MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
Advertisements

Pengolahan Limbah Pertanian sebagai Pakan Ternak
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 4 – Investigasi Penyakit File PowerPoint.
Ciri-ciri Daging Oleh : Ristiawati.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
DIARE (MENCRET).
USAHA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI PERAH
FLU BURUNG DAN FLU BABI.
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 7 – Penularan dan penyebaran penyakit Rekaman.
Milk Fever dan Bloat.
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar
BAYU WIANTO Kelas E No. Absen 33 NIM
PENYAKIT PADA BABI Iman Setyowati K drh.
Manajemen Pemeliharaan Sapi Potong
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PERSALINAN KALA 1,2,3 DAN 4.
Mengenal Berbagai Rupa dan Warna Feses Bayi ASI
Disampaikan Pada …………………………….2014
LEPTOSPIROSIS I. Defenisi    Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia.
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
VEKTOR DAN CARRIER E-LEARNING TGL 22 OKTOER 2015
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
1. HEMONCHIASIS Etiologi : Haemonchus contortus Gejala :
PEMBIBITAN SAPI POTONG
KEBUTUHAN DASAR BAYI OLEH:RENA DWI WAHYUNI (151380)
AIR.
Manajemen pemeliharaan pada pedet
MANAJEMEN PEMULIAAN TERNAK
Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sragen
1. HEMONCHIASIS Etiologi : Haemonchus contortus Gejala :
MANAJEMEN PEJANTAN By Setyo Utomo 2013.
Program Pengendalian Penyakit ANTHRAX
Tata Laksakna Pengawinan
Manajemen Pemeliharaan Sapi Dara
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
DANA MANDASARI ZELIKA DEWI NIM : KELAS:E
2. MANAJEMEN REPRODUKSI BABI
MANAMENT PEMELIHARAAN SAPI PERAH
Asuhan Kehamilan Kebidanan
Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah Bunting
Pakan Non-Ruminansia Eko Widodo.
EPIDEMIOLOGI DIARE by WIDYA HC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT CACINGAN
MATERI Manajemen Seleksi Pejantan dan Induk Sebagai Donor dan Resipien
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI BALI DAN MADURA PADA SISTEM PEMELIHARAAN KANDANG KELOMPOK Muchamad Luthfi dan Yeni Widyaningrum.
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
PEMELIHARAAN TERNAK SAPI
SISTEM PRODUKSI SAPI PERAH
Asuhan Bayi baru lahir normal
BUDIDAYA SAPI POTONG.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Gangguan Reproduksi Sapi Potong
PROGRAM KESEHATAN Resisten Penyakit pada Ternak Desain Fasilitas
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
PENANGANAN ANAK DENGAN DIARE
Manajemen Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Pada Ternak Sapi
Dinar Perbawati Abdul Aziz Azari Dian Septivita
KONSEP DASAR BUDIDAYA TERNAK KELINCI
Penyakit Typus By:Riccy Lee Girsang.
PKMRS RSUD DR. ADJIDARMO KAB. LEBAK
ZUL DJALALI WAL IKRAM : DINA PRATIWI : KHAERUN NAS : EDI SUNUSI : RAHMATANG :
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Penyakit Pada Ruminansia
DIARE AKIBAT SANITASI YANG BURUK MERY PURWANTINI Puskesmas Samigaluh I.
Keamanan Pangan. – Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang.
Transcript presentasi:

MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK Dian Ratnawati Wulan Cahya Pratiwi

DEFINISI/ARTI Kesehatan hewan merupakan suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal.

CIRI-CIRI SAPI YANG SEHAT Aktif, sigap, sadar dan tanggap terhadap perubahan situasi disekitarnya. Kondisi tubuhnya seimbang, tidak sempoyongan/pincang, langkah kaki mantap dan teratur, dapat bertumpu dengan empat kaki dan posisi punggung rata. Mata bersinar, sudut mata bersih, tidak kotor dan tidak ada perubahan pada selaput lendir/kornea mata. Kulit/bulu halus mengkilat, tidak kusam dan pertumbuhannya rata. Frekuensi nafas teratur (20-30 kali/menit), halus dan tidak tersengal-sengal. Denyut nadi (50-60 kali/menit), irama teratur dan nada tetap

PENCEGAHAN dan PENGOBATAN PENYAKIT Sanitasi/Biosecurity/Kebersihan Karantina Vaksinasi (Imunisasi) Pengobatan Disesuaikan dgn penyebab

Sanitasi/Biosecurity Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan hama lainnya. Membatasi penularan penyakit melalui mobilitas pegawai. Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit. Membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati karena penyakit menular. Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan. Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang. Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.

Karantina (Manajemen Kedatangan Ternak) Hari 1 Kandang harus dalam keadaan bersih, kering, nyaman dengan air minum yang cukup dan pakan yang jerami yang bagus. Cek ternak yang sakit dalam kandang. Periksa dan beri pengobatan bila perlu tolak sesuai dengan kontrak pembelian. Beri pakan starter untuk pedet yang baru datang. Pemberian nomor atau identitas ternak. Pemberian obat cacing. Vaksinasi ( IBR, BVD, PI 3, BRSV; Clostridium; Haemophilus somnus; Pasteurela).

Sesudah Hari 1 Amati kondisi ternak 2 atau 3 kali sehari apabila ada yang sakit segera beri pengobatan. Lakukan pencatatan terhadap pengobatan awal, ulangan dan pengaruh pengobatan. Pemberian pakan konsentrat dengan kualitas yang bagus akan cepat memperbaiki kondisi ternak yang kurang sehat. Pemberian vaksinasi booster setelah 14 hari sesuai dengan petunjuk dokter hewan. Pemberian konsentrat starter secara rutin untuk pedet selama 28 hari.

Program Kesehatan Sapi Potong BETINA Tes darah terhadap Brucellosis Pemberian Vitamin Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas perternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Trichomonas calon pedet; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus ; Anaplasmosis. Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar

PEJANTAN Pemeriksaan Umum : postur tubuh, mata, alat reproduksi dan kualitas serta kuantitas sperma Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas peternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Vibriosis; Clostridium (Blackleg); Anaplasmosis. Pemberian Vitamin Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar

DARA Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas perternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Trichomonas calon pedet; Vibriosis; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus. Pemberian Vitamin Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar

PEDET Umur 2-4 bulan Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Pasturella hemolytica; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus. Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar Kastrasi untuk pedet jantan setelah itu diberi implan pertumbuhan. Umur sapih (6-8 bulan) Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV ; Leptospirosis; Pasturella hemolytica; Vibriosis, Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus; Brucellosis. Pemberian Vitamin

Penyakit dan Penanganannya Pencernaan Kulit Reproduksi

Gangguan Pencernaan

Rumen sarat/konstipasi (Sembelit) Penyebab: perubahan pakan mendadak, pakan serat kasar, kurang minum, kelelahan, suhu tinggi karena infeksi. Gejala: sapi ambruk/pasif, perut membesar, hipersalivasi, dehidrasi, eksp. rektal feses mengeras, nafas cepat. Terapi: Purgativa (Magnesium sulfat). Pakan diberi hijauan dan air minum Pola peternak: minuman kopi, kencur, jahe, garam inggris

Bloat/Kembung Penyebab: faktor pakan (tan. muda, leguminosa, konsentrat terlalu tinggi, urea tinggi) & faktor hewan (kepekaan hewan/genetik) Gejala: perut menggelembung, intake makan & minum menurun, sapi pasif/ambruk, nafas cepat & dangkal. Terapi: antibloat (dimeticone), minyak goreng (oral), vitamin (supportif), trokar.

Diare Penyebab: Bakteri (salmonella, clostridium, E coli), virus (rota/corona, BVD, parvo virus), Protozoa, Parasit. Gejala: tinja banyak & encer, anus kotor, dehidrasi, kelemahan dan kematian. Terapi: Disesuaikan dengan penyebabnya Penggantian cairan tubuh Pemberian antibiotik (bakteri/virus) Pemberian vitamin (supportif)

Cacingan Penyebab: cacing gilig, cacing pita & cacing pipih. Gejala: lemah, kurus, bulu kusam, diare (campur darah), kelemahan, pertumbuhan lambat, kematian. Terapi: Pemberian obat cacing dan ulangannya (Albendazole, Piperazine). Sanitasi & kebersihan (pakan, minum, kandang & lingkungannya). Minimalisir siput

Gangguan Kulit

Cascado Penyebab: cacing Stephanofilaria sp Gejala: kropeng di kulit (biasanya di sudut mata), abses (infeksi), sapi gelisah (gatal), intake pakan & minum turun Terapi: Salep asuntol Ivermectin (injeksi/ salf), gusanex Pemberantasan lalat (insektisida/ sanitasi & kebersihan kandang)

Myasis/Borok Penyebab: Chrysomya bezziana Gejala: luka dengan infestasi belatung, jar. mengalami kematian (nekrosis), peradangan/abses di sekitar luka. Terapi: Bersihkan luka dengan antiseptik (PK) Salf (vaselin, antibiotik, gusanex) Injeksi antibiotik sistemik.

Scabies/Acariasis/Kudis Penyebab: Sarcoptes sp Gejala: Lesi & keropeng di kulit, gatal, kulit menebal, bulu rontok & hewan gelisah Terapi: Ivermectin (Injeksi/2 mg & salep) Sanitasi & desinfeksi kandang Dimandikan dg sabun colek

Gangguan Reproduksi

Prolapsus Uteri/Dobolen Penyebab: hewan selalu dikandangkan, tingginya estrogen, tekanan intra abdominal saat berbaring & genetik. Gejala: Sapi gelisah, uterus menggantung keluar, nafsu makan & minum turun. Terapi: Ditempatkan di kandang (kemiringan 5 –15 cm) lebih tinggi di bagian belakang. Uterus dibersihkan. Reposisi ke dalam saluran reproduksi. Irigasi (pemasukan & pengeluaran antiseptik (povidon iodine). Injeksi dengan antibiotika spektrum luas. Jahit vulva.

Distokia Proses kelahiran sulit dan lama (calon pedet tidak dapat keluar) Penyebab: genetik, gizi, infeksi, traumatik Penanganan: Reposisi Tarik paksa Pemotongan janin (Fetotomi) Operasi Secar

Retensi Plasenta/Plasenta Tertinggal Penyebab: infeksi (uterus lemah untuk berkontraksi), pakan (kekurangan karotin, vitamin A) dan kurangnya exercise Gejala: selaput calon pedet tidak keluar (8 –12 jam) setelah kelahiran, suhu meningkat, nafsu makan & minum turun, Terapi: Manual Enukleasi (irigasi antiseptik). Hormon Pemberian preparat antibiotika spektrum luas.

Keguguran/Keluron Arti: Pengeluaran calon pedet sebelum akhir masa kebuntingan dengan calon pedet belum mampu untuk hidup. Penyebab: Infeksi (bakteri, virus, jamur) dan Non infeksi (hormon, kimia/obat, nutrisi,fisik) Gejala: janin keluar sebelum waktunya, radang saluran peranakan, infertilitas. Pengobatan disesuaikan dengan penyebab. Preventif dengan vaksinasi, sanitasi dan biosecurity(pemeliharaan).

Brucellosis Penyebab : Brucella abortus Gejala yang nampak biasanya sapi bunting mengalami keguguran pada 6-9 bulan kebuntingan, plasenta tertinggal, radang pada saluran peranakan, infertilitas. Penularan: leleran alat kelamin,selaput lendir mata, IB semen terinfeksi, makan dan minum yang tercemar. Pencegahan dan Penanggulangan brucellosis diataranya dengan : 1. Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara 2. Vaksinasi strain 19 usia 3 – 7 bulan 3. Hewan baru dikarantina, diperiksa dan diuji 4. Pemberian antiseptik dan antibiotika pada hewan yang sakit 5. Penyingkiran reaktor (sapi terinfeksi sebagai sumber infeksi) 6. Sapi yang terinfeksi diisolasi/ dijual/ dipotong 7. Calon pedet dan plasenta yang digugurkan dibakar kemudian dikubur

IBR-IPV Penyebabnya : virus herpes Penularan dapat melalui air, pakan, kontak langsung maupun tidak langsung. Gejala yang nampak dalam berbagai bentuk, yaitu : Respiratorik bagian atas, Konjungtiva/mata, Pencernaan janin , Meningoencepalitis, Vulvovagina, Preputial, keguguran (kebuntingan 1-3 bln), rahim. Pengendalian dan pengobatan: Pemberian antibiotik, karantina hewan dan istirahat kelamin selama 3-4 minggu, vaksinasi kombinasi (IBR, IPV dan BVD-MD).

BEF/Demam Tiga Hari penyebab: virus BEF (Rhabdovirus) Gejala: Panas tinggi >40°C, intake pakan & minum menurun, sakit otot/ambruk, kepincangan, hipersalivasi. Terapi: Tidak ada Sembuh spontan, jika tidak terjadi komplikasi. Minimalisasi vektor (nyamuk). Air gerusan daun pepaya (diminumkan). Vitamin (supportif)

SAMPLING DARAH Restrain Sapi

Pengambilan Sample Darah

Labeling Sample Darah

Penyimpanan Tabung Darah

Pemutaran Darah (Sentrifuse)

Pengemasan serum ke tabung Appendrove

Terima Kasih