Copyright © 2008 Tommy's Window. All Rights Reserved ♫ Turn on your speakers ♫ Turn on your speakers CLICK TO ADVANCE SLIDES
Contohnya catatan sejarah dari kota kuno Ebla di Suriah utara yang ditemukan di tahun 1970an. Loh-loh tanah liat yang ditemukan dibuat pada tahun 2300SM, membuktikan bahwa nama orang dan tempat yang tertulis dalam catatan Abraham, Ishak, dan Yakub adalah nyata. Adat istiadat kuno yang mereka sebutkan juga tertulis dalam loh-loh tanah liat itu.
Contoh lainnya berkaitan dengan Sargon, raja Asyur, yang disebutkan dalam kitab Yesaya, yang keberadaannya sering ditolak oleh para ahli sejarah: “Pada tahun ketika Tartan panglima yang dikirim oleh Sargon, raja Asyur, tiba di Asdod lalu memerangi dan merebutnya” (Yesaya 20:1). Kita sekarang mengetahui bahwa Sargon II adalah benar seorang raja Asyur yang mulai memerintah pada tahun 722 SM. Istana Sargon di Khorsabad, Irak, telah ditemukan oleh Paul-Émile Botta pada tahun Penggalian lebih lanjut 90 tahun kemudian menemukan bahwa kejadian yang tertulis dalam kitab Yesaya tadi – takluknya Asdod – tercatat pada tembok-tembok kota (Ebla). Sargon II (sebelah kanan), raja Asyur (722 – 705 SM), bersama putra mahkota, Sanherib (kiri)
Bukti ketiga ditemukan di arsip Museum Inggris. Pada musim panas tahun 2007, saat seorang profesor tamu ahli sejarah Asyur, Michael Jursa, sedang meneliti koleksi museum yang berjumlah 130,000 loh-loh kerajaan Asyur, dia membaca sebuah nama yang cukup familiar –Nabu-sharrussu-ukin– pada sebuah loh berusia 2500 tahun, nama tadi disebutkan sebagai kasim utama dari raja Nebukadnezar II, raja Babel. Foto dari loh yang menyebutkan nama Nabu-sharrussu-ukin, yang ternyata adalah ‘tanda terima’ pembayaran sebesar 0,75kg emas ke sebuah kuil di Babel
Jursa memeriksa kitab-kitab Perjanjian Lama dan menemukan nama tadi (dituliskan dengan sedikit berbeda oleh para penerjemah Alkitab) di kitab Yeremia pasal 39. Nebu-Syazban, menurut kitab Yeremia, adalah “kepala istana” Nebukadnezar II dan ada bersama- sama dia saat penyerangan Yerusalem di tahun 587 SM, saat orang Babel menaklukan kota itu.
Dr. Irving Finkel dari Museum Inggris mensahkan kemiripan itu.
Berlusin-lusin naskah kuno kaum non-Alkitabiah memastikan (mendukung) bahwa Yesus adalah seorang tokoh sejarah yang sungguh- sungguh hidup di Palestina di awal-awal abad pertama.
Ensiklopedia Britania menuliskan : “Catatan- catatan dari sumber yang berbeda membuktikan bahwa di jaman dulu, bahkan penentang ajaran Kristen pun, tidak pernah menyangsikan/menolak keberadaan Yesus, yang malah diperdebatkan untuk pertama kalinya – tanpa dasar/sebab yang jelas– oleh penulis- penulis abad 19 dan awal abad 20.” --Ensiklopedia Britania (tahun 1980), Vol. 10, halaman 145
“Nero mengeraskan aturan dan menjatuhkan hukuman yang sangat keras pada anggota kelompok yang dibenci masyarakat karena ‘penyimpangan’ mereka, yang disebut orang Kristen. Christus, yang menjadi sumber pemberian nama itu, pada masa Tiberius telah mengalami hukuman paling kejam yang dijatuhkan oleh salah satu penguasa, Pontius Pilatus.” --Annals Buktinya, ahli sejarah kerajaan Roma Cornelius Tacitus menyebutkan “Christus” dalam catatannya yang diterbitkan sekitar tahun 115 SM:
Bukti lainnya berasal dari Lucian dari Samosatam, seorang pembuat drama Yunani yang hidup di abad ke-2. Dia sangat membenci ke-Kristen-an, tapi tulisan-tulisannya men-saksi-kan perkembangan ke-Kristen-an pada waktu itu: “orang-orang Kristen … menyembah satu manusia hingga hari ini—sang pendiri sekte ini, yang disalibkan karena perbuatanNya itu. …Tahukah engkau, orang-orang salah ajaran ini percaya bahwa mereka memiliki hidup abadi, sehingga mereka tidak takut pada kematian dan membaktikan dirinya … pengajar-pengajar mereka mengatakan bahwa mereka semua adalah saudara, sejak saat mereka ‘lahir baru’, dan menolak dewa-dewa Yunani, dan malah menyembah orang yang disalib itu dan hidup berdasarkan hukum-hukumNya. Semuanya hanya karena iman.” --The Passing Peregrinus
File PowerPoint lainnya tersedia di: