High Speed Photography Pemotretan Objek Berkecepatan Tinggi Oleh Salahudin Damar Jaya medicoursefoto.com 0856 215 1025.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
Advertisements

SOAL-SOAL RESPONSI 5 TIM PENGAJAR FISIKA.
pyrometer Pyrometer optik
Kamera Foto dan Editing Mode Dial
Fotografi 1 Dkv215 Bayu Widiantoro Progdi Desain Komunikasi Visual Fakultas Arsitektur dan Desain Universitas Katolik SOEGIJAPRANATA.
OPTIK WELCOME.
Kamera Foto dan Editing Foto Pengenalan Fotografi
Kamera Foto dan Editing Fotografi Kreatif
Menerapkan Teknik Pengambilan Gambar Produksi
KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)
Produksi Media Cetak GAMBAR
DASAR PEMOTRETAN Ardiansyah R Akbar S.Sn –
salah benar salah salah salah a. Rp ,00 b. Rp ,00
Pertemuan 2: Photography Achmad Basuki Departemen Multimedia Kreatif Politeknik Elektronika Negeri Surabaya.
Boys C-Man Studio. Basic Photography Boys C-Man Studio.
Selamat Datang Dalam Tutorial Ini
Teknik Pencahayaan pada fotografi
PR Kumpulkan Hari Senin, 17 Maret Suatu percobaan pelemparan dadu dilakukan. Misalkan F adalah kejadian munculnya mata dadu 6 dan E adalah kejadian.
Cara Kerja Perangkat Keras
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini 1. Kuliah terbuka kali ini berjudul “Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan s” 2.
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
Interaksi Manusia dan Komputer - part 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng.
RESISTOR DASAR ELEKTRONIKA.
Kamera dan Lensa.
ALAT PERAGA KACAMATA PELUANG
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
POLA BILANGAN.
KPK dan FPB 1. KPK A. Tinjauan Kontekstual
SEGI EMPAT 4/8/2017.
Oleh : FITRA JULIYANTO, S.ST
ANUITAS BERTUMBUH DAN ANUITAS VARIABEL
RANGKAIAN PENGENDALI MOTOR
BAB 9 “PENYUSUTAN” Matematika Keuangan Modifikasi Oleh:
Difraksi banyak celah Interferensi konstruktif bila beda lintasan antara celah berurutan adalah kelipatan dari 
Akuntansi manajemen Analisis Titik Impas Ajang Mulyadi.
Teknik Dasar Fotografi
Judhistira Aria Utama, M.Si. Jur. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
HBO Selamat Datang dalam….. “Healthy Business Opportunities”
SEGI EMPAT Oleh : ROHMAD F.F., S.Pd..
LENSA.
TEKNIK DASAR FOTOGRAFI
ENERGI DAN DAYA LISTRIK
BAB XII PROBABILITAS (Permutasi dan Kombinasi) (Pertemuan ke-28)
MODEL APC (AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER) MODEL
DASAR-DASAR KULIAH FOTOGRAFI Alim Sumarno, M.Pd.
Photography By : MG. Robert F. Damaling.
Alat Ukur dan Pengukuran
Rangkaian Lampu Flip Flop
PERLENGKAPAN-PERLENGKAPAN STUDIO FOTO
Pertemuan 7 Judul : Lampu kilat.
Kamera Foto dan Editing Foto Pengenalan Fotografi
Elektronika Digital Data analog, suatu besaran dinyatakan di dalam angka desimal, suatu sistem bilangan yang terdiri dari angka nol sampai sembilan. Data.
Pengembangan Media Foto
MEMOTRET SUBJEK DENGAN TEKNIK PEMOTRETAN
Pertemuan 4 Judul Pemotretan malam hari
ISO, ASA & KEPEKAAN FILM Angka ISO dan ASA menunjukkan kepekaan film terhadap cahaya, dan ini disebut kepekaan film. Makin tinggi angkanya menunjukkan.
FILTER.
Pengembangan Media Foto
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI FOTOGRAFI
Pengembangan Media Foto
Warna, Symbol, Safety dan Typography OSKAR JUDIANTO SSn. MM. MDs.
FOTOGRAFI Tanpa Gambar, Aksara tak Bermakna
DASAR DASAR FOTOGRAFI. A APA ITU FOTOGRAFI? Fotografi adalah melukis/menulis dengan cahaya Jadi,tanpa cahaya foto tidak ada foto yang di bisa di buat.
SENSOR CAHAYA Photo-sensitive Light Intensity Sensor Module Disusun Oleh: SYAHLA SHABRINA A. EK 2A-23.
Kegiatan Belajar 2: Sistem Kendali Digital
Pertemuan 3 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn, M.Sn
Teknik dasar fotografi dan desain grafis
pertemuan 2 Yosaphat Danis Murtiharso, S.Sn.,M.Sn
PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DENGAN MULTIMETER ALAT UKUR LISTRIK PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA 2018.
SETYO BUDI STUDIO, S.Kom. Sering disebut juga kotak pelunak cahaya. Fungsinya untuk memberikan efek cahaya bayangan yang halus dan tidak terlalu keras.
Transcript presentasi:

High Speed Photography Pemotretan Objek Berkecepatan Tinggi Oleh Salahudin Damar Jaya medicoursefoto.com

High Speed Photography (HSP) atau Fotografi kecepatan tinggi biasa digunakan oleh Ilmuwan untuk keperluan riset dibidang antara lain Fisika, kimia, metalurgi, biologi dll. Dua faktor yang diperlukan pada HSP adalah :  Kecepatan expose yang super tinggi (1/ – 1/ detik keperluan khusus 1/ detik), •Tidak bisa di lakukan oleh bukaan Rana •Diperlukan pendekatan lain yaitu dengan durasi nyala lampu kilat yang singkat.  Moment expose yang harus tepat, •Sulit jika hanya mengandalkan panca indra, ada delay expose/sutter lag dari kamera yang tidak memungkinkan kita menggunakannya, tapi ada beberapa moment (splash air), yang masih bisa di coba dg kecepatan memencet tombol rana •Diperlukan sistem sensor yang bisa mentriger lampu kilat pada saat yang kita inginkan.

1. Lampu Kilat   Lampu kilat yang ada dipasaran bisa digunakan dengan memodifikasi lampu kilat tsb (rangkaian elektronikanya ada yang dirubah), yang mudah memodifikasi adalah lampu kilat yang mempunyai fungsi Auto atau TTL, • •Permanen dengan membongkar alat elektronikanya (Hanya menghubung singkat rangkaian tyristornya saja) • •Memanipulasi sensor lampu kilat dengan sebuah kertas putih saja.   Paling mudah lagi jika lampu kilatnya mempunyai fasilitas mengecilkan power (1/2, 1/4¼, 1/8, …, sampai 1/128) • •semakin kecil power yang dihasilkan maka semakin kecil durasi nyala lampu (lihat gambar)

Kurva Durasi Lampu Kilat  Kurva hitam karakteristik nyala lampu kilat dengan kekuatan penuh.  Kurva hijau, adalah kurva lampu kilat tipe khusus (HSP)  Kurva merah /biru karakteristik nyala lampu kilat pada umumnya jika dikurangi kekuatan powernya. (durasi lebih pendek, Intensitas juga lebih kecil).  Yang digunakan biasanya adalah Te yaitu durasi nyala pada 1/3 (atau1/2) peak power.

 Te lampu kilat dengan Wmax sekitar 1/500 – 1/1.000 detik ( – mikrodetik.  Dengan mengecilkan besar kekuatan maka kita bisa mengecilkan Te sampai 200 – 20 mikrodetik atau 1/ / detik)  Semakin kecil seting powernya semakin kecil durasi nyala lampu, dengan lampu kilat power besar sangat besar jika 1/32 power, GN-nya masih cukup besar untuk expose foto. Berikut contoh tabel hub power dangan Te untuk flash SB 80-DX Pengaturan Power Te (detik) M 1/1 (full)1/1.050 M 1/21/1.100 M 1/41/2.700 M 1/81/5.900 M 1/161/ M 1/321/ M 1/641/ M 1/1281/41.600

 Sensor yang mengenali momen seperti •Suara •Gerak/cahaya •Kontak •lintasan.  Disini saya merakit sistem sensor yang peka terhadap suara dan cahaya (opto coupler).  Penunda waktu (delay timer) untuk memastikan kapan lampu kilat menyala, Penunda waktu ini bisa diatur lama-tidaknya dalam orde mikro dan milidetik dengan mengubah nilai kapasitansi Capasitor dan/atau nilai hambatan resisstor. •Pengaturan hanya analog saja, ada yang digital  Sensor kontak dapat dibuat secara manual, dengan prinsip ketika ada objek mengenai (menekan) sensor kontak (seperti bola jatuh) maka ia akan terhubung 2. Sensor Triger

Probe sensor Sistem sensor Penunda waktu Lampu kilat Probe sensor Sistem sensor Penunda waktu Kamera Lampu kilat Sistem HSP

3. Menghitung lama durasi lampu dan delay timer  gunakan kipas angin/motor dinamo, dengan mengetahui secara tepat RPM kipas angin yang kita punyai, kita bisa menghitung secara tepat berapa milidetik Te lampu Caranya :  buat tanda garis putih pada karton hitam yang ditempel di kipas angin/moror  foto diruangan yang cukup gelap dengan menggunakan lampu kilat yang akan diukur Te-nya  Ukur bayangan garis putih yang ada  Dengan matematika sederhana kita bisa ukur berapa Te lampu kita.  Pada percobaan yang saya lakukan Te lampu kilat = 1/900 detik (didapat dari speksifikasi lampu kilat) dan simpangan garis =5,5 derajat maka dengan power = 1/16 didapat simpangan garis =0,4 derajat sehingga didapat Te 1/16 = 0,4/5.5*1/900 = 1/ detik.  Pada percobaan yang saya lakukan Te lampu kilat = 1/900 detik (didapat dari speksifikasi lampu kilat) dan simpangan garis =5,5 derajat maka dengan power = 1/16 didapat simpangan garis =0,4 derajat sehingga didapat Te 1/16 = 0,4/5.5*1/900 = 1/ detik.  jika tidak diketahui RPM, hanya bisa mengukur secara kualitatif saja.

 Untuk mengukur interval (jeda waktu delay timer) dibutuhkan 2 buah lampu kilat, yang satu dihubungkan kabel trigger input delay timer dan yang satu output delay timer.  Atur varibel resistor dan foto di ruangan yang gelap. Dari dua garis putih didapatkan perbedaan sudut sehingga kita dapat menghitung jeda delay timer. Te: 1/900 detik Te: 0,4/5.5*1/900 = 1/ detik

Kunci dari keberhasilan pemotretan adalah :  Mengatur delay timer agar kita bisa mendapat moment yang tepat, ini memerlukan percobaan berkali-kali, catat setiap perubahan setingan delay timer dan jarak sensor ke POI kita.  Pencahayaan, ini karena kita hanya mempunyai 1 lampu yang ber GN kecil. Bisa juga kita mengunakan 2 lampu kilat asal lampu kilat itu dihubungkan ke trigger yang sama, jangan menggunakan sistem slave unit, karena slave unit akam menyebabkan waktu nyala yang berbeda (walaupun hanya berkisar mili detik, tapi pada HPS, ini ditabukan).  Jika kita memakai satu lampu usahakan lampu dekat dengan objek, jika objeknya cukup besar maka kita harus memakai pembaur (soft box kecil) agar kontras dan bayangan objek terjaga. Lalu gunakan refektor yang nilai reflektifnya tinggi (bisa kertas alumunium atau bahkan cermin).

 Jika kita punya DSLR, akan lebih membantu lagi, karena kita bisa pasang di ISO 400 atau 800, jadi keterbatasan GN kecil bisa direduksi, dan kita bisa menggunakan diafragma yang cukup kecil bukaannya, untuk mendapatkan DOF yang rentangnya lebar.  Karena kita akan menggunakan kecepatan B, atau beberapa detik (1-2 detik), maka ruangan harus cukup gelap (tidak harus gelap total), dan ini menimbulkan kesulitan lain, seperti pengaturan gerakan kita, gunakan senter kecil untuk mempermudah percobaan kita.  Gunakan Alat Bantu agar percobaan berhasil, seperti dudukan sensor, tripot, isolasi, kain hitam dll, agar tidak terlalu pusing dalam melakukan percobaan.  Dan terakhir..., banyak-banyak bermimpi dan berkhayal mau bikin eksperimen apa yang belum pernah dicoba.