BAB I KETENAGAKERJAAN
DEFINISI KETENAGAKERJAAN Tenaga Kerja (UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Angkatan Kerja Angkatan kerja merupakan bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas) baik yang bekerja maupun yang mencari pekerjaan (pengangguran).Batas usia ini diatur dalam UU No. 20 Tahun 1999 Pasal 2 Ayat 2. Sementara itu, menurut Bank Dunia adalah antara 15-64 tahun.
Kesempatan Kerja Kesempatan kerja merupakan kebutuhan tenaga kerja yang kemudian secara riil diperlukan oleh perusahaan atau lembaga penerima kerja pada tingkat upah, posisi dan syarat kerja tertentu, yang diionformasikan melalui iklan dan lain-lain. Kesempatan kerja sering disebut sebagai lowongan pekerjaan. Pekerja Pekerja merupakan setiap orang yang menghasilkan barang atau jasa yang mempunyai nilai ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan manual. Pekerja juga dapat didefinisikan sebagai tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha dengan menerima upah dan atau imbalan dalam bentuk lain
Pengangguran Seseorang dapat dikatakan pengangguran bila memenuhi salah satu kategori di bawah ini: Sedang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan. Sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Tidak memiliki pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (discouraged worker) Sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
SISTEM UPAH Sistem upah merupakan kebijakan dan strategi yang menentukan kompensasi yang diterima pekerja. Kompensasi sendiri merupakan bayaran atau upah yang diterima oleh pekerja sebagai balas jasa atas hasil kerja mereka. Bagi perusahaan sendiri, upah menjadi hal yang penting karena upah bisa mencapai 80% dari biaya operasional perusahaan. Sistem upah harus diatur dengan baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan pekerja namun tetap dengan menjaga pengeluaran perusahaan.
Perhitungan Upah Secara mendasar, permberian upah memiliki tiga tujuan sebagai berikut: Menarik pekerja-pekerja berbakat agar masuk ke dalam perusahaan tersebut. Mempertahankan karyawan terbaik agar tidak pindah ke perusahaan lain. Memotivasi karyawan tersebut dalam bekerja. Sebuah sistem pengupahan dapat dikatakan baik jika sistem pengupahan itu: Mampu memuaskan kebutuhan dasar pekerja. Sebanding dengan perusahaan lain di bidang yang sama. Memiliki sifat adil dalam perusahaan. Menyadari fakta bahwa kebutuhan setiap orang adalah berbeda.
Tiga hal yang dijadikan pertimbangan dalam memberikan jumlah upah kepada karyawan Tingkat Kebersaingan Sebuah perusahaan dalam memberikan gaji kepada karyawannya harus melihat bagaimana perusahaan serupa atau perusahaan dengan industri sejenis di pasar memberikan gaji kepada karyawannya. Struktur Upah Perusahaan juga harus menentukan tingkat upah bagi semua posisi di dalam perusahaan. Struktur upah biasanya dibangun berdasarkan evaluasi pekerjaan. Performa Karyawan Dasar pemberian bayaran berdasarkan hasil kerja pegawai adalah masalah pertambahan nilai.
Berbagai Macam Bentuk Kompensasi Pekerja Upah. Upah merupakan balas jasa yang diterima oleh pekerja berdasarkan berapa lama waktu yang ia habiskan untuk menyelesaikan pekerjaannya atau seberapa banyak hasil produksi yang ia hasilkan. Upah biasanya diberikan kepada buruh produksi atau pekerja tidak tetap. Gaji. Gaji merupakan kompensasi pekerja yang dihitung berdasarkan basis tahunan, bulanan, atau bahkan mingguan. Gaji biasanya diterima oleh pegawai negeri, pegawai tetap perusahaan baik swasta maupun BUMN, anggota TNI/POLRI.
Macam-Macam Bentuk Upah Upah Berdasarkan Waktu. Upah berdasarkan waktu terdiri dari upah per jam, per minggu, atau per bulan. Upah ini dihitung berdasarkan banyaknya jam kerja. Upah Berdasarkan Hasil. Upah berdasarkan hasil digunakan untuk menghargai hasil kerja berdasarkan berapa banyak telah dihasilkan secara individu atau secara kelompok. Komisi. Komisi merupakan bayaran yang diterima berdasarkan presentase hasil penjualan. Bagian pemasaran dan manajer pemasaran biasanya dibayar berdasarkan komisi atau kombinasi antara gaji dan komisi. Bonus. Bonus merupakan upah tanbahan yang diberikan kepada karyawan di samping gaji tetap yang sudah diterima sebagai penghargaan. Bonus biasanya diberikan apabila perusahaan mendapatkan keuntungan lebih. Pembagian Keuntungan. Ide pembagian keuntungan yang diterima perusahaan digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja para pekerjanya.beberapa perusahaan memasukkan pembagian keuntungan pada program pensiun.
Penetapan Upah Minimum Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja N0. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Pada peraturan menteri ini, upah minimum dibagi dalam 3 kriteria, yaitu Upah Minimum Regional, Upah Minimum Sektor Regional dan Upah Minimum Sub Sektor Regional. PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom mengubah pemberlakuan Upah Minimum Regional (UMR) menjadi Upah Minimum Propinsi (UMP) atau Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). UMP dan UMK ditetapkan setahun sekali dengan SK Gubernur. Mengenai pajak penghasilan yang berhubungan dengan upah minimum propinsi atau upah minimum kabupaten/kota, diatur pemerintah melalui PP No. 5 Tahun 2003 mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan yang Diterima oleh Pekerja sampai dengan Sebesar Upah Minimum Propinsi atau Upah Minimum Kabupaten/Kota.
Fasilitas dan Tunjangan Pekerja Tunjangan dan fasilitas merupakan kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada pekerja. Rata-rata tunjangan yang diterima pekerja bernilai sepertiga dari total upah dan gaji. Jenis bentuk tunjangan pekerja bervariasi, mulai dari asuransi, tunjangan kesehatan, tunjangan transportasi, tunjangan pulsa telepon, THR (tunjangan hari raya), keanggotaan club, kredit rumah, kredit mobil, pinjaman lunak dari koperasi, potongan harga untuk produk perusahaan, dan lain-lain.
Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Pemerintah dapat meningkatkan kualitas kerja melalui dua jalur: Jalur Formal. Melalui jalur formal antara lain dengan menyelenggarakan sekolah berjenjang mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Jalur Informal. Melalui jalur informal antara lain dengan menyelenggarakan kursus-kursus yang murah, pelatihan lokakarya, dan lain sebagainya.
Cara untuk meningkatkan keterampilan pekerja: On-The-Job Training. On-the-job training merupakan program pelatihan yang diselenggarakan oleh perusahaan di mana pekerja belajar mempelajari pekerjaannya langsung di bawah bimbingan atasannya yang lebih berpengalaman. Variasi lainnya adalah apprenticeship training di mana seorang pekerja baru mempelajari pekerjaan barunya dengan menjadi asisten dari pekerja yang lebih berpengalaman untuk waktu yang relatif panjang. Off-The-Job Training. Pada saat melakukan pekerjaan yang relatif sulit, kursus mungkin diperlukan. Pegawai dapat mempelajri pekerjaan tanpa adanya tekanan dari lingkunganpekerjaan. Kursus dapat menggunakan metode ceramah, konferensi, film atau alat bantu audio visual lainnya, atau bahkan mesin khusus.
PENGANGGURAN Penyebab pengangguran: Penurunan permintaan tenaga kerja. Menurunnya permintaan akan barang dan jasa dapat berpengaruh terhadap hasil prodiksi, tenaga dan pendapatan. Pengangguran besar-besaran bisa terjadi bila terjadi penurunan besar-besaran pada jumlah pembelanjaan dalam perekonomian, atau dengan kata lain jatuhnya permintaan karena adanya pengangguran yang meluas. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi telah membuat mesin-mesin semakin kompleks, semakin mudah digunakan, dan semakin mampu melakukan banyak pekerjaan. Kelemahan pasar tenaga kerja Serikat pekerja dan pemerintah seringkali dianggap terlalu ikut campur dalam pasar tenaga kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran.
Alasan-alasan kelemahan pasar tenaga kerja: Serikat pekerja meminta upah terlalu tinggi. Keberadaan tunjangan pengangguran justru menurunkan niat untuk bekerja. Asuransi pekerja terlalu ketat bagi perusahaan. Informasi mengenai lowongan kerja kurang. Ketidakmampuan pekerja untuk mencari perusahaan.
Jenis Pengangguran Pengangguran normal. Golongan angkatan kerja yang yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan dan keterampilan tidak memadai. Pengangguran terselubung ( Under Employment). Golongan angkatan kerja yang kurang dimanfaatkan dalambekerja atau golongan yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, atau golongan yang bekerja di bawah kemampuan intelektualnya (disguise employment). Pengangguran terbuka (Open Unemployment). Golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan kesempatan bekerja sehingga tidak mendapatkan penghasilan.
Jenis pengangguran terbuka terbagi atas: Pengangguran friksional (frictional unemployment). Pengangguran temporer yang terjadi karena perubahan dan dinamika ekonomi. Pengangguran musiman (seasonal unemployment). Penganguguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri, misalnya pada sektor pertanian. Pengangguran konjungtural (cyclical unemployment). Pengangguran yang terjadi karena berkurangnya permintaan barang dan jasa, terutama pada saat resesi atau depresi ekonomi sehingga prusahaan terpaksa mengurangi tenaga kerja dan berhenti mempekerjakan orang baru. Pengangguran struktural (structural unemployment). Pengangguran ini muncul akibat perubahan struktur ekonomi, misalnya dari struktur agraris berubah menjadi industri.
Pengangguran sukarela (voluntary unemployment). Pengangguran ini terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja, tetapi dengan sukarela dia tidak mau bekerja, karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiliki. Pengangguran deflasioner (deflationary unemployment). Pengangguran yang disebabkan lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja. Pengangguran teknologi. Pengangguran teknologi disebabkan karena kemajuan teknologi, yakni penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin.
Kondisi Pengangguran Indonesia Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sangat besar dan kompleks. Dikatakan besar, karena menyangkut jutaan jiwa, dan kompleks, karena masalahnya mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Faktor demografis mempengaruhi jumlah dan komposisi angkatan kerja. Indonesia cukup berhasil dalam menurunkan angka kelahiran dan kematian secara berkesinambungan. Hal ini justru berdampak pada pertumbuhan penduduk usia kerja yang jauh leih cepat daripada pertumbuhan penduduk secara keseluruhan. Pada saat ini, pengangguran di Indonesia telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan. Tingkat pengangguran tetrbuka berjumlah sekitar 10,9 juta, atau dengan kata lain sebanyak 10,9 juta penduduk Indonesia tidak mempunyai pekerjaan.
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001-2005 (Persen) No Lapangan Usaha 2001 2002 2003 2004 2005 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1,68 2,01 2,48 4,04 2,49 2 Pertambangan & Penggalian 1,30 2,25 0,46 -4,61 1,59 3 Industri Pengolahan 3,13 3,43 3,50 6,19 4,63 4 Listrik, Gas & Air Bersih 8,17 6,00 6,82 5,91 6,49 5 Bangunan 4,42 4,86 6,70 7,34 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 3,66 3,81 3,74 5,80 8,59 7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,80 8,03 10,69 12,70 12,97 8 Keuangan,Persewaaan & Jasa Perusahaan 5,40 5,73 6,28 7,72 7,12 9 Jasa-Jasa 3,14 2,13 3,44 4,91 5,16 Produk Domestik Bruto 3,45 3,69 4,10 5,13 5,60 Produk Domestik Bruto tanpa Migas 4,20 4,09 4,60 6,17 6,48
Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin 2005 Laki-laki Perempuan Jumlah 15 – 24 3.442.919 3,154.214 6.597.133 25 – 34 1.169.128 1,151.445 2.320.573 35 – 44 274.284 340.187 614.471 45 – 54 197.539 232.068 429.607 55 + 399.427 493.043 892.470 5.483.297 5.370.957 10.854.254
Dampak Pengangguran Dampak Ekonomi. Biaya paling besar yangdisebabkan adanya pengangguran adalah biaya peluang yang timbul karena hilangnya pendapatan dan menurunnya hasil produksi. Nilai GDP (Gross Domestic Product) akan menurun dan pendapatan nasional akan berkurang bersamaan dengan turunnya standar hidup. Dampak Sosial. Pengangguran seringkali dihubungkan dengan naiknya tingkat kejahatan, ketergantungan narkoba dan alkohol, masalah kesehatan para pengangguran, angka bunuh diri yang lebih tinggi, retaknya keluarga, dan hilangnya harga diri serta kepercayaan diri para pengangguran. Dampak Individu dan Keluarga. Orang yang menganggur akan mengalami kesulitan ekonomi dan menghadapi masalah sosial karena pendapatn mereka akan hilang dan mereka harus menghadapi penilaian buruk dari masyarakat setempat karena pengangguran biasany dinilai buruk oleh lignkungannya.
CARA MENGATASI PENGANGGURAN Mengatasi Pengangguran Friksional dan Pengangguran Sukarela: Proyek padat karya untuk menambah kesempatan kerja dengan mendirikan industri baru, pembangunan jalan raya, jembatan, dan lain-lain. Menarik investor baru dengan cara deregulasi dan debirokratisasi. Pengembangan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru di bidang agraris dan sektor lain. Memberikan bantuan pinjaman lunak dan bantuan lain untuk memacu kehidupan industri kecil.
Mengatasi Pengangguran Konjungtural: Pemerintah harus menjaga kestabilan ekonomi melalui cara-cara sebagai berikut: Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan meningkatkan jumlah permintaan. Dengan demikian, perusahaan harus meningkatkan produksi dengan menambah tenaga kerjanya. Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor lebih suka menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Mengatasi Pengangguran Struktural: Menyediakan lapangan kerja untuk menampung kelebihan tenaga kerja di sektor ekonomi lain pada suatu daerah yang mengalami perubahan sektor ekonomi. Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan. Menarik investor, khususnya merangsang berdirinya industri baru.
Mengatasi Pengangguran Musiman: Pelatihan keterampilan lain, selain bidang yang sudah digeluti. Hal tersebut dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lain pada saat musim-musim tertentu (biasanya saat petani menunggu panen). Menginfotmasikan lowongan pekerjaan yang ada di sektor lain kepada masyarakat. Mengatasi Pengangguran Deflasioner: Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan di kirim ke luar negeri, supaya mereka tidak hanya menjadi tenaga kasar, tetapi minimal menjadi tenaga terampil atau bahkan tenaga ahli. Sebagaimana cara untuk mengatasi pengangguran lain, menarik investor baru sangat perlu dilakukan.
Mengatasi Pengangguran Teknologi: Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi pada ekolah-sekolah. Dengan demikian, siswa dibekali dengan keterampilan menjalankan atau mengoperasikan mesin-mesin berteknologi tinggi. Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini. Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus disampaian pada anak.