KESIAPAN PERANGKAT PENDUKUNG OPERASIONALISASI SISTEM PERINGATAN DINI KEMATIAN MASSAL IKAN DI WADUK CIRATA (RT ) Nawa Suwedi, Yudhi S. Garno, Agung Yunanto Jakarta, 7 – 8 Nopember 2013 PUSAT TEKNOLOGI LINGKUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Gedung Geostech Lantai 2, Kompleks Puspiptek Serpong – Tangerang Selatan
Kebutuhan Ikan Air Tawar Kegiatan Budidaya Ikan Air Tawar Pembangunan KJA Ekonomi Masyarakat Sekitar Waduk Kualitas Air Waduk Pengelolaan Das Hulu Faktor Alam (Angin, Awan, Cahaya Matahari) Kematian Massal Ikan suplai limbah Ijin menambah mengurangi mempengaruhi kebijakan LATAR BELAKANG Tingkat Konsumsi Ikan per kapita 2013 kg/tahun (KKP) Jumlah Penduduk Jakarta (Bappeda DKI) Jawa Barat (SIAK Jabar) Kebutuhan Pasokan Ikan jakarta : kg/tahun Jawa Barat : kg/tahun Total: kg/tahun KabupatenTotal Produksi ikan per Tahun dalam Ton Cianjur16 816, , , , ,77 Purwakarta11 074, , , , ,08 Bandung Barat17 738, , , , ,99 Sumber: BPWC Sumber: BPS
Kondisi Umum Waduk Cirata • dibangun pada Tahun 1988 • pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 1008 MW. • Volume m 3 • Luas permukaan: ha • Panjang pantai: 181 km • Kedalaman rata-rata: 34.9 m pada musim kemarau bisa tinggal 20,7m • Kedalaman maksimum: 106m Sumber : (BPWC, 2010) Sumber: Moerwanto, 2010
Kebutuhan Ikan Air Tawar Kegiatan Budidaya Ikan Air Tawar Pembangunan KJA Ekonomi Masyarakat Sekitar Waduk Kualitas Air Waduk Pengelolaan Das Hulu Faktor Alam (Angin, Awan, Cahaya Matahari) Kematian Massal Ikan Tindakan Mitigasi Alat Monitoring Kesiap Siagaan Parapihak Alat Bantu Operasional ( peta administrasi, peta batimetri waduk, petan nama blok, peta kualitas air, peta kerentanan, dll) Institusi Pelaksana Bentuk Peringatan Media Penyebaran Informasi suplai Sistem Peringatan Dini Kematian Massal Ikan di Waduk Fokus Penelitian Metode Monitoring mencegah kebijakan limbah Ijin menambah mengurangi mempengaruhi kebijakan
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara seperti studi literatur, penelusuran informasi, wawancara, penyebaran kuesioner, pengukuran lapangan dan pengolahan data sekunder. Teknik samplingnya dilakukan dengan menggunakan simple random sampling atau proportionale stratified random sampling yang disesuaikan dengan kondisi data di lapangan. Teknik Pengumpulan Data
Peta administrasi di sekitar Waduk Cirata.
Peta nama blok/lokasi di perairan Waduk Cirata
JUMLAH DAN KERAPATAN KERAMBA DI WADUK CIRATA
MONITORING KONDISI CUACA MENJELANG KEMATIAN MASSAL IKAN Windrose Waduk Cirata antara tanggal 11 s/d 19 Januari 2013 Perawanan di Waduk Cirata antara tanggal 11 s/d 19 Januari 2013
MONITORING KONDISI CUACA Kematian Massal ikan di Waduk Cirata • Pada tanggal 17,18 dan 19 Januari 2013 di Waduk Cirata terjadi Kematian Massal Ikan, kerugian yang diakibatkannya diperkirakan mencapai 240 ton ikan. • Dari hasil pengamatan kondisi awan terlihat bahwa sebelum kematian massal ikan terjadi pada tanggal 17, 18 dan 19, Waduk Cirata ada dalam kondisi tertutup awan mulai dari tanggal 9 Januari 2013 sampai tanggal 19 Januari • Antara tanggal 9 – 19 Januari 2013 tersebut data angin, secara umum angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan kurang dari 3 m/s. • Khusus sehari sebelum kematian massal ikan terjadi,yaitu tanggal 16 angin kencang bertiup dari arah selatan yang sempat menghempaskan beberapa keramba yang ada di blok Sangkali bagian barat. • Kematian massal ikan yang terjadi tersebar di: wilayah Bandung Barat (Sangkali, Cihanyir, Cijulung, Cibungur, Paris Anas, Cijulung, Citatah, Cijambe, Cibogo, Cipicung, Pasir Beleud, Pasir Geulis, Cikuda, Gandasoli, dan Gado Bangkong) yang mencapai sekitar 190 ton ikan Mas dan sebagian Nila, wilayah Purwakarta (Cimanggu, Cadas, dan Tanah Beurem Sona) yang mencapai sekitar 39 ton ikan Mas dan wilayah Patokbesi-Cianjur yang mencapai sekitar 10 ton ikan Mas.
Evaluasi Kesiapan Instansi Daerah dalam Operasionalisasi Sistem Peringatan Dini Kematian Massal Ikan Hasil survei dan wawancara secara umum dapat memberikan gambaran bahwa masing-masing daerah kabupaten sudah memberikan kepedulian terhadap Waduk Cirata walau dengan tingkat yang berbeda- beda. • Karena status satuan kerjanya UPTD maka Kabupaten Cinjur terlihat lebih peduli bila dibandingkan dengan Kabupaten yang lainnya. Bahkan Kabupaten Cianjur berencana menambah personilnya sampai 15 orang. Sedangkan untuk Kabupaten Bandung Barat, saat ini, petugas yang ditugaskan untuk Waduk Cirata masih terbatas pada 2 petugas penyuluh lapangan tetapi diperkirakan akan meningkat karena saat ini sedang membangun Balai Benih Ikan di daerah Cikalong Wetan. Demikian pula, untuk Kabupaten Purwakarta personil yang ditugaskan di Waduk Cirata masih terbatas pada 1 petugas penyuluh lapangan karena konsentrasinya masih lebih pada Waduk Jatiluhur. • Dari ketiga wilayah kabupaten tersebut sudah terbentuk kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) di masing-masing lokasi/blok dan diketuai oleh seorang ketua kelompok yang anggotanya terdiri dari petani pembudidaya ikan dan nelayan yang ada di masing-masing blok/lokasi. Komunikasi antara ketua kelompok dengan penyuluh lapangan sudah terjalin dengan baik bahkan sebelum berkomunikasi langsung dengan petani para penyuluh lapangan selalu koordinasi dengan ketua kelompok. • Melihat semua komponen yang diperlukan dalam sistem peringatan dini kematian massal ikan di Waduk Cirata, terutama dalam hal kesiapan institusi lokal, maka secara umum kesiapan Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Purwakarta sudah menuju ke arah siap walau masih perlu penambahan personil dan sumberdaya. Peningkatan jumlah personil dan fasilitas diperkirakan akan mudah dilakukan bila sistem benar-benar dijalankan. Untuk merealisasikan sistem peringatan dini kematian massal ikan di Waduk Cirata masih perlu dorongan dari berbagai pihak.
Bila melihat tugas dan fungsi Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC) maka mengikutsertakan BPWC secara aktif ke dalam satu kesatuan sistem menjadi penting untuk dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan, sampai saat ini, peran BPWC dalam pengelolaan Waduk Cirata cukup signifikan penting walau tetap pada fokus pengelolaan waduk untuk kepentingan operasional PLTA. Pelibatan BPWC dalam pengembangan sistem peringatan dini kematian massal ikan sangat dimungkinkan karena BPWC mempunyai cukup peralatan, dana CSR, personil, dan sumberdaya lainnya. Untuk mendorong terbangunnya sistem peringatan dini kematian massal ikan di Waduk Cirata tidak cukup hanya mengandalkan hasil penelitian ini saja tetapi masih perlu adanya dukungan dari penelitian lain yang lebih komprehensif seperti penelitian mengenai alat/metode deteksi dini kematian massal ikan, penelitian tentang peningkatan partisipasi parapihak, penelitian tentang dampak sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, penelitian sinergi antar lembaga atau institusi lokal dan masih banyak lagi yang lain. SARAN
TERIMAKASIH