ERNA NOVITA SARI KIKI WIJAYANTI MIFTAKHUL K. MUDRIKAH RIFKA WIDYARTI KELOMPOK 7: ERNA NOVITA SARI KIKI WIJAYANTI MIFTAKHUL K. MUDRIKAH RIFKA WIDYARTI
KAMI MEMPERSEMBAHKAN
BUDIDAYA PAPRIKA SECARA HIDROPONIK
PERSEMAIAN Hampir sama dengan komoditi lainnya, komoditi paprika dengan sistem hidroponikpun dilakukan pembibitan terlebih dahulu. Periode pembibitan awal dari sistem dari bercocok tanam yang sangat penting karena akan menentukan berhasil tidaknya tanaman pada masa produksi.
A. PERSIAPAN Alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah : Nursery, Tray semai/wadah, Benih (contoh benih paprika yang ada seperti spertacus F1, Goldflame F1, kelvin F1), Media semai (Rockwool-Grodan/Sekam bakar,dll), Thermometer dan Hygrometer, Pinset, Ruang semai/lemari semai Alat semprot (hand sprayer).
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam persemaian/pembibitan antara lain : Kualitas benih, Jenis media yang digunakan, Suhu dan Kelembaban, Intensitas cahaya Teknis pembibitan.
C. TEKNIS PEMBIBITAN Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama ± 30 menit, sambil menunggu kita bisa menyiapkan media semai yang akan digunakan Basahi media dengan air bersih dan pastikan media basah sampai merata dan biarkan sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes. Buat lubang kecil pada rockwool-Grodan (apabila menggunakan Rockwool) atau garitan kecil yang saling berpotongan pada Sekam (apabila menggunakan sekam bakar) sehingga membentuk bujur sangkar dengan jarak ± 2 Cm. Letakkan benih satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik tumbuh menghadap kebawah ± 0,5 Cm dengan menggunakan Pinset, setelah semua benih disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa.
5. Benih-benih tersebut ditaruh di almari semai (germenation chamber), selama dilemari semai suhu optimal 20-25 ºC dengan RH 70%-90%. Suhu dan RH dapat diatur dengan cara memasang lampu jika suhu rendah dan Jika kelembaban rendah semprotkan air ke dalam lemari semai dengan menggunakan hand sprayer. 6. Benih akan berkecambah dalam waktu ± 7 hari, Plastik mulsa dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
7. Bibit dengan koteledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 Cm yang telah dibasihi dengan larutan nutrisi (JORO A&B Mix) dengan EC. 1,5 mS/Cm dan pH. 5.5. 8. Pemeliharaan dipersemaian/pembibitan meliputi Penyiraman,1-2 kali sehari (tergantung Cuaca, Fase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), Pengendalian hama dan penyakit selama di nursery misalnya Trips, Mite, Leaf miner, Rebah kecanbah dll) dan yang tak kalah pentingnya adalh pengaturan kembali jarak antar tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi. 9. Bibit siap tanam ke greenhouse produksi setelah berumur ± 21 hari di polybag atau sudah berdaun ± 5 helai.
PERSIAPAN TANAM DAN TRANSPLANTING Setelah bibit siap untuk dipindahkan ke greenhouse ada beberapa hal yang harus dilakukan/dipersiapkan sebelun transplanting: A. SANITASI GREENHOUSE Kegiatan ini merupan kegiatan ini merupakan kegiatan untuk membersihkan greenhouse dari rumput atau sisa tanaman lainnya, sampah dan benda-benda lainnya yang tidak diinginkan.
B. STERILISASI GREENHOUSE Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan seluruh greenhouse dari mikroorgnisme (telur/larva, virus, bakteri dan fungi) yang dapat merugikan tanaman. Ada beberapa bahan yang sering digunakan dalam sterilisasi antara lain: Lysol, Formalin Beberapa jenis pestisida,
Cara pensterilan: Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian greenhouse dengan konsentrasi 5 cc/liter air Dalam waktu ±4-5 hari setelah penyemprotan formalin disusul dengan penyemprotan pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali. Sehari sebelum media tanam ditata, greenhouse disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc/ liter air Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak bisa dibawa ke dalam greenhouse.
C. PERSIAPAN TANAM Sebelum media ditempatkan, terlebih dahulu media dimasukkan kedalam polybag atau plastik slab atau pot. Bila menggunakan plastik slab, ukuran yang biasa digunakan adalah 100 x 25 cm dan jika menggunakan polybag, ukurannya 35 x 40 cm Media yang biasa digunakan adalah sekam bakar, rockwool-grodan atau cocopeat. Plastik mulsa dipasang pada permukaan bedengan atau dibawa slab/polybag supaya kar tanaman tidak kontaminasi/masuk kedalam tanah. Kemudian media tersebut ditata didalam greenhouse sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan (diLembang standar antar bedengan ± 140 cm dan antar tanaman ± 50 cm).
6. Buat lubang tanam dengan diameter ± 15 cm pada permukaan slab (jika menggunakan sistem slab) apabila menggunakan polybag buatlah lubang tanam sesuai dengan besarnya polybag yang digunakan untuk pemeliharaan dinursery. 7. Media dibasahi dengan larutan nutrisi/pupuk dengan EC 1,5 dan pH 5,5 sampai benar-benar basah/jenuh. 8. Pada lubang tanam yaang telah dipersiapkan taburkan Furadan 3G sebanyak ± 2 gram/lubang tanam untuk preventive terhadap serangan Nematoda.
9. Tahap selanjutnya bibit siap untuk ditransplanting ke greenhouse 9. Tahap selanjutnya bibit siap untuk ditransplanting ke greenhouse. Sebelum bibit ditempatkan bagian bawah polybag digunting dengan hati-hati supaya akar bibti tidak putus/rusak, kemudian bibit ditempatkan pada lubang tanam yang telah dipersiapkan. 10. Untuk menghindari terjadi kelebihan air siraman dan tumpukan garam-garam dimedia, satu hari setelah transplanting lubang draenase dibuat pada bagian bawah slab/polybag.
PENYIRAMAN DAN PEMUPUKAN (FERTIGASI) Pemupukan dan Penyiraman (fertigasi) pada budidaya sistem hidroponik umumnya dilakukan secara bersamaan. Teknis fertigasi bisa dilakukan dengan manual atau sistem irigasi tetes (Drip irrigation system), tapi yang terbaik untuk fertigasi adalah dengan sistem irigasi tetes yang berkualitas baik dengan demikian fertigasi bisa merata, tenaga kerja tidak terlalu banyak, menghemat waktu (dalam waktu singkat bisa menyiram tanaman dalam jumlah yang banyak).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman : Kualitas air (sumber air/sumur/mata air), harus bersih dan bebas dari penyakit/kimia Kualitas pupuk/nutrisi (komposisi hara harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, pupuk yang dipakai mempunyai kemampuan larut 100 %) Waktu, volume dan frekuensi fertigasi Jenis tanaman yang ditanam Jenis media yang digunakan Khusus mengenai nutrisi untuk sistem hidroponik telah tersedia nutrisi siap pakai di toko petanian seperti A&B MIX yang tersedia untuk berbagai komoditi (selain untuk Paprika juga ada A&B MIX untuk tanaman Tomat, Melon, Timun, Mawar Anggrek dll) yang dalam apalikasinya sangat mudah, mengandung unsur hara komplit baik makro maupun mikro yang dibutuhkan tanaman.
TEKNIS FERTIGASI Frekuensi dan volume siram harus disesuaikan dengan kondisi cuaca, jenis dan umur tanaman, fase pertumbuhan tanaman dan jenis media yang digunakan. Cuaca mendung atau hujan (evaporasi kurang) volume dan frekuensi penyiraman dikurangi karena efek terhadap media menjadi terlalu basah sehingga akar tidak bisa tumbuh dengan baik. kondisi yang diinginkan tanaman adalah berimbang antara air, udara, pupuk dan media tanam. Sebaliknya kalau cuaca panas (evaporasi naik) fertigasi harus lebih sering dan volumenya lebih banyak.
2. Nilai EC (jumlah pupuk yang larut dalam air) dan nilai pH (tingkat keasaman) suatu larutan sangatlah penting sebab akan menunjukkan berapa banyak unsur hara yang tersedia bagi tanaman. Sebab tidak ada satu situasi yang sama (beda daerah, iklim, beda media, beda varietas dll) jumlah dan frekuensi tidak bisa distandarkan /disamakan. Untuk setiap situasi dan kondisi yang berbeda harus kita cari cara yang optimal untuk tanaman.
3. Tingkat kepekatan (EC) yang diberikan untuk tanaman harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. pH didalam media yang bagus kurang lebih 5,2 sebab dengan tingkat pH tersebut semua unsur hara tersedia didalam air/media bisa diserap oleh tanaman. 4. Satu hal yang tak kalah penting adalah pencatatan mengenai waktu siram, volume siram, EC/pH in, EC/pH out, suhu, RH dan kondisi cuaca. Hal ini penting sebab dari data tersebut bisa membantu dalam mengambil suatu keputusan untuk merubah atau tidak sistem yang sudah berlangsung sebelumnya.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Monitoring terhadap serangan hama dan penyakit menjadi penting sebab akan diketahui : Serangan apa yang terjadi Berapa berat serangan Tindakan apa yang akan dilakukan Kapan akan dilakukan pengendalian Pengalaman dari beberapa petani terakhir ada beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang seperti: Thrips, Mites, Aphids, leaf miners, ulat, virus, layu fusarium, layu bakteri, powdery meldew, bercak daun, penyakit fisiologis (defesiensi unsur hara) dan sebagainya.
Menggunakan varietas yang resisten Pencegahan dan Pengendalian Hama dan Penyakit dapat dilakukan dengan cara: Menjaga kebersihan, membuang sisa tanaman/gulma jauh dari lokasi greenhouse/masuk bak sampah dan dibakar. Sterilisasi greenhouse (gunakan lysol,formalin dan pestisida) ini harus dilakukan setiap awal musim tanam/sebelum tanam dimmulai. Memasang bak disenfeksi kaki untuk mencegah masuknya telur/larva hama dan patogen penyakit yang terbawa oleh alas kaki. Menggunakan varietas yang resisten Tanaman yang terserang penyakit (virus, bakteri) di masukkan kekantong/karung plastik lalu buang jauh dari lokasi greenhouse/dibakar
Bagaimana Membuat Ramuan Pupuk Hidroponik Bagaimana Membuat Ramuan Pupuk Hidroponik ? Dasar pembuatan Pupuk hidroponik atau dikenal larutan nutrisi hidroponik: Yang perlu kita ketahui adalah nama bahan pupuk/kimia dan kandungannya, sebab ada beberapa kandungan yang tidak sama, sehingga akan merubah komposisi larutan nutrisi, ini akan membuat pupuk yang dibuat tidak optimal. Pupuk hidroponik juga bisa dibeli yang sudah siap pakai, ini memudahkan dalam aplikasi, sebab kalau kita mau buat sendiri perlu beberapa invest alat dan bahan-bahan pupuk atau kima yang harus kita beli. Pupuk hidroponik biasa konsentrasi larutan dengan ppm (part per million), atau mg/l (mili gram per liter). 1 ppm = 1 mg/L = 1 g/1.000 L
Ramuan/rumus kandungan nutrisi hidroponik (dalam mg/L) minimal sbb: Makro element: Nitrogen -Nitrate (N/NO3) : 200 Nitrogen-Amonium (N/NH4) : 20 Kalsium (Ca) : 200 Fospor (P) : 50 Magnesium (Mg) : 40 Sulfur (S) : 117
Mikro element: Besi (Fe) : 2 Boron (B) : 0. 5 Mangan (Mn) : 0 Mikro element: Besi (Fe) : 2 Boron (B) : 0.5 Mangan (Mn) : 0.5 Kopper (Cu) : 0.1 Molibdenum (NaMo) : 0.05
Cara menghitung kebutuhan bahan pupuk agar sesuai dengan komposisi tersebut diatas: Calsium Nitrate, Ca(NO₃)₂.4H₂O dengan kandungan Kalsium nitrat : 19% kalsium dan 14.5% nitrate. Kalsium : 200 mg/L. 200 mg/L x 100/19 = 1.052,6 mg/L Kalsium Nitrtate.
SEKIAN TERIMA KASIH