HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU EVAKUASI DENGAN LAMA WAKTU PEMULIHAN MENGGUNAKAN TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PENDERITA PENYAKIT DEKOMPRESI DI LAKESLA (Lembaga.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
P3K OFF. OLIVIA CHRISTINE M. OFF. RAYMOND SIAGIAN STAGE 3.
Advertisements

KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
PENGARUH TEKANAN UDARA TERHADAP KESEHATAN DI TEMPAT KERJA
TBC.
Kenali dan Waspadai Demam Berdarah
ENCEPHALITIS.
Kanker Payudara. Pengertian dan Penyembuhan
PROSES PERNAPASAN OLEH : IDA RIANAWATY, S.Si. M.Pd. Ida Rianawaty.
Kasus SBI.
LUKA BAKAR.
TUGAS ILMU PENYAKIT UMUM Kelompok :  Hilda Baitiyah  Lindayanti  Mona Oktavia  Winda Pusva Lina.
RESIKO HIGIENE TERKAIT KERACUNAN MAKANAN. Bahan makanan adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Kebutuhan Oksigenasi R Bayu KN, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
Penyakit dan gangguan pada darah
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
Kelainan pada Sistem Peredaran Darah Manusia
JANTUNG KORONER Tessa Ayu Koropit.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Prinsip perawatan pasien medik
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
PRISKILA APRILIA HAMBER
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Menyembuhkan luka bakar
HIV AIDS.
ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
Bagus Rulianto Vicky Febrian
Sindrom Guillain–Barré
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
TBC (Tuberculosis) Achmad Ramdani Agus Setiawan Bima Nafi N.C Karmelia
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
MAHASISWA/I JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Kelompok 3 PARU - PARU.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
PENYAKIT JANTUNG Chania Dwi Mentary
“Penyakit Menular Seksual”
ECT TERAPI KEJANG LISTRIK.
DIABETES MELITUS Oleh Firda ayuningtyas Farhaniatullael F.S
MANAJEMEN NYERI TEKNIK MASSAGE
KELOMPOK 4 : NADILA RIANA PUTRI .S K PUTRI YANTI K TRIA HARYUNI .D K
ANALGETIK ANTIPIRETIK INFLAMASI
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
SITI FATIMAH Di bimbing oleh: 1.Dr. Wawang S. Sukarya, dr., SpOG (K)., MARS., MH.Kes 2.Dr. Usep Abdullah Husin, dr., MS. SpMK PERBANDINGAN.
Oleh : ERIKA NUR SAPFUTRI NPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN BANJARMASIN,
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
TRAUMA ABDOMEN.
CEDERA SISTEM OTOT RANGKA
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
LUKA BAKAR. Penyebab : -Termal ( suhu > 60 C ) -Kimia ( asam / basa kuat ) -Listrik -Radiasi.
Puskesmas Binangun Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
KEGAWAT DARURATAN PASIEN DENGAN LUKA BAKAR EVA YUSTILAWATI,S.Kep.,Ns.,M.KEP. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS RADANG GENETALIA INTERNAL SALPINGITIS
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

HUBUNGAN ANTARA LAMA WAKTU EVAKUASI DENGAN LAMA WAKTU PEMULIHAN MENGGUNAKAN TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK PENDERITA PENYAKIT DEKOMPRESI DI LAKESLA (Lembaga Kesehatan Kelautan) SURABAYA Robby Rinaldi Widodo 0910710114

Latar Belakang Lama Pemulihan Penyakit Dekompresi yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu yang utama adalah lama waktu evakuasi.

Rumusan Masalah Adakah hubungan antara lamanya waktu evakuasi penderita penyakit dekompresi dengan lamanya waktu pemulihannya menggunakan terapi Oksigen Hiperbarik di LAKESLA Surabaya?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara lamanya waktu evakuasi penderita penyakit dekompresi dengan lama waktu pemulihannya menggunakan terapi Oksigen Hiperbarik di LAKESLA Surabaya Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi tipe penyakit dekompresi yang terjadi 2. Mengetahui distribusi jenis kelamin penderita penyakit dekompresi

Manfaat Penelitian Memberikan pengetahuan tentang penyakit dekompresi yang saat ini belum banyak diketahui orang. Memberikan informasi mengenai terapi oksigen hiperbarik. Memberikan informasi mengenai hubungan antara waktu evakuasi pasien dekompresi untuk memperoleh terapi terhadap lama sembuh pasien di LAKESLA Surabaya. Memberikan informasi mengenai distribusi tipe penyakit dekompresi yang terjadi. Memberikan informasi mengenai distribusi jenis kelamin penderita dengan penyakit dekompresi

Tinjauan Pustaka

Penyakit Dekompresi penyakit yang terjadi bila seseorang atau penyelam lama berada di dalam laut sehingga sejumlah nitrogen terlarut dalam tubuhnya, dan jika kemudian ia tiba-tiba naik ke permukaan, timbul sejumlah gelembung nitrogen yang cukup signifikan di dalam cairan tubuhnya baik di dalam maupun di luar sel, dan dapat mengakibatkan kerusakan di hampir setiap tempat di dalam tubuh, dari derajat ringan hingga berat tergantung jumlah dan ukuran gelembung yang terbentuk

HUKUM HENRY Tekanan parsial = Konsentrasi gas yang terlarut Koefisien kelarutan

Tipe penyakit dekompresi pain only bends karena gejalanya hanyalah berupa rasa nyeri yang biasanya menyerang persendian dan otot-otot di sekitarnya Tipe 2 penyakit dekompresi yang lebih serius dan berbahaya karena mengenai sistem saraf pusat atau sistem kardiovaskuler

Tanda dan Gejala The bends Tipe DCS: Neurological Sakit “dalam” terlokalisir didalam anggota badan (umumnya di bahu) Sakit bisa memburuk dengan gerakan anggota badan aktif atau pasif Sakit bisa dikurangi dengan menempatkan anggota badan ke posisi tertentu Sakit kepala (umum) Gangguan penglihatan (Umum) Kebingungan Hilang Ingatan Kelelahan yang berlebihan atau perubahan perilaku Kejang, pusing, vertigo atau mual/ Muntah Tidak sadar Perasaan tidak normal seperti terbakar Nyeri perut atau dada Gangguan buang air Kelemahan otot

Tanda dan Gejala (Lanjutan) Tipe DCS: The Chokes Tipe DCS: Skin Bends Nyeri terbakar dalam di dada di bawah sternum Batuk kering dan konstan Nafas pendek Sakit menjadi lebih buruk dengan bernafas Gatal-gatal yang terjadi di telinga, wajah, leher dan tangan Terasa seperti ada serangga di kulit Kulit berbintik dan berwarna disekitar bahu, dada atas, perut dan terasa gatal Pembengkakan kulit dengan depresi kulit seperti luka kecil

Evakuasi Penyakit Dekompresi WAKTU OPTIMAL Minimum : 6 jam setelah timbul gejala Maximum : 12 jam

Yang Harus Dilakukan Selama Evakuasi Tidak boleh menunda transportasi ke fasilitas rekompresi terdekat, kecuali bila dibutuhkan tindakan-tindakan life saving dulu Resusitasi kardiopulmoner bila dibutuhkan Transpor dengan posisi penderita horisontal, pada pasien tak sadar boleh miring ke sisi kiri / kanan untuk mencegah aspirasi Pasien dijaga tetap hangat sambil memonitor tanda vital Inhalasi oksigen 100% sampai mencapai fasilitas rekompresi (dengan masker oksigen atau lewat endotracheal tube) Rehidrasi

Bagi penderita sadar, rehidrasi peroral bisa dilakukan (minimal 1 liter untuk 1 jam pertama). Bagi penderita dengan gejala serius pemberian cairan intravenous lebih baik. Produksi urine hendaknya dipertahankan 1-2 ml/kgBB/jam. Bila ada gejala-gejala neurologis, beri steroid (hydrocortison 1 mg i.v atau dexamethason 20-30 mg i.v) Untuk anti agregasi trombosit dapat diberikan 0.1-5.0 gram aspirin peroral walaupun masih ada perdebatan tentang kegunaannya Kontak secepatnya dengan fasilitas rekompresi yang dituju agar fasilitas tersebut siap menerima penderita Pemilihan metode transportasi

Penanganan Untuk Tipe 1 kurang dari 6 jam setelah penyelaman

Tipe 1 lebih dari 6 jam Tipe 2 kurang dan lebih dari 6 jam

Lama Pemulihan Faktor-faktor yang mempengaruhi: Berat ringannya proses patologis dan target organ yang terkena. Makin besar kesalahan prosedur dekompresi makin besar pula volume gas yang dilepaskan dari jaringan tubuh. Bends pada kaki tanpa kelainan neurologis lain lebih mudah disembuhkan daripada emboli gas arterial masif pada arteri cerebral. Interval waktu antara mulai timbulnya gejala dan terapi rekompresi. Makin lama interval makin merugikan untuk penyembuhan sebab iskemia yang lama akan menimbulkan lesi yang permanen. Baik atau tidaknya perawatan selama transpor ke fasilitas rekompresi Ketepatan terapi rekompresi yang diberikan dan perawatan intensif sesudahnya

Terapi Oksigen Hiperbarik suatu bentuk terapi dengan cara memberikan 100% oksigen kepada pasien dalam suatu Hyperbaric Chamber/ruangan hiperbarik, yaitu suatu ruangan yang memiliki tekanan udara lebih dari atmosfer normal (1 atm = 760 mmHg)

Mekanisme Utama Hiperoksigenasi (peningkatan asupan oksigen) Neovaskularisasi (tumbuhnya pembuluh darah baru) Efek anti mikroba Vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah) Kompresi gelembung gas

KONTRAINDIKASI INDIKASI Absolut : Pneumothorax Relatif : Infeksi saluran nafas atas Emfisema lesi paru asimtomatis pada foto dada riwayat operasi dada demam penyakit keganasan optic neuritis kehamilan INDIKASI Embolisme gas & udara Keracunan CO Keracunan sianida Inhalasi asap Clostridial myosistis & myonekrosis (gas gangren) Penyakit dekompresi Anemia Abses intrakranial Infeksi jaringan lunak Osteomyelitis

KOMPLIKASI EFEK SAMPING Barotrauma telinga, sinus, paru dan gigi Klaustrofobia temporer myopia kejang. EFEK SAMPING Mual Berkeringat Batuk kering Sakit dada Kedutan (muscle twitching ) Tinitus.

Media Pengobatan Multi-place chamber Duo-place chamber Mono-place chamber Hyperlite chamber

Kerangka Konsep

HIPOTESIS Terdapat hubungan yang positif antara lama waktu evakuasi penderita penyakit dekompresi dengan lama waktu pemulihannya menggunakan terapi Oksigen Hiperbarik.

Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang dipakai adalah analisa observasional dengan pendekatan cross sectional

Variabel Variabel Tergantung Lamanya waktu pemulihan penderita penyakit dekompresi dengan menggunakan terapi Oksigen Hiperbarik. Variabel Bebas Lamanya waktu evakuasi penderita dengan penyakit dekompresi mulai awal terjadinya gejala sampai ke tempat terapi.

Prosedur Penelitian Mengumpulkan data sekunder dari rekam medis penderita penyakit dekompresi di LAKESLA Surabaya periode 2009-2011 Menganalisis data mengenai waktu evakuasi dan lama waktu pemulihan untuk tujuan umum, dan tipe penyakit dekompresi yang terjadi dan jenis kelamin penderita untuk tujuan khusus

Analisis Data Data yang terkumpul diproses dengan komputer untuk kemudian disajikan dalam bentuk ringkasan hasil berdasarkan variabel yang diteliti dengan menggunakan program software SPSS untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Untuk menjawab tujuan umum dipakai metode Korelasi Pearson, sedangkan untuk menjawab tujuan khusus dipakai metode analisis deskriptif.

HASIL ANALISIS

Frekuensi Jenis Kelamin Pasien Penyakit Dekompresi di LAKESLA Surabaya Tahun 2009 sampai dengan 2011 % Laki-laki 51 91,1 Perempuan 5 8,9 Total 56 100

Distribusi Frekuensi Tipe Penyakit Dekompresi yang Terjadi di LAKESLA Surabaya Tahun 2009 sampai dengan 2011 Tipe DCS f % Tipe I 41 73,2 Tipe II 15 26,8 Total 56 100

Tujuan UMUM Distribusi Frekuensi Waktu Evakuasi di LAKESLA Surabaya Tahun 2009 sampai dengan 2011 Distribusi Frekuensi Lama Pemulihan di LAKESLA Surabaya Tahun 2009 sampai dengan 2011 Minimum Maksimum Rata-rata Standart deviasi 5 336 52,6786 75,42826 Minimum Maksimum Rata-rata Standart deviasi 1 7 1,6071 1,10665

Hasil Uji Korelasi Pearson

SIGNIFIKAN ! Karena: r hitung (0,815) > r tabel (0,263) Variabel r hitung r tabel Sig Waktu Evakuasi dengan Lama Pemulihan 0,815 0,263 0,000 Karena: r hitung (0,815) > r tabel (0,263) nilai signifikansi (0,000) < α (0,05) SIGNIFIKAN !

KESIMPULAN Sebagian besar pasien penyakit dekompresi adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 51 orang (91,1%) sedangkan sisanya perempuan sebanyak 5 orang (8,9%). Sebagian besar pasien penyakit dekompresi adalah termasuk tipe I yaitu sebanyak 41 orang (73,2%) sedangkan sisanya termasuk tipe II sebanyak 15 orang (26,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu evakuasi dengan lama pemulihan ( r hitung 0,815 > r tabel 0,263 ; nilai signifikansi 0,000 < α 0,05).

TERIMA KASIH