْ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتْ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا مِنْهَا وَسَقَوْا وَرَعَوْا وَأَصَابَ طَائِفَةً مِنْهَا أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ بِمَا بَعَثَنِيَ اللَّهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ
Jika cahaya dan sinar hati kuat maka terbukalah baginya pengetahu-an dan hakikatnya. Tampaklah baginya kebaikan sebagai kebaikan, ka-rena cahayanya lalu ia mengedepankannya dalam kehidupan. Demikian pula dengan keburukan, ia akan tampak buruk baginya. Asy-Syuura:52. Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Ibnu Qoyyim menyampaikan:
Dari ayat di atas ; Dia menghimpunkan antara ruh yang menghasilkan kehidupan dengan cahaya yang menghasilkan sinar dan pancaran Al-Qur'an yang Dia turunkan kepada Rasul-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam mengandung dua hal: Ruh yang dengannya hati menjadi hidup dan cahaya yang dengannya didapatkan penerangan dan pancaran, Ibnu Qoyyim menyampaikan:
AIR DAN API 17. Allah Telah menurunkan air (hujan) dari langit, Maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, Maka arus itu membawa buih yang mengambang. dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, Maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan
Allah mengumpamakan wahyu-Nya dengan air karena dengannya didapatkan kehidupan dan dengan api karena dengannya didapatkan ca- haya dan pancaran. Allah mengabarkan bahwa air mengalir di lembah-lembah sesuai ukurannya. Lembah luas akan menampung air yang ba-nyak dan lembah sempit hanya menampung air yang sedikit pula. Allah mengumpamakan apa yang dikandung hati dari berbagai syubhat dan syahwat karena kerancuannya menyikapi wahyu dengan buih yang dibawa oleh air, Ibnu Qoyyim menyampaikan:
. Allah mengabarkan bahwa kehidupan kita hanyalah dengan meme-nuhi apa yang diserukan oleh Allah dan Rasul-Nya, baik berupa ilmu maupun iman. Dari sini diketahui, mati dan binasanya hati adalah de-ngan hilangnya hal tersebut Sungguh sangat tepat apa yang diungkapkan seorang penyair, وفي الجهل, قبل الموت, موت لأهله, "Dan dalam kebodohan, sebelum kematian adalah kematian bagi pemiliknya. وأجسامهم, قبل قبور قبورا Jasad-jasad mereka, sebelum kuburan adalah kuburan. وأرواحهم, في وحشة, من جسومهم وليس لهم حتي النشور نشور Ruh-ruh mereka berada dalam kebuasan tubuh-tubuh mereka dan mereka tidak memiliki kebangkitan, meskipun pada saat Hari Kebangkitan."
HAKIKAT HIDUP DAN KEHIDUPAN Sebab kehidupan segenap ruh dan hati adalah dengan wahyu itu dan kehidupan yang baik inilah kehidupan yang diberikan Allah secara khusus kepada orang yang mau menerima wahyu-Nya, serta mengamal-kannya. Allah menjelaskan bahwa kebaikan yang dilakukan orang yang ber-buat baik itu sungguh akan membahagiakannya, baik di dunia maupun di akhirat.
125. Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya[503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. 22. Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka Kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang Telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
WALLAHU A’LAMU BISH-SHAWAAB