AZMI WIJAYANTI HARAHAP/ RIEKY FERRY ANDHY / REKAYASA GENETIK TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) KULTIVAR JALA IPAM DENGAN GEN MmPMA.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB II MEDIA DAN STERILISASI
Advertisements

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
Imbibisi dan Air.
PERBANYAKAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DALAM MEDIA IN VITRO DENGAN PENAMBAHAN NAA DAN BAP PADA BERBAGAI KONSENTRASI Disusun oleh : Dannar Nur Fathini (11324)
KELOMPOK 5 KULTUR SEL.
(Oryza sativa) cv. Rojolele Menggunakan Transformasi Agrobacterium
Tanaman Obat.
LITA RASIMA RATNA KARTIKAWATI APRINO CAHYO ABADI
============================= ====  MikroorganismeProtein (%) ============================= ====  Khamir45-55  Ganggang/Algae47-57  Bakteri50-83 
FOTOSINTESIS oleh : Etty Lismiati, S.Pd
Rekayasa Enzim dan Metagenom
HARA FOSFOR Kadar fosfor dalam tanaman menempati urutan terakhir terendah golongan hara makro bersama dengan Ca, Mg dan S. Kadarnya kira-kira 1/5 sampai.
TEKNOLOGI UMBI-UMBIAN
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH
METODE MUTAKHR BIOTEKNOLOGI KULTUR JARINGAN KULTUR JARINGAN REKAYASA GENETIKA.
SAYUR-SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN KERING Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani,MP
BAB II MEDIA DAN STERILISASI
Kebutuhan Hara Tanaman
TEKNIK PENYIMPANAN UMBI-UMBIAN
KULTUR JARINGAN.
MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN KULTUR JARINGAN
Serapan Hara Daun.
LIGNIN DAN PEKTIN.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
OPTIMASI TEKNIK REGENERASI TANAMAN NILAM SECARA IN VITRO
TRANSFORMASI GENETIK JATROPHA CURCAS DENGAN GEN PEMBUNGAAN Hd3a PADI
STRUKTUR DAN FUNGSI TANAMAN
EKOFISIOLOGI.
Potensi Limbah Lumpur Minyak Kelapa Sawit dengan Pseudomonas fluorescens dalam Menekan Penyakit Busuk Pangkal Batang pada Kelapa Sawit (Ganoderma sp.)
PASCA UTS SEMESTER GENAP T.A. 2014/2015
Che et al. (2007) mengidentifikasi cemaran babi pada produk pangan untuk verifikasi kehalalan pangan. Ghovvati et al. (2009) melakukan identifikasi spesies.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Mobilitas Unsur Pergerakan Hara menuju Akar
MENDAPATKAN TANAMAN TOLERAN TERHADAP STRESS LINGKUNGAN
Ekstraksi DNA.
BIOTECHNOLOGY Uji Lapangan Dan Sulitnya Membuat Peraturan Yang Bisa Diterima Dalam Bidang Penelitian Tanaman Transgenik Di Eropa.
Teknologi Reproduksi dan Bioteknologi
Komposisi dan komponen tubuh manusia
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Penentuan Akurasi dan Presisi Mikropipet PCR gen aktin dari zebra fish
BIOTEKNOLOGI JAGUNG BT DAN KULTUR JARINGAN PISANG
PERMASALAHAN YANG SERING DIJUMPAI PADA KULTUR IN VITRO
KEGIATAN PENELITIAN SELANJUTNYA
A M A R I L I S (Hippeastrum spp).
Labu Siam.
BIOTEKNOLOGI.
HARA KALSIUM Kadar kalsium dalam tanaman seimbang dengan P, Mg, dan S.
Transformasi tanaman obat Hyocyamus muticus penghasil alkaloid tropane dengan penembakan partikel Hakim H.K Nurul Fazri Rahmi Fitriana.
SEL Ismail Saleh, SP., M.Si.
Produksi Protein Sel Tunggal (PST)
Media Kultur SUSILO, M. SI.
KULTUR KALUS Dina Purwanti Pamuji Raharjo
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
BIOTEKNOLOGI.
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Merlin Narakarti K.H.S. ( )
SIMPLISIA JULIYANTY AKUBA.
KENTANG (Solanum tuberosum L) AGROINDUSTRI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA.
BIOTECHNOLOGY Uji Lapangan Dan Sulitnya Membuat Peraturan Yang Bisa Diterima Dalam Bidang Penelitian Tanaman Transgenik Di Eropa.
METODOLOGI Percobaan Lapang
Hibah Kompetensi ISOLASI DAN EKSPRESI GEN DALAM RANGKA PERAKITAN TANAMAN YANG TOLERAN TERHADAP CEKAMAN ASAM DAN ALUMINIUM Peneliti: Suharsono Muhammad.
MIKROBIOLOGI RIZOSFER TEBU TRANSGENIK IPB-1
PERAKITAN Melastoma malabathricum TRANSGENIK
PERBANYAKAN TANAMAN TEBU SECARA INVITRO (MIKROPAGASI) DENGAN PEMANFAATAN MEDIA HORMON OLEH: DIMAS PRAKOSWO W, A.Md., S.P.
PEMULIAAN DAN PERBENIHAN TANAMAN (Modul 3) Tim Penyusun: Prof. Dr
 Kalus : kumpulan sel yang aktif membelah, tidak terorganisasi dan tidak terdiferensiasi  Tujuan : untuk memperoleh kalus dari eksplan yang diisolasi.
ARTI KULTUR JARINGAN REKAYASA GENETIK DAMPAK SRI JUNIANA, S.Pd SMP NEGERI 2 BABAT BIOTEKNOLOGI.
Rencana Perkuliahan Aliran Informasi Genetik Teknologi DNA Rekombinan PCR & Diagnosis Molekuler (Aplikasi PCR) Teknik Biologi Molekuler (UTS) Produksi.
Transcript presentasi:

AZMI WIJAYANTI HARAHAP/ RIEKY FERRY ANDHY / REKAYASA GENETIK TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) KULTIVAR JALA IPAM DENGAN GEN MmPMA

2 CEKAMAN SALINITAS Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah.

3 Tanaman kentang Jala Ipam merupakan kultivar kentang french-fries pertama Indonesia yang dilepas oleh PPSHB- IPB pada tahun 2015 yang memiliki ciri kulit berjaring, daging umbi berwarna putih dengan kandungan pati yang tinggi, umbi berukuran besar dan berbentuk lonjong sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan french fries yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Diameter Batang 1,0 - 1,1 Cm,berdaun Tipis Bentuk Umbi Lonjong Panjang 6,5 - 9,3 Dengan Diameter 5,2 – 5,3 Berwarna Kuning Berdaging Putih Masa Panen Hari

4 Fungsi H+-ATPase Membran Plasma Tanaman Gambar. Transportasi primer dan sekunder melintasi membran plasma. Gradien elektrokimia dibuat oleh H+- ATPase digunakan oleh transporter sekunder (kanal dan pembawa/carrier) untuk memindahkan ion dan senyawa organik yang melintasi membran plasma (Morsomme dan Boutry 2000).

5 H+-ATPase Membran Plasma Melastoma malabathricum L. Melastoma malabathricum L. adalah suatu tanaman hiperakumulator Al yang tumbuh pada tanah masam dengan tingkat kelarutan aluminium tinggi pada daerah tropis. Tumbuhan tersebut dapat tumbuh dengan baik pada tanah masam sehingga menjadi indikator tanah masam, dan dapat mengakumulasi aluminium dalam jumlah tinggi di daun dan akar sehingga disebut sebagai akumulator Al (Watanabe dan Osaki, 2002). Tanaman M. malabathricum L. transgenik RNAi yang membawa fragmen 3’UTRMmpma dengan konstruksi berulang terbalik yang bertujuan membungkam gen penyandi H+-ATPase membran plasma menunjukkan perbedaan fenotipe bila dibandingkan dengan tanaman kontrol (non-transgenik).

6 Transformasi Genetik Tanaman dengan Perantara A. tumefaciens Gambar.Tahap dasar dalam transformasi sel tanaman oleh A. Tumefaciens (Zupan dan Zambryski 1995).

7 BAHAN internoda (ruas) planlet in vitro tanaman kentang kultivar Jala Ipam yang berumur 3-4 minggu yang ditanam pada media MS (Murashige dan Skoog). Bakteri Agrobacterium tumefaciens strain LBA4404 yang mengandung plasmid pGWB502-MmPMA Peta daerah T-DNA Antibotik higromisin, streptomisin, dan spektinomisin digunakan sebagai agen penyeleksi. Primer spesifik 35S-F: 5’- AAA CCT CCT CGG ATT CCA TT-3’ dan MmPMA-R1: 5’-TCA GGC CCT CCT TGC TGC ATC TC-3’ Primer Act-F (5’-ATG GCA GAT GCC GAG GAT AT-3’) dan Act-R (5’-CAG TTG TGC GAC CAC TTG CA-3’)

Transformasi Genetik Tanaman Kentang Jala Ipam dengan Gen MmPMA Kultur Agrobacterium tumefaciens strain LBA4404 yang mengandung pGWB502-MmPMA dengan kerapatan optik disentrifugasi pada kecepatan rpm selama 10 menit. Endapan (pelet) A. tumefaciens dipisahkan dari larutan (supernatan). Pelet kemudian ditambah dengan media kokultivasi cair (Media MS cair dengan penambahan 2 mg L -1 2,4D, 3 mg L -1 BA, dan 40 mg L -1 acetosyringone, pH 5.8). Eksplan yang berukuran cm yang telah ditanam pada media prakultivasi selama 24 jam kemudian direndam dalam media kokultivasi cair yang telah mengandung A. tumefaciens selama 10 menit. Eksplan kemudian dikeringkan pada kertas tissu steril selama 10 menit dan dikulturkan pada media kokultivasi padat (media MS dengan penambahan 2 mg L -1 2,4D, 3 mg L -1 BA, dan 20 mg L -1 acetosyringone, pH 5.8) dalam kondisi gelap pada suhu 21 o C selama 3 hari.

9 Gambar. Perkembangan eksplan yang diinokulasikan dan tidak diinokulasikan dengan A. tumefaciens yang mengandung pGWB502-MmPMA di media pemulihan dan media seleksi. A) Eksplan yang tidak diinokulasikan dengan A. tumefaciens di media pemulihan, (B) eksplan yang tidak diinokulasikan dengan A. tumefaciens di media seleksi selama 4 minggu, (C) Eksplan yang tidak diinokulasikan dengan A. tumefaciens di media seleksi selama 8 minggu, (D) eksplan yang diinokulasikan dengan A. tumefaciens di media pemulihan, (E) eksplan yang diinokulasikan dengan A. tumefaciens bertunas di media seleksi setelah 2 minggu, dan (F) eksplan yang diinokulasikan dengan A. tumefaciens bertunas di media seleksi selama 4 minggu.

Analisis Integritas Gen MmPMA di Tanaman Transgenik Gambar. Amplifikasi gen aktin dengan PCR di tanaman kentang. M = marka, P = DNA plasmid pGWB502-MmPMA, JP1-JP6 = DNA tanaman kentang Jala Ipam transgenik G0, JNT = DNA kentang Jala Ipam non transgenik. Gambar. Amplifikasi gen MmPMA di bawah kendali promoter 35-S CaMV di tanaman kentang. M = marka, P = DNA plasmid pGWB502-MmPMA, JP1-JP6 = DNA tanaman kentang Jala Ipam transgenik G0, JNT = DNA kentang Jala Ipam non transgenik.

“ 11 Uji Tantang Tanaman Transgenik Terhadap pH Rendah Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kentang transgenik yang mengandung gen MmPMA di bawah kendali promoter 35S CaMV mempunyai akar yang lebih panjang dibandingkan dengan tanaman non- transgenik pada pH rendah (pH 4.3)

Gambar. Stomata membuka pada bagian adaksial dan abaksial dari tanaman kentang Jala Ipam non-transgenik (JNT) dan transgenik. (A) stomata pada bagian adaksial daun tanaman Jala Ipam non-transgenik. (B) stomata pada bagian adaksial daun tanaman Jala Ipam transgenik. (C) stomata pada bagian abaksial daun tanaman Jala Ipam non- transgenik. (D) stomata pada bagian abaksial daun tanaman Jala Ipam transgenik. Pembukaan Stomata

KESIMPULAN Rekayasa genetik tanaman kentang kultivar Jala Ipam berhasil dilakukan dengan menyisipkan gen MmPMA di bawah kendali promoter 35S CaMV melalui perantara Agrobacterium tumefaciens yang menghasilkan enam tanaman transgenik. Keenam tanaman transgenik menunjukkan peningkatan persentase jumlah stomata membuka, lebar pori stomata membuka, dan tinggi tanaman serta peningkatan pemanjangan akar pada media masam, namun produksi umbi G0 yang diperoleh tidak berbeda nyata dengan produksi umbi tanaman non-transgenik.

14 Thanks! ANY QUESTIONS?