PALATOPLASTY DENGAN METODE V-Y PUSHBACK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

Laporan Kasus.
Hipertensi (Darah Tinggi)
PERAWATAN DINI PASIEN CELAH BIBIR DAN LELANGIT
“Labioskizis dan labioplatoskizis, atresia rekti dan anus, hiscprung”
Palatum Kelompok : Devi Yunita Astuti Melda Kartika Ilham Rezki
Perkembangan hidung dan telinga.
MIMISAN Kelompok FCP 1B:
Kasus Kematian 13 Januari 2013
RUJUKAN DAN TRANSPORTASI BAYI BARU LAHIR
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Ovariohisterectomy pada Kucing Kelompok 4 : Belinda Martin J3P Dolly yumantara J3P Matelda SR J3P M Vidy Fitryadi J3P Normalita.
Kastrasi pada Kucing Kelompok 4 : Belinda Martin J3P Dolly yumantara J3P Matelda SR J3P M Vidy Fitryadi J3P Normalita Caesari.
Tubektomi atau Kontap Wanita Merupakan tindakan operasi Tuba falopi (saluran telur) yang menghubungkan indung telur dan rahim dipotong dan disumbat (rahim.
Heri Widiarso, S.Kep, Ns, MNur Bidang Perawatan RS Bethesda Yogyakarta
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
TYPOID PADA ANAK.
Ns. SITI KHOIRUN NISA, S.Kep.
Menghasilkan hormon eritropoetin
Perawatan Gigi Mulut Penderita HEMOFILIA
MANAGEMENT JALAN NAFAS
HEMIGLOSSECTOMY ADITYAS SUKMADI K.
SIMULASI PENANGANAN PASIEN RUPTUR ANTERIOR CRUCIATE LIGAMENT
ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY
KHEMOPORT/PORT-A-CATH
Asuhan Neonatus,Bayi,Balita dan Pra Sekolah
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
ABORTUS INKOMPLIT.
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
PROGRAM OPERASI BIBIR SUMBING GRATIS RS. CITRA MEDIKA SIDOARJO
SIRKUMSISI TEHNIK DORSUMSISI
Yuanita Puspa Candra SpBP-RE
KASUS SIROSIS HEPATIS Pertanyaan : Diagnosa penyakit & status gizi ?
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
Yophi Nugraha, S.Kep.,Ners.,M.Kes
5.
TYPOID PADA ANAK.
CLEFT LIP AND PALATE ( CLP )
ASUHAN NIFAS Kelompok 3 ARUM RAHAYU ENOK SITI KHODIJAH MAUDY MUAMALAH
Di susun oleh : Danang kurniawan
Kelompok 1 Sherly yulita Armona Sari Silvia Elki Cicilia Sri Wahyunita
PENJAHITAN PERINEUM DAN JALAN LAHIR
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
PRESENTASI KASUS CLOSED FRACTURE
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIOPALATOSKISIS
CLEFT PALATE AND/OR LIP
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
KEHILANGAN SEBAGIAN GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH
Disampaikan: Nana Rohana
LAPORAN JAGA Tanggal 17 Februari 2016 Konsulen Jaga : Dr. Denny Satria Utama, Sp.THT-KL, M.Si, M.Med, FICS Residen Jaga : dr. Depi/dr. Andrey-dr. Novi.
Noviani. Identitas Pasien  Nama: An RAZ  Umur: 5 tahun  Jenis Kelamin: Perempuan  Alamat: Gampong Asan  Agama: Islam  Nomor RM: 248xxx  Tanggal.
Leukemia Meiloid Akut (LMA) PROFESI NERS PSIK FK KEDOKTERAN UNHAS.
ASUHAN KEPERAWATAN NY. A DENGAN PRE-POST APENDICTOMY OLEH: NS. CATTLEYA.
KONSEP RUANG PERINATOLOGI RSUD AL IHSAN KSM ILMU KESEHATAN ANAK RSUD AL IHSAN PEMPROV JABAR.
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
Luka Bakar (Combutio) dr. Ketut Aditya Rahardja Puskesmas Lindi.
ASKEP PADA IBU NIFAS DENGAN SECTIO CAESARIA Rachmawati Rahim 1.
Nama/Usia : An. S / 12 thn MRS: 6/5/19 Anamnesa Keluhan Utama: tidak bisa buang air kecil sejak pkl ( 10 jam SMRS) Keluhan tambahan: BAK anyang-anyangan,
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Transcript presentasi:

PALATOPLASTY DENGAN METODE V-Y PUSHBACK CITA DARMASTUTI

KEGAGALAN PENUTUPAN TONJOLAN FRONTONASAL, MAKSILARIS, MANDIBULA PENDAHULUAN PALATOSCHISIS KEGAGALAN PENUTUPAN TONJOLAN FRONTONASAL, MAKSILARIS, MANDIBULA KELAINAN PADA WAJAH, GIGI TIDAK TERATUR, PENGUNYAHAN, SUARA SENGAU, GANGGUAN PSIKOSOSIAL

EMBRIOLOGI Embrio pada akhir minggu ke 4

Embrio pada minggu ke 5-6

A. Kepala embrio pada minggu ke 6 dari sisi frontal A. Kepala embrio pada minggu ke 6 dari sisi frontal. Palatine shelf berada pada posisi vertikal di setiap sisi lidah,; B. Palatina shelf dari arah ventral

Embrio pada minggu ke 7

A. Kepala embrio pada minggu ke 7 dari arah frontal A. Kepala embrio pada minggu ke 7 dari arah frontal. Lidah berpindah ke bawah dan palatinal shelf mencapai posisi horizontal; B. Palatinal shelf dari sisi ventral

Embrio pada minggu ke 10

A. Kepala embrio pada minggu ke 10 dari sisi frontal A. Kepala embrio pada minggu ke 10 dari sisi frontal. Dua palatal shelf berfusi satu dengan yang lain dan dengan septum nasal; B. Palatal dari arah ventral, foramen insisivus terbentuk dari landmark midline antara palatum primer dan sekunder.

etiologi Keturunan (penyebab utama) Infeksi Trauma Kekurangan hormon pertumbuhan Obat-obatan Vitamin Perokok RADIASI

Klasifikasi veau Klasifikasi Diskripsi I Cleft hanya pada palatum mole Cleft pada palatum mole dan palatum durum sampai foramen inisisvus III Cleft komplit unilateral pada palatum mole, palatum durum, bibir dan alveolar ridge IV Cleft komplit bilateral pada paatum mole, palatu durum,dan atau bibir dan alveolar ridge

Klasifikasi Veau klas I

Klasifikasi Veau klas II

Klasifikasi Veau klas III

Klasifikasi Veau Klas IV

MASALAH PADA PENDERITA PALATOSCHIZIS MASALAH PADA GIGI MALOKLUSI KELAINAN NASAL KESULITAN BICARA

penatalaksanaan ahli bedah mulut ahli ortodonti ahli THT anestesiologis speech therapist

Tahap sebelum operasi Rule of ten : bb > 10 pon (4-5 kg), hb > 10 gr%, usia > 10 minggu Sebelum rule of ten : asupan makanan

> 2 tahun  speech terapi Tahapan operasi Optimal usia 12-18 bulan > 2 tahun  speech terapi

Komplikasi palatoschisis 1. Intake makanan 2. Obstruksi jalan nafas 3. Otitis media

Tujuan palatoplasty : 1. Memisahkan rongga oral dan nasal 2. Membentuk katup velopharingeal yang kedap udara dan air 3. Memperoleh tumbuh kembang maksilofasial mendekati normal 4. Mendapatkan fungsi bicara yang optimal

Teknik v-y pushback Perpanjangan palatum yang tidak adekuat Palatoplasty Velopharingeal inkompeten Kegagalan mobilitas dari palatum lunak Perpanjangan palatum yang tidak adekuat

Modifikasi dari teknik von langenback Reposisi dari m. Levator lebih baik Digunakan untuk celah inkomplit dari palatum durum Bisa menambah panjang palatum Modifikasi dari teknik von langenback

Laporan kasus Nama pasien : Labiba Tathmainul Nomor RM : 1579356 Usia : 4 tahun 10 bulan Alamat : Wonosobo DPJP : drg. Prihartiningsih, Sp. BM (K)

ANAMNESIS Pasien datang ke poli bedah mulut, dengan keluhan terdapat celah pada langit-langit rongga mulut sejak lahir. Pasien tidak ada kesulitan makan, bila berbicara terdengar sengau. Orang tua sudah pernah konsultasi dengan dokter anak namun tidak disarankan untuk koreksi celah dengan bedah. Anak sudah menjalani terapi bicara sekitar 1 tahun dan saat ini sudah bersekolah di taman bermain. Kehamilan ibu cukup bulan dan persalinan normal Dari pihak keluarga ibu ada yang menderita kelainan serupa. Pasien tidak ada riwayat alergi.

PEMERIKSAAN OBYEKTIF KU: baik, CM Nadi : 90x / menit Resp : 20x/menit Suhu : 36,5 C BB : 13 kg Kondisi lokal: Ekstra oral : dalam batas normal Intra oral : terdapat celah pada palatum molle meluas hingga uvula

Ekstra oral Intra oral

Pemeriksaan penunjang Rontgen thorax Infiltrat pada paracardial dekstra Besar cor normal

Pemeriksaan laboratorium Hasil cek lab darah rutin, ptt, aptt, sgot, sgpt, ureum, kreatinin, HBsAg dalam batas normal PPT 11,6 detik (12,3-15,3) INR 0,81 (0,90-1,10) Hasil ekg : dalam batas normal

Konsultasi dengan sejawat lain Konsul UPA cardiologi anak, 5 januari 2017 : saat ini tidak didapatkan kontraindikasi untuk dilakukan tindakan operasi Hasil konsul UP respiro anak, 5 januari 2017 : tidak ada permasalahan di bidang kami Hasil konsultasi anestesi, 5 januari 2017 : acc didaftarkan operasi. Konsul ulang bila terdaftar operasi

Asessment/ diagnosis Palatoschizis incomplete klasifikasi palatoschisis : klas I klasifikasi Veau Asessment/ diagnosis

planning Palatoplasty teknik V-Y push-back dengan GA Rencana rawat inap selama 4 hari dengan memperhatikan kondii umum dan lokal pasien planning

Pra operasi Alat dan bahan Spuit injeksi dan larutan anestesi Mouth gage palato Scalpel holder dan blade no 15 Rasparatorium Pinset anatomis Plastis filling instrument Needle holder Suction Benang jahit jenis PGA ukuran 4.0 Gunting Kapas, alkohol, iod

Pre op H-1 Saat pasien masuk ke bangsal dilakukan konsul anestesi lanjutan Prosedur, resiko dan komplikasi perawatan dijelaskan kepada keluarga dengan saksi dari pihak RS, pengisian inform consent Diet biasa TKTP Pemasangan IV line Profilaksis antibiotik: inj ampicillin 300 mg/1 jam pre op (skin test dahulu) Puasa sesuai TS anestesi

Desain insisi

Durante operasi Operasi diawali dengan melakukan time out Pasien dalam kondisi teranestesi, posisi supin, kepala dalam posisi hiperekstensi, dilakukan tindakan sepsis dengan povidone iodine 10% dan pemasangan duk steril Pemasangan mouth gage palatoplasty, untuk menjaga endotracheal tube dan meluaskan lapangan pandang di daerah operasi. Pembuatan desain insisi dengan metilen blue Injeksi mukosa palatal dengan lidocain adrenalin 1:200.000 untuk hemostasis

Insisi full thickness mukosa palatal menggunakan pisau no 15 dimulai dari bagian anterior ke arah posterior Flap diangkat dari tulang dengan rasparatorium ke arah medial. Dibuat irisan di tepi medial lalu mukosa dibebaskan mengarah ke permukaan nasal. Kemudian dilakukan pembebasan flap mukoperiosteal dengan mendorong ke belakang sehingga tampak arteri palatina keluar dari foramen palatina. Perlekatan mukosa oral di dekat foramen palatina dibebaskan dari arteri palatina mayor sampai flap dapat bergerak ke medial tanpa tegangan. Perlu berhati-hati agar arteri palatina mayor tidak putus. Ujung otot yang melekat pada sisi posterior tulang palatum dibebaskan dan sehingga mukosa nasal dan oral dapat digeser sampai posterior dan otot tersebut dipertemukan di tengah. Mukosa nasal dilepas dari perlekatannya dengan tulang palatum menggunakan rasparatorium dari posterior ke arah anterior sampai mukosa tersebut dapat bebas ke medial.

Penjahitan dimulai dari daerah anterior mukosa nasal menuju ke arah uvula dengan simpul ke arah nasal. Otot dijahit dengan ujung simpul pendek. Pada mukosa palatal dijahit dengan matras horizontal dan simpul intraoral dimulai dari daerah uvula. Pada palatum mole, jahitan dipertautkan ke mukosa nasal agar flap tersebut melekat dan tidak jatuh mengikuti lidah. Sisi lateral dari flap yang terbuka diberi spongostan untuk membantu hemostasis. Pembersihan daerah operasi, pelepasan duk steril, operasi selesai Perkiraan kehilangan darah 50 ml

Pasca operasi Post op h+0 Pasien dapat kembali ke bangsal bila kondisi sudah pulih dan stabil Awasi KU, VS, airway, perdarahan Setelah hemodinamik stabil / peristaltik (+)/flatus (+)/ 3 jam post op, boleh minum air putih sedikit-sedikit. Kebutuhan cairan : bb 13 kg  1150 ml/ hari ; target oral 430 cc (2 gelas)  ivfd D5½NS 10 tpm makro Diit cair TKTP  kebutuhan energi 13x90= 1170 kcal/ hari

Obat-obatan: R/inj. Ampicillin 150 mg/6 jam R/inj. Dexamethason 1.25 mg/ 12 jam R/inj. Paracetamol 150 mg/8jam R/inj. Ranitidin 12.5 mg/8jam R/inj . as traneksamat 125 mg /8 jam (stop bila perdarahan - )

Rencana BLPL H+2 jika mobilitas positif dan hemodinamik stabil Obat-obatan yg dibawa pulang : R/ amoxicillin syr 125 mg/5ml fls.No.I /s.3.D.D 1 cth R/ ibuprofen syr 100 mg/5 ml fl.No.I / s.3.D.D 1 cth Kontrol ke poli BM 7 hari post op