Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU CURRENT ISSUES , PERAN, DAN TANTANGAN BADAN LAYANAN UMUM Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Jakarta, Okotber 2019
Kondisi & Tantangan BLU Pendidikan PERAN BLU PENDIDIKAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL Kondisi & Tantangan BLU Pendidikan Program Pembangunan Nasional 9 Nawacita Jokowi-JK 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan 6. meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing pasar internasional 5 indikator utama pembangunan ekonomi indikator III, titik terendah pengangguran 3 Fokus Utama Pemerintah Infrastruktur, Manusia, Deregulasi Ekonomi kualitas SDM meningkat (indeks pendidikan +0,82) akses dan infrastruktur pendidikan meningkat peningkatan kapabilitas masy lewat pendidikan vokasi Dependancy Ratio Human Development Index Human Capital Index 48,6% Bonus Demografi Peringkat 113 dari 188 Negara Urutan 65 dari 130 Negara, di bawah Singapura, Malaysia, Vietnam Skor PISA Peringkat 62 di bawah rata-rata negara OECD Kondisi SDM Indonesia Saat Ini Akses pendidikan yang belum merata, khususnya pada pendidikan menengah dan perguruan tinggi Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai, khususnya di wilayah Indonesia Timur & daerah 3 T Perlu penguatan pendidikan kejuruan dan vokasi serta link and match. Perlu sinergi antar Program serta antar Pusat dan Daerah perlu terus ditingkatkan 1 2 3 4 5 Tantangan Peningkatan kualitas serta pemerataan distribusi guru yang perlu lebih dioptimalkan. Peran BLU dalam pembangunan nasional Indonesia Pintar Mensubsidi mahasiswa tidak mampu 392.000 orang (28% dari total mahasiswa thn 2018) Beasiswa bagi 15.811 mahasiswa (10.122 mhsw on going dan 5.689 alumni). Mendidik 1,4 juta mahasiswa formal (dari total 7,5jt), dan pendidikan vokasi 150rb taruna/mahasiswa dari 1,25 juta mhs. Menghasilkan 12.291 riset (66,8% dari riset nasional, LPDP), HAKI 4.102 (92% dari nasional), dan pengabdian masyarakat 36.963 (4 tahun terakhir) Indonesia Kerja Melatih 208 ribu masyarakat secara gratis (2017-2018), mendorong masyarakat tersebut memiliki kemampuan dan keahlian untuk dampatknya dapat membuka lapangan pekerjaan. Menciptakan tecno park/science center di 24 provinsi 94 BLU (Universitas, UIN, Sekolah Tinggi, Politeknik, dan Balai Pelatihan, LPDP, PP Iptek) Target Nawacita: Program Indonesia Pintar dan Program Indonesia Kerja
Kondisi dan Gap SDM Kesehatan Tenaga Kesehatan GAP Pemenuhan SDM Kesehatan Puskesmas 41.632 Klinik 14.000 Pelayanan Darah 1.701 RS 141.986 Rasio Tenaga Kesehatan : Jumlah Penduduk 1: 100.000
Profil & Perkembangan Kinerja BLU Poltekkes Jumlah Satker BLU Kinerja Keuangan Tri Dharma Perguruan Tinggi 18 Terdapat 5 BLU Poltekkes yang baru ditetapkan di 2019 Postur Penganggaran 13 Poltekkes 62% PNBP RM 504 Milyar 38% Per 2018 PNBP Medan Bengkulu Tj. Karang Jakarta II Jakarta III Bandung Tasikmalaya Semarang Surakarta Yogyakarta Surabaya Malang Denpasar Pontianak Kalimantan Timur Makassar Manado Kupang
Profil & Perkembangan Kinerja BLU Poltekkes Kinerja Layanan Rata-rata Penelitian per BLU Jumlah Penelitian 1.281 98 $186.54 Jumlah HAKI 291 Rata-rata HAKI per BLU 22 Rata-rata Jumlah Dosen 158 Rata-rata Jumlah Mahasiswa 3.360 Rata-rata Jumlah Tendik 209 INDIKATOR KINERJA UTAMA Aspek Keuangan Rasio POBO Target PNBP BLU Target PNBP dari Optimalisasi Aset BLU Modernisasi dalam Pengelolaan Keuangan BLU Aspek Layanan Rasio Dosen Mahasiswa Lulusan IPK ≥ 3,25 Publikasi Penelitian Pengabdian pada Masyarakat Produktifitas HAKI Persentase Dosen Berkualifikasi S3 Indeks Kepuasan Masyarakat Persentase Mahasiswa MBR INDIKATOR PENILAIAN Kinerja Keuangan Kualitas Laporan Keuangan (Opini) Rasio Keuangan Rasio POBO Aspek Kepatuhan Kinerja Layanan Akreditasi Prestasi Mutu dan Manfaat
Current Issues BLU Poltekkes Isu Dampak 1. Remunerasi belum berdasar kinerja (output based), belum dapat menggambarkan Performance Based Payment, dan single salary Tidak menggambarkan performance based budgeting sebagaimana tujuan BLU, tidak mendorong kinerja pegawai BLU, dan berpeluang terjadi pembayaran honor diluar remunerasi BLU 2. Implementasi besaran remunerasi tidak terlalu signifikan, beberapa dibayarkan dibawah tunjangan kinerja KL. Demotivasi pegawai BLU, terutama dalam mencapai target kinerja pada KPI (KPI tidak efektif) 3. Transparansi dalam pembayaran remunerasi masih sangat kurang, pegawai tidak memahami mekanisme insentif dalam remunerasi Pembayaran remunerasi tidak berjalan sesuai tujuan, kinerja pegawai tidak terdorong oleh remunerasi 4. Pemimpin BLU belum paham betul wewenang dan kewajiban dalam optimalisasi aset Potensi optimalisasi aset tidak tergarap dengan optimal, opportunity cost PNBP 5. Terdapat kebingungan dalam menyusun pedoman, SOP, dan kajian dalam optimalisasi aset BLU tidak mempunyai pedoman optimalisasi aset BLU tidak mengoptimalkan asetnya melalui mekanisme yang benar 6. Kepemilikan aset masih sengketa BLU tidak dapat melakukan optimalisasi aset 7. Opportunity cost idle cash masih besar, hal ini karena tata kelola kas dalam mekanisme perencanaan kas dan penempatan saldo kas yang idle belum diatur secara memadai Potensi optimalisasi idle cash, opportunity cost PNBP 8. Pelaksanaan tusi SPI masih jauh dari harapan sebagai amanat PMK 200/2017 Kinerja SPI sebatas post audit, tidak bersifat preventif dan koreksi atas sistem pengendalian internal 9. Mekanisme tata kelola kas, aset, dan SDM belum berbasis IT yang memadai, sebagian besar masih manual. Pemimpin BLU tidak mempunyai akses informasi yang realtime dan komprehensif atas kondisi keuangan dan layanan BLU Mekanisme pengelolaan kas, aset, dan SDM tidak efisien dan efektif, memerlukan waktu lama dalam memproses satu kegiatan pengeluaran kas 10 Tata kelola rekening belum sesuai PMK 182/2017 Tidak sesuai dengan regulasi BLU 11. Kebutuhan infrastruktur layanan mahasiswa masih sangat besar (ruang kelas, laboratorium, aula, asrama) senilai Rp 783,87M Layanan pendidikan tidak optimal Implementasi REMUNERASI Optimalisasi ASET Tata KELOLA Kinerja LAYANAN
Hasil Monev pada BLU Poltekkes (2019) Sampling Batas Minimal & Maksimal belum dipahami dengan baik, sehingga terjadi lebih bayar Persepsi terhadap KMK Remunerasi Yang dibayarkan hanya 85-90% meskipun capaian kinerja 100% P2 yang diterima < 100% Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed. Content Here Didasarkan pada penyesuaian jabatannya Tidak terdapat ruang tumbuh grade pegawai yang masih berada di jabatan yang sama Evaluasi Grading Dijaga pada 40-49% Ketentuan dari K/L, porsi PNBP utk remun <50% Batasan Porsi PNBP utk Remun Grade 7 ke bawah Selisih 300-700k Remunerasi < TUKIN Dampak Motivasi pegawai menurun Pegawai kontrak tahunan Membebani porsi PNBP utk Remun Remun diterima oleh Non Pegawai Tetap BLU Belum mendorong kinerja pegawai kecuali utk dosen Selain dosen, tidak ada kelebihan insentif Reward & Punishment Bandung Jakarta II Makassar
PEMETAAN GAP PEMAHAMAN PKBLU VS KL VS BLU PEST Analysis Political Factors: Pro K/L gencar meningkatkan status satkernya mjd satker PK BLU Cons Kurangnya pemahaman tujuan BLU oleh KL, penugasan oleh KL melalui RM, cth: kemenhub, kemenkeu Rotasi pegawai BLU oleh KL, pegawai BLU tidak embeded. Cth: kemenhub Beberapa KL belum memahami PKBLU KL tidak mengawasi Kebijakan SDM di BLU vs profesional Gap pemahaman atas PMK 136 antara KL (Itjen) vs BLU, cth: kemenhub, kemenkes KL menugaskan pensiunan pegawai KL mjd pegawai BLU Economical Factors: Pro KL memperhitungkan saldo BLU dalam penganggaran, saldo besar maka alokasi RM akan dikurangi, cth: kemenkes Cons Efisiensi sumber daya vs penyerapan anggaran (Kemenhub) Pengelolaan Kas PMK 82 P E Political Factors Economical Factors PEST Analysis T S Technological Factors Technological Factors: Pro KL mendorong modernisasi BLU, cth kelas jarak jauh, penggunaan OA Cons Pengembangan TI harus melalui ijin KL, (contoh Kemenhub harus melalui pustikom) Social Factors Social Factors: Cons Pengaturan internal KL terkait layanan belum ada, contoh: definisi pengabdian masyarakat belum ada batasannya, kriteria rasio dosen:mahasiswa KL membatasi besaran remunerasi pemimpin BLU (kemenkes) KL belum memahami perhitungan tarif dan remunerasi BLU, hanya sebatas meneruskan dari BLU ke Kemenkeu
Momentum, hot issues, project prooritas Rencana Kerja 2020 2019 2020 Operasionalisasi Regulasi dalam Pengelolaan Aset BLU PMK 136/PMK.05/2016 tentang Pengelolaan Aset BLU, menugaskan BLU mengoptimalkan seluruh aset unt meningkatkan layanan &pendapatan BLU. PMK Nomor 82/PMK.05/2018 tentang Pengelolaan Kas Dan Investasi BLU. mendorong mengoptimalkan idle cash dan melakukan investasi. Peningkatan kompetensi SDM BLU Masuknya indikator peningkatan kompetensi SDM BLU dalam KPI. Pengalokasian dana minimal 4% dari pendapatan BLU (diluar RM) untuk peningkatan kompetensi SDM BLU dalam perhitungan remunerasi BLU. Kelembagaan BLU Pembentukan & penguatan unit bisnis/ usaha yang ada di BLU. Hasil unit bisnis tersebut digunakan untuk meningkatkan layanan (cross subsidize). Rasionalisasi struktur dan proporsi pegawai fungsional layanan dengan supporting unit. Mendorong modernisasi BLU Mendorong BLU dikelola secara modern dng memanfaatkan teknologi IT. Modernisasi BLU menjadi salah satu indikator kontrak kinerja (KPI) BLU. Target pada tahun 2019 sistem yang ada di BLU terkoneksi dengan Sistem BIOS melalui webservice dengan data yang dapat dijamin integritasnya. Mendorong Peningkatan Kinerja Pendapatan BLU dari Investasi Kas BLU Mendorong BLU untuk melakukan optimalisasi idle cash melalui penerapan PMK nomor 82/PMK.05/2018. Penguatan Tata Kelola unt Mengawal Peningkatan Kinerja BLU Penyusunan PMK mengenai tata kelola BLU (Good BLU Governance/GBG). Penerapan awal GBG pada masing-masing BLU akan dilakukan penilaian. Image Branding melalui publikasi BLU Isu: masyarakat belum mengenali BLU sebagai unit layanan dengan standar yang tinggi Evaluasi perhitungan unit cost layanan menjadi full costing Isu: tarif layanan saat ini belum menunjukkan tarif layanan sesungguhnya, peran RM APBN dalam tarif tidak terukur secara akurat Mendorong peningkatan PNBP dari kerjasama penelitian Penelitian-penelitian dengan mitra yang menghasilkan PNBP tidak teridentifikasi sebagai PNBP BLU, mekanisme reward atas penelitian tersebut belum terakomodasi pada skema remun. Kerjasama antar BLU Kerjasama dalam pengadaan sehingga dapat menghasilkan barang yang lebih murah, dan kerjasama layanan (contoh: BLU A dapat melakukan diklat A dengan menggunakan sarpras BLU B) 47,5T 55 T STRATEGI 2019 2020 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des BLU TV Show (slot untuk seluruh BLU) Momentum, hot issues, project prooritas BLU Expo Gov Work Place BIOS dan OA
PERAN DAN TANTANGAN BLU VOKASI DALAM RPJMN 4. Pengembangan Wilayah Untuk Pemerataan 3. Ketahanan Ekonomi Untuk Pertumbuhan Berkualitas 5. Infrastruktur Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar 6. Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik AGENDA 2. Karakter Bangsa Pembangunan 2020-2024 1. SDM Berkualitas dan Berdaya Saing 7. Lingkungan Hidup dan Ketahanan Bencana Prioritas RPJMN 2020-2024 SASARAN Indikator Baseline Target 2024 Lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi bersertifikat Persentase lulusan PT yang langsung bekerja 472.089 63% 2.000.000 90% Jumlah PT yang Masuk ke dalam Top 500 World Class University 3 5 Jumlah publikasi ilmiah dan sitasi di jurnal internasional 16.147 36.500 Jumlah HKI yang didaftarkan dari hasil litbang Perguruan Tinggi 762 1.849 Indikator Baseline Target 2024 Jumlah produk inovasi yang dimanfaatkan industri/ badan usaha 153 210 Jumlah aplikasi paten domestik 2.271 5.000 Jumlah publikasi internasional yang dapat disitasi 72.146 150.000 Jumlah infrastruktur Iptek strategis yang dikembangkan 6 10
Peningkatan Kualitas dan Relevansi Pendidikan Vokasi Menurunkan angka pengangguran pendidikan menengah ke atas Meningkatkan pekerja berpendidikan menengah ke atas Penataan prodi/ bidang keahlian vokasi untuk merespon kebutuhan pasar kerja SMK SMA SMP Diploma Universitas ≤ SD Meningkatkan lulusan vokasi bersertifikat kompetensi Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan vokasi berkualitas Jumlah mahasiswa Politeknik memperoleh sertifikasi kompetensi baru sekitar 10.500 dari total lulusan 96.116 orang (Jan-Agust 2018). Skill lulusan vokasi masih kurang (bahasa Inggris, critical thinking, kemampuan berinovasi, dan team work) Layanan pendidikan vokasi umumnya terkonsentrasi di Pulau Jawa dan Sumatera Kualitas layanan pendidikan vokasi masih bervariasi. Pendidikan vokasi terbaik umumnya ada di pulau Jawa Keterlibatan pengajar dari industri belum optimal
Peningkatan Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi Meningkatkan produktivitas PT sebagai sumber inovasi teknologi Meningkatkan produktivitas riset dosen dan peneliti Meningkatkan posisi PT Indonesia di tingkat regional dan global Jumlah dosen yang menghasilkan inovasi sangat terbatas.. Publikasi ilmiah pada jurnal internasional meningkat : 6.470 (2015), 9.547 (2016), dan 16.147 (2017). Namun, terjadi penurunan sitasi, rata-rata 45%/tahun Jumlah PT yang masuk dalam World Class University masih sedikit, masing-masing 3 PT (Top 500) dan 6 PT (Top >500). Mengembangkan program studi untuk merespon dinamika kebutuhan pasar kerja Mengembangkan bidang keunggulan PT dengan potensi dan kebutuhan daerah Meningkatkan HKI dan paten karya penelitian terdaftar Pengembangan Center of excellence PT umum dan PT vokasi belum optimal; Pengembangan konsorsium riset belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan daerah dan industri. Lebih dari 94% paten terdaftar di Indonesia merupakan paten asing; Mayoritas mahasiswa aktif dan lulusan PT adalah dari prodi sosial humaniora. Belum sesuai dengan kebutuhan pokok pembangunan (STEM)