PENDEKATAN SURVEI TANAH PARAMETRIK DAN PEDAGOGIK Ari Dwi Panji Listyan Fadila Nikita Theresia Risma Meidiana Rizky Ricardo
SURVEI TANAH Survei tanah merupakan suatu kegiatan inventarisasi sumberdaya tanah di suatu wilayah tertentu. Survei tanah juga disebut sebagai kegiatan penelitian tanah di lapangan yang menggolongkan atau mengkelaskan tanah tersebut kedalam klasifikasi tanah tertentu, dan menggambarkan penyebarannya kedalam bentuk peta (Ismangun, 1990). Survei tanah bertujuan untuk mengelompokkan tanah-tanah dalam satu klasifikasi tanah yang sama sehingga dapat dengan mudah ditentukan penggunaan lahan yang tepat terhadap tanah tersebut.
PENDEKATAN SURVEI TANAH Pengamatan terhadap Profil Tanah Pemboran Minipit
Pengamatan Profil Tanah Pengamatan pada profil tanah tidak dapat dilakukan pada kondisi tanah yang tergenang oleh air atau muka air tanah dangkal, tekstur tanah terlalu kasar, serta adanya gambut dalam kondisi belum matang atau belum benar-benar menjadi gambut Pengamatan Profil Tanah di Pegayaman Tujuan untuk mengamati warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat fisik, kimia, dan biologi pada tanah, serta mineral- mineral yang terkandung dalam tanah.
Pemboran Pengamatan pada kondisi tanah namun dalam skala yang kecil, artinya tidak semua aspek pada tanah dapat diamati secara rinci, sebab tujuan dari pemboran untuk pengecekan kondisi tanah dalam rangka penentuan lokasi profil yang akan dibuat. Pemboran tanah di Pegayaman
Minipit Pengamatan pada kondisi tanah dengan ukuran kecil dan dangkal, tujuannya untuk mendapatkan data sifat-sifat morfologi horizon penciri (lapisan bawah) dan untuk mengetahui penyebaran variasi sifat-sifat tanah pada suatu daerah yang dipetakan. Tidak ada ketentuan ukuran minipit yang pasti, tetapi biasanya berukuran 0,5 x 0,5 x 0,5 meter yang memungkinkan pengamatan tanah dapat dilakukan dengan baik.
Langkah-Langkah Untuk Melakukan Survei Tanah Pemetaan Tanah, dengan pengamatan profil tanah, pemboran, dan minipit. Mengambil sampel atau contoh pada tanah yang telah diamati.
Contoh tanah yang diambil harus dapat mewakili satuan tanah, dalam melakukan pengambilan contoh tanah maka alat yang digunakan untuk mengambil sampel harus dibersihkan dan tidak boleh berkarat, seperti kantong plastik yang belum pernah digunakan. Pencatatan informasi secara umum Pencatatan waktu, lokasi tempat pengamatan dan pengambilan sampel, ketinggian tempat, dan koordinat.
Mengidentifikasikan secara detail hal-hal yang terkait tekstur tanah, warna tanah, struktur, Ph tanah, sifat fisika, sifat kimia, dan biologi tanah serta mineral yang terkandung pada tanah dengan alat-alat yang sudah disediakan. Warna TanahPh Tanah (Munsell Soil Chart)Kertas Lakmus
Tekstur Tanah Mengamati Tekstur Tanah Segitiga Miller
Langkah selanjutnya adalah penetapan klasifikasi tanah menggunakan sistem Klasifikasi Tanah Nasional (Subardja et al., 2014) sampai Macam Tanah, dan diberikan padanannya menurut sistem Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 2014) sampai tingkat subgrup. Data dan informasi yang didapat sudah lengkap maka selanjutnya pembuatan peta tanah, sebagai hasil dari survei tanah yang telah dilakukan di lapangan dengan tujuan melakukan pengelompokan tanah ke dalam satuan-satuan peta tanah yang mempunyai sifat yang sama.
Peta tanah sebagai salah satu Informasi Geospasial Tematik (IGT) disusun dari hasil kegiatan survei dan pemetaan tanah (soil survey and mapping), yaitu kegiatan penelitian di laboratorium dan lapangan untuk melakukan identifikasi, karakterisasi, dan evaluasi potensi sumberdaya lahan/tanah dan fisik lingkungannya di suatu wilayah, yang didukung oleh data hasil analisis laboratorium.
Pendekatan Parametrik Pendekatan yang mengevaluasi lahan menggunakan ukuran nilai seperti 100 untuk nilai maksimum dan 0 untuk nilai minimum. Pendekatan ini lebih dominan menggunakan numerik agar data yang dihasilkan berbentuk objektif dan tidak subyektif.
Tahapan yang dilakukan dalam pendekatan parametik adalah sebagai berikut: Mengelompokkan atau mengevaluasi sifat sifat tanah yang berbeda dan memberi nilai numeriknya menurut sifat tanah tersebut. Menggabungkan nilai – nilai numeriknya menggunakan hukum matematik dengan mempertimbangkan hubungan antara interaksi dan faktor – faktornya yang kemudian akan menghasilkan indeks penampil akhir. Indeks penampil akhir ini akan digunakan untuk penggolongan tanah berdasarkan nilainya.
Permasalahan dalan pendekatan ini ialah klasifikasi tanah hanya diperuntukkan untuk lahan tertentu, jadi tidak semua lahan bisa menggunakan pendekatan ini. Selain itu, sulitnya menentukan pernarikan batas – batas kelas serta memerlukan waktu yang lama untuk mengkuantifikasi sifat tanah. Untuk mengahasilkan peta juga menjadi lebih lambat, biayanya mahal, dan hanya untuk berlaku areal yang kecil saja. Karena informasinya berasal dari titik pengamatan, ketepatannya cenderung menurun untuk daerah antara dua titik pengamatan.
Pendekatan Survei Tanah Pedagogik Pedagogi menurut Wikipedia adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Hubungan dengan pendekatan survei tanah adalah bagaimana caranya seorang guru memberikan pengetahuan tentang survei tanah kepada siswa yang dia ajar. Strategi mengajarkan tentang survei tanah bisa dilakukan oleh seorang guru baik didalam kelas maupun diluar kelas. Seorang guru bisa menunjukan beberapa sample tanah hasil dari pengeboran tanah pada suatu daerah, lalu menjelaskannya kepada pada siswa.
Pembelajaran terhadap survei tanah paling memungkinkan di dalam ruangan hanya bisa menampilkan sample serta peta persebaran tanah tersebut dalam peta. Lebih luas lagi apabila diperbolehkan untuk keluar dari lingkungan sekolah, seorang guru bisa melakukan praktik langsung bersama para siswa untuk mengambil sample yang ada di daerah sekitar, lalu memetakannya secara sederhana.