Congestive Heart Failer (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah juga mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FIRST AID “Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa” Anchi PP KSR Dasar
Advertisements

Hipertensi (Darah Tinggi)
Nama Pasien : Ny. U Umur : 20 th Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
Ns. Hendria Putra, M.Kep, Sp.KMB
Ilustrasi Kasus Identitas Pasien Nama : Ny S Usia : 58 tahun
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
Diskusi Topik SESAK NAPAS & BATUK
DIFERENSIAL DIAGNOSIS SESAK NAFAS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
Kasus SBI.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “ Ny M “ DENGAN POST PARTUM HARI I DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD KABUPATEN WAJO TANGGAL 25 S/D 27 JULI 2011   Karya.
Sistem Kardiovaskular dan Gizi
DISKUSI TOPIK SESAK NAPAS DAN BATUK Ibu N, usia 37 tahun dirawat di rumah sakit karena sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Mulanya.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
NURSING CARE OF CARDIOGENIC SHOCK
Askep gangguan system kardiovaskuler Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
Ns. Yani Sofiani, M. Kep., SpMB
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU, BAYI DAN ANAK BALITA
Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)
RESPON FISIOLOGIS GANGGUAN FUNGSI JANTUNG
Anamnesa pemeriksaan fisik,merumuskan diagnosa dan maslah potensial,merencanakan asuhan mengimplementasi rencana asuhan tentang neonatus,bayi,balita,dan.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
RESPON FISIOLOGIS GANGGUAN FUNGSI JANTUNG
Pemeriksaan Fisik Sesuai Sistematika Tubuh
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
MENGETAHUI PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I II DAN III DALAM BIDANG SISTEM KARDIOVASKULER Aldilah alfi izlami ib
Prinsip perawatan pasien medik
PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA
Oleh:LOREN PUTRI SANDITA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
Nursing Care of CONGENITAL HEART DISEASE
LAPORAN PERKESMAS PADA KELUARGA Tn
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
PRISKILA APRILIA HAMBER
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
Asuhan Keperawatan Dengan Gagal Jantung ( CHF )
Posisi Fowler dan Semi Fowler By : Kelompok 2 / 2A.
PENGKAJIAN PADA BAYI BARU LAHIR, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
Disusun oleh: NOPIA NUR HAYATI
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
Hepatitis Virus Akut disertai Hernia Nukleus Pulposus
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
ASKEP COLITIS ULSERATIF
LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
Asuhan keperawatan angina pectoris
Askep klien VENTRIKEL SEPTAL DEFEK (VSD)
Cor pulmonale NOVITA HARDIANTY. Apa itu Cor Pulmonale? O Kor pulmonale didefenisikan sebagai suatu disfungsi dari ventrikel kanan yang dihubungkan dengan.
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
TRAUMA ABDOMEN.
PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan yang meliputi seluruh tubuh penderita, untuk menemukan berbagai tanda. Dilakukan secara sistematis dan berurutan. HERRI PROPHERTY.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PRE-POST APENDICTOMY OLEH: NS. CATTLEYA.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
FARMAKOTERAPI III “ Studi Kasus Tentang Asma Bronkial “ pada Anak dengan Penyelesaian Metode SOAP dan PAM Disusun Oleh : Nama : Nurul Rahmania Semester:
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
PRESENTASI KASUS CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) PEMBIMBING Dr. dr. I Gede Arinton, Sp. PD, KGEH, MKOM, MMR.
KONSEP PATOFISIOLOGI “C ONGESTIVE H EART F AILURE ” Disusun oleh: Kelompok 4 M. Ichwan Rijani M. Azhar Rifa’i M. Fahreza Ridhani Nahla Hayyatu Syifa Nanda.
Transcript presentasi:

Congestive Heart Failer (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah juga mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrient dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal. Gagal jantung (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologi berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan/kemampuan hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal.

Faktor Eksterna (dari luar jantung) : hipertensi renal, hipertiroid dan anemia kronis/berat Faktor Interna (dari dalam jantung) - Disfungsi katup : ventricular septum defect (VSD), atria septum defect (ASD), stenosis mitral dan insufisiensi mitral - Disritmia : atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi dan heart block - Kerusakan miokard : kardiomiopati, miokarditis dan infark miokard - Infeksi : endokarditis bacterial sub akut

Gagal jantung kronis disebabkan interaksi yang kompleks antara factor yang mempengaruhi kontraktilitas, yaitu: Preload, yaitu derajat regangan miokardium tepat sebelum kontraksi Afterload, yaitu resistem ejeksi darah dari ventrikel kiri Respons kompensasi neurohormonal dan hemodinamika selanjutnya dari penurunan output jantung.

Gagal jantung kanan Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongestif visera & jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah secara normal kembali dari sirkulasi vena. Gagal jantung kiri Kongesti paru menonjol pada gagal jantung ventrikel kiri karena ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru.

Gagal jantung kiri - Dispnea - Ortopnea - Paroximal - Batuk - Mudah lelah - Kegelisahan & kecemasan Gagal jantung kanan - Kongestif jaringan perifer & visceral - Edema ekstremitas bawah - Hepatomegali & nyeri tekan pada kuadran atas abdomen - Anorexia - Nokturia - Kelemahan

Hitung sel darah lengkap Analisa golongan darah Fraksi lemak Serom katekolamin Tes fungsi hati dan ginjal Echocardiogram (EKG) Cardic scan Rotgen toraks

Koreksi penyebab-penyebab utama yang dapat diperbaiki, seperti lesi katup jantung, iskemia miokard, aritmia Edukasi tentang hubungan keluhan, serta gejala dengan pengobatan Posisi setengah duduk Oksigenasi (2-3 liter/menit) Diet. Pembatasan natrium & rendah garam Pembatasan aktivitas fisik Hentikan rokok & alkohol

Masalah fungsi katup jantung Gangguan fungsi organ lain, seperti ginjal Aritmia Detak jantung berhenti tiba-tiba

NO.RM : TANGGAL MASUK ICU : 18/07/2019 TANGGAL PENGKAJIAN : 22/07/2019 DIAGNOSA MEDIS : CHF A. BIODATA IDENTITAS KLIEN Nama : Tn “M” Tanggal lahir : 31/12/1937 Umur : 82 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : tidak bekerja Alamat : Pallameang Paria IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB Nama: Ny U Umur : 46 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : IRT Alamat : Pallameang Paria Hubungan dengan klien : Anak

a. Keluhan utama Sesak b. Riwayat keluhan utama Pada saat pengkajian, keluaga klien mengatakan klien sering merasa sesak dan mengeluh nyeri pada dada. Keluarga juga menambahkan bahwa nyeri dirasakan saat beraktivitas. Klien tampak terpasang O2 sungkup 5l/m dan dalam posisi semi fowler Riwayat nyeri P : nnnyeri dada saat beraktivitas Q : nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat R : Dibagian dada sebelah kiri S : Skala nyeri 4 T : Nyeri dada berdurasi 3-5 menit c. Riwayat kesehatan dahulu Klien pernah di opname di RSU. Lasinrang dengan riwayat penyakit jantung koroner. Riwayat penyakit menular ada Pneumonia dan riwayat penyakit turunan DM tipe II

d.Riwayat kesehatan keluarga Keluarga mengatakan untuk penyakit menular tidak adaa riwayat dari keluarga namun riwayat penyakit turunan ada DM dari ibu klien e. Riwayat psikososial Hubungan klien dengan anggota keluarga baik, klien memiliki rasa kasih sayang yang besar dan keluarga berharap klien segera diberi kesembuhan f. Genogram

g. Aktivitas sehari-hari AktivitasSebelum sakitSaat sakit Nutrisi Jenis makanan Frekuensi Jumlah yang dihabiskan Cairan Jenis minuman Frekuensi Eliminasi (BAB) Frekuensi Konsistensi Warna Eliminasi (BAK) Frekuensi Warna Jumlah output Istirahat dan tidur Durasi tidur siang Durasi tidur malam Pola tidur Personal hygiene Frekuensi mandi Gosok gigi Nasi, lauk, sayuran 3x/hari 1 porsi 6-8 gelas/hari Air, teh 1x sehari Lunak Kuning 4-5/hari Kuning 500 cc 1-2 jam 7-8 jam Teratur 2x/hari Bubur 3x/hari ½ porsi 5-6 gelas/hari Air putih Tidak pernah BAB 4-5x/hari Kuning 500 cc 2 jam 8-9 jam Tidak teratur Di washlap Tidak pernah

IV. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum : sedang 2. Kesadaran : delirium (E 4 M 6 V 4 ) 3. Tanda-tanda vital: TD : 120/80 N: 97x/i P : 37x/i S :36,3˚C 4. Pemeriksaan head to toe a. Kepala Inspeksi : warna rambut putih beruban, tidak tersebar merata, banyak yang sudah rontok, kulit kepala tampak bersih, bentuk kepala normalchepal, tidak ada kelainan Palpasi : Tidak ada benjolan Tidak ada nyeri tekan Tekstur rambut kasar dan berminyak

b. Wajah Inspeksi : - Wajah si,etris, bulat, ekspresi tampak meringis - Mata simetris, pelpebra tidak edema,sklera tidak kterik, konjungtiva tidak anemis, pupil mengecil Palpasi : - Tidak ada nyeri tekan c. Hidung Inspeksi : Hidung simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi/luka, tidak ada gangguan penglihatan, terpasang O2 sungkup 5l/i d. Telinga Inspeksi : Telinga simetris, bentuknya melengkung sempurna, tidak ada benjolan, tidak ada serumen, tidak memakai alat bantu pendengaran Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

e. Mulut Inspeksi : Gigi banyak yang tanggal, membran mukosa kering, bibir pucat, tidak ada gangguan menelan f. Leher Inspeksi : Tidak terlihat adanya pembesaran kelenar tiroid Palpasi : Tidak ada pembengkakan g. Thorax Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada mengembang saat inspirasi, frekuensi nafas sedang Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Perkusi : Bunyi sonor Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan

h. Jantung Auskultasi : BJ. I: murni reguler BJ. II: murni reguler BJ. III: murni reguler Terdapat pembesaran jantung i. Abdomen Inspeksi : Perut tidak buncit, tidak ada lesi/luka Palpasi : Tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan Perkusi :Bunyi timpani Auskultasi : Peristaltik usus 6 j. Ekstremitas - Ekstremitas atas : tangan normal, terpasang IVFD NaCl 0,9% 500 cc/24 jam di tangan kiri, ari lengkap, tidak ada luka dan nyeri tekan - Ekstremitas bawah : kaki normal, tidak memakai alat bantu berjalan, jari kaki lengkap

Methyprednisolon 125 mg / 12 jam / iv Farsix 20 mg / 12 jam / iv Santagesik 1 amp /8 jam / iv Moxiflocin 400 mg / 24 jam / iv CPG 1x75 mg / oral Aspilet 1x80 mg / oral Simvastatin 1x20 mg / oral Amblodipine 1x5 mg / oral Fasorbid 3x10 mg / oral Bisolvon syr 3x2 sdm / oral Cambivent 1 flc / 8 jam / inhaler Dilcolax supp extra II

Data SubjektifData Objektif - Keluarga klien mengatakan klien sesak nafas - Keluarga klien mengatakan klien merasakan nyeri pada dada sebelah kiri - keluarga klien mengatakan nyeri dirasakan seperti tertekan benda - Keluarga klien mengatakan klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri - Tampak klien terpasang O2 sungkup 5L / I - Ekspresi klien meringis - Skala nyeri 4 - Klien tampak sesak dan tidur dalam posisi semi fowler - Tampak aktivitas klien dibantu oleh keluaga - Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg N : 97x/i P : 37x/i S : 36, ˚C SPO 2 :100 % - Ku : sedang

Data FokusEtiologiMasalah DS : Keluarga klien mengatakan klien sesak nafas DO : - Tampak klien terpasang O 2 sungkup 5L / i - Klien tampak sesak dan terbaring dalam posisi semi fowler - TTV TD : 120/80 mmHg N : 97x/i P : 37x/i S : 36, ˚C SPO 2 :100 % Gagal jantung Darah kembali ke atrium ventrikel dan sirkulasi paru Jantung hipertropi Tekanan pulmonal Transudari cairan (edema paru) Ekspansi paru Sesak napas Pola napas tidak efektif

Data FokusEtiologiMasalah DS : - Keluarga klien mengatakan klien merasakan nyeri pada dada sebelah kiri - keluarga klien mengatakan nyeri dirasakan seperti tertekan benda DO : Ekspresi klien meringis Skala nyeri 4 TTV : TD : 120/80 mmHg N : 97x/i P : 37x/i S : 36, ˚C SPO 2 :100 % Gagaljantung Darah kembali ke atrium ventrikel dan sirkulasi paru Jantung hipertropi Tekanan pulmonal Transudari cairan (edema paru) Ekspansi paru Sesak napas Frekuensi napas Iskemik miokard Nyeri dada

Data FokusEtiologiMasalah DS : Keluarga klien mengatakan klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri DO : Tampak aktivitas klien dibantu oleh keluaga Tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg N : 97x/i P : 37x/i S : 36, ˚C SPO 2 :100 % Ku : sedang Gagal jantung Kegagalan memompa darah ke sistemik Hipoksia Metabolisme anaerob ATP Fatique Intoleransi aktivitas

1. Pola napas tidak efektif b/d penurunan volume paru 2. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (iskemia) 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan

No. Diagnosa KeperawatanTujuanIntervensi KeperawatanRasional 1.Pola napas tidak efektif b/d penurunan volume paru, dd : DS : Keluarga klien mengatakan klien sesak napas. DO Tampak klien terpasang O 2 via NRM 10 L/m. Klien tampak sesak dan terbaring dalam posisi setengah duduk. TTV TD : 120/80 mmHg N : 97 x/i P : 37 x/i S : 36,3ºC SPO 2 : 100% Pola napas membaik 1. Monitor tanda- tanda vital (terutama frekuensi napas) 2. Posisikan semi fowler atau fowler 3. Berikan oksigen. 4. Kolaborasi pemberian bronkodilator (bila perlu). 1. Untuk mengetahui perkembangan status kesehatan klien. 2. Membantu memudahkan pernapasan. 3. Untuk menurunkan kerja napas 4. Untuk melebarkan saluran napas.

N o. Diagnosa KeperawatanTujuan Intervensi Keperawatan Rasional 2. Nyeri akut b/d agen pencederah fisiologis (iskemia), dd : DS :  Keluarga klien mengatakan klien merasakan nyeri pada dada kiri.  keluarga klien mengatakan nyeri dirasakan seperti tertekan benda DO :  Ekspresi klien meringis  TTV TD : 120/80 mmHg N : 97x/i S : 36,3 ºC P : 37x/i SPO 2 : 100% Nyeri akut berkurang atau hilang. 1. Identifikasi pencetus, frekuensi, durasi, intensitas, lokasi, dan skala nyeri. 2. Beri posisi yang nyaman dan strategi meredakan nyeri. 3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam. 4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi. 1. Mengetahui derajat nyeri 2. Membantu mengontrol nyeri. 3. Mengurangi rasa nyeri. 4. Salah satu terapi pengobatan medis..

No. Diagnosa KeperawatanTujuan Intervensi Keperawatan Rasional 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, dd : DS :  Keluarga klien mengatakan klien tidak mampu melakukan aktivitas sendiri. DO :  Tampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga.  TTV TD : 120/80 mmHg N : 97x/i S : 36,3 ºC P : 37x/i SPO 2 : 100% Toleransi aktivitas meningkat. 1. Kaji penyebab kelemahan dalam aktivitas 2. Monitor tanda- tanda vital 3. Berikan bantuan dalam beraktivitas. 4. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi 1. Mengetahui aktivitas yang menyebabkan kelemahan. 2. Mengetahui TTV sebelum dan sesudah aktivitas. 3. Pemenuhan kebutuhan perawatan dari posisi tanpa mempengaruhi kebutuhan O 2 dalam tubuh. 4. Salah satu terapi pengobatan medis.

NoNo Hari/Ta nggal DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 1. Selasa, 23 Juli 2019 I Memonitor TTV (terutama frekuensi napas) Hasil : TD = 120/80 mmHg N = 97x/i S = 36,3 ºC P = 37x/i 2. Memposisikan semi fowler dan fowler. Hasil : klien diberikan posisi semi fowler untuk meringankan jalan napas. 3. Memberikan oksigen Hasil : Tampak klien terpasang O 2 via NRM 10L/m 4. Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator (bila perlu) Hasil : klien menolak untuk dipasangi bronkodilator 14.00S : keluarga klien mengatakan klien masih mengeluh sesak. O : klien tampak sesak daan gelisah. A : Pola napas tidak efektif belum teratasi. P. Lanjutkan intervensi.

NoNo Hari/T anggal DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 2.Selasa, 23 Juli 2019 II Mengidentifikasi pencetus, frekuensi, durasi, intensitas, lokasi, dan skala nyeri. Hasil : P : Nyeri saat beraktivitas Q : nyeri seperti tertimpa beban. R : dada sebelah kiri. S : skala nyeri 4 / 10. T : durasi 3-5 menit. 2. Memberikan posisi yang nyaman dan strategi meredakan nyeri. Hasil : Klien diberikan posisi semi fowler untuk meringankan jalan napas. 3. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam. Hasil : klien mengikuti intruksi yang diajarkan dan dibantu oleh keluarga. 4. Penatalaksanaan pemberian obat sesuai indikasi. Hasil : telah diberikan Santagesik 1 amp/8j/IV 14.00S : keluarga klien mengatakan klien masih nyeri dada. O : Tampak ekspresi klien meringis dengan skala 4 A : Nyeri akut belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi.

NoNo Hari/ Tangg al DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 3.Selasa, 23 Juli 2019 III Mengkaji penyebab kelemahan dalam aktivitas Hasil : keluarga klien mengatakan klien merasa lemah akibat sesak napas dan nyeri dada yang dirasakan saat beraktivitas 2. Memonitor tanda-tanda vital Hasil : TD = 120/80 mmHg N = 97x/i S = 36,3 ºC P = 37x/I 3. Memberikan bantuan dalam beraktivitas. Hasil : klien diberikan bantuan saat beraktivitas seperti pemberian posisi yang nyaman, memandikan, dll S : keluarga mengatakan klien belum bias beraktivitas sendiri tanpa bantuan. O : tampak klien dibantu aktivitasnya oleh keluarga A : Intoleransi aktivitas belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi.

NoNo Hari/ Tang gal DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 4.Rabu, 24 Juli 2019 I Memonitor TTV (terutama frekuensi napas) Hasil : TD = 110/80 mmHg N = 83x/i S = 36,5 ºC P = 30x/I 2. Memposisikan semi fowler dan fowler. Hasil : klien diberikan posisi semi fowler untuk meringankan jalan napas. 3. Memberikan oksigen Hasil : Tampak klien terpasang O 2 via NRM 10L/m 4. Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator (bila perlu) Hasil : setelah dilakukan komunikasi terapeutik sekali lagi, klien akhirnya setuju untuk diberikan bronkodilator S : keluarga klien mengatakan pola napas klien membaik. O : tampak klien lebih tenang, walaupun frekuensi napas masih terlihat sesak. A : Pola napas tidak efektif belum teratasi P : Lanjutkan intervensi.

NoNo Hari/ Tang gal DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 5.Rabu, 24 Juli 2019 II Mengidentifikasi pencetus, frekuensi, durasi, intensitas, lokasi, dan skala nyeri. Hasil : P : Nyeri saat beraktivitas Q : nyeri seperti tertimpa beban. R : dada sebelah kiri. S : skala nyeri 3 / 10. T : durasi 3-5 menit. 2. Memberikan posisi yang nyaman dan strategi meredakan nyeri. Hasil : Klien diberikan posisi semi fowler untuk meringankan jalan napas 3. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam. Hasil : klien mengikuti intruksi yang diajarkan dan dibantu oleh keluarga. 4. Penatalaksanaan pemberian obat sesuai indikasi. Hasil : telah diberikan Santagesik 1 amp/8j/IV 14.00S : keluarga klien mengatakan nyeri dada klien berkurang. O : Tampak ekspresi klien meringis dengan skala 3 A : Nyeri akut belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi.

NoNo Hari/Ta nggal DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 6.6. Rabu, 24 Juli 2019 III Memonitor tanda-tanda vital Hasil : TD = 110/80 mmHg N = 83x/i S = 36,5 ºC P = 30x/I 2. Memberikan bantuan dalam beraktivitas. Hasil : klien diberikan bantuan saat beraktivitas seperti pemberian posisi yang nyaman, memandikan, dll S : keluarga mengatakan klien belum bisa beraktivitas sendiri tanpa bantuan. O : tampak klien dibantu aktivitasnya oleh keluarga A : Intoleransi aktivitas belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi.

NoNo Hari/T anggal DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 7.Kamis, 25 Juli 2019 I Memonitor TTV (terutama frekuensi napas) Hasil : TD = 110/70 mmHg N = 79x/i S = 36,5 ºC P = 29x/I 2. Memposisikan semi fowler dan fowler. Hasil : klien diberikan posisi semi fowler. Klien tampak lebih rileks dan jalan napas lebih ringan. 3. Memberikan oksigen Hasil : klien masih dipasangi bantuan napas O 2 kanula 3L/m. 4. Mengkolaborasikan pemberian bronkodilator (bila perlu) Hasil : klien diberikan bronkodilator sebagai salah satu terapi pengobatan S : keluarga klien mengatakan klien sudah tidak sesak, sekarang klien bisa beristirahat lebih tenang. O : klien tampak lebih rileks dan napasnya teratur, O 2 sungkup digantikan dengan O 2 kanul 3L/m. A : Pola napas tidak efektif teratasi. P : Pertahankan intervensi.

NoNo Hari/ Tang gal DXDX JamImplementasiJamEvaluasi 8.Kami s, 25 Juli 2019 II Mengidentifikasi pencetus, frekuensi, durasi, intensitas, lokasi, dan skala nyeri. Hasil : klien menyatakan nyeri membaik ditandai dengan skala 0 2. Memberikan posisi yang nyaman dan strategi meredakan nyeri. Hasil : Klien mengatakan ingin kembali tidur dengan posisi terlentang karena nyeri sudah membaik. 3. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam. Hasil : nyeri berkurang atau membaik dengan teknik napas dalam. 4. Penatalaksanaan pemberian obat sesuai indikasi. Hasil : telah diberikan Santagesik 1 amp/8j/IV 07.30S : klien mengatakan nyeri dada sudah membaik. O : klien tampak lebih segar ditandai skala 0 A : Nyeri akut teratasi P : pertahankan intervensi.

NoNo Hari/ Tangg al DXJamImplementasiJamEvaluasi 9.Kamis, 25 Juli 2019 III Memonitor tanda-tanda vital Hasil : TD = 110/70 mmHg N = 79x/i S = 36,5 ºC P = 29x/I 2. Memberikan bantuan dalam beraktivitas. Hasil : klien masih diberikan bantuan dalam beraktivitas sebab belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri S : keluarga klirn mengatakan klien sudah lebih segar dari sebelumnya namun klien belum bias melakukan aktivitas secara mandiri. O : tampak klien lebih segar, sudah bias duduk tanpa tumpuan tempat tidur, namun belum bisa melakukan aktivitas secara mandiri. A : intoleransi aktivitas belum teratasi sepenuhnya. P : Pertahankan intervensi